Kedua mata Belva membulat saat melihat obat dan vitaminnya berada di tangan Elea. Dengan cepat, perempuan itu berdiri dan menyambar bungkusan itu. Wajahnya langsung memucat, dengan jantung yang berdetak sangat kencang. Tamatlah riwayatnya.“Belva, hal apa yang telah kau sembunyikan dariku?” tanya Elea penuh selidik, merasa ada yang Belva sembunyikan.Belva tak segera menjawab. Dia benar-benar memikirkan apakah sudah saatnya mengatakan yang sebenarnya pada Elea. Dia mulai berusaha merangkai kata untuk menyanggahnya. Namun percuma, sahabatnya itu pasti telah mengetahui fungsi dari obat dan vitamin itu dari kakak iparnya.Tidak ada jalan lain. Belva tampaknya memang harus menceritakan yang sebenarnya pada Elea. Dia tidak ingin membuat sahabatnya itu semakin marah padanya karena banyak hal yang telah dia sembunyikan darinya.“Elea,” ucap Belva, dengan suara bergetar. “Ada hal besar yang tiba-tiba saja menimpaku. Sejujurnya, itu adalah alasan kenapa selama dua bulan ini aku tidak ada kabar
Menikmati waktu luang dengan menonton film adalah kegiatan yang akhir-akhir ini menjadi sering dilakukan oleh Belva. Satu-satunya jadwal rutin yang harus dia lakukan hanyalah yoga di pagi hari dan tidak lupa untuk rutin minum obat dan vitaminnya.Sudah beberapa minggu setelah dia melakukan tes wawancara kerja di sebuah perusahaan fashion impiannya. Setiap hari dia merasa gelisah untuk menunggu hasilnya. Setiap pagi begitu bangun dari tidur, Belva selalu meraih ponselnya dan memeriksa apakah ada e-mail pemberitahuan dari perusahaan.Oleh karena itu, akhirnya dia memilih untuk menghabiskan waktu dengan menonton film. Memikirkan alur cerita dari thriller movie yang dia tonton, membuat pikirannya menjadi sibuk untuk mencari si pelaku pembunuhan berantai di dalam cerita.Sama seperti saat ini. Belva mengerutkan keningnya, menahan napas karena sang pembunuh berantai hampir ditangkap oleh sekumpulan remaja sekolah yang bergabung dalam klub misteri. Berkali-kali Belva menebak siapa pembunuh i
Elea berlari panik, seiring dengan brankar ambulan yang didorong cepat menuju ke Emergency Room rumah sakit Alpha Hospital. Wajahnya terlihat panik karena melihat darah yang mengalir di kaki Belva. Lebih mengejutkan lagi ketika dia menemukan obat yang terkenal digunakan untuk menggugurkan kandungan.Elea sangat tahu bagaimana beratnya masalah yang dialami oleh Belva, tapi dia tidak pernah berpikir bahwa sahabatnya itu akan melakukan hal yang membahayakan seperti itu. Dia tidak tahu apa pemicu yang membuat Belva bisa melakukan hal itu, tapi dia yakin bahwa ini ada hubungannya dengan Ares Ducan dan hasil dari tes wawancara yang telah Belva lakukan waktu itu.Suasana di ruangan Emergency Room terlihat sangat kacau—bersamaan dengan datangnya Belva ke sana, terjadi juga kecelakaan beruntun yang korbannya dibawa semua ke Alpha Hospital.Semua dokter siaga sibuk dengan korban yang terus berdatangan. Elea cemas kalau Belva tidak segera ditangani dengan baik jika keadaannya seperti ini. Berkal
Kesadaran Belva belum pulih sepenuhnya. Dia masih berusaha untuk membuka kedua matanya yang terasa berat sambil melihat ruangan yang saat ini ada di hadapannya dengan sedikit berkabut. Beberapa terlihat bergoyang, seiring dengan helaan napasnya yang terasa lebih ringan dari terakhir kali sebelum kesadarannya menghilang.Aroma obat yang kuat menguar pekat pada indera penciumannya. Belva mulai bertanya-tanya, apakah dirinya benar-benar masih hidup? Dia mencoba mengingat, sosok Elea terlihat di memorinya, terlihat panik dan terus meneriakkan namanya.Belva berpikir, Elea pasti yang telah menyelamatkannya. Kenapa harus diselamatkan? Belva merasa tidak sanggup lagi untuk menjalani hari-harinya setelah ini.“Bagaimana kabarmu?”Suara itu, Belva mengenalinya. Kedua matanya mengarah cepat pada sumber suara itu. Ares Ducan, sedang duduk di sebelah ranjang dan menatapnya cemas. Apakah ini mimpi? Atau benar pria itu sedang duduk di sebelahnya? “Katakan padaku,” ucap Belva lirih. “Kau benar-bena
Beberapa hari berlalu, Belva telah diizinkan pulang dari rumah sakit dengan syarat tetap mengonsumsi obat penguat kandungan untuk satu bulan kedepan. Sore itu, dia menunggu Ares yang berjanji untuk mengantarnya pulang. Elea sebenarnya ingin menemani Belva, tapi dia menyuruhnya untuk nanti saja bertemu di apartemennya.Mengenai kabar tentang Ares yang bersedia untuk bertanggung jawab padanya, telah disampaikan sekadarnya pada Elea. Oleh karena itulah, Belva yakin jika nanti sahabatnya itu akan mengorek banyak perihal itu.Sampai di dalam mobil milik Ares, keduanya tidak banyak bicara. Belva juga tidak ada niatan untuk membuka obrolan lebih dulu. Dia lebih sering melempar pandang pada samping jalanan yang mereka lalui.Berkali-kali Belva menghela napas pelan karena situasi canggung yang tercipta di antara dirinya dan Ares. Pria tampan itu sungguh tidak mengeluarkan sedikit pun kata untuk memulai pembicaraan. Baru setelah mereka masuk ke dalam basement apartemen, pertanyaan pertama muncu
Ares menghela napas dalam-dalam saat melihat Patricia sedang berjalan ke arahnya dengan senyuman lebar dan sorot mata penuh cinta yang selalu ditunjukkan padanya. Sungguh, Ares sangat menghargai itu. Dia juga telah berusaha untuk mencintai wanita itu, tapi entah kenapa, sampai sekarang dia tidak bisa mencintainya sedikit pun. Semua perasaan yang dia rasakan hanyalah menghormati dan berusaha memainkan peran sebagai tunangan dengan baik.Patricia adalah seorang yang sangat baik. Tidak ada rumor buruk mengenainya. Semua penghuni rumah sakit dan kolega yang mengenalnya, semua setuju jika Patricia adalah seorang wanita yang ramah dan berkelas. Pertunangan mereka bahkan menjadi simbol kesempurnaan. Namun rupanya, itu semua juga tidak cukup untuk bisa menggerakkan hati Ares. Seperti ada yang kosong, tak bisa terisi dengan kehadiran Patricia yang sempurna.“Sayang, kenapa kau beberapa ini susah sekali dihubungi? Kau masih ingat kalau memiliki tunangan, kan?” Patricia menggandeng lengan Ares m
Semalaman Belva terus memikirkan tentang kehamilan dan ibunya. Ada rasa mengganjal yang dirasakan oleh perempuan itu jika tidak mengatakannya. Mungkin saja, ibunya justru akan marah besar jika dia tidak memberi tahu tentang kehamilannya.Atau juga, memberi tahu ibunya justru akan menjadi malapetaka besar yang akan membuatnya kembali terjatuh. Belva takut mengecewakan ibunya karena perbuatannya itu. Terlebih lagi, saat dirinya memutuskan untuk menggugurkan kandungannya waktu itu dan sampai membuat nyawanya sendiri terancam.Oleh karena itu, hari ini Belva membuat janji dengan Elea untuk bertemu di sebuah café. Dia tidak bisa memikirkan ini sendirian. Setidaknya, dia membutuhkan sudut pandang lain sebelum dia mengambil keputusan besar.Satu nampan berisi dua piring dessert diletakkan Elea di atas meja. Rencana dietnya gagal karena godaan dari showcase dessert yang menggoda.“Jadi, kau sudah memutuskannya?” tanya Elea setelah dia kembali duduk pada tempatnya. “Mengenai apa pun yang akan
Menjelang siang, Belva dijemput oleh Ares untuk melakukan fitting gaun yang akan dikenakan saat pernikahan mereka nanti. Sebenarnya, tidak ada satu orang pun yang melakukan fitting di sana saat dirinya tiba.Entah karena memang sistem butik yang hanya melayani satu klien dalam satu waktu, atau memang hanya dirinya yang memiliki jadwal siang ini. Atau mungkin juga, Ares sengaja menyewa beberapa jam kedepan agar tak ada yang datang selain dirinya? Belva pikir itu bisa saja terjadi, mengingat tentang pernikahannya yang dirahasiakan.Sampai di dalam, Belva tak berhenti mengucapkan ‘wow’ dan ‘wah’. Dia sangat terkesan dengan semua rancangan yang ada di sana. Mulai dari gaun pernikahan, sampai gaun pesta yang semuan ya terlihat sangat cantik.Ada satu gaun malam yang berhasil menyita perhatian Belva. Berwarna hijau olive, berbahan kain satin mengilap dengan model leher satu bahu, memiliki aksen lipat di sepanjang dada, memanjang dari bahu ke arah perut, dan bagian bawah model slip yang jat
Tiga Tahun Kemudian,Hari ini adalah ulang tahun Vintari, ibunya Ares. Seluruh keluarga diundang oleh Zeus untuk merayakan ulang tahun istrinya tersebut dengan acara makan malam bersama. Ares dan Belva saat ini baru saja keluar dari mobil yang telah terparkir di tempat parkir mansion mewah itu.Charels langsung berlari menuju ke dalam mansion, sementara Chloe berjalan pelan bersama dengan Belva sambil menggenggam erat tangan ibunya tersebut. Ketika masuk ke dalam mansion, Chloe segera diculik oleh Viona untuk bermain bersama. Mereka kejar-kejaran di taman bersama dengan Charles, dan saling tertawa gembira.Zeus dan Ares terlihat sedang membicarakan sesuatu yang tidak diketahui oleh Belva. mungkin tentang urusan pekerjaan di rumah sakit, atau isi berita terkini yang terkadang mereka bahas saat sedang bersama. Sedangkan Belva bersama dengan Vintari membantu para pelayan mansion yang sibuk di dapur,Tidak banyak yang mereka kerjakan sebenarnya, karena semuanya dilakukan oleh pelayan mans
Pernikahan Neil dan Elea dilangsungkan hari ini. Alih-alih mengadakan pesta di indoor, mereka lebih memilih mengadakan pernikahannya di halaman sebuah villa yang dengan cantiknya telah disulap menjadi suasana pernikahan yang seperti pada umumnya. Wedding aisle, deretan kursi di kiri kanannya, dan juga sebuah altar di depan dengan background penuh beraneka macam bunga dengan nuansa putih. Semuanya terlihat sangat cantik dan mewah.Belva dan Ares datang berdua saja. Hari ini Charles lebih memilih untuk ikut pergi piknik bersama dengan kedua neneknya, Zelda dan Vintari. Setelah itu dia akan memilih untuk tidur di mansion Vintari karena besoknya akan berenang dengan Viona—adiknya Ares. Belva dan Ares tidak mempermasalahkannya. Justru mereka melihat sebuah kesempatan untuk bisa menghadiri pernikahan ini dengan lebih fokus pada setiap momen yang ada, dan juga bisa menikmati waktu quality time berdua.Belva berdiri dengan penuh antusias saat acara dimulai. Elea berjalan di wedding aisle deng
Belva berdiri di belakang panggung Fashion Week dengan rasa gelisah dan gugup yang bercampur menjadi satu. Dia tidak henti-hentinya menatap monitor kontrol yang tersedia di sana untuk melihat jalannya acara di panggung. Setiap sorakan dari penonton ketika model yang membawakan hasil rancangannya semakin membahana, akhirnya membantunya untuk mengurangi sedikit demi sedikit rasa gelisahnya itu.Dedikasinya yang dicurahkan untuk dunia pekerjaan yang dicintainya ini membuahkan hasil yang sangat bagus. Sorakan penonton semakin ramai saat nama Belva dipanggil untuk naik ke atas panggung sebagai sang desainer. Langkah kaki yang sedikit gugup, dia menapaki runway dengan senyum mengembang dan lambaian tangan ke arah penonton.Sampai di ujung panggung, dia berhenti dan membungkuk untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasihnya sebelum menerima buket bunga besar dari salah satu model yang mengenakan rancangan bajunya.Beberapa staff kantornya yang ikut dalam acara ini terlihat mengacungkan jed
Siang ini di kantin rumah sakit khusus karyawan, tampaknya Ares tidak bisa menikmati makan siangnya dengan tenang lagi. Dari arah pintu masuk sudah terlihat Tom yang berjalan tergesa-gesa menuju mejanya. Dari raut wajah yang ditunjukkan oleh pria itu, jelas kalau ada sesuatu hal yang ingin dia ceritakan padanya.“Hei, kau dengan sebuah berita hari ini?” tanya Tom penasaran.Ares menatap Tom tanpa berekspresi. Dugaannya benar, pria itu sedang di hadapannya dengan sorot mata penuh informasi yang sebentar lagi pasti akan dia ceritakan padanya. Sering orang merasa heran dengan persahabatan mereka. Ketika seorang yang terlihat cuek dan dingin seperti Ares bisa bersahabat dengan Tom yang super extrovert dan suka beramah tamah dengan siapa saja.Belva pernah mengatakan bahwa itu seperti yin & yang. Sosok seperti Ares memang selalu membutuhkan sosok seperti Tom dalam hidupnya. Ketika awalnya Ares denial tentang hal itu, tapi jika dipikir lagi memang benar. Hidupnya menjadi lebih mudah karena
Lima tahun berlalu. Banyak yang yang telah terjadi pada kehidupan Belva dan Ares. Tentang Charles, putra mereka yang sekarang telah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan sangat sayang pada keluarga. Pun sekarang Ares sedang disiapkan untuk menggantikan Zeus sebagai direktur utama rumah sakit, begitu juga dengan Belva yang akhirnya menempuh impiannya sendiri menjadi seorang Fashion Designer.Malam ini, Belva masih sibuk di ruang kerja pribadinya di penthouse. Dia sengaja membawa pekerjaanya ke rumah agar bisa menyelesaikanya lebih cepat dari tenggat waktu yang telah ditetapkan. Banyak desain baju yang dia ciptakan untuk acara Fashion Week besar yang dilangsungkan dua bulan lagi. Brand miliknya akan dipamerkan di sana, bersanding dengan brand ternama yang jauh lebih senior dari miliknya.Semenjak dia meluncurkan brand miliknya sendiri, angka penjualannya langsung melejit tinggi. Target utamanya yang ditujukan untuk para dewasa muda disambut hangat dan menjadi trend baru di New York. Seler
Ares dan Belva mendapatkan kado pernikahan dari David Ducan—kakek Ares, untuk pergi honeymoon ke Hawaii. Tiket pesawat pulang pergi telah disiapkan. Mereka hanya tinggal berangkat dan bersenang-senang.Sebelum mereka menginjakkan kaki di bandara saat ini, tentu saja ada sedikit perdebatan dengan Belva yang ragu karena harus meninggalkan Charles. Meskipun ada Zelda dan Vintari yang sangat senang untuk membantu menjaga Charles, tapi sebagai seorang ibu pasti ada rasa khawatir saat meninggalkan anaknya.Ares berkali-kali meyakinkan bahwa Charles akan baik-baik saja, begitu juga dengan Zelda dan Vintari. Mereka bahkan sampai membuat jadwal kegiatan agar Belva bisa mengetahui kegiatan apa saja yang akan Charles lakukan bersama dengan mereka.Sampai akhirnya, Belva merasa tenang dan di sinilah mereka saat ini berada. Ruang boarding mulai ramai. Beberapa menit lagi mereka akan masuk melalui garbarata menuju ke pesawat. Ini adalah pertama kalinya Belva akan pergi ke Hawaii.Belva tersenyum sa
Hari pernikahan Belva dan Ares telah tiba. Tak lagi menikah di sebuah gereja kecil di pinggiran kota dan hanya disaksikan oleh Elea saja, kali ini mereka melangsungkan pernikahan di gereja katredal dengan rangkaian bunga yang mewah dan terlihat elegan dari toko bunga milik Elea.Tamu undangan dari kedua belah pihak telah memenui gereja dan siap untuk mengikuti proses pengesahan pernikahan Belva dan Ares. Seluruh undangan terlihat bahagia, terlebih lagi bagi mereka yang mengetahui bagaiamana lika-liku perjuangan keduanya untuk bersama.Sementara itu di ruangan tunggu pengantin wanita, Belva berkali-kali mengembuskan napasnya dalam-dalam. Sesekali dia juga memeriksa riasan minimalisnya yang terlihat sangat cantik dan menawan. Balutan gaun putih dengan veil panjang membuatnya terlihat sangat elegan.Neil yang sengaja diminta Ares untuk menjadi pendamping Belva saat masuk menuju altar, menatapnya dengan sorot kagum. Betapa cantiknya wanita yang sampai saat ini masih dia cintai, meskipun d
Sudah enam bulan semenjak Belva dan Ares kembali bersama. Hari ini Ares terlihat sangat bingung dan jelas terlihat gelisah. Berkali-kali dia keluar masuk ke ruangannya hanya untuk mencari inspirasi yang tidak kunjung datang. Merasa tidak tenang, dia akirnya pergi ke gedung rumah sakit tempat klinik Obgyn berada.“Berapa lama lagi dokter Tom selesai?” tanya Ares pada perawat yang bertugas di depan ruangan praktik.“Lima belas menit lagi, Dok,” jawab perawat itu.Ares mengangguk, kemudian kembali berlalu untuk mengitari lorong rumah sakit lagi. Mungkin saja dengan begitu dirinya bisa mendapatkan jalan keluar atas masalah yang sedang dia hadapi saat ini.Tepat lima belas menit berlalu, Ares kembali ke ruangan praktik milik Tom. Dia bahkan tidak memiliki kesabaran untuk menunggu Tom untuk kembali ke ruangan pribadinya di gedung yang sama dengan ruangan pribadi miliknya. Setiap dokter spesialis selalu mendapatkan ruang pribadi di Alpha Hospital.“Kenapa lagi? Asisten perawatku sampai berka
Hari pertama Ares kembali bekerja sudah mendapatkan panggilan khusus dari Zeus untuk datang ke ruangan ayahnya tersebut. Ares berpikir mungkin ayahnya ingin berdiskusi mengenai kasus penyakit pasien—biasanya memang seperti itu. Dia sama sekali tidak memiliki pikiran lain selain itu sampai dia berdiri di hadapan ayahnya saat ini.“Kapan kau mau meresmikan hubungan dengan Belva lagi?” tanya Zeus tanpa basa-basi.Ares tidak menyangka akan mendengar pertanyaan itu, tapi itu bukan hal buruk. Justru saat ini dia merasa senang ketika diburu untuk menikah lagi dengan Belva. Namun ada pertimbangan lain yang telah dia pikirkan sampai belum memutuskan untuk melakukannya dalam waktu dekat.“Tunggu beberapa bulan lagi. Setidaknya setelah luka jahitan operasi Belva benar-benar membaik, Dad. Selain itu, aku juga ingin menunggu Charles lebih besar sedikit. Saat ini terlalu dini untuk membicarakan hal itu. Aku takut hal itu justru menguras tenaga dan pikiran Belva,” jawab Ares tenang, dan sopan.Zeus