Arletta sibuk mengerjakan project yang tengah dia urus. Raut wajah wanita itu begitu serius merancang sebuah bangunan gedung. Sekalipun masih baru di Mahardika Company, tapi Arletta sosok wanita yang benar-benar cerdas. Dia mampu belajar dengan cepat.“Arletta,” panggil Rima seraya melangkah menghampiri Arletta.“Ya, Rim?” Arletta menjawab sapaan Rima. Dia tak melihat ke arah Rima, karena dia tengah fokus dengan pekerjaannya. Namun, meski dia tak menoleh ke arah Rima—dia hafal suara rekan kerjanya itu.Rima menarik kursi, duduk di samping Arletta. “Arletta, kamu tau ngak sih? Aku baru dapet kabar kalau Merla itu bukan resign, tapi dipecat.”Arletta menghentikan pekerjaannya di kala mendengar apa yang Rima katakan. Sejak di mana Merla dipecat Keevan, banyak sekali desas desus yang menebak sendiri kenapa bisa Merla keluar dari Mahardika Company.Meskipun banyak desas desus yang membicarakan Merla, tapi dia memilih untuk diam. Tidak sama sekali berkomentar. Lepas dari apa pun yang terjad
“Keevan berikan Keanu padaku, biar aku yang menidurkannya di kamar.”Arletta hendak mengambil Keanu dari gendongan Keevan, namun Keevan nampaknya tak mau memberikan Keanu. Raut wajah Arletta berubah menjadi kesal. Saat ini Arletta dan Keevan sudah tiba di lobby apartemen. Mereka baru saja kembali dari restoran.Arletta pulang ikut dengan mobil Keevan, karena dia tak mungkin membiarkan Keanu sendirian. Mobil Arletta dibawa oleh Angga. Dia bersama dengan putranya ikut dengan mobil Keevan.Sebenarnya, Arletta ingin mengajak Keanu pulang menggunkana mobilnya, tapi sayangnya Keevan sudah lebih dulu membawa Keanu masuk ke dalam mobil pria itu. Hingga akhirnya, Arletta sama sekali tak berdaya—dan terpaksa wanita itu pun ikut ke dalam mobil Keevan.Akan tetapi yang menjadi masalah sekarang adalah Keanu tertidur begitu pulas digendongan Keevan—dan Keevan malah seperti enggan memberikan Keanu padanya. Tadi, di saat tiba memang tangan Arletta sedikit sakit, jadi tak bisa menggendong Keanu. Namun
“Mama, Paman Keevan baik sekali. Keanu suka Paman Keevan.” Suara Keanu berceloteh seraya tengah disuapi oleh Mirna. Bocah laki-laki itu tengah sarapan bersama ibunya. Dia sudah sangat tampan dan menggemaskan—dengan menggunakan seragam sekolahnya seperti biasa.Arletta yang tengah menikmati sarapan di pagi hari langsung menghentikan sarapannya, di kala mendengar apa yang Keanu katakan. Napasnya memberat. Hatinya terasa begitu teriris-iris.“Ma, Paman Keevan sudah memiliki anak belum?” Keanu kembali bertanya—dan sontak membuat wajah Arletta memucat.Pertanyaan Keanu, membuat sekujur tubuh Arletta seakan membeku tak berdaya. Sungguh, Arletta ingin sekali menjawab, namun dia bingung bagaimana harus mengeluarkan kata.Beberapa saat, Arletta mengatur napasnya, berusaha untuk setenang mungkin. Dia mulai harus terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat hatinya campur aduk. “Keanu kenapa menyukai Paman Keevan?” Arletta memilih untuk bertanya ini, dan mengabaikan pertanyaan kedua putra
“Selamat pagi, Pak Keevan.” Angga menyapa Keevan yang baru saja keluar dari lift.Keevan mengangguk singkat merespon sapaan Angga. “Apa jadwalku hari ini Angga?” tanyanya dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Nanti sore Anda harus bertemu dengan salah satu client dari Kuala Lumpur, Pak,” jawab Angga memberi tahu.Keevan melirik arloji yang melingkar di tangannya sekilas. “Alright, apa ada dokumen yang harus aku tanda tangani?” tanyanya lagi.“Ada, Pak. Saya sudah meletakannya di meja kerja Anda,” jawab Angga sopan.“Kamu ikut ke ruang kerjaku,” tukas Keevan dingin.Angga mengangguk patuh. Lalu dia melangkah mengikuti Keevan menuju ruang kerja bosnya itu. Dan ketika Keevan tiba di ruang kerjanya—pria itu langsung duduk di kursi kebesarannya seraya memeriksa dokumen yang ada di hadapannya.Tampak raut wajah Keevan begitu serius memeriksa dokumen tersebut. Tepat di kala Keevan sudah yakin bahwa isi dari dokumen tersebut benar, dia membubuhkan tanda tangan dan segera memberikan dokume
Arletta duduk di sofa kamarnya. Wajahnya tampak muram. Mata Arletta begitu sembab. Pancaran matanya begitu jelas menunjukan kepedihan. Dalam benak Arletta memikirkan tentang apa yang Keevan lakukan tadi. Sungguh, Arletta tak mengerti dengan apa yang diinginkan pria itu.Harusnya pria itu senang dirinya tak lagi mengejarnya. Tapi kenapa sekarang Keevan seolah menariknya? Andai saja, Arletta tak membutuhkan biaya banyak untuk Keanu; maka detik ini juga Arletta memilih untuk mengundurkan diri dari perusaahan milik pria itu.Sejenak, Arletta memejamkan mata singkat. Pikirannya terlalu lelah. Dulu, hidup Arletta tenang. Tapi sejak dirinya kembali bertemu dengan Keevan, hidup Arletta begitu kacau. Pria itu memorak-porandakan hatinya. Menarik ulur dirinya layaknya tali yang bisa dengan mudahnya dibuang begitu saja.Jauh dari dalam lubuk hati Arletta terdalam, nama Keevan akan selalu ada dan tak akan pernah tergantikan. Berjuang melupakan Keevan adalah hal yang tak mungkin. Tapi Arletta menya
Saat pagi menyapa, Arletta tengah berkutat di dapur membuatkan sarapan untuk putranya. Biasanya memang Arletta dibantu oleh Mirna untuk menyiapkan sarapan. Namun, pagi ini Arletta ingin membuatkan sendiri sarapan untuk putranya.Menu pagi ini Arletta membuatkan sandwich daging dan omelette. Tak lupa Arletta menyiapkan jus alpukat dengan campuran susu cokelat. Jus alpukat memang kesukaan Keanu. Apalagi jika dicampur dengan susu cokelat.Seketika ingatan Arletta langsung mengingat tentang Keevan. Minuman kesukaan Keevan dan Keanu sama. Mereka menyukai jus alpukat. Dulu, saat Arletta masih kuliah dia selalu mengingat Keevan selalu memesan jus alpukat kala di kantin. Senyuman di wajah Arletta pun terlukis kala membayangkan tentang masa-masa kuliahnya.Akan tetapi, buru-buru Arletta segera menepis apa yang ada di benaknya saat ini. Dia tak mau lagi mengingat tentang Keevan. Bagi Arletta, Keevan hanya bagaian dari masa-masa kelamnya yang memang harus dilupakan. Walau sebenarnya melupakan Ke
“Aw—” Arletta meringis perih kala Keevan mengoleskan salep luka bakar ke lengannya. Hari ini Arletta memakai dress lengan pendek. Itu kenapa kala lengannya tersiram air panas, langsung mengenai kulit putihnya. Andai Arletta memakai pakaian menutupi lengannya pasti luka akibat tersiram air panas tidakan semerah ini.“Tahan sedikit.” Keevan meniupkan pelan lengan Arletta. Lantas pria itu meletakan kembali salep luka bakar ke kotak obat yang ada di atas meja. “Kalau besok masih sakit, aku akan memanggilkan dokter.”“Tidak perlu. Ini hanya luka kecil. Pakai salep luka bakar juga sudah sembuh. Jangan berlebihan,” jawab Arletta dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi. Sesekali Arletta masih meringis perih akibat luka di lengannya itu. Tetapi Arletta berusaha untuk menahan itu.Keevan terdiam sejenak. Mengamati lekat-lekat wajah Arletta. Pria itu tahu Arletta masih marah dengannya karena dirinya yang memindahkan Arvin sesukanya. Keevan menyadari sifat egois dan otoriter-nya.Namun, Keevan me
“Ah, lelah sekali. Jam berapa sekarang?” Arletta memijat pelan tengkuk lehernya seraya memejamkan mata sebentar. Sejak tadi, Arletta terlalu banyak pekerjaan yang Arletta kerjakan. Karena hari ini Arletta akan pulang lebih awal untuk menjemput Keanu—itu kenapa Arletta sibuk menyelesaikan pekerjaannya.Arletta mulai mengalihkan pandangannya pada jam yang ada di layar laptop—waktu menunjukkan hampir pukul dua belas siang. Sekitar lima belas menit lagi, Arletta harus segera jalan dari kantor untuk menjemput Keanu. Beruntung pekerjaannya untuk hari ini sudah selesai. Walau masih banyak tugas-tugas yang harus Arletta kerjakan, tapi paling tidak hari ini dirinya sudah terbebas.“Arletta, kamu tadi bilang mau jemput Keanu di sekolah. Jam berapa kamu jemput Keanu?” Rima melangkah menghampiri Arletta seraya membawakan dua burger di tangannya. Lantas salah satu burger yang ada di tangannya itu—dia berikan pada Arletta. Pun Arletta menerima burger itu sambil mengucapkan terima kasih.“Lima belas
London, UK. Satu persatu salju turun cukup lebat di kota London. Beberapa jalanan penuh dengan balok es yang tertutup. Bahkan mobil-mobil yang kebetulan terparkir di pinggir jalan sudah tertutup oleh balok es. Salju turun masih bisa ditoleransi. Karena jika badai salju yang turun, maka pasti jalanan akan sepi. Tidak ada siapa pun di sana.“Papa … Mama … Keanu suka bermain salju,” pekik Keanu riang sambil melempar-lempar salju.“Keanu, pelan-pelan, Nak,” jawab Arletta dengan senyuman di wajahnya.Keanu tersenyum manis. “Mama tenang aja. Keanu anak pintar.”Arletta kembali tersenyum melihat Keanu yang ditemani Mirna bermain salju. Bocah laki-laki itu tengah membentu boneka salju. Untungnya, Keanu adalah anak cerdas. Cukup melihat satu kali contoh boneka salju, dia sudah mampu membuat boneka salju itu.Ya, London adalah kota di mana Keevan mengajak istri dan kedua anaknya berjalan-jalan. Musim salju adalah musim yang dipilih Keevan. Pria itu tahu pasti kedua anaknya akan senang jika dib
Sebuah gaun berwarna merah membalut tubuh Arletta begitu sempurna. Rambut panjang dan indah wanita itu digulung ke atas memperlihatkan leher jenjangnya. Kilauan kalung berlian di leher Arletta menyempurnakan penampilan wanita itu.Gaun merah yang dipakai Arletta sama seperti pakaian yang dipakai Arula. Ya, rupanya Arletta sengaja memesan dua gaun khusus untuknya dan Arula. Mereka layaknya kembar.Arula memiliki tubuh yang gemuk, kulit putih seperti boneka hidup, dan wajah yang sangat cantik. Arula perpaduan wajah Keevan dan Arletta. Tak heran jika banyak sekali yang gemas pada Arula. Karena memang balita kecil itu sangatlah cantik.Malam ini adalah malam di mana Arletta untuk hadir di pernikahan Arvin. Tentu Arletta tidak hanya datang sendiri saja. Wanita itu akan datang bersama dengan suami dan kedua anaknya.“Sayang, apa kamu udah siap?” Keevan masuk ke dalam walk-in closet sambil menggenggam tangan Keanu. Namun, seketika mata Keevan dan Keanu begitu berbinar kagum melihat penampila
“Udah selesai ngobrolnya?” Keevan menatap Arletta yang baru saja masuk ke dalam kamar pribadi yang ada di ruang kerjanya. Pria itu duduk di sofa kamar sambil memegang iPad.“Udah.” Arletta menatap Keanu dan Arula yang sekarang sudah tertidur pulas. “Keanu udah makan belum?” tanyanya.“Udah, tadi Keanu udah makan. Dia mengantuk sepertinya di sekolah, pelajarannya terlalu berat sampai membuatnya kecapean,” jawab Keevan dingin dan datar.Arletta duduk di samping Keevan. “Sayang, kamu nggak marah, kan?” tanyanya pelan dan hati-hati. Cukup dari nada bicara saja dia tahu kalau sang suami jengkel.Keevan meletakan iPad-nya ke atas meja dan menatap Arletta. “Apa yang aku duga bener, kan? Arvin itu udah lama naksir kamu.”“Keevan, aku nggak tahu. Arvin nggak pernah bilang kalau dia naksir aku,” jawab Arletta jujur. Selama ini memang Arvin tak pernah bilang padanya, kalau pria itu menyukainya. Dia hanya mendengar ucapan konyol Rima yang selalu bilang Arvin suka padanya.“Nggak perlu ngomong har
“Arletta, kamu ganti pakaian kamu. Aku mau ajak kamu ke kantor.”Kalimat yang Keevan ucap itu sedikit membuat Arletta terkejut. Arletta yang baru saja selesai menyusui Arula, langsung menatap Keevan lekat-lekat. Sangat jarang sekali suaminya mengajaknya untuk ke kantor. Apalagi sejak Arula sudah lahir. Arletta sangat jarang sekali pergi. Pun kalau pergi pasti Arletta pergi bersama dengan ibunya, ibu mertuanya, atau dengan Rima.“Sayang, kamu mau ajak aku ke kantor?” ulang Arletta memastikan. Dia takut kalau apa yang dia dengar ini salah.Keevan mengangguk sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. “Ya, aku mau ajak kamu ke kantor. Tapi kita jemput Keanu dulu setelah itu kita ke kantor.”Hari ini Keevan sengaja berangkat ke kantor siang hari, karena memang dia ingin mengajak istri dan kedua anaknya untuk ke perusahaannya. Dia tahu sang istri merasa bosan di rumah. Jadi tak ada salahnya dia mengajak sang istri ke kantor demi mengurangi rasa jenuh.Arletta tersenyum m
Arletta bangun terlambat karena sepanjang malam mendapatkan serangan dari sang suami. Wanita itu bahkan tak menyiapkan sarapan, akibat kelelahan. Untungnya di rumahnya itu memiliki chef dan banyak pelayan. Jadi Arletta tak perlu repot untuk memasak.Keanu sudah berangkat sekolah. Arula tengah diajak pengasuhnya untuk berjemur. Sinar matahari pagi sangat baik untuk kulit. Sedangkan Arletta masih terbaring di ranjang, masih kelelahan.Tadi malam, Arletta baru bisa tertidur pada pukul tiga pagi. Lebih dari satu minggu tak bertemu dengan sang suami membuat suaminya itu seperti singa yang kelaparan. Tentu sebagai istri yang baik, Arletta wajib untuk melayani suaminya itu. Suara ketukan pintu terdengar. Refleks, Arletta yang tengah berbaring di ranjang, mengalihkan pandangannya melihat ke arah pintu dan meminta orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.“Permisi, Bu.” Seorang pelayan melangkah menghampiri Arletta.Arletta menatap sang pelayan. “Iya? Ada apa?” tanyanya.“Bu, ini saya b
“Papa …” Keanu melompat-lompat gembira melihat Keevan yang baru saja turun dari mobil. Berikutnya, dia langsung menghamburkan tubuhnya ke Keevan. Refleks, Keevan menggendong Keanu dan menghujani putranya itu dengan kecupan.Arletta tersenyum melihat pemandangan itu. Bahkan Arula yang ada digendongannya juga nampak riang bertepuk tangan melihat Keevan sudah pulang. Tepatnya, tadi malam Keevan bilang kalau akan tiba di rumah pada pukul sepuluh pagi. Arletta senang karena Keevan menepati janjinya untuk pulang lebih cepat. Lihat saja Keanu sudah sangat senang melihat ayahnya pulang. Well, bukan hanya Keanu saja yang senang tapi juga Arletta serta Arula—si balita cantik nampak senang. Keevan melangkah mendekat ke arah Arletta sambil menggendong Keanu. Pria itu memberikan kecupan di bibir istrinya dan kecupan di pipi bulat Arula. “Maaf membuat kalian menunggu lama.”“Nggak apa-apa, Sayang. Yang penting kamu udah pulang sekarang.” Arletta memeluk lengan Keevan, dan memberikan kecupan di l
Dua tahun berlalu … “Mama, Keanu pulang…” Keanu berlari menghampiri Arletta yang sedang menggendong balita cantik dan gemuk. Tampak senyuman di wajah Arletta terlukis melihat Keanu sudah pulang.“Anak Mama yang paling ganteng udah pulang.” Arletta menundukan kepalanya mencium pipi bulat Keanu.Keanu tersenyum riang. “Sudah, Mama. Keanu sudah pulang. Mama Arula kenapa tidur pas Keanu belum pulang? Kan Keanu jadi nggak bisa main sama Arula.” Bibir Keanu tertekuk melihat adik cantiknya tertidur pulas digendongan Arletta.“Keanu cium Arula aja, ya, Nak. Tadi Arula udah nguap terus. Nanti kalau Arula udah bangun, Keanu boleh ajak Arula main.” Arletta mendekatkan Arula ke wajah Keanu.Keanu langsung menciumi lembut adiknya yang cantik dan menggemaskan itu.Arula Danuarga adalah putri kedua Keevan dan Arletta. Putri kedua Keevan dan Areletta itu sangat cantik dan gemuk. Tidak heran jika Keanu sangat gemas pada adiknya. Setiap kali Keanu pulang sekolah, maka selalu saja Keanu bermain dengan
Rima hampir saja jantungan mendapatkan undangan dari Arletta. Sebuah undangan yang tertulis jelas bahwa Arletta Pradipta akan menikah dengan Keevan Danuarga. Tidak, bukan hanya Rima saja yang terkejut, tapi juga seluruh devisi kantor Mahardika Company. Memang, banyak sekali gossip yang menceritakan tentang hubungan Arletta dan Keevan. Apalagi sejak family gathering Arletta digendong Keevan, tentu saja gossip hubungan antara Arletta dan Keevan begitu terdengar.Akan tetapi, seluruh karyawan Mahardika Company sama sekali tidak menyangka kalau hubungan Arletta dan Keevan akan berakhir sampai di pernikahan. Hal yang paling sama sekali tak mereka semua sangka adalah tentang gossip Arletta sudah memiliki anak berusia 4 tahun dari Keevan Danuarga.Selama ini, Arletta sangat tertutup rapat tentang kehidupan pribadinya. Bahkan Rima saja tak pernah tahu tentang kehidupan pribadi Arletta. Bukan tanpa sebab, itu semua karena Arletta tahu akan banyak orang yang besar kemungkinan memberikan koment
Obrolan hangat tercipta antara kedua orang tua Keevan dan kedua orang tua Arletta. Ya, sejak di mana Raka meminta orang tua Keevan untuk datang—detik itu juga Keevan langsung meminta kedua orang tuanya untuk datang ke Bali.Jarak Jakarta dan Bali sangat dekat membuat kedua orang tua Keevan bisa datang cepat. Pun memang kedua orang tua Keevan sudah ingin bertemu dengan kedua orang tua Arletta. Namun, kedua orang tua Keevan membiarkan Keevan yang bertemu dulu dengan kedua orang tua Arletta, karena mereka tahu bahwa Keevan harus meminta maaf pada kedua orang tua Arletta.“Rencana pernikahan Keevan dan Arletta lebih baik kita adakan secara meriah. Kita harus menyiapkan konsep terbaik.” Nadira nampak semangat membahas tentang pernikahan Keevan dan Arletta.“Aku setuju. Aku juga ingin pernikahan Keevan dan Arletta megah dan mewah,” jawab Melisa yang sependapat dengan ibu Keevan. Bagas dan Raka sama-sama tersenyum. Dua pria paruh baya itu sudah kalah jika membahas tentang pesta. Untuk urus