Matahari siang menyusup melewati tirai tipis jendela motel tempat Lisa tinggal. Cahaya yang masuk tak mampu mengusir kelam yang masih menyelimuti hatinya. Lisa terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa berat seolah terhimpit oleh semua beban yang ia rasakan. Matanya sembab, sisa tangis yang tiada hentinya mengalir sepanjang malam. Kesedihan, rasa malu, dan kekecewaan menggerogoti hatinya, terutama setelah dipermalukan oleh Tina, saudara tirinya.Dia menarik napas dalam, menatap kosong ke arah langit-langit. Pikirannya dipenuhi rasa bersalah yang tak semestinya ia pikul. Kata-kata ibunya, Nania, terus terngiang di telinganya."Kamu selalu menjadi beban, Lisa! Kamu mempermalukan keluargamu sendiri!"Air mata mulai menggenang lagi di matanya. Sungguh, dia tak bersalah. Kecelakaan itu bukanlah kehendaknya. Dan sekarang, bukan hanya kehilangan orang-orang yang dicintai, Lisa juga harus menanggung beban menjadi tuli. Akan tetapi, kenapa ibunya tidak pernah melihatnya sebagai korban? Kenap
“Astaga, aku lupa kalau kamu pintar menguasai banyak bahasa sejak kita masih tinggal di panti asuhan ini.” Ryan berkata dengan wajah tak percaya. “Bagaimana bisa aku melupakan hal penting seperti ini.”“Lisa, kamu harus membantuku dan aku tak menerima penolakan!”“Oh tidak, Ryan. Kamu belum tahu kemampuanku sekarang?”Tiba-tiba dia merasa tak percaya diri. Namun, Ryan sangat percaya jika kemampuan Lisa tak akan hilang semudah itu. Dia tahu bagaimana wanita di hadapannya sangat jenius dan itulah yang membuatnya begitu tertarik pada Lisa.“Tapi, Ryan. Kamu bilang itu adalah acara besar. Bagaimana kalau aku mengacaukannya.” Lisa mengungkapkan rasa cemasnya.“Oh Tuhanku, Lisa! Hentikan omong kosongmu itu! Aku percaya kamu tak akan melakukan kesalahan apa pun. Aku percaya padamu!”Lisa ragu, tetapi Ryan terus meyakinkannya. “Lisa, kamu punya kemampuan yang sangat luar biasa dan itu bisa menghasilkan uang. Percayalah padaku! Kamu akan mendapatkan gaji yang jauh lebih besar dari pekerjaanmu
Tina meneliti kotak obat yang ditemukannya. Namun, botol obatnya polos, tak ada keterangan yang tertera di sana. Dia lantas memasukkan botol obat tersebut dalam tas.“Aku akan mencari tahu obat apa yang dikonsumsi wanita cacat tak tahu diri itu. Aku yakin sekali tadi itu Lisa.”Kemudian Tina langsung bergabung dengan model lain. Dia akan melakukan peragaan busana yang dalam acara di hotel tersebut.Setelah semuanya siap, Lisa dipanggil oleh karyawan lain melewati lorong yang diperuntukan karyawan hotel, sehingga dia tak perlu keluar melewati ruang ganti. Lisa merasa cemas dan antusias, sehingga tangannya bergetar. “Tenang, Lisa! Jangan sampai kamu melakukan kesalahan dan mempermalukan Ryan!” Lisa berkata dalam sakit hati tak bisa menghilangkan rasa gugup.Ini adalah pertama kalinya dia menjadi seorang penerjemah bahasa. Saat sekolah dan kuliah, beberapa kali Lisa memenangi lomba debat bahasa internasional. Itu sudah lama sekali, jadi wajar saja jika sekarang gugup.Untunglah Ryan da
Para pewaris kaya itu memandang Lisa, menghargai bukan hanya kecantikannya, tetapi juga kepiawaiannya yang luar biasa dalam menerjemahkan percakapan kompleks. Pujian itu menyentuh ego Tina, meski dia tetap mempertahankan sikap profesional.Model-model lain berbaris di belakang Tina, menampilkan perhiasan yang mereka kenakan. Namun, perhatian para pewaris sebagian besar tetap tertuju pada diskusi yang dipandu oleh Lisa.Bianca de Rossi, pewaris keluarga perhiasan dari Italia, berbicara dengan aksen Italia yang kental. Lisa dengan cepat menerjemahkan, mengubah aksen Bianca yang kuat menjadi bahasa yang halus dan elegan."Keindahan saja tidak cukup. Apa yang bisa kau tawarkan di luar kilauan berlian ini?" Tina tetap memeragakan perhiasannya dengan anggun di atas catwalk. Namun dari sudut matanya, dia melihat bagaimana pewaris seperti Gabriel dan Bianca memandang Lisa dengan rasa kagum. Tidak peduli seberapa indah dan mahal perhiasan yang dikenakannya, saat ini perhatian mereka tidak s
Gabriel menoleh pada Ryan. “Saya akan memastikan nama Anda dan hotel ini akan selalu direkomendasikan pada teman dan kolegaku. Pelayanan dari Anda sangat memuaskan.”Gabriel berbicara dalam bahasa Prancis. Saat hendak menerjemahkannya, dia berbisik pada Lisa, “Biasanya aku dan Dimitry akan berselisih paham dan berdebat panjang,” katanya lalu mengedipkan satu mata pada Lisa.Lisa tahu Gabriel bercanda. Dia tertawa kecil, tetapi Dimitry menatapnya curiga dan was-was. Akan tetapi, Lisa tetap mengatakan pada Dimitry apa yang dibisikan Gabriel.“Oh, kamu hendak mengajakku berkelahi, Gariel?” ucap Dimitry menimpali candaan Gabriel.Ryan tampaknya bingung, Lisa pun menerjemahkan apa yang sedang mereka perdebatkan. Kemudian mereka langsung berpamitan dan Ryan langsung menawarkan pada Lisa untuk diantar pulang.Mereka tak menyadari jika pegawai itu berhasil mengambil foto dengan sempurna dan dari sudut yang sangat jelas, lalu memberikannya pada Tina. Dia sangat antusias sekali. Apa lagi Tina m
“Jason, lepaskan! Kamu mabuk.”Lisa memohon, tetapi Jason semakin terpancing emosinya. Foto yang diberikan Tina terbayang, Lisa tampak ramah dan tersenyum dengan banyak pria. Jason tak menyukainya.Hatinya terbakar api cemburu, tetapi dia enggan mengakuinya. Dia semakin kuat mencengkram rahang Lisa. Jason tak peduli dengan air mata kesakitan Lisa.“Hanya aku yang berhak atas kamu! Mengerti!” Jason memekik keras.“Apa yang kamu mau dariku, Jason! Kamu sudah tak berhak atasku ... kita sudah sepakat berpisah,” balas Lisa terus mencoba melepaskan diri.Namun, kata-kata Lisa justru semakin membuat Jason murka. Sampai mati dia tak akan melepaskannya. Jason semakin terlihat mengerikan dengan amarahnya yang memuncak, tetapi Lisa terus berusaha melepaskan diri.“Diam dan tutup mulutmu, Jalang! Hanya aku yang berhak atas kamu, tak ada yang lain!” Jason berteriak sebagai tanda penegasan.Jason lantas mencium bibir Lisa secara brutal. Ia semakin tak peduli, Lisa yang kesulitan melawannya. Semakin
Setelah Jason meninggalkan motelnya, Lisa langsung bergegas bangkit. Dia berjalan seraya merayap ke dinding menuju kamar mandi. Selangkangnya terasa sakit dan linu.Lisa membilas tubuhnya, berharap rasa sakit dan pegal pada tubuhnya bisa menghilang. Air matanya sama banjirnya dengan air keran yang membasahi tubuhnya. Dia marah dan kecewa, tetapi tak bisa diungkapkan.“Aku benci kamu, Jason!” Lisa berteriak marah.Setelah dirasa lebih baik, Lisa segera bangkit. Dia tak bisa terus berlama-lama di kamar mandi dan meratapi nasibnya yang menyedihkan. Lisa harus bangkit.Rasa marah dan kecewa pada Jason memberinya kekuatan agar bisa kuat. Lisa langsung membersihkan sprei yang penuh dengan noda darah. Dia membilasnya, lalu mencucinya langsung.Tubuh Lisa benar-benar kelelahan. Dia baru selesai membersihkan semuanya setelah menjelang pagi. Biasanya Lisa selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah untuk menghilangkan rasa marah dan sakit hati.Seperti itulah yang dilakukannya saat masih tin
“Saya berani bersumpah, Tuan Alex. Apa kamu pernah mendengar aku membohongi pasien? Aku sudah bekerja di rumah sakit sejak mendiang kakekmu masih hidup dan kamu masih anak-anak. Jadi tidak mungkin aku salah.”Alex terdiam. Dia termenung lama. Wajahnya menjadi bingung dan tentu saja dia tahu kalau Dokter Rocky akan berkata dengan benar.Namun, dia tak bisa mengabaikan tentang Tina. Dia sudah lama percaya jika yang menolongnya dulu adalah Tina. Mungkin dia harus menyelidikinya untuk memastikan siapa yang berbohong.“Apa yang terjadi dengan wanita itu, Dokter? Kenapa dia menemuimu?” tanya Alex mencoba kembali fokus pada tujuannya, mencari tahu tentang Lisa.Dokter Rocky menghela napas panjang. Ini bukanlah berita baik. Kemudian dia tersenyum Alex lalu menjawab. “Wanita itu tidak dalam keadaan baik-baik saja. Saat kecil dia mengalami kecelakaan yang membuat pendengarannya rusak, ternyata bukan hanya itu saja,”Alex terus memperhatikan penjelasan Dokter Rocky. Dia tahu dokter itu belum sel
Lisa hendak membuka mulutnya, tetapi Ryan menggeleng, isyarat dia belum selesai dengan ucapannya. Namun, Jason menyela. “Ryan, kamu tak perlu melakukan ini semua! Kamu berlebihan dan hanya akan membuat semua ini tak nyaman. Kita juga pernah membahas ini, bukan? Jangan membebani Lisa!”“Tidak, Jason! Justru aku harus melakukan ini semua. Kalian masih saling mencintai dan aku tak ingin terjebak dengan rasa bersalah di sisa hidupku.” Suara Ryan tegas tanpa keraguan.“Aku sadar, kalau kalian sebenarnya saling berkorban, menjaga hati agar orang yang kalian cintai tak terluka. Namun, itu tidak benar! Aku tak ingin terlihat egois, Jason. Lisa tak akan bahagia jika terus bersamaku. Di dalam hatinya Lisa hanya ada kamu ... Jason Abraham!” Ryan menambahkan dengan tegas dan penuh keyakinan. “Kamu tahu kebahagiaanku adalah me
Ryan terdiam dan termenung setelah Alexandra pergi. Tentu saja semua ucapan Alexandra memang benar. Beberapa ingatan mencuat seolah memberikan dukungan dengan semua ajakan Alexandra.Terutama tentang Lisa. Ryan menemukan sebuah obat yang merupakan alat kontrasepsi darurat. Saat itu dia berpikir Lisa memang belum siap untuk hamil atau memang karena mereka belum menikah.“Sepertinya itu alasan hatinya Lisa. Dia pasti masih belum melangkah maju dari Jason,” gumam Ryan mencoba menyimpulkan.Dulu, dirinya dirundung ambisi yang tinggi untuk mendapatkan Lisa. Apa lagi saat tahu jika Lisa yang selama ini dicintainya, ternyata disakiti oleh lelaki lain. Tujuan awalnya yang hanya ingin melindungi berubah menjadi ambisi.Semuanya berubah setelah melihat bagaimana Lisa m
“Biarkan dia masuk!”Ryan yang sudah berada di kantornya terlihat ragu dan bingung saat sekretarisnya mengatakan seorang wanita ingin bertemu dengannya. Wanita itu mengatakan ingin membahas tentang Lisa. Dia pun melihat rupa wanita itu dari CCTV, tetapi tak mengenalnya.“Mungkin itu teman masa kecil Lisa atau memang dulu mengenalnya?” gumam Ryan meyakinkan dirinya.Bukan tanpa alasan, sejak Lisa tinggal di panti asuhan, dia selalu terbuka padanya. Wajar saja jika Ryan mengenal siapa saja yang mengenal Lisa dengan baik. Seingatnya, Lisa tak banyak memiliki teman.“Silahkan masuk!” seru Ryan mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk.Wanita cantik anggun dan berkelas melangkah tanpa ragu
“Bukan tentang Sean, tetapi tentang kamu.” Olivia menjawab dengan wajah serius.Lisa tampak terkejut dan bingung. Namun, dia tak punya pilihan untuk menolak mendengar penjelasan Olivia. Mereka berbincang sebentar di dalam mobil sesuai permintaan Olivia.“Sejujurnya ini semua berawal dari keegoisanku, Lisa. Seharusnya aku memperlakukanmu dengan baik dan lebih sering memberikan ucapan terima kasih,” kata Olivia memulai pembahasan berat.Olivia terdiam sejenak, menghirup napas dalam, mengingat pembahasan dengan Lisa akan sangat panjang. Lisa pun hanya diam dan menyimak. Dia memberikan kesempatan pada Olivia menjelaskan semua isi hatinya.Tak tahu apa intinya perbincangannya, yang jelas Lisa merasa was-was. Jantungnya terasa berdebar kencang, te
Tina ditemukan meninggal esok harinya. Dia bunuh diri menegak cairan pembersih toilet. Tak ada yang menangisi kematiannya.Mike, ayahnya bahkan merutuki perbuatan bodoh Tina. “Kenapa kamu menjadi lemah, Tina? Seharusnya kamu berpikir mencari cara agar bisa bebas.”“Sepertinya aku terlalu memanjakannya sehingga Tina tak bisa menjadi pintar.”Namun, Mike tetap berpura-pura merasa sedih dan menangis kencang saat polisi mengizinkan melihat jasad Tina untuk yang terakhir. Mike meminta agar kematian Tina diusut dan mencari penyebab bunuh dirinya, tetapi permintaannya tak dikabulkan. Padahal dia berpikir, mungkin saja bisa meringankan hukuman untuknya.“Tak ada keanehan pada Katrina Wilde. Dia pasti merasa tertekan dan putus asa karena semua kejaha
“Untuk apa kau menemuiku? Apa belum puas melihatku menderita?” Suara Tina sinis dan ketus. Wajahnya lemas dan penuh keputusasaan.Jenifer menuntut Tina menipu dan menapuasi kontrak. Tentu saja Jenifer bisa melakukannya sebab uang pembayaran untuk Tina sudah diterima. Dengan bukti yang tersiar secara langsung saat jumpa pers Tina, membuat tuntutan kuat dan tak terbantahkan.Tina juga terjerat tuntutan Nania, sebagai kaki tangan Mike pada kasus penipuan. Semuanya membuat Tina tak akan bisa lolos dari jerat hukum. Dia juga dibenci dan dihujat para penggemarnya.Nama Tina langsung meredup. Semua usahanya sia-sia dan dia kini sendirian dalam kesengsaraan. Nania pun memastikan Tina tak berada dalam gedung yang sama di penjara. Terakhir dari Ryan.Sesuai yang direnc
“Jasmine Walley pelakunya. Sekretarismu, Nania.”Nania sangat terkejut mendengar penjelasan Clark. Dia baru saja tiba di kantor polisi, tetapi Clark memilih menjelaskan semuanya. Clark berpikir, Nania harus bisa menenangkan dirinya dahulu sebelum menemui pelaku tersebut.“Berani sekali dia mengkhianatiku, Clark? Jasmine sudah bekerja padaku lebih dari 20 tahun dan aku sangat percaya padanya. Aku memberikan apapun yang dia mau, bahkan aku mengenal baik seluruh keluarganya,” kata Nania kecewa. “Bagiku, karyawanku sudah seperti keluarga. Kami mencari uang di tempat yang sama dan keluarga harus saling membantu.”Air mata Nania mengalir deras. Dia sungguh tak menyangka dengan pengkhianatan ini. Clark menepuk pundaknya, mencoba menenangkan dan memberikan dukungan.
“Dia cucuku, benarkan?” Christian menunjuk Sean dengan tatapan menuntut.Wajah Lisa semakin cemas dan kesal. Dia menatap pada mantan ayah mertuanya marah. Alex tak tinggal diam, dia menahan tubuh Christian yang hendak mengejar Sean.“Paman, kendalikan dirimu! Jangan membuat keributan di sini!” Suara Alex tegas dan lugas.Kemudian Alex menoleh pada Lisa dan memberinya isyarat untuk segera pergi. “Jangan hiraukan aku! Biarkan aku yang menangani ayahnya Jason!” ucapnya penuh pengertian.“Terima kasih, Alex! Aku menghargai bantuanmu,” kata Lisa tulus.Lisa langsung berbalik dan langsung menghampiri Ryan yang menggenggam tangan Sean. Mereka mengabaikan Christian yang berteriak
Ini bukan wewenangnya menjawab pertanyaan Sean, pikir Ryan. Dia lantas tersenyum mencoba memberikan ketenangan . Sean pasti akan terus merasa penasaran jika pertanyaannya tak mendapatkan jawaban yang tepat.“Bagaimana jika kamu memiliki dua ayah? Aku dan paman baik yang menjadi ayahmu ... jadi, kamu bisa memanggilku dan paman baik dengan sebutan ayah.” Ryan menjelaskan dengan lembut, menyembunyikan rasa cemasnya. Dia mencoba memberi pengertian dan mengalihkan rasa penasaran Sean.Melihat Sean yang tumbuh dengan baik, Ryan merasa tak rela jika dia ditinggalkan. Ryan ingin menjadi bagian dari hidup Sean dan juga Lisa, walaupun tahu jika yang pantas di posisi itu adalah Jason. Bukankah dia yang dulu merawatnya?Kali ini dia tak membenci Jason. Apalagi dengan semua perjuangan Jason Ryan hanya ingin Sea