Beranda / Rumah Tangga / Ketika Adikku Inginkan Suamiku / Bab 23. Mertua Menolak Ibuku

Share

Bab 23. Mertua Menolak Ibuku

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 07:01:21

*****

Kuseka sisa air  di tubuh Ibu.  Dibantu Rani, kami mengenakan daster lusuh, tapi   terlihat bersih. Kukeringkan rambut panjang Ibu. Kusisir rapi dengan meminjam sisir rambut di tas sandang Rani.

“Ini pakai bedak aku!” usul Rani mulai menaburkan dan meratakan bedak di pipi Ibu. Tak lupa Rani mengoleskan pewarna bibir.

“Ibu cantik sekali,” puji Rani memperlihatkan wajah Ibu melalui cermin kecil.

Ibu terlihat semringah.

“Kita mau pergi ke kota? Mau lihat Mala, ya?” tanyanya dengan mata berbinar.

“Lho. Ini siapa?” tanya Rani menunjukku.

“Mala … ini Mala putriku?” Ibu kembali terlihat linglung. Wajahnya kembali basah genangan air mata.

“Ini Mala, Bu. Kita akan selalu bersama sekarang!” ucapku samb

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 24. Demi Baktiku Pada Suami Dan Ibu

    *****“Mas …,” sapaku menyambut Mas Diky yang berdiri terpaku di ambang pintu kamar. Kuberanikan diri meraih tangan dan menciumnya dengan lembut.Mas Diky bergeming. Tatapannya masih tertuju ke ranjang besi kebanggaannya. Ranjang yang katanya tidak akan berbunyi meski ada yang tanding gulat di atasnya. Sontak hatiku getir. Pasti Mas Diky sangat kecewa. Dalam bayangannya mungkin akan segera mengendong dan meletakkan aku ke atas pembaringan, begitu tiba di rumah. Kenyataan yang terjadi ranjang itu telah ditempati orang lain. Ibu dan nenekku.Aku salah? Ya, aku salah. Tetapi, ke mana lagikah aku harus membawa mereka? Aku tak punya rumah, tak juga punya uang untuk mengontrak. Pekerjaan pun aku belum ada. Sungguh berbeda dengan Melur. Meski jiwanya lembek, tapi begitu lincah dalam hal mencari penghasilan. Sepertinya aku harus menirunya. Aku tak akan bisa hidup

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 25. Api Dalam Sekam

    *****“Kami akan membawa mereka ke kos-kosan terdekat, Ma,” kata Mas Diky tetap berbicara sopan pada ibunya.“Sini dulu, Mama mau bicara!” perintah wanita itu. Mas Diky mengikuti langkah sang ibunda dengan patuh.“Mala, kami minta maaf. Mungkin sikap kami kurang berkenan di hatimu. Tapi, ini jauh lebih baik, daripada kami menyimpannya. Ibarat menyimpan bara di dalam sekam. Kobaran apinya akan sangat dasyat, apalagi bila ada angin yang berembus. Kau paham maksud Papa, Nak?” tutur Papa mertuaku seakan begitu arif dan bijaksana.“Tidak apa-apa, Pa. Saya paham. Saya berjanji, akan segera mengembalikan nama baik ibu kandung saya. Hingga semua orang akan tahu cerita yang sebenarnya,” cetusku tetap tersenyum.“Ok, semoga saja kamu benar. Papa tinggal dulu,” ucap Papa setelah mengangguk kepada Ibu da

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 26. Mama Tiri Labrak Ibu

    ****“Mel, pagi ini ada waktu enggak buat aku?” tanyaku melalui telepon. Aku menyerah juga akhirnya. Terpaksa meminta bantuan pengantin baru itu.“Ada apa, La? Kamu baik-baik saja?” tanya Melur dengan nada khawatir.“Aku baik. Tapi, sangat butuh bantuan kamu sekarang. Bisa ke rumah mertuaku enggak, jemput aku? Aku enggak enak ngerepotin Rani terus menerus. Kemarin juga dia dan Mas Andy sudah menemani aku seharian saat mencari Ibu aku ke desa. ” lanjutku.“Boleh. Kebetulan Mas Reno juga enggak sibuk hari ini, kami bisa bareng.”“Jangan, dong! Kamu sendiri aja!” selaku cepat.“Kenapa? Mas Reno bisa, kok, bantu nyetirin kita kalau ke mana-mana?” tukas Melur.“Enggak enak ngerepotin suamimu. Kamu aja, deh! Mas Reno enggak usah ikut. Lagian aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 27. Rahasia Sang Pelakor Terbongkar

    *****“Mala … kau di mana …? Tolong kami, Nduk!”Terenyuh mendengar tangisan Nenek. Wanita yang telah uzur itu menelungkup di lantai, di lorong kos-kosan sempit. Sementara Ibu langsung bangkit, terduduk setelah tersungkur jatuh karena di dorong kasar oleh Mama Ratna. Wanita itu mengkerut sembari memeluk lutut. Sorot matanya penuh ketakutan, sesekali melirik Mama Ratna dan Rara.Semua terjadi di hadapanku. Aku yang masih berbaur dengan para penghuni kos-kosan. Mereka belum menyadari keberadaanku.“Belum puas, ya, kau diazab Allah seperti ini? Kau diazab sampai gendeng begini? Karmamu belum cukup, iya? Sekarang berani-beraninya datang lagi, mau ngapaian? Mas Ranto udah enggak peduli padamu! Surat ceraimu memang belum pernah kau terima, tapi talak untukmu sudah jelas! Secara hukum pun kau bukan i

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 28. Genderang Perang Mulai Ditabuh Rara

    *****Penghuni kos-kosan meneriaki Mama Ratna dan Rara, saat keduanya dipaksa pergi oleh Papa. Rara memapah ibunya yang berjalan masih sempoyongan. Gang sempit ini agak jauh dari jalan raya, bisa kubayangkan bagaimana tersiksanya mereka berjalan kaki sambil menahan sakit di sekujur badan untuk mencapai jalan besar, agar bisa menemukan alat angkutan untuk pulang.Ibu masih menyembunyikan wajah di balik punggungku, saat Papa semakin mendekat. Wajah murung lelaki paruh baya itu menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Menyesal, yah, aku yakin itulah yang dirasakannya saat ini.Nenek terlihat gelisah. Wajahnya menegang penuh emosi, warna mukanya merah padam. Wajar sekali Nenek marah. Dia berhak murka karena kecewa. Papa telah menyakiti anak semata wayangnya. Papa bahkan telah menghancurkan hidup putrinya itu. Dua puluh tahun sudah lamanya, sang putri menderita gangguan mental. Hidup

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 29.  Semua Demi Istriku

    *****Pernikahan adalah peresmian hubungan. Kala suatu hubungan mulai terjalin, tidak akan ada ketenangan bila belum peresmian. Konon pula aku yang awalnya ditolak tanpa kepastian. Kekasih hatiku tak jua menaut binar yang kupancarkan.Perjuangan panjang telah kujalankan, ibarat perang, kini telah kuraih kemenangan. Malaku Sayang, wanita impian, telah kepeluk dalam dekapan, langsung kuikat dalam pernikahan.Tetapi, perjuangan ini ternyata belum selesai, sepertinya tak akan pernah usai. Mempertahankan pernikahan ini, ternyata jauh lebih berat dari medan perang. Begitu berat tantangan yang harus dihadapi. Berbagai gejolak datang silih berganti.Istri berselisih dengan Mama, Mama egois, inginnya sang menantu nurut segala inginnya. Istri juga punya keinginan dan prinsip sendiri. Aku di tengah-tengahnya. Bah! Sakit kali kepalaku menjalani ini. Harus bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 30. Pengakuan Mas Diky

    *****Kerap kali pasangan sengaja memendam suatu rahasia, demi menjaga hubungan. Dengan alasan khawatir menambah beban pikiran pasangan. Padahal, hal itu justru dapat memicu keretakan yang membuka peluang masuknya orang ketiga. Sesungguhnya, keterbukaan pada pasangan, adalah kunci kelanggengan.==========Suasana terasa sangat sepi. Waktu menunjukkan sudah hampir pukul sepuluh malam. Kuhenyakkan tubuh di depan meja rias, gamis dan jilbab instan yang biasa kukenakan kini telah kulepas, berganti dengan baju tidur berwarna pink lembut. Kupatut pantulan wajah di cermin. Wajahku terlihat lebih terang, mungkin pengaruh warna baju tidur yang melekat di tubuh. Mungkin juga karena pengaruh hitam legamnya rambut panjang milikku.Aku cantik, sangat cantik. Huh! Kenapa aku jadi kepedean begini? Apakah karena pengaruh suasana hati yang sedang tak karuan, mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 31. Kutukar Perangkap Rara

    ******“Sayang, kamu di mana? Cepat, dong! Rara sudah menghubungi aku dari tadi, nih? Dia minta dijemput di kampusnya.” Suara Mas Diky terdengar panik. Ini adalah hari kedua dia memenuhi janjinya makan malam bareng adik tiriku, Rara.“Bentar, ya,Mas. Aku antar Ibu pulang dulu. Kalau memang kamu udah keluar kantor, kamu jemput aja dia ke kampus! Kita ketemu di restoran aja,” usulku sambil menggandeng tangan Ibu keluar dari ruangan Dokter Robin, Psikiater yang merawat Ibu.“Aduh, gawat, dong! Aku takut, ah! Nanti kalau Rara ngelendot-lendot lagi, gimana. Parfumnya nempel lagi di seragam aku.”“Aku percaya padamu, Mas. Habis gimana, dong? Aku harus ngantar Ibu dulu, lagian kasihan nenek sendirian di rumah. Atau gini, kamu tunggu di simpang kampusnya aja, aku langsung nyusul setelah ngantar Ibu!”“Ok, kalau gitu aku setuju. Hati-hati, ya! Ibu su

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 68. Ekstra part 2 (Tamat)

    ****Kuhirup udara kebebasan dalam-dalam, begitu diri ini berada di luar. Setelah tiga tahun lima bulan terkurung di balik tembok tinggi, terisolasi dari hiruk pikuknya dunia luar, kini aku kembali dipercaya untuk melanjutkan hidup.Aku tahu, masa tahanan ini cukup singkat, dibanding dengan kejahatan yang telah kulakukan. Papa dan Kak Mala, berjuang agar masa tahananku sesingkat mungkin. Padahal, andai seumur hdup di penjara pun, aku ikhlas.Bukan suatu masalah buatku, hidup di dalam penjara. Jujur, aku malah merasa, lebih baik hidup terisolasi di dalam sana dari pada terbuang di luar sini. Yah, aku pasti hidup terbuang di luar ini.Siapa yang peduli padaku, coba? Sapa yang akan mendampingi orang cacat sepertiku? Hanya akan menjadi beban buat orang lain. Bukankah lebih baik hidup di balik jeruji? Entah untuk apa Papa dan Kak Mala berj

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 67.  Ekstra Part 1

    *****POV Rara (Malam sebelum Ratna Tertusuk)“Tidur, Nak! Sudah malam, ayo!” Ibu Niken mendorong kursi rodaku menuju kamar.“Baik, Bu,” sahutku.Tante Lena dan Nenek mengikuti kami, setelah lelah berbincang tentang persiapan pernikahan Bu Niken dengan Papa esok pagi. Tante Lena dan Nenek masuk ke kamar mereka. Sedangkan aku dan BU NIken masuk ke kamar kami sendiri. Sejak aku tinggal di rumah Kak Mala, Bu Nikenlah yang merawatku. Dia sendiri yang menawarkan diri. Kmai sekamar berdua, Nennek dimintanya pindah ke kamar Tante Lena. Alasannya agar mugah melayani segala keperluanku.Sungguh tak kusangka, wanita yang pernah dihancurkan oleh Mama, justru bersikap begitu baik padaku. Saat aku tak berdaya, dia tampil sebagai. Tiada pamrih apa-apa, aku dapat merasakan ketulusan dari setiap tindakannya.Pantas Kak Mal

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 66. Gerimis di Akhir Badai

    *****POV MalaTekad Papa untuk menikahi Ibu kembali sepertinya sudah sangat bulat. Dia memenuhi janjinya pada Ibu dan nenek. Sehari setelah surat cerai untuk Mama Ratna keluar, dia langsung datang ke rumah untuk melamar Ibu. Alhamdulillah, Ibu menerima lamaran Papa.Pernikahan mereka akan diadakan seminggu lagi. Ibu tak ingin ada pesta, cukup pernikahan sederhana saja.Bertolak belakang dengan Papa dan Mama mertua. Mereka justru diambang perceraian. Mama mertua tetap menggugat pisah. Segala bujukan dan jalan damai telah kutempuh. Bekerja sama dengan Kak Rahma, kami berusaha menyatukan mereka kembali, tetapi pintu hati mama mertua sepertinya sudah benar-benar tertutup. Anehnya Mas Diky malah mendukung.“Apapun akan Diky lakukan untuk Mama, asal itu membuat Mama bahagia,” janjinya pada ibunya.“Izinkan mama

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 65. Tobatku Karena Kak Mala

    *****POV RaraPerlahan kesadaranku telah kembali. Yang pertama, ternyata aku masih hidup. Saat ini berada di sebuah rumah sakit, tentu saja aku yakin ini adalah sebuah rumah sakit karena ada jarum inpus yang melekat di pergelangan tangan. Ada selang yang ikut bergerak, jika tangan ini kugerakkan. Sebuah botol berisi cairan tergantung di sebuah tiang besi, diatas tempat tidur. Berbagai selang dan wayar menempel di hidung dan tubuh. Aroma obat bercampur karbol menyerang penciuman, Aroma khas rumah sakit.Ingat bagimana tubuh ini terjatuh menyentuh aspal, langsung terlindas sebuah kendaraan. Kukira sudah berakhir. Kenapa, masih berlanjut? Kenapa derita ini masih berlanjut, bahkan efisode berikutnya lebih getir. Skenario yang telah disiapkan oleh Allah, di babak kedua hidup ini, pasti lebih getir. Tentu saja! Wajah-wajah penuh derita telah menyambut kedatanganku. Aku melihat itu.&n

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 64.  Kenapa Kak Mala Melarang Aku Melihat  Kakiku?

    *****POV RaraBenar kata orang, penyesalan itu datangnya selalu terlambat. Seperti halnya yang aku alami saat ini. Entah untuk apa dulu aku meminta preman ini mengobrak-abrik rumah Kak Mala. Usahnya gagal, aekarang malah aku terjebak di sini. Kini, aku harus membayar mahal perbuatan itu.Entah bagaimana caranya agar bisa lolos dari orang sangar ini. Katakutan ini membuatku tak dapat lagi berpikir. Dia akan menjualku kepada laki-laki yang entah siapa, bagaimana tampangnya, bagimana wataknya, dan aku takut. Mama … tolong Rara …. Papa … liat nasip Rara ini Pa!Kak Mala … biasanya kau selalu hadir dan menyelesaikan setiap masalahku. Jangankan masalah yang sulit, masalah yang gampang seklaipun kau sellau hadir untuk menyelesaikannya. Saat akum alas mengerjakan PR sekolah, kau pasti mengerjakannya untukku, saat aku bermasalah dengan teman, kau selal

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 63. Pacar Adikku Memilih Pergi

    *****“Tunggu!”Aku tersentak taget. Alat tulis yang sudah kupegang terlepas dari tangan. Serempak kami menoleh ke arah pintu. Papa dan Ibu berdiri di sana.“Apa yang kau lakukan, Sayang?” Papa mendekat, meneliti gambar di layar, membaca kertas yang hampir saja kutandatangan.“Papa ….” Lirihku menyebut namanya. Wajah Papa memucat, segera mas Diky bangkit, menyeret kursi bekas didudukinya ke belakang Papa. Dengan lunglai, Papa mengjatuhkan tubuh di sana.“Kenapa Ibu membawa Papa ke sini?” tanya Mas Diky berbisik pada Ibu, tapi kami dapat mendengar.“Dia maksa, Nak Diky. Ibu sudah berusaha mencegah,” jawab Ibu membela diri.“Tidak apa-apa, Nak Diky. Papa baik-baik saja,” kata Papa dengan suara lemah.“Papa e

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 62. Rara Melompat Dari Motor, Kenapa?

    *****POV MalaBayangan saat Rara dibawa pergi oleh lelaki sangar itu tak bisa hilang juga. Sungguh aku tak habis pikir, kok mau-maunya si Rara pacaran dengan preman. Apa yang ada laki-laki yang lebih baik lagi?Usahaku membujuk Mama mertua juga sia-sia belaka. Percuma aku merekam percakapan antara Rara dengan Papa mertua di warung bakso tadi. Sedikitpun hati Mama tidak tersentuh. Dia hanya menatap layar dengan wajah membentuk segi delapan. Bibirnya mencibir, lalu mengembalikan ponselku tanpa ekspresi.Sudah tertutup rapat kah pintu hati wanita itu? Kenapa tiada maaf? Setelah pernikahan yang mereka bina selama puluhan tahun, tak bisa kah, dia mengesampingkan ego, demi Anak-anak dan cucu? Begitu sakitkah hatinya? Bukankah Papa mertuaku sudah meminta maaf?Kenapa Ibu bisa memaafkan Papa? Bukankah posisi mereka hampir sama? Sama-sama dihancurkan oleh Rat

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 61. Bang Gandi Menjual Rara

    *****POV RaraNyalang kutatap wajah perempuan yang berdiri di teras sudut warung. Sebenarnya aku sudah melihatnya sedari tadi, tak lama setelah Om Herman masuk ke dalam warung. Syal panjang dan lebar yang digunakannya untuk menutupi wajah dan sebagian tubuh, membuat aku tak mengenalinya. Kukira hanya seorang pelanggan warung bakso. Tanpa kusadari dia merekam semua pembicaraanku dengan Om Herman.Mereka keterlaluan! Sengaja menjebak aku rupanya. Om Herman juga, pura-pura jual mahal! Pura-pura tak perduli lagi pada Mama, rupanya karena takut pada Kak Mala dan Kak Rahma. Pasti mereka datang bersamaan tadi, sengaja untuk mempermalukan.Kak Rahma dan Kak Mala tersenyum puas. Panas rasa hatiku.“Oh, jadi kalian sengaja menjebakku! Om Herman bilang dia datang sendiri, dia sembunyi-sembunyi ke sini, padahal kalian sekongkol! Bangs*t kalian semua!” teriakku meradang. Semua meja yang

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 60. Rara Dibawa Preman

    *****Kembali POV MalaSudah tiga hari Mama mertua tinggal di rumahku. Polisi membebaskannya berdasarkan permintaan keluarga korban, yaitu Papa. Ucapan terima kasih tak henti terucap dari mulutnya. Papa yang sudah mulai sering berkunjung untuk menemui Ibu, menanggapinya dengan santai.“Saya khilap, Bang. Gak nyangka banget, si Ratna setega itu. Saya sudah membela dia mati-matian di depan Abang waktu itu, kan? Berbulan-bulan dia dan anaknya itu saya kasih makan secara gratis, kok malah mencuri suami saya,” tuturnya saat baru pulang dari penjara tiga hari lalu.“Iya, Dek Lena, tapi, lain kali, jangan pernah main senjata tajam lagi. Masalah apapun, hadapilah dengan kepala dingin. Seperti halnya sekarang. Cobalah menghadapi Herman dengan kepala dingin!” kata Papa, sepertinya sengaja memancing isi hati Mama mertua.&

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status