Home / Rumah Tangga / Ketika Adikku Inginkan Suamiku / Bab 24. Demi Baktiku Pada Suami Dan Ibu

Share

Bab 24. Demi Baktiku Pada Suami Dan Ibu

last update Last Updated: 2025-01-01 07:01:48

*****

“Mas …,” sapaku menyambut Mas Diky yang berdiri terpaku di ambang pintu kamar. Kuberanikan diri meraih tangan dan menciumnya dengan lembut.

 Mas Diky bergeming. Tatapannya masih tertuju ke ranjang besi kebanggaannya. Ranjang yang katanya tidak akan berbunyi meski ada yang tanding gulat di atasnya. Sontak hatiku getir. Pasti Mas Diky sangat kecewa. Dalam bayangannya mungkin akan segera mengendong dan meletakkan aku  ke atas pembaringan, begitu tiba di rumah. Kenyataan yang terjadi  ranjang itu telah ditempati orang lain. Ibu dan nenekku.

Aku salah? Ya, aku salah. Tetapi, ke mana lagikah aku harus membawa mereka? Aku tak punya rumah, tak juga punya uang untuk mengontrak. Pekerjaan pun aku belum ada. Sungguh berbeda dengan Melur. Meski jiwanya lembek, tapi  begitu lincah dalam hal mencari penghasilan. Sepertinya aku harus menirunya. Aku tak akan bisa hidup

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 25. Api Dalam Sekam

    *****“Kami akan membawa mereka ke kos-kosan terdekat, Ma,” kata Mas Diky tetap berbicara sopan pada ibunya.“Sini dulu, Mama mau bicara!” perintah wanita itu. Mas Diky mengikuti langkah sang ibunda dengan patuh.“Mala, kami minta maaf. Mungkin sikap kami kurang berkenan di hatimu. Tapi, ini jauh lebih baik, daripada kami menyimpannya. Ibarat menyimpan bara di dalam sekam. Kobaran apinya akan sangat dasyat, apalagi bila ada angin yang berembus. Kau paham maksud Papa, Nak?” tutur Papa mertuaku seakan begitu arif dan bijaksana.“Tidak apa-apa, Pa. Saya paham. Saya berjanji, akan segera mengembalikan nama baik ibu kandung saya. Hingga semua orang akan tahu cerita yang sebenarnya,” cetusku tetap tersenyum.“Ok, semoga saja kamu benar. Papa tinggal dulu,” ucap Papa setelah mengangguk kepada Ibu da

    Last Updated : 2025-01-02
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 26. Mama Tiri Labrak Ibu

    ****“Mel, pagi ini ada waktu enggak buat aku?” tanyaku melalui telepon. Aku menyerah juga akhirnya. Terpaksa meminta bantuan pengantin baru itu.“Ada apa, La? Kamu baik-baik saja?” tanya Melur dengan nada khawatir.“Aku baik. Tapi, sangat butuh bantuan kamu sekarang. Bisa ke rumah mertuaku enggak, jemput aku? Aku enggak enak ngerepotin Rani terus menerus. Kemarin juga dia dan Mas Andy sudah menemani aku seharian saat mencari Ibu aku ke desa. ” lanjutku.“Boleh. Kebetulan Mas Reno juga enggak sibuk hari ini, kami bisa bareng.”“Jangan, dong! Kamu sendiri aja!” selaku cepat.“Kenapa? Mas Reno bisa, kok, bantu nyetirin kita kalau ke mana-mana?” tukas Melur.“Enggak enak ngerepotin suamimu. Kamu aja, deh! Mas Reno enggak usah ikut. Lagian aku

    Last Updated : 2025-01-03
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 27. Rahasia Sang Pelakor Terbongkar

    *****“Mala … kau di mana …? Tolong kami, Nduk!”Terenyuh mendengar tangisan Nenek. Wanita yang telah uzur itu menelungkup di lantai, di lorong kos-kosan sempit. Sementara Ibu langsung bangkit, terduduk setelah tersungkur jatuh karena di dorong kasar oleh Mama Ratna. Wanita itu mengkerut sembari memeluk lutut. Sorot matanya penuh ketakutan, sesekali melirik Mama Ratna dan Rara.Semua terjadi di hadapanku. Aku yang masih berbaur dengan para penghuni kos-kosan. Mereka belum menyadari keberadaanku.“Belum puas, ya, kau diazab Allah seperti ini? Kau diazab sampai gendeng begini? Karmamu belum cukup, iya? Sekarang berani-beraninya datang lagi, mau ngapaian? Mas Ranto udah enggak peduli padamu! Surat ceraimu memang belum pernah kau terima, tapi talak untukmu sudah jelas! Secara hukum pun kau bukan i

    Last Updated : 2025-01-04
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 28. Genderang Perang Mulai Ditabuh Rara

    *****Penghuni kos-kosan meneriaki Mama Ratna dan Rara, saat keduanya dipaksa pergi oleh Papa. Rara memapah ibunya yang berjalan masih sempoyongan. Gang sempit ini agak jauh dari jalan raya, bisa kubayangkan bagaimana tersiksanya mereka berjalan kaki sambil menahan sakit di sekujur badan untuk mencapai jalan besar, agar bisa menemukan alat angkutan untuk pulang.Ibu masih menyembunyikan wajah di balik punggungku, saat Papa semakin mendekat. Wajah murung lelaki paruh baya itu menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Menyesal, yah, aku yakin itulah yang dirasakannya saat ini.Nenek terlihat gelisah. Wajahnya menegang penuh emosi, warna mukanya merah padam. Wajar sekali Nenek marah. Dia berhak murka karena kecewa. Papa telah menyakiti anak semata wayangnya. Papa bahkan telah menghancurkan hidup putrinya itu. Dua puluh tahun sudah lamanya, sang putri menderita gangguan mental. Hidup

    Last Updated : 2025-01-05
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 29.  Semua Demi Istriku

    *****Pernikahan adalah peresmian hubungan. Kala suatu hubungan mulai terjalin, tidak akan ada ketenangan bila belum peresmian. Konon pula aku yang awalnya ditolak tanpa kepastian. Kekasih hatiku tak jua menaut binar yang kupancarkan.Perjuangan panjang telah kujalankan, ibarat perang, kini telah kuraih kemenangan. Malaku Sayang, wanita impian, telah kepeluk dalam dekapan, langsung kuikat dalam pernikahan.Tetapi, perjuangan ini ternyata belum selesai, sepertinya tak akan pernah usai. Mempertahankan pernikahan ini, ternyata jauh lebih berat dari medan perang. Begitu berat tantangan yang harus dihadapi. Berbagai gejolak datang silih berganti.Istri berselisih dengan Mama, Mama egois, inginnya sang menantu nurut segala inginnya. Istri juga punya keinginan dan prinsip sendiri. Aku di tengah-tengahnya. Bah! Sakit kali kepalaku menjalani ini. Harus bisa

    Last Updated : 2025-01-06
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 30. Pengakuan Mas Diky

    *****Kerap kali pasangan sengaja memendam suatu rahasia, demi menjaga hubungan. Dengan alasan khawatir menambah beban pikiran pasangan. Padahal, hal itu justru dapat memicu keretakan yang membuka peluang masuknya orang ketiga. Sesungguhnya, keterbukaan pada pasangan, adalah kunci kelanggengan.==========Suasana terasa sangat sepi. Waktu menunjukkan sudah hampir pukul sepuluh malam. Kuhenyakkan tubuh di depan meja rias, gamis dan jilbab instan yang biasa kukenakan kini telah kulepas, berganti dengan baju tidur berwarna pink lembut. Kupatut pantulan wajah di cermin. Wajahku terlihat lebih terang, mungkin pengaruh warna baju tidur yang melekat di tubuh. Mungkin juga karena pengaruh hitam legamnya rambut panjang milikku.Aku cantik, sangat cantik. Huh! Kenapa aku jadi kepedean begini? Apakah karena pengaruh suasana hati yang sedang tak karuan, mem

    Last Updated : 2025-01-07
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 31. Kutukar Perangkap Rara

    ******“Sayang, kamu di mana? Cepat, dong! Rara sudah menghubungi aku dari tadi, nih? Dia minta dijemput di kampusnya.” Suara Mas Diky terdengar panik. Ini adalah hari kedua dia memenuhi janjinya makan malam bareng adik tiriku, Rara.“Bentar, ya,Mas. Aku antar Ibu pulang dulu. Kalau memang kamu udah keluar kantor, kamu jemput aja dia ke kampus! Kita ketemu di restoran aja,” usulku sambil menggandeng tangan Ibu keluar dari ruangan Dokter Robin, Psikiater yang merawat Ibu.“Aduh, gawat, dong! Aku takut, ah! Nanti kalau Rara ngelendot-lendot lagi, gimana. Parfumnya nempel lagi di seragam aku.”“Aku percaya padamu, Mas. Habis gimana, dong? Aku harus ngantar Ibu dulu, lagian kasihan nenek sendirian di rumah. Atau gini, kamu tunggu di simpang kampusnya aja, aku langsung nyusul setelah ngantar Ibu!”“Ok, kalau gitu aku setuju. Hati-hati, ya! Ibu su

    Last Updated : 2025-01-08
  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 32.  Hampir Kena Sasaran

    *****POV RaraMalam ini, aku harus bisa menaklukkan suami Kak Mala. Kesempatan ini harus kugunakan dengan sebaik-baiknya. Terakhir ini amat sulit mecari kesempatan untuk berduaan dengan lelaki tampan ini. Sejak mereka keluar dari rumah, aku tak bisa lagi menemuinya. Malam ini, tak akan sia-sia.Dengan ancaman akan menuntut istrinya, Mas Diky yang lugu mau menuruti keinginanku. Aku tahu dia melakukan ini bukan hanya karena takut istrinya terlibat masalah, tapi lebih karena dia tak ingin aku membuat keributan di kantornya. Pasti dia akan malu bila rahasia keluarga istrinya tercium oleh orang-orang kantor.Kesempatan emas buatku. Aka kuhancurkan kebahagiaan si Mala itu dengan caraku. Allah selalu memberinya keistimewaan. Selalu mendapatkan yang lebih dari aku. Padahal dia hanya anak tiri Mama. Kenapa nasipnya selalu lebih beruntung dari aku? Aku enggak mau pokokny

    Last Updated : 2025-01-09

Latest chapter

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 62. Rara Melompat Dari Motor, Kenapa?

    *****POV MalaBayangan saat Rara dibawa pergi oleh lelaki sangar itu tak bisa hilang juga. Sungguh aku tak habis pikir, kok mau-maunya si Rara pacaran dengan preman. Apa yang ada laki-laki yang lebih baik lagi?Usahaku membujuk Mama mertua juga sia-sia belaka. Percuma aku merekam percakapan antara Rara dengan Papa mertua di warung bakso tadi. Sedikitpun hati Mama tidak tersentuh. Dia hanya menatap layar dengan wajah membentuk segi delapan. Bibirnya mencibir, lalu mengembalikan ponselku tanpa ekspresi.Sudah tertutup rapat kah pintu hati wanita itu? Kenapa tiada maaf? Setelah pernikahan yang mereka bina selama puluhan tahun, tak bisa kah, dia mengesampingkan ego, demi Anak-anak dan cucu? Begitu sakitkah hatinya? Bukankah Papa mertuaku sudah meminta maaf?Kenapa Ibu bisa memaafkan Papa? Bukankah posisi mereka hampir sama? Sama-sama dihancurkan oleh Rat

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 61. Bang Gandi Menjual Rara

    *****POV RaraNyalang kutatap wajah perempuan yang berdiri di teras sudut warung. Sebenarnya aku sudah melihatnya sedari tadi, tak lama setelah Om Herman masuk ke dalam warung. Syal panjang dan lebar yang digunakannya untuk menutupi wajah dan sebagian tubuh, membuat aku tak mengenalinya. Kukira hanya seorang pelanggan warung bakso. Tanpa kusadari dia merekam semua pembicaraanku dengan Om Herman.Mereka keterlaluan! Sengaja menjebak aku rupanya. Om Herman juga, pura-pura jual mahal! Pura-pura tak perduli lagi pada Mama, rupanya karena takut pada Kak Mala dan Kak Rahma. Pasti mereka datang bersamaan tadi, sengaja untuk mempermalukan.Kak Rahma dan Kak Mala tersenyum puas. Panas rasa hatiku.“Oh, jadi kalian sengaja menjebakku! Om Herman bilang dia datang sendiri, dia sembunyi-sembunyi ke sini, padahal kalian sekongkol! Bangs*t kalian semua!” teriakku meradang. Semua meja yang

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 60. Rara Dibawa Preman

    *****Kembali POV MalaSudah tiga hari Mama mertua tinggal di rumahku. Polisi membebaskannya berdasarkan permintaan keluarga korban, yaitu Papa. Ucapan terima kasih tak henti terucap dari mulutnya. Papa yang sudah mulai sering berkunjung untuk menemui Ibu, menanggapinya dengan santai.“Saya khilap, Bang. Gak nyangka banget, si Ratna setega itu. Saya sudah membela dia mati-matian di depan Abang waktu itu, kan? Berbulan-bulan dia dan anaknya itu saya kasih makan secara gratis, kok malah mencuri suami saya,” tuturnya saat baru pulang dari penjara tiga hari lalu.“Iya, Dek Lena, tapi, lain kali, jangan pernah main senjata tajam lagi. Masalah apapun, hadapilah dengan kepala dingin. Seperti halnya sekarang. Cobalah menghadapi Herman dengan kepala dingin!” kata Papa, sepertinya sengaja memancing isi hati Mama mertua.&

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 59. Rara Terjebak Di Warung Bakso

    *****POV RaraBagaimana ini? Preman jelek dan menjijikkan itu mengancamku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ke mana kau bisa bersembunyi? Anak buahnya tersebar di mana-mana. Tak aka nada tempat bersembunyi yang aman bila berurusan dengannya. Apa yang harus aku lakukan sekarang?Ardo, tinggal dia satu-satunya harapanku. Kepada siapa lagi aku bisa berharap, selain kepada dia. Mungkin dia bisa meminta maaf kepada Bang Gandi. Bukankah aku calon istrinya? Tentu dia mau melepaskan aku dari ancaman preman itu. Semoga Bang Gandi enggak membuka rahasia kalau kami pernah tidu bersama.Tidak! Tidak bisa dijamin Bang Gandi menjaga rahasia itu. Kalau Ardo tahu, bukan pertolongan yang kudapat, malah kecolongan nanti. Aku hanya bisa menangis melolong.Untuk sekarang, aku bisa bersembunyi di rumah sakit ini, hingga Mama sembuh. Bila nanti disuruh pulang, a

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 58. Bekas di Leher

    *****POV RaraLaki-laki itu menyenderkan tubuh di bagian kepala ranjang. Asap rokok mengepul di atas kepalanya. Dihisapnya dalam-dalam , lalu dikeluarkan kadang dari mulut, kadang dari hidung. Peluh masih membanjir di tubuhnya. Sorot kepuasan terpancar dari mata. Tangan kanan masih memegang bagian tubuhku.Menepis pelan tangan kasar berotot itu, lalu beringsut turun dari kasur yang teramat kasar. Sakit di sekujur tubuh ini. Laki-laki ini ternyata lebih buas dari yang kubayangkan. Tenaganya melebihi macan. Tubuhku dilumat habis, tak ada sisi yang luput dari sergapannya.Tertatih aku menuju kamar mandi sempit di sisi kamar, mengguyur seluruh tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki. Perih. Bekas gigitan di leher dan dada, terasa sangat pedih saat diterpa air dingin. Bekas gigitan itu tergambar jelas. Laki-laki menjijikkan itu sepertinya meninggalkan jeja

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 57.  Rara Menggila Dengan Bos Preman

    ******POV Rara“Apa maksud Papa menempuh jalan damai?” tanyaku dengan nada ketus, setelah dia menyuruh menantunya cepat-cepat pulang. Mas Diky targetku malam telah lepas dari tangan.“Nak Rahma! Kamu ke ruangan Papamu saja! Biarkan Ratna ditunggui oleh Rara!” katanya tak menghiraukan pertanyaanku. Sebel! Papa tak pernah menganggap aku ada, apa lagi setelah kedatangan si Niken sialan itu.“Aku putri Mama, satu-satunya keluarganya! Aku tak mau berdamai dengan keluarga pembunuh itu!” tegasku melotot pada lelaki yang terakhir ini sangat kubenci.“Kau tak perlu ikut campur! Usiamu masih bau kencur! Tau apa kau tentang hukum!” sanggahnya membalas dengan melotot.“Tante Lena menusuk Mama, Pa! Dia mau membunuh Mama!”“Tindakannya spon

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 56.  Cinta itu masih ada di Hati Mama

    *****“Ibu mau ke mana?” tanyaku lembut.“Kamar mandi, ibu kebelet.”Kulepas pegangan di lengannya. Mungkin benar ibu kebelet, karena ancaman para preman menakutkan barusan. Mudah-mudahan, bukan karena kedatangan Papa.“Apa ini, Nak Anto?” tanya Nenek seraya menerima bungkusan dari Papa.Anto adalah nama panggilan Papa. Nama sebenarnya adalah Ranto, konon ceritanya, nama itu sengaja diberikan Kakek Almarhum kepada Papa. Dengan harapan Papa akan pergi merantau meninggalkan kampung halamannya di Aceh. Merantau untuk menuntut ilmu, pun belajar berbisnis. Harapan Kakek ternyata terwujud.“Ini ada martabak panas, rasa srikaya, makanan kesukaan –“ Papa tak melanjutkan ucapannya. Matanya menatap lurus ke arah pintu. Aku yakin, Ibulah yang sedang di carinya.

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 55. Rara Meminta Bantuan Preman

    *****Kembali ke POV Mala“Kamu enggak usah jenguk Papa ke rumah sakit, Sayang! Hari ini dia sudah boleh pulang. Kak Rahma akan membawa Papa ke rumah Mama,” kata Mas Diky sambil mengenakan seragam.“Alhamdulillan, Mas. Papa cepat pulih.”“Ya, tapi dia belum boleh mikir, apalagi mendapat tekanan. Biar aja Kak Rahma yang merawat dia di rumah.”“Ya, kita juga harus ikut merawat, kan?”“Tidak! Aku masih malas bertemu Papa! Bisa emosi aku nanti, kuhajar pula dia. Gawat, kan?”“Masalah ini tidak boleh dihadapi dengan kekerasan, Mas!”“Iya, tapi aku belum bisa, Sayang! Aku akan fokus ngurus kasus Mama, tadi malam Papamunelpon. Dia ngajak ketemuan di kantor pagi ini. Semoga usulannya untuk menyelesaikan kasus

  • Ketika Adikku Inginkan Suamiku   Bab 54. Malaku Ngidam

    ******Masih diam terpaku, menatap tubuh menelungkup wanitaku. Bahu yang sedari tadi tak luput dari tatapan, terlihat mulai tenang. Tiada lagi goncangan. Isak, sedu dan sedan, raib sudah. Mungkinkah dia sudah berhenti menangis? Sepertinya iya. Kepala yang tanpa kerudung itu terangkat sedikit, tangan kanan mengusap wajah. Apakah istriku sedang mengusap air mata? Sepertinya, iya.Gegas aku bangkit dari bibir ranjang, berjingkat menuju pintu kamar, menggenggam handel pintu, membukanya pelan, berusaha tanpa derit. Lalu melangkah kembali keluar, menutup pintu dengan pelan, tetap berusaha agar tak menimbulkan deritan.Menarik napas panjang, lalu mengembuskannya pelan. Tiga kali, tiga kali aku melakukannya. Baru mulut bisa berucap.“Assalamualaikum! Mala ….”“Waalaikumusalam, Mas …!”

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status