Beranda / Pernikahan / Ketika Babu Jadi Ratu / Jaga Baik-Baik Istrimu

Share

Jaga Baik-Baik Istrimu

Penulis: Ellina Zarima
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“T-tapi aku merasa mual, Mas. Aromanya itu tidak enak!” Savina masih berusaha menjauhi dua mangkuk soto yang ada di meja.

“Kamu merasa mual? Jangan-jangan!” lirih Bu Leni dengan netra membola.

“Jangan-jangan apa Bu?” tanya Firman dengan tatapan penuh rasa penasaran.

“Tidak, tidak ada. Mungkin Vina hanya kelelahan atau masuk angin.” Bu Leni berusaha menjawab pertanyaan putranya dengan nada senormal mungkin. Entah kenapa, Bu Leni takut kalau Savina sampai hamil dan rencananya untuk memisahkan mereka akan gagal.

“Sebaiknya kamu istirahat saja, nanti Mas panggilkan Mak Enah untuk memijit kamu!” ucap Firman dengan nada penuh kelembutan.

Laki-laki itu segera mengambil alih Alisa dari gendongan istrinya. Ada rasa tidak tega melihat belahan jiwanya kelelahan dan akhirnya jatuh sakit.

“Terima kasih, Mas!” ucap Savina sambil berlalu dari hadapan suaminya.

Firman mencoba berbicara dengan Bu Leni, mungkin karena harus mengasuh Alisa sehingga membuat waktu istirahat Savina semakin berkurang.

“Bu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Pergi ke Dokter

    Firman segera masuk ke dalam, ia menemui Savina yang tengah berbaring di ranjangnya.“Vin, bagaimana? Apa sudah lebih enak?” tanya Firman sambil mengecup kening istrinya.“Alhamdulillah sudah, Mas. Mak Enah memang tidak diragukan lagi dalam urut mengurut!” kekeh Savina dengan senyum di wajahnya.“Mas, besok kita pergi ke bidan, yuk!” ucap Savina dengan netra berbinar.“Ke bidan? Mau ngapain? Apa tidak sebaiknya pergi ke dokter saja?” ucap Firman dengan tatapan keheranan.“Boleh, kalau Mas memang mengizinkan.” Savina tersenyum dan bergelayut manja di bahu suaminya.“Vin, apapun pasti akan aku lakukan untuk kebahagiaanmu!” bisik Firman sambil mencubit hidung istrinya.“Termasuk membangun istana untuk kita berdua?” lirih Savina dengan wajah tertunduk.Firman segera bangkit dan mengembuskan napas kasar. Savina boleh meminta apa saja kepada dirinya, tapi tidak untuk membangun istana untuk mereka berdua. Ada Bu Leni yang menjadi tanggung jawabnya dan Firman tidak dapat melepaskannya begitu

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kabar Bahagia Untuk Kita

    Seorang perawat mengoleskan gel ke permukaan perut Savina, sedangkan Dokter Sinte menempelkan alat di perut wanita itu dan menggerakannya.“Nyonya Savina, di sana sudah terlihat kantung kehamilan dan Anda harus lebih menjaga diri, karena usia kehamilan Anda masih sangat rawan.” Dokter Sinta memberikan penjelasan sambil menunjuk monitor yang ada di depannya.“J-jadi istri saya hamil, Dok?” tanya Firman dengan netra membola. Ia seakan tidak percaya kalau hari ini dirinya akan menjadi seorang ayah.“Ya, menurut hasil pemeriksaan kandungan istri Anda sudah berusia tujuh minggu. Saya sarankan, Anda lebih menjaga kandungan Nyonya Savina karena masih dalam trimester pertama. Saya akan meresepkan beberapa vitamin yang harus dikonsumsi oleh istri Anda. Sekali lagi saya ucapkan selamat ya Pak, Bu!” ucap Dokter Sinta dengan senyum di wajahnya.Savina yang mendengar keterangan Dokter Sinta hanya dapat mengucap syukur berkali-kali. Ia merasa Allah begitu baik karena mengirimkan kebahagiaan di saat

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kejutan Besar

    “Vin, kamu kenapa? Dari tadi aku perhatikan kamu terlihat tidak nyaman? Apa kamu tidak suka dengan restoran ini?” tanya Firman dengan tatapan lekat.“T-tidak Mas, aku sangat menyukai suasananya. Bahkan ketika berada di sini, rasa rinduku kepada kampung halaman terobati.” Savina menjawab pertanyaan suaminya dengan nada gugup. Ia masih memikirkan kakak iparnya yang terlihat sangat mesra bersama seorang wanita muda.Lokasi saung yang tidak terlalu jauh dari tempat Savina berada, membuat wanita itu begitu leluasa mengamati pergerakan wanita yang tengah bersama kakak iparnya. Apa mungkin seorang Ardi yang begitu penyayang dan lemah lembut, tega berkhianat kepada Kak Rista? Memikirkan hal itu membuat kepala Savina berdenyut.“Mas, memangnya Mas Ardi dan Kak Rista tidak satu kantor?” tanya Savina kepada suaminya.“Tidak, Kak Rista bekerja di perusahaan farmasi, sedangkan Mas Ardi bekerja di perusahaan otomotif. Tapi aku selalu bangga kepada mereka. Mas Ardi mampu mengimbangi sikap Kak Rista

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Semakin Terbakar

    “Bu, bukannya aku tidak patuh. Aku sangat menghargai keinginan Ibu, tapi aku tidak mungkin meninggalkan Savina karena dia sedang mengandung cucu Ibu!” Firman berbicara dengan netra berbinar. Laki-laki itu sangat bahagia ketika menyampaikan kabar kehamilan Savina.“A-apa? H-hamil?” tanya Bu Leni dengan wajah pias. Wanita itu sangat terkejut dengan penuturan putranya.“Iya, Bu. Alhamdulillah akhirnya Vina hamil dan aku akan menjadi seorang Ayah. Itu artinya Ibu akan menjadi seorang nenek. Ibu pasti senang kan?” tanya Firman dengan nada penuh semangat. Laki-laki itu tersenyum bahagia ketika berhadapan dengan wanita yang sudah melahirkannya.Bu Leni hanya mengangguk dengan perasaan tak menentu. Apa benar menantunya sedang hamil? Kalau benar, berarti dia akan semakin sulit untuk memisahkan Firman dengan Savina.“Bu, apa Ibu senang dengan berita ini?” tanya Firman dengan netra berbinar. Ia yakin kalau wanita di hadapannya pasti merasa bahagia mendapatkan kabar baik darinya.“Y-ya, Ibu meras

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Sebuah Musibah

    Firman memeluk Savina sebelum dirinya memasuki taksi yang tengah menjemputnya. Laki-laki itu tahu kalau istrinya sedang bersedih dengan kepergiannya.“Vin, jangan menangis. Mas, pergi untuk dirimu dan anak kita. Mas, akan sering menghubungimu selama berada di luar kota,” Firman membujuk Savina untuk menghentikan tangisnya. Laki-laki itu tahu kalau istrinya sangat sedih ditinggalkan olehnya.“Mas, aku tidak apa-apa. Sebaiknya Mas, segera berangat. Aku takut Mas, akan ketinggalan pesawat!” Savina menghapus air matanya dengan tatapan sendu. Ia harus terlihat tegar ketika melepas kepergian suaminya.“Vin, jaga baik-baik anak kita. Setelah semua pekerjaan selesai, aku pasti akan segera kembali ke sini!” ucap Firman dengan tatapan sendu. Laki-laki itu kembali mengecup puncak kepala istrinya dan mengucapkan salam perpisahan.Savina melepas suaminya dengan perasaan sedih. Di saat dirinya baru saja menerima berita bahagia karena kehamilannya, Mas Firman justru harus pergi ke luar kota untuk m

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Wanita Pembawa Sial

    Pak Amir baru saja pulang dari masjid ketika dari kejauhan dirinya samar-samar melihat seseorang yang tengah berbaring di tepi jalan. Awalnya ia mengira ada orang gila yang sengaja tiduran di pinggir jalan, namun setelah mendekat dirinya merasa heran karena wanita itu tampak tergolek lemah dengan darah yang merembes di kakinya.“Astaghfirullah, Neng Vina!” seru Pak Amir dengan wajah terkejut. Ia segera mencari pertolongan kepada warga yang sedang melintas. Laki-laki itu meminta Bu Salimah, istrinya untuk pergi ke rumah Bu Leni.“Bu, tolong kabari Bu Leni kalau menantunya mengalami kecelakaan. Sepertinya Neng Vina habis mengalami tabrak lari!” ucap Pak Amir dengan napas tersengal-sengal.“I-iya, Pak. Ibu akan pergi ke rumah Bu Leni sekarang.” Bu Salimah segera berjalan cepat menuju ke rumah Bu Leni. Wanita itu terlihat panik mengingat kondisi Savina sepertinya tidak baik-baik saja.“Tok! Tok! Tok!” Bu Salimah mengetuk pintu rumah Bu Leni. Wanita itu juga mengucapkan salam berkali-kali

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Andam Karam

    “Maaf, apa ini keluarga Ibu Savina?” tanya dokter itu dengan nada ramah.“Betul, kami keluarganya!” jawab Rista dengan nada ketus. Jujur dirinya merasa enggan mengakui Savina sebagai keluarganya. Wanita itu tidak akan pernah sudi memiliki adik ipar seperti Savina.“Bagaimana keadaan Savina, Dok?” tanya Bu Leni dengan perasaan was-was.“Maaf, saya sudah berusaha namun janin itu tidak dapat diselamatkan,” dokter itu berbicara dengan tatapan sendu. Ada penyesalan yang tergambar di wajahnya.“A-apa? M-maksud Dokter cucuku tidak dapat diselamatkan?” tanya Bu Leni dengan wajah terkejut.“Ya, saya dan tim dokter yang lain sudah berusaha, namun ternyata Tuhan lebih sayang dengan janin itu. Semoga Ibu dan keluarga sabar menghadapi semua ini.” dokter itu kembali berbicara dengan nada parau. Ia sangat paham dengan rasa kehilangan yang tengah dirasakan Bu Leni dan menantunya.Bu Leni hanya mengangguk dan berusaha menguatkan hatinya. Wanita itu mengangguk sebagai bentuk penghormatan kepada dokter

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Istimewa

    Firman tampak memapah istrinya memasuki rumah Bu Leni. Laki-laki itu begitu sabar mendampingi Savina selama menjalani pemulihan di rumah sakit. Ia bahkan berusaha menghibur Savina meski istrinya sangat sulit untuk tersenyum dan terkesan ingin menghindar darinya.“Mas, terima kasih sudah mengurusku dengan baik. Aku merasa menjadi beban untukmu dan keluargamu. Seharusnya aku yang merawatmu, tapi yang terjadi justru sebaliknya.” Savina berbicara dengan tatapan nanar. Wanita itu merasa bersalah karena sudah merepotkan Firman dan keluarganya.“Vin, kamu bicara apa? Aku ini suamimu dan sudah sepantasnya aku mengurus dan merawatmu. Aku melakukan semua ini dengan ikhlas. Sekarang lebih baik pulihkan kondisimu dan jangan berpikir yang macam-macam!” Firman meminta istrinya untuk beristirahat. Ia tidak ingin Savina banyak beraktivitas mengingat kondisinya belum benar-benar pulih.Setelah menyelimuti tubuh Savina, Firman keluar dari kamar dan meninggalkan wanita itu sendirian. Sebagai seorang sua

Bab terbaru

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Rasa Syukur

    Savina membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya. Ya itu suara Shera."Shera?"Shera meminta turun dari pangkuan ayahnya, Fazlipun menurunkan sang putri di samping Savina.Shera menghambur kedalam pelukan Savina, membuat wanita itu kelagapan karena baru bangun."Sus Savina kenapa pergi?"tanya Shera."Sus tidak pergi Shera, Sus hanya pulang sebentar," jawab Savina sambil merapikan rambutnya yang berantakan."Kata Tante Nadia, Sus pergi dan tidak mau bermain denganku lagi,"balas Shera dengan wajah yang mulai mendung."Tidak Shera, buktinyan sekarang Sus ada di sini,"jawab Savina memeluk tubuh Shera hangat.Shrera yang sudah berkaca-kaca melepaskan tangisnya di dada Savina.Fazli hanya terdiam melihat putrinya saat melepas rindu dengan pengasuhnya."Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang mampu menyayangi Shera sepenuh hati,'doa Fazli di dalam hati. Ia berharap calon istrinya nanti bisa menyayangi Shera dengan baik."Sus jangan pergi lagi,''ucap Shera penuh harap."

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Berjumpa Kembali

    Firman dan Nayra terkejut mendengar pertanyaan dari Bu Leni. Sebenar hal ini sudah sering di tanyakan Bu Leni kepada mereka.Sampai saat ini belum ada tanda-tanda Nayra hamil."Firman, Nayra, kenapa kalian diam? Apa kalian tidak ingin memiliki keturunan?"sambung Bu Leni menatap tajam putranya.''Bu, kami ingin sekali memiliki seorang anak, tapi sampai saat ini kamibelum di beri rezeki,"jawab Firman dengan suara pelan.Sementara Nayra hanya tertunduk diam di samping suaminya."Kamu berusaha dong Man. Masa menbuat Nayra hamil saja tidak bisa,"jawab Bu Leni dengan nada suara penuh penekanan."Bu, kenapa Ibu berkata begitu?""Firman Ibu sudah tidak sabar menggendong seorang cucu. Nayra bagaimana kalau kamu periksa kondisi kamu? Maaf bukannya Ibu menuduh, tapi sebagai salah satu usaha kita tidak ada salahnya,"ucap Bu Leni meminta menantunya untuk memeriksakan kondisinya apakah bisa hamil atau tidak.Bagaikan di sambar petir, ucapan mertuanya seakan menghakiminya tidak bisa memberikan ket

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tuntutan Sang Mertua

    "Mbok katakan sekali lagi kepadakum kalau Mas Fazli mau menjemput pembantu itu!"perintah Nadia berapi-api, ia ingin meyakinkan sekali lagi kalau tunangannya sedang pergi menemui wanita yang lain. Orang yang ingin ditemui Fazli hanya seorang bekas pembantu ."B-benar Mbak, Pak Fazli sedang ke Purwokerto menjemput Savina,"jawab Mbok Nah bergetar, ia belum pernah melihat Nadia murka seperti sekarang."Cukup Mbok, kamu temani saja Shera, mungkin nanti dia butuih sesuatu,"ucap Nadia memerintahkan Mbok Nah menjauh dari hadapannya.Mbok Nah menurut saja, wanita itu kemudian pamit dan berlalu dari hadapan Nadia.Nadia meraih ponselnya dan menghubungi Fazli, ia ingin mengetahui langsung dari tunangannya itu apa benar dirinya pergi menjemput Savina."TUUUUT, TUUUUT, TUUUUT,""Mas, kamu keterlaluan! Panggilanku kamu tidak gubris,"Nadia semakin murka ketika Fazli tidak menerima panggilannya. Wanita itu menautkan gerahamnya dengan kuat.Nadia tidak menyangka Fazli ingin kembali memperkerjakan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Merasa Dikhianati

    "Baik Pak, aku bersedia kembali ke Jakarta,''ucap Savina bersedia untuk kembali bekerja di rumah Fazli. Setelah memikirkan dengan matang akhirnya Savina menerima ajakan Fazli.''Terima kasih Savina, aku sangat berterima kasih kepadamu karena bersedia kembali ke Jakarta,"ucap Fazli berbinar, ia sangat berbahagia karena keputusan yang diambil oleh Savina. Inilah yang diharapkan oleh laki-laki itu, Shera sangat membutuhkan kehadiran Savina.Setelah beristirahat sebentar, siang itu juga Fazli dan Savina bersiap untuk berangkat ke Jakarta. Mereka ingin secepatnya sampai di Jakarta karena Shera sudah menunggu kedatangan keduanya terutama Savina.''Bu Aku dan Savina, berangkat dulu,''ucap azli berpamitan kepada ibun Sarmah sambil memberikan sebuah amplop berisikan sejumlah uang. Awalnya Bu Sarmah menolak pemberian Fazli, tapi laki-laki terus memberikannya."Bu sampaikan salamku kepada Bapak,''lanjut Fazli.“Baik Pak, hati-hati di jalan,”jawab Bu Sarmah membantu memasukan barang bawaan

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Kenapa Sulit Bagiku

    "Apa Ibu tidak salah mendengar?"ucap Savina masih belum percaya dengan kedatangan Fazli ke rumahnya. Menurutnya dirinya sudah tidak ada masalah lagi dengan mantan majikannya itu sejak Fazli memintanya berhenti bekerja. "Vina, Ibu memang sudah tua, tapi belum terlalu pikun. Orangnya sedang duduk di kursi, kamu temui saja sendiri, nanti kamu akan tahu sendiri apa itu Pak Fazli atau bukan,''jawab Bu Sarmah meminta putrinya menemui laki-laki yang datang pagi ini ke rumah mereka. Savina awalnya tampak ragu untuk menemui laki-laki yang mengaku sebagai Fazli. Wanita itu merasa khawatir jika benar itu Fazli, pasti ada sesuatu yang membuatnya datang jauh-jauh ke desa ini. Tapi apa masalahnya?Bu Sarmah mendesak putrinya agar menemui Fazli, ia merasa kasihan karena tamunya itu sudah menempuh perjalanan jauh dari Jakarta. Savina lalu memperbaiki jilbabnya dan dengan hati yang penuh tanda tanya, wanita itu kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan dapur. Benar saja saat sampai di ruang

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Tamu Tak di Undang

    "Nadia, untuk sementara waktu sebaiknya kita tidak bertemu dulu, sekarang aku ingin fokus dengan kesembuhan Shera,"ucap Fazli ingin mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia lewat ponselnya. Wanita itu ingin datang ke rumah sakit untuk menjenguk Shera."Tapi Mas, aku mau meringankan beban kamu,"protes Nadia, ia merasa keberatan dengan keputusan Fazli."Nadia, cobalah mengerti keadaanku,"potong Fazli cepat.Walaupun Nadia bersikeras dan keberatan dengan keputusan sepihak Fazli namun, laki-laki itu tetap memutuskan untuk tidak mengizinkan Nadia bertemu dengan Shera sementara waktu. Saat ini baginya kesembuhan Shera adalah yang utama, jika Nadia masih menemui sang putri ia khawatir ini akan memperburuk keadaan.Setelah mengakhiri pembicaraannya dengan Nadia, Fazli meletakkan ponselnya di atas meja. Laki-laki itu kemudian mengedarkan pandangannya keluar dari jendela kaca rumah sakit. Suasana langit ibu kota tampak sudah mulai gelap.Jika hatinya sekarang tidak sedang bersedih pa

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Bagaimana Kalau Ia Kembali

    Pagi ini Fazli baru saja membuka matanya ketika sinar matahari menembus masuk kedalam ruang perawatan Shera. Laki-laki itu merapikan rambut tebalnya dengan jari-jarinya.Fazli membasahi kerongkongannya dengan beberapa teguk air mineral, sejenak ia menatap tubuh mungil Shera yang masih meringkuk di balik selimut.Fazli menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, sepanjang malam Shera selalu memanggil nama Savina.'Shera apa Ayah salah? Mengusir Sus Savina dari rumah kita,'bisik batin Fazli.Laki-lakimitu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.Setiap sang putri memanggil nama Savina, hati laki-laki itu merasa sedih. Sebagai seorang ayah, Fazli dapat merasakan arti dari semua panggilan penuh kerinduan.'Tapi aku tidak bisa menerima sikap Shera kepada Nadia,'bisikan lain di dalam hati Fazli. Seketika laki-laki itu merasa bimbang, menuruti kata hati atau mendengarkan pendapat dari Nadia wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.Fazli mengusap wajah putrinya lembut, selama ini b

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Selalu Memanggilnya

    "Tidak, aku mau Sus Savina yang menggantikan Bunda!"jawab Shera sambil bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Nadia yang terdiam di kamar. "Shera, kamu mau kemana?"ucap Fazli bertemu dengan putrinya. "Ayah, aku mau menyusul Sus Vina,"jawab Shera berlutut di hadapan ayahnya. Seakan anak kecil itu memohon Fazli mau mengabulkan keinginannya untuk bertemu dengan Savina. "Shera, rumah Sus Vina jauh dari sini, lagi pula ayah tidak tahu alamatnya di mana. Shera sekarang kamu masih memiliki Ayah, Ayah berjanji akan membuatmu bahagia Nak,"bujuk Fazl sekuat tenaga menenangkan Shera yang terus menangis. Shera mengatakan ia tidak mau Nadia sebagai pengganti ibunya, dirinya ingin Savina. Fazli menghela napas panjang, permintaan yang tidak mungkin dikabulkannya. Sekarang dirinya sudah bertunangan dengan Nadia. Nadia mendekati keduanya, tapi Shera menunjukkan sikap penolakannya. "Nadia, sebaiknya kamu pulang dulu, sepertinya Shera belum bisa menerima ini semua,''ucap Fazli meminta Nadia

  • Ketika Babu Jadi Ratu   Mau Sus Savina

    "Shera, Sus Savina sudah tidak di sini,''ucap Nadia sambil memeluk tubuh mungil Shera dari arah belakang. Wanita itu mengecup puncak kepala Shera lembut.Shera menangis sejadinya, ia tidak percaya orang yang begitu disayanginya selama ini pergi begitu saja tanpa memberitahunya.Shera menjatuhkan tubuhnya di lantai, isak tangis gadis kecil itu semakin kencang. Suaranya yang memanggil nama Savina memenuhi ruangan itu."Sus, jangan tinggalkan aku!"Shera bangkit dan berlari menuju lemari pakaian Savina. Tangis anak kecil itu semakin kencang ketika membuka pintu dan mengetahui lemari itu sudah kosong. Savina benar-benar sudah pergi meninggalkan dirinya.Shera terduduk di pangkuan Nadia, ia menumpahkan semua air matanya sambil terus memanggil nama Savina."Shera kamu jangan bersedih, sekarang ada tante. Tante sangat menyayangi kamu,''ucap Nadia seraya kembali mengecup puncak kepala Shera lembut serta membelai rambut Shera.Entah mendapatkan kekuatan dari mana, Shera dengan kuat mendoro

DMCA.com Protection Status