Secara fisik, aku ingin langsung menerima cincin ini. Namun, logika dan hatiku membuatku tetap sadar. Bukankah Josh sudah menjalin hubungan selama belasan tahun dengan gadis yang aku lihat hari itu?Jika aku bersamanya sekarang, bukankah aku akan menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka? Lalu, apa bedanya aku dengan Henny yang terobsesi dan kehilangan akal sehat itu? Akal sehat dan moral tidak mengizinkanku melakukan hal ini."Josh, maaf. Aku nggak bisa menerima niat baikmu. Posisi ini seharusnya milik gadis yang telah bersamamu selama belasan tahun. Kalian berdua adalah pasangan yang memang ditakdirkan bersama.""Sedangkan aku hanyalah seorang wanita yang sudah bercerai dan berusia lebih tua. Kita nggak cocok!"Tak disangka, Josh malah tersenyum. "Hari itu, apa kamu melihat aku dan Selena sedang bertengkar?"Tiba-tiba, Josh memelukku erat. "Kak, kamu salah paham. Hari itu, aku sedang menolak Selena dan memintanya untuk berhenti mengejarku. Keluargaku dan keluarga Selena sudah lama
[ Sayang, mobil di rumah sudah rusak. Kalau kamu ada waktu luang hari ini, bawa ke bengkel untuk perbaiki ya. ]Saat sedang mengerjakan pekerjaan rumah, aku menerima sebuah pesan dari suamiku, Bernard.[ Oke, Sayang, kalau begitu aku pulang agak terlambat ya. ]Setelah mengambil kunci mobil, aku pun meluncur ke bengkel terdekat dari rumah."Permisi, ada orang di sini?" tanyaku begitu sampai di bengkel. "Mesin mobilku ada masalah, perlu diperiksa dan diperbaiki."Tidak ada yang menjawab.Karena cuaca yang panas, aku mulai kehilangan kesabaran dan bergumam pelan, "Bengkel apa nggak ada orangnya begini ....""Siapa yang bilang nggak ada orang? Memangnya aku bukan orang?" Saat aku hendak pergi, tiba-tiba terdengar suara yang berat dari belakangku. Namun saat aku menoleh, tak ada siapa pun di sana."Di sini." Suara itu kembali terdengar. Aku melihat seorang pria bertubuh kekar muncul dari bawah mobil yang rusak, bajunya kotor penuh oli.Wajahku seketika memerah. Bukan karena apa-apa, tapi k
Namun, Bernard hanya pulang seminggu sekali. Selain itu, durasi setiap kali berhubungan juga tidak pernah lebih dari satu menit. Semuanya selalu berakhir dengan tergesa-gesa. Aku tidak pernah merasa nyaman sedikit pun.Setiap kali, aku harus memikirkan perasaannya dan menjaga egonya dengan sengaja mendesah manja. Aku selalu berpura-pura mencapai klimaks agar tidak melukai harga dirinya.Setelah kap mesin mobil dibuka, montir itu masuk ke dalam bengkel untuk mengambil alat pemeriksaan.Sembari menunggu, aku memperhatikan ada sebuah tangki air putih di samping mesin mobil yang tampak mengeluarkan uap panas dan tutupnya juga hampir terangkat. Untuk mendinginkan mesin, aku berjalan ke arah tangki itu dan membuka tutup kecilnya."Awas!"Seketika, sebuah bayangan hitam memelesat ke arahku dan menjatuhkanku ke lantai. Tangki air itu tiba-tiba meledak dan menyemburkan air panas yang mendidih selama hampir satu menit sebelum berhenti.Aku masih terkejut dengan kejadian mendadak itu. Sampai keti
Demi meredakan gejolak dalam hatiku, aku mengulurkan tangan dan diam-diam melepaskan pengait bra-ku selagi Josh masih berada di kamar mandi. Namun sebelum aku sempat mengaitkannya kembali, Josh malah sudah keluar.Yang membuatku semakin canggung adalah, dia malah mengenakan celana dalam yang setengah transparan. Celana dalam itu adalah celana yang kuberikan padanya tadi. Bahkan lebih parah lagi, kejantanannya yang menggunung itu membuatku tidak bisa mengalihkan pandangan."Nggak kusangka Kakak suka tipe yang begini ya." Josh tertawa sambil berjalan ke arahku....."Nggak ... bukan begitu. Aku cuma ambil seadanya dari atas ranjang ...."Aku benar-benar hanya mengambilnya secara acak dari atas ranjang tanpa berniat buruk sama sekali."Kak, saatnya bantu aku olesin obat, ya?"Josh duduk di kursi sandar dengan kakinya yang terbuka, bagaikan malaikat yang baru saja selesai mandi dan menunggu untuk dieksekusi manusia. Aku mengambil sebuah salep, lalu berjalan ke arahnya dengan wajah merona.
Namun, aku tidak bisa melakukan hal itu. Aku menolak Josh karena aku masih mencintai suamiku. Saat teringat dengan Bernard, otakku langsung tersadar dan berhasil membebaskan diri dari pusaran hasrat yang menggoda ini.Berhubung perbaikan mobil itu masih membutuhkan waktu lama, aku menyampaikan beberapa pesan kepada Josh, lalu meninggalkan kunci mobilku dan pulang dengan taksi. Saat aku tiba di rumah, Bernard masih belum pulang.Ketika aku baru hendak mulai memasak, aku melihat pemandangan yang membuat wajahku memerah dan jantungku berdebar dari jendela tetangga.Entah itu karena mencari ketegangan atau karena lupa menutup tirai, wanita berambut panjang di seberang sedang berbaring dengan kondisi telanjang di kursi sandar. Wanita itu menggeliatkan pinggangnya kepada pria di seberangnya.Setelah aku selesai mencuci sayur dan melihat mereka lagi, kedua orang itu telah saling bergumul. Pemandangan yang menggoda ini membuat wajahku merah padam. Yang membuatku lebih terkejut lagi adalah keti
"Terus, kamu jangan cemburu ya. Aku dan Henny berhasil di percobaan pertama dan anak itu laki-laki. Kamu tahu nggak, hanya satu kali saja bisa langsung dapat anak laki-laki!"Ada begitu banyak hal yang ingin kukatakan, tetapi kata-kataku tersangkut di tenggorokan.Selama ini, aku berjuang keras untuk memiliki anak dengan Bernard. Aku pernah memohon padanya agar dia mau membekukan spermanya dan melakukan bayi tabung. Aku sendiri yang pergi ke rumah sakit dan menjalani suntikan hormon berulang kali hingga punggungku penuh dengan bekas jarum suntik.Efek samping dari obat membuatku kehilangan berat badan hingga 10 kilogram dalam sebulan. Namun bukannya merasa simpati, Bernard malah mengataiku menjijikkan.Demi memiliki anak, aku mengontrol setiap hal yang kumakan, meminum semua resep obat dari rumah sakit, bahkan mengikuti ramuan herbal yang dipaksa diberikan oleh ibu mertuaku. Ketika aku berjuang keras demi bisa hamil, Bernard malah bersenang-senang di luar.Yang tidak dia ketahui adalah
"Selain itu, aku lagi butuh uang sekarang. Kalau nggak ada dua miliar, aku nggak bisa pergi bersamamu.""Dua miliar?" Josh termenung sejenak lalu melepaskanku. Saat jarinya ditarik keluar, terdengar suara kecil. Dia hanyalah seorang montir mobil, mana mungkin dia bisa mendapatkan dua miliar? Sebenarnya aku mengatakan hal ini hanya untuk membuat Josh menyerah dan tidak terlibat dalam masalah rumit ini.Aku berencana bercerai dengan Bernard dan membuatnya keluar dengan tangan kosong. Aku ingin mengambil kembali properti dan mobil yang diberikan orang tuaku sebelum menikah.Namun, sebelum aku sempat mendiskusikan perceraian ini dengan Bernard, dia malah telah meminta pengacaranya mengirimkan perjanjian perceraian terlebih dahulu. Di dalam perjanjian itu disebutkan bahwa aset dan properti harus dibagi rata dan mobilnya menjadi miliknya.Aku tertawa sinis. Mana mungkin? Rumah yang dia tinggali sekarang dan mobil yang dia kendarai semuanya adalah bagian dari maskawin yang diberikan orang tu
"Si ... siapa kamu? Kenapa kamu punya video ini?" tanya Bernard dengan ketakutan.Josh memasang wajah polos, tetapi menjawab dengan tatapan licik, "Beberapa waktu lalu, Bu Jane bawa mobilnya ke bengkel untuk perbaikan dan perawatan. Aku melihat bahwa memori dashcam mobilnya penuh, jadi aku berbaik hati mengurusnya.""Soal video di dalamnya, aku cuma menyalinnya atas instruksi Bu Jane sebagai cadangan kalau diperlukan. Nah, sekarang akhirnya terpakai. Bukankah begitu, Bu Jane?""Betul sekali, terima kasih banyak, Josh. Kalau bukan karena kamu, aku mungkin nggak bisa menikmati tontonan menarik ibu hamil ini," timpalku sambil mengedipkan mata padanya sebagai tanda terima kasih."Bernard, sekarang seharusnya kamu nggak perlu bukti tambahan lagi bahwa orang dalam video itu adalah kamu, bukan?" kataku sambil menatap dingin ke arahnya. "Kamu benar-benar nggak tahu malu, mengendarai mobilku dan melakukan hal memalukan seperti itu!"Bernard masih tidak mau menyerah, "Memangnya montir bodoh ini