Beranda / Rumah Tangga / Ketika Adikku Inginkan Suamiku / Bab 28. Genderang Perang Mulai Ditabuh Rara

Share

Bab 28. Genderang Perang Mulai Ditabuh Rara

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 07:03:39

*****

Penghuni kos-kosan meneriaki Mama Ratna dan Rara, saat keduanya dipaksa pergi oleh Papa. Rara memapah ibunya yang berjalan masih sempoyongan. Gang sempit ini agak jauh dari jalan raya, bisa kubayangkan bagaimana tersiksanya mereka berjalan kaki sambil menahan sakit di sekujur badan untuk mencapai jalan besar, agar bisa menemukan alat angkutan untuk pulang.

Ibu masih menyembunyikan wajah di balik punggungku, saat Papa semakin mendekat. Wajah murung lelaki paruh baya itu menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Menyesal, yah, aku yakin itulah yang dirasakannya saat ini.

Nenek terlihat gelisah. Wajahnya menegang penuh emosi, warna mukanya merah padam. Wajar sekali Nenek marah. Dia berhak murka karena kecewa. Papa telah menyakiti anak semata wayangnya. Papa bahkan telah menghancurkan hidup putrinya itu. Dua puluh tahun sudah lamanya, sang putri menderita gangguan mental. Hidup

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 29.  Semua Demi Istriku

    *****Pernikahan adalah peresmian hubungan. Kala suatu hubungan mulai terjalin, tidak akan ada ketenangan bila belum peresmian. Konon pula aku yang awalnya ditolak tanpa kepastian. Kekasih hatiku tak jua menaut binar yang kupancarkan.Perjuangan panjang telah kujalankan, ibarat perang, kini telah kuraih kemenangan. Malaku Sayang, wanita impian, telah kepeluk dalam dekapan, langsung kuikat dalam pernikahan.Tetapi, perjuangan ini ternyata belum selesai, sepertinya tak akan pernah usai. Mempertahankan pernikahan ini, ternyata jauh lebih berat dari medan perang. Begitu berat tantangan yang harus dihadapi. Berbagai gejolak datang silih berganti.Istri berselisih dengan Mama, Mama egois, inginnya sang menantu nurut segala inginnya. Istri juga punya keinginan dan prinsip sendiri. Aku di tengah-tengahnya. Bah! Sakit kali kepalaku menjalani ini. Harus bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 30. Pengakuan Mas Diky

    *****Kerap kali pasangan sengaja memendam suatu rahasia, demi menjaga hubungan. Dengan alasan khawatir menambah beban pikiran pasangan. Padahal, hal itu justru dapat memicu keretakan yang membuka peluang masuknya orang ketiga. Sesungguhnya, keterbukaan pada pasangan, adalah kunci kelanggengan.==========Suasana terasa sangat sepi. Waktu menunjukkan sudah hampir pukul sepuluh malam. Kuhenyakkan tubuh di depan meja rias, gamis dan jilbab instan yang biasa kukenakan kini telah kulepas, berganti dengan baju tidur berwarna pink lembut. Kupatut pantulan wajah di cermin. Wajahku terlihat lebih terang, mungkin pengaruh warna baju tidur yang melekat di tubuh. Mungkin juga karena pengaruh hitam legamnya rambut panjang milikku.Aku cantik, sangat cantik. Huh! Kenapa aku jadi kepedean begini? Apakah karena pengaruh suasana hati yang sedang tak karuan, mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 31. Kutukar Perangkap Rara

    ******“Sayang, kamu di mana? Cepat, dong! Rara sudah menghubungi aku dari tadi, nih? Dia minta dijemput di kampusnya.” Suara Mas Diky terdengar panik. Ini adalah hari kedua dia memenuhi janjinya makan malam bareng adik tiriku, Rara.“Bentar, ya,Mas. Aku antar Ibu pulang dulu. Kalau memang kamu udah keluar kantor, kamu jemput aja dia ke kampus! Kita ketemu di restoran aja,” usulku sambil menggandeng tangan Ibu keluar dari ruangan Dokter Robin, Psikiater yang merawat Ibu.“Aduh, gawat, dong! Aku takut, ah! Nanti kalau Rara ngelendot-lendot lagi, gimana. Parfumnya nempel lagi di seragam aku.”“Aku percaya padamu, Mas. Habis gimana, dong? Aku harus ngantar Ibu dulu, lagian kasihan nenek sendirian di rumah. Atau gini, kamu tunggu di simpang kampusnya aja, aku langsung nyusul setelah ngantar Ibu!”“Ok, kalau gitu aku setuju. Hati-hati, ya! Ibu su

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 32.  Hampir Kena Sasaran

    *****POV RaraMalam ini, aku harus bisa menaklukkan suami Kak Mala. Kesempatan ini harus kugunakan dengan sebaik-baiknya. Terakhir ini amat sulit mecari kesempatan untuk berduaan dengan lelaki tampan ini. Sejak mereka keluar dari rumah, aku tak bisa lagi menemuinya. Malam ini, tak akan sia-sia.Dengan ancaman akan menuntut istrinya, Mas Diky yang lugu mau menuruti keinginanku. Aku tahu dia melakukan ini bukan hanya karena takut istrinya terlibat masalah, tapi lebih karena dia tak ingin aku membuat keributan di kantornya. Pasti dia akan malu bila rahasia keluarga istrinya tercium oleh orang-orang kantor.Kesempatan emas buatku. Aka kuhancurkan kebahagiaan si Mala itu dengan caraku. Allah selalu memberinya keistimewaan. Selalu mendapatkan yang lebih dari aku. Padahal dia hanya anak tiri Mama. Kenapa nasipnya selalu lebih beruntung dari aku? Aku enggak mau pokokny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 33. Senjata Makan Tuan

    *****“Enggak singgah dulu, Mas?” tanyaku sembari turun dari boncengan.“Enggak usah,” jawab Mas Diky singkat. Lelaki tampan itu masih saja merengut.“Jangan lupa besok, ya! Ingat, perjanjian kita seminggu, lho!” ucapku mengulas senyum.“Iya, tapi jangan di restoran yang seperti tadi. Di restoran biasa aja. Lebih mahal enggak apa!” sungutnya sambil memutar arah motor, langsung tancap gas.Gak ada sopan-sopannya! Ok, hari ini kamu masih bolehlah sok jual mahal kek gitu, Mas Diky … suami kakakku tersayang …. Tapi, liat aja besok. Aku pastikan kau tergila-gila padaku. Seperti dulu Ibunya si Mala yang oon itu, tersingkir dari sisi Papa. Papa lebih memilih mempertahankan Mamaku yang bertubuh bohai, dan pandai memuaskan Papa. Gak peduli gimana cara Mama menaklukkannya. Yang pent

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 34. Tamparan papa di Wajah Rara

    *****POV MalaRara tertidur dengan meletakkan kepala di atas meja. Gelas kosong terletak di samping kepala yang terkulai itu. Gelas dengan pipet berwarna pink seperti perintahnya. Pipetnya memang benar, tapi gelasnya yang telah tertukar. Maaf Rara, Sayang. Aku harus melindungi suamiku dari perempuan murahan seperti kamu.Yah, mungkin kau berpikir suamiku adalah sasaran empuk, karena keluguannya. Mas Diky memang sangat lugu dalam hal cinta. Dia tak punya pengalaman apa-apa dalam menghadapi penjahat asmara. Tak pernah dipelajarinya bagaimana strategi menghadapi ulat bulu yang suka menempel sambil melata-lata sepertimu. Yang dia pelajari adalah cara membasmi penjahat ketentraman masyarakat. Menjaga keamanan masyarakat, negara dan bangsa.Lelakiku buta dalam hal asmara. Perempuan satu-satunya yang di kenalnya hanya aku. Sejak dia tau apa itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 35. Serangan di Kamar Mandi

    *****Awas kau!” kembali Rara mengancamku sambil mengikuti langkah Papa yang menyeretnya dengan kasar. Kubalas dengan senyum miring.Aneh! Seharusnya dia malu karena ketahuan akal liciknya terhadap Mas Diky. Perempuan itu benar-benar sudah putus urat syaraf. Sama seperti ibunya, udah tahu kelakuan anak bejad, masih saja membela.“Kita juga pulang, Sayang, ayo!” Mas Diky memeluk bahuku.“Ya, urusan kita belum selesai! Kita selesaikan di rumah!” ancamku melepaskan tangannya. Dengan berjalan cepat, aku menuju parkiran, mengeluarkan motor meticku, lalu meluncur pulang.Nenek dan Ibu menyambut di teras. Kedua wanita itu terlihat semringah. Terutama Ibu. Rambut panjangnya di sanggul rapi ke belakang. Beberapa anak rambut itu lepas, menutupi sampai ke batas mata, mirip poni di keningnya.“Subhanallah … Ibu …,” ucapku langsung menghambur memeluknya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 36. Rumah Tanggaku Di Ujung Tanduk

    *****Mas Diky menyambar kunci kontak motornya dan jaket kulit yang tergantung di belakang pintu kamar.“Aku berangkat, ya, Sayang!” ucapnya mengecup keningku. Lalu melangkah pergi.“Berhenti!” teriakku tiba-tiba. Mas Diky terkejut, menghentikan langkah dan langsung berbalik menghadapku.“Ai …,” sergahnya masih tak percaya.“Dengar, Mas! Baru malam tadi kita berbaikan. Kita telah berhasil menghadapi masalah yang mendera hubungan kita. Pagi ini, kita akan merayakannya. Kenapa sekarang kau tiba-tiba ingin membatalkannya? Bahkan tanpa berpikir dua kali, kau langsung membuka peluang untuk munculnya masalah berikutnya!”“Apa maksudmu, Sayang?”

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13

Bab terbaru

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 56.  Cinta itu masih ada di Hati Mama

    *****“Ibu mau ke mana?” tanyaku lembut.“Kamar mandi, ibu kebelet.”Kulepas pegangan di lengannya. Mungkin benar ibu kebelet, karena ancaman para preman menakutkan barusan. Mudah-mudahan, bukan karena kedatangan Papa.“Apa ini, Nak Anto?” tanya Nenek seraya menerima bungkusan dari Papa.Anto adalah nama panggilan Papa. Nama sebenarnya adalah Ranto, konon ceritanya, nama itu sengaja diberikan Kakek Almarhum kepada Papa. Dengan harapan Papa akan pergi merantau meninggalkan kampung halamannya di Aceh. Merantau untuk menuntut ilmu, pun belajar berbisnis. Harapan Kakek ternyata terwujud.“Ini ada martabak panas, rasa srikaya, makanan kesukaan –“ Papa tak melanjutkan ucapannya. Matanya menatap lurus ke arah pintu. Aku yakin, Ibulah yang sedang di carinya.

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 55. Rara Meminta Bantuan Preman

    *****Kembali ke POV Mala“Kamu enggak usah jenguk Papa ke rumah sakit, Sayang! Hari ini dia sudah boleh pulang. Kak Rahma akan membawa Papa ke rumah Mama,” kata Mas Diky sambil mengenakan seragam.“Alhamdulillan, Mas. Papa cepat pulih.”“Ya, tapi dia belum boleh mikir, apalagi mendapat tekanan. Biar aja Kak Rahma yang merawat dia di rumah.”“Ya, kita juga harus ikut merawat, kan?”“Tidak! Aku masih malas bertemu Papa! Bisa emosi aku nanti, kuhajar pula dia. Gawat, kan?”“Masalah ini tidak boleh dihadapi dengan kekerasan, Mas!”“Iya, tapi aku belum bisa, Sayang! Aku akan fokus ngurus kasus Mama, tadi malam Papamunelpon. Dia ngajak ketemuan di kantor pagi ini. Semoga usulannya untuk menyelesaikan kasus

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 54. Malaku Ngidam

    ******Masih diam terpaku, menatap tubuh menelungkup wanitaku. Bahu yang sedari tadi tak luput dari tatapan, terlihat mulai tenang. Tiada lagi goncangan. Isak, sedu dan sedan, raib sudah. Mungkinkah dia sudah berhenti menangis? Sepertinya iya. Kepala yang tanpa kerudung itu terangkat sedikit, tangan kanan mengusap wajah. Apakah istriku sedang mengusap air mata? Sepertinya, iya.Gegas aku bangkit dari bibir ranjang, berjingkat menuju pintu kamar, menggenggam handel pintu, membukanya pelan, berusaha tanpa derit. Lalu melangkah kembali keluar, menutup pintu dengan pelan, tetap berusaha agar tak menimbulkan deritan.Menarik napas panjang, lalu mengembuskannya pelan. Tiga kali, tiga kali aku melakukannya. Baru mulut bisa berucap.“Assalamualaikum! Mala ….”“Waalaikumusalam, Mas …!”

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 53.  Diky Lolos Dari Jebakan Rara

    ****Mala bolak-balik nelpon, tapi kuhiraukan. Biar saja dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Masih terlalu dini untuk meminta maaf padanya sekarang. Tetapi, panggilan dari Kak Rahma tak boleh kuhiraukan. Aku khawatir terjadi sesuatu dengan Papa, atau Tante Ratna.“Dik, kamu ke rumah sakit, deh, sekarang!” perintah Kak Rahma mengagetkan.“Kenapa, Kak. Papa baik-baik aja, kan?” tanyaku was-was.“Papa baik, kondisinya semakin stabil. Ini tentang Tante Ratna.”“Kenapa dia?” cecarku.“Kata Dokter, lukanya cukup dalam, dia belum sadar juga, terlalu banyak ngeluarin darah. Tadi, putrinya si Rara nelpon ke hape Tante Ratna, aku angkat. Sekarang dia di sini, ngamuk-ngamuk gak jelas. Ngancam-ngancam gitu.”“Bilang aj

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 52. Kapan Kau  Mencintaiku, Mala?

    *****POV DikyAku masih tak percaya dengan kenyataan yang terjadi sekarang ini. Papa berselingkuh dengan perempuan lain saja sudah membuatku sesak napas. Ternyata Papaku begitu menjijikkan. Saat aku ingin meminta pertanggung jawab, dia malah memilih pingsan. Serangan jantung, kata dokter. Padahal menurutku, itu hanya taktik diaa untuk lari dari masalah. Pasti dia enggan berurusan denganku setelah rahasianya terbongkar. Tertangkap basah lagi. Iya, tertangkap basahlah namanya, karena aku dan istriku menangkap mereka dalam keadaan sudah basah. Basah karena peluh dan mungkin cairan lainnya. Yang menjijikkan tentu saja.Sekarang timbul lagi masalah yang jauh lebih rumit. Mamaku ternyata sama parahnya. Dia nekat menusuk selingkuhan Papaku yang juga pernah menjadi selingkuhan Papa istriku. Rumit, ya? Mamaku menusuk mertua tiriku, yang ternyata selingkuh dengan papaku. Arrrrgh! Sakit kepalaku

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 51. Solusi Dari Ibu

    *****Aku segera meraih jaket dan jilbab instan yang tergantung di balik pintu kamar. Memasukkan ponsel dan dompet ke dalam tas sandang, meraih kunci motor di atas nakas, lalu setengah berlari keluar dari kamar.“Mala!”Duh! Aku lupa di rumah ini aku tidak sendiri, meski suamiku berulah lagi. Masih ada Ibu dan Nenek yang begitu peduli.“Mau ke mana? Buru-buru amat?” tanya Ibu seraya bangkit dari sofa di ruang tengah. Nenek mengalihkan tatapannya dari layar tv, kini menatapku dengan teliti.“Aku mau … eh, anu, Bu. Aku mau ….”“Mala …. Sayang? Kamu baik-baik saja, kan, Nak?” Ibu meraba pipiku.“Aku baik, Bu. Aku Cuma mau ke rumah sakit, mau liat keadaan perempuan itu,” jawabku berdallih.

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 50. Ancaman Rara

    *****Jujur, aku mulai lelah menjalani rumah tangga ini. Sudah mulai timbul rasa bosan dalam membina hubungan ini. Sikap dan watak Mas DIky teramat menyebalkan. Sifat kanak-kanaknya tak juga berubah. Gampang meledak-ledak seperti anak kecil, yang jiwanya belum matang. Aku masih harus terus menerus mempelajari sifat dan karakternya. Harus berusaha memahami segala kekurangannya, dan berusaha menempa jiwanya agar matang dan dewasa.Tetapi, kenapa hal ini tidak berlaku sebaliknya, coba? Harusnya dia juga berbuat yang sama! Dia juga harus memahami sifat dan karakterku. Bagaimana mungkin dia berfikir aku menelepon Reno, lalu mencurahkan isi hatiku, mengadukan keluh kesahku. Mala bukan type perempuan seperti itu, kan? Kenapa dia langsung meledak-ledak menuduh?Jika dia menduga seperti itu, bukankah harus bertanya dul

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 49. Suamiku Kumat Lagi

    ****“Maaaa! Mama kenapa senekat ini?” Mas Diky berteriak.Ratna ambruk, darah segar merembes membasahi dasternya yang terbalik. Mama mertuaku tersenyum seperti menyeringai.Ibu dan Nenek berlari dari kamar mereka. Menatap pemandangan yang tak diduga sama sekali.“Sudah, Ken! Sudah kutuntaskan dendammu! Aku tahu kau tidak pernah sakit, hatimulah yang terluka, bukan jiwamu! Tolong jaga Diky putraku, juga cucuku di perut putrimu! Biar aku saja yang menanggung semua ini. Kau di sini saja, jaga cucu kita, ya!” Mama menatap Ibu sendu.“Kak Lena? Kau? Jadi?” Ibu terperangah, dia kesulitan untuk berkata-kata. Bola matanya membulat sempurna.“Ya, Ken. Iya. Maaf, mengagetkanmu.”“Bang! Cepat bawa dia ke rumah sakit! Cepat!” perintahku kepada Bang Anwar. Segera

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 48.  Kejutan Dari Mama Mertua

    *****“Rahma! Bisa kau jelaskan apa sebenarnya yang telah terjadi dengan papamu?” Mama mertua tiba-tiba menegakkan tubuh. Matanya berkilat dengan sorot tajam, menatap anak dan menantunya satu persatu.“Tidak ada apa-apa, Ma! Mama tenanglah!” bujuk Kak Rahma mengelus punggung ibunya.“Diky! Kau juga tak mau berkata jujur!” tuntutnya kepada suamiku.Mas Diky bergeming.“Anwar! Kau juga tak mau jujur?”Bang Anwar menatap istrinya, seolah minta persetujuan. Kak Rahma menggeleng.“Tinggal kau Mala! Kau juga tak mau menjelaskan pada Mama? Atau, jawaban ibumu adalah jawabanmu?” dia kini menatapku lekat.“Kak Rahma, Mas! Lebih baik kalian berterus terang saja! Untuk apa lagi, sih, kalian menyembunyikan hal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status