Beranda / Romansa / Kesempatan Kedua / Tidak Diijinkan Ikut Campur

Share

Tidak Diijinkan Ikut Campur

Penulis: DiianaN94_
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-24 17:08:26

Tasya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kantor Samudera menjadi tujuannya. Namun, sebelum itu dia juga telah menelepon Ramzi agar bisa ikut bersamanya. Tasya merasa, dia membutuhkan backingan, dan Ramzi adalah orang yang tepat.

Selain sahabat, Ramzi juga orang yang paling mengerti Samudera. Tasya yakin, dengan Ramzi bersamanya, Samudera tidak akan memperpanjang masalah ini. Ya, pasti!

Mana mungkin Samudera mengorbankan persahabatannya dengan Ramzi hanya untuk seorang janda, tidak mungkin.

Getaran telepon genggamnya sedikit mengalihkan perhatian Tasya. Tertera nama Ramzi di sana. ‘Aku tunggu kamu di parkiran.’ Seperti itu isi pesan yang di kirimkan Ramzi. Tasya pun tidak menyia-nyiakan waktu dan langsung mengetik balasan. ‘Oke, sedikit lagi aku sampai.’ Kamudian dia kembali menyimpan handphone nya, dan fokus pada jalan.

Mobil Tasya memasuki pelataran parkir Aditama Corp. Dari jauh dia sudah melihat kehadiran Ramzi, pria itu mengenakan stelan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kesempatan Kedua   Bukan Bulol

    “Nona Tasya, siapa yang ingin memfitnah Anda? Bahkan sejak tadi, kami tidak menyebut nama anda sekalipun. Jadi, kenapa Anda punya pikiran seperti itu? Bukannya Anda korban di sini?” Reinhart berkata demikian sambil terkekeh. Tasya yang mendengar perkataan Reinhart menjadi gugup. ‘Bodoh!’ batinnya. Tasya berusaha menormalkan raut wajahnya. “A-aku memang korban, ya korban! A-aku hanya....” “Jadi... Tidak masalah bukan, kalau pak Ramzi membuka amlop itu, korban?” Reinhart menekan kata ‘korban’, dan memandang Tasya dengan tatapan mencemooh. Saat dua orang itu tengah berdebat, Ramzi sudah membuka dan tengah membaca isi dari berkas-berkas yang ada di salam amplop. Wajah pria itu yang tadi penuh amarah, berangsur-angsur menjadi pucat pasih. Tidak ada bedanya dengan Tasya, wanita itu menjadi sangat ketakutan. Wajahnya pun sudah pucat saat Ramzi membuka amplop, apalagi sampai saat ini, Ramzi tidak mengatakan apa-apa. “Z-Zi....” Tasya mencoba meraih tan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • Kesempatan Kedua   Krisis Percaya Diri

    Saat Reinhart dan Jonatan kewalahan menghadapi James, Tasya dan Ramzi, Samudera justru tengah melajukan mobilnya menuju kediaman utama Aditama bersama Agni dan Aska. Untuk memenuhi undangan Mayang beberapa waktu lalu di Rumah Sakit. Karena tidak tau apa yang harus dibawa, mengingat latar belakang keluarga Samudera yang tidak biasa. Agni memilih membuat cheesecake saja untuk mereka. Sebenarnya Samudera melarang dia membawa buah tangan apapun, tapi bagi Agni sedikit tidak sopan jika datang dengan tangan kosong. Dan Samudera yang dasarnya memang bucin akut, hanya bisa pasrah dengan keputusan Wanitanya. Namun ada satu masalah lagi, Agni mengalami krisis percaya diri. Sejak tadi, dia terus sama merasa gugup dan merasa penampilannya kurang bagus. Samudera dan Aska sampai kewalahan menghadapi tingkah Agni. “Menurut kamu, baju aku bagus tidak, Sam?” Agni bertanya pada Samudera. Samudera yang sedang menyetir, tidak bisa menahan geli mendengar pertanyaa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Kesempatan Kedua   Itu, Aska

    Karena kedatangan mereka yang terbilang masih sore, Agni dan Mayang memanfaatkan waktu yang ada untuk mengobrol saja. Mayang, Celline dan Agni tengah membahas hal-hal menyangkut urusan wanita. Dari mulai fashion hingga makanan. Sementara Aska tengah dikuasai oleh Lautan. Beberapa kali Rio ikut menggoda Aska sampai anak itu tertawa terbahak-bahak. Dan Lautan akan mulai mengusir Rio karena sudah mengganggu waktunya bersama Aska. Sungguh, pemandangan yang indah bagi Agni. Namun, ada hal yang sedikit mengganggu Agni sejak tadi. Hal itu adalah Samudera. Sejak kedatangan mereka, Agni tidak melihat Samudera berbicara dengan orang tuanya, bahkan menyapa mereka saja tidak. Sekarang saja, Samudera sedang mengasingkan diri. Dan duduk di dekat kolam renang sambil mengutak-atik telepon genggamnya. Sangat aneh menurut Agni. Mayang yang menyadari Agni tengah memandang Samudera, tersenyum tipis. Dia bahagia, tapi juga sedih. Agni pasti sadar akan keanehan yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Kesempatan Kedua   Marahnya Orang Sabar

    “Itu... Aska,” lirih Celline.Lirihan Celline membuat mereka semakin memusatkan perhatian pada tangan Tasya. Dan mereka tidak bisa menahan geram, saat melihat Tasya tengah merenggut rambut Aska dengan sebelah tangan, sementara tangan yang lain memegang pisau buah.Kondisi Aska sangat memprihatikan, entah apa yang Tasya lakukan pada anak itu, terlihat sedikit lebab di pipi kanan Aska. Namun, anak itu tidak terlihat terganggu sama sekali, bahkan dia tidak meringis saat Tasya menjambak rambutnya.Dan hal itu justru membuat Agni dan Samudera khawatir.Agni yang sudah kehilangan akal karena melihat putranya di perlakukan seperti binatang, mengambil langkah maju. Namun, langkah Agni terhenti saat Tasya meletakan pisau di tangannya pada leher Aska.“Ayo maju, kenapa berhenti, takut?” Tasya tertawa dengan keras, melihat wajah khawatir mereka.“Kenapa? Maju dong, katanya jago....” ucapnya lagi, kemudian kembali ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Kesempatan Kedua   IBLIS

    Setelah Samudera dan Agni pulang, Lautan dan Mayang kembali masuk untuk melihat keadaan Tasya. Dan ya, seperti perkiraan mereka. Keadaan Tasya, jauh dari kata baik.Tasya sudah di pindahkan ke sofa ruang keluarga, terdapat banyak sekali ‘hasil karya’ Agni di wajah Tasya. Lautan hanya bisa menggelengkan kepalanya.Tampaknya calon menantunya itu bukan wanita biasa. Dari bahasa tubuhnya, Agni sepertinya seseorang yang mempunyai basic keterampilan beladiri. Terlihat dari cara dia menyeret kemudian membanting Tasya dengan mudahnya tadi.Sementara Celline, gadis cantik itu tidak henti-hentinya berdecak kagum, setelah melihat aksi heroik Agni. “Aku kayaknya terlalu naif, pas mikir kak Sam milih kak Agni hanya karena cantik. Aku lupa, kalau sekedar cantik saja tidak bisa menarik perhatiannya kakak. Iya ‘kan, Bang?”Rio ikut mengangguk. “Kamu benar. Aku juga sempat terkecoh dengan wajah lugunya kak Agni,” jawab Mario diser

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Kesempatan Kedua   Badut Sirkus

    “Ya, aku begini karena dia. Karena wanita yang tidak sadar telah di jadikan barang tukar untuk kepentingan keluarga kalian. Wanita yang selama ini tidak sadar sudah di jual untuk kepentingan perusahaan kalian.” Rani sampai meneteskan air matanya.“Dia akhirnya bisa keluar dari neraka ini. Tapi kenapa ibu ingin menariknya kembali? Jika ibu ingin menyelamatkan perusahaan ibu, kenapa ibu tidak mengorbankan salah satu cucu ibu? Andin misalnya?” Rani berkata sambil melirik Andin.Andin yang saat itu duduk di sudut bersama para sepupunya, tersentak mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Rani, ibunya.“RANI CUKUP!” Shaka ikut berdiri, setelah mendengar ucapan Rani.“Kenapa? Apa ada yang salah, hm?” Rani tidak segan menantang Shaka. “Aku benar, bukan? Yang akan bangkrut itu keluarga Pramono. Kenapa Agni yang harus dijadikan korban LAGI? Lagi Shaka, LAGI!”Rani menekan ujung jari telunjuknya d

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Kesempatan Kedua   Penopang Yang Baru

    “Tutup mulut kamu!” Ruangan yang tadi sunyi, semakin senyap saat Friska melayangkan tamparan di pipi Rani. “Jaga sikap kamu Rani. Bicara sesuai porsi kamu, jangan melebihi batas.” Friska menatap Rani tajam. “Jangan karena seorang wanita miskin, kamu melupakan siapa diri kamu. Wanita bermartabat tidak akan berteriak seperti tadi. Ingat Rani, kamu itu wanita terhormat, menantu dari keluarga terpandang. Tidak seharusnya kamu kehilangan kendali, dan melupakan tata Krama seperti itu.” Friska tidak melepaskan pandangannya dari Rani. Begitu juga dengan anggota keluarga Pramono yang lain. Mereka tengah memandang Rani yang sejak tadi menunduk dengan sebelah tangan menutup pipi, bekas tamparan Friska. Hening sesaat, hingga Rani kembali tertawa seperti orang tidak waras. “Wanita bermartabat... Menantu dari keluarga terpandang... Tata Krama?” Rani mengulang ucapan Friska, disertai tawa keras yang lebih mirip orang frustasi daripada bahagia. Tawa R

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Kesempatan Kedua   Iblis Tampan

    “Baik, Nek. Aku akan mencari Agni sampai ketemu.” Friska mengusap kepala Andi dengan penuh kasih sayang. “Bagus. Kamu memang cucu kesayangan nenek,” ucap Friska dengan senyum cerah. Laras yang melihat kebodohan Andi, tidak bisa menahan rasa jijiknya. Pria yang dia perjuangkan sampai mengorbankan persahabatannya, tidak lebih dari seorang pengecut bodoh yang serakah. Setelah puas dengan jawaban Andi, tanpa melihat yang lain, Friska berbalik dan masuk kedalam kamarnya. Rani yang melihat kebodohan putranya, menjadi goyah. Dia hampir jatuh karena tidak sanggup menopang tubuhnya sendiri. Untung saja, Kinan cepat tanggap dan menahan tubuh Rani. “Tante... Tante, sakit?” tanya Kinan dengan wajah khawatir. Rani menggelengkan kepalanya. “Tante baik-baik saja, Kin. Makasi ya,” ucap Rani dengan senyum tulus. Kinan balas tersenyum, kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Rani. Rani membelalakkan matanya saat mendengar bisikan Kinan. “

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02

Bab terbaru

  • Kesempatan Kedua   Terima Kasih

    Hari berlalu dengan cepat. Tak terasa lima tahun telah berlalu. Putri kecil yang dulu selalu di timang, kini beranjak menjadi gadis kecil yang cantik dan sangat ceria.Kepribadian kedua anak Samudera dan Agni sangat bertolak belakang. Jika Aska sang kakak bersikap dingin dan tidak banyak omong. Maka sang adik Lillian justru sebaliknya. Gadis kecil itu selalu ceria, bahkan mereka sampai menjulukinya little Sunshine.Karena dimana pun ia berada, Lillian selalu menjadi sumber keceriaan, kehangatan dan kebahagiaan.Oh, harus di garis bawahi. Lillian akan sehangat matahari kecil, bagi mereka yang bersikap baik pada keluarganya, tapi akan sebaliknya bagi mereka yang bersikap buruk apalagi yang sengaja ingin menghancurkan keluarganya.Seperti sekarang ini. Samudera yang sangat memanjakan putri kecilnya, sering membawa Lillian ke Kantor. Selain karena tidak bisa jauh dari si kecil, Samudera juga ingin memberikan waktu istirahat pada Agni. Mengingat keaktifan Lill

  • Kesempatan Kedua   Lillian

    Samudera berlari di sepanjang koridor Rumah Sakit, dengan diikuti Jona, Rein serta Sherly. Mereka sedang rapat, saat Lautan meneleponnya mengabarkan keadaan Agni.Ternyata tanpa ia sadari, Agni sudah merasa sakit perut sejak subuh, tetapi ditahan sendiri olehnya karena tidak ingin merepotkan orang-orang. Samudera berlari sembari menyekah sudut matanya. Ia merasa menjadi suami paling bodoh yang tidak peka dengan keadaan istrinya.Saat sampai di depan ruang bersalin, Samudera langsung menghampiri Lautan. “Bagaimana keadaan Agni, Yah?”“Dia baik-baik saja, sebaiknya kamu masuk. Sejak tadi dokter terus mencarimu.”Tepat saat Lautan mengatakan hal itu, pintu ruang bersalin terbuka. “Pak Samudera?” Panggil suster.“Saya.”Suster itu tersenyum tipis. “Syukurlah Anda sudah datang. Mari ikut, Saya.”Samudera mengikuti langkah sang Suster.Sepeninggal Samudera, semua orang masih

  • Kesempatan Kedua   Harus Lebih Tahu Diri

    Tempat pemakaman umum itu terlihat sepi. Ya, kalau ramai namanya pasar. Hehehe Agni dan Samudera saat ini tengah berada di makam kedua orang tua Agni serta ibunda Samudera. Diusia kandungannya yang memasuki 7 bulan, Agni memang berkeinginan untuk mengunjungi makam orang tersayang mereka. Selagi masih bisa ‘kan, karena ia yakin kedepannya pasti mereka akan lebih sibuk lagi mempersiapkan kelahiran. Apalagi nanti saat si kecil sudah lahir. Perhatian mereka pastilah untuk kedua anak mereka. Karena itulah, selagi masih ada waktu seperti sekarang. Lebih baik dimanfaatkan untuk see Hay dengan para orangtua. Agni meletakkan sebuket tulip orange di atas makam ibunya. Ia lalu bersimpuh di depan makam kedua orang tuanya, dan berdoa dengan khusyuk. Hal yang sama juga dilakukan oleh Samudera dan Aska. “Halo Ayah, Bunda, aku kembali. Terakhir kali aku datang, dengan perasaan yang hancur. Waktu itu aku bersimpuh dan menangis sendirian di sini.” Agni menarik

  • Kesempatan Kedua   Masih Ada Waktu

    Setelah mengeluarkan isi perutnya, Agni terduduk lemas di sofa ruangan Samudera. Ia sedikit mengerutkan keningnya, saat tidak sengaja menduduki sesuatu. Dan saat melihat benda itu, Agni membelalakkan matanya.“Siapa yang baru datang kemari, Kak?”“Jona, Reinhart? Hanya mereka.”Agni menggeleng. “Perempuan.”“Flora?” Samudera mengangkat sebelah alisnya.“Ck, bukan Bella??” Tuding Agni sembari melipat tangannya di depan dada.“Ada apa?” tanya Sam tanpa daya.“Jawab, kak... Apa Bella berusan kesini?”Samudera memijat pelipisnya. “Ya. Dia baru saja kemari,” jawab Sam sembari menatap Istri cantiknya. “Perusahaan mereka ingin mengajukan kerjasama. Dan dia yang di tunjuk sebagai perwakilan,” jelas Samudera.“Hmm... Pantas saja.”“Ada apa?” Samudera menghampiri Agni, lalu membawanya dalam pel

  • Kesempatan Kedua   Bau Bangkai

    Namun, suara dari luar berhasil menghentikan aksi gila Mario. Mereka berdua sama-sama terkejut dibuatnya.“Rio!?”Sherly mengembuskan napas lega, berpikir kalau Rio akan berhenti. Nyatanya tidak. Pria itu tetap melanjutkan aksinya.“Rio!?”Barulah saat panggilan kedua, pria itu mengehentikan tindakannya. Ia lalu mengumpat pelan. Kemudian keluar dari paviliun. “Urusan kita belum selesai,” ucapnya. Lalu benar-benar keluar.Setelah bayangan Rio menghilang, kaki Sherly langsung lemas seperti jelly, ia sampai terduduk di lantai.Dia Lalu mengusap pelan dada-nya, sembari bergumam. “Selamat, selamat. Hampir aja, bibir gue nggak perawan lagi.”Dari dalam paviliun, Sherly bisa mendengar percakapan mereka. Ternyata yang memanggil Rio adalah Reinhart. Pria itu mengatakan kalau Rio tengah di cari oleh Samudera. Rio terdengar menolak, tetapi Reinhart menegaskan kalau ini penting. Dan harus sekarang.

  • Kesempatan Kedua   Kelinci Kecil

    Mobil Samudera perlahan memasuki pekarangan rumah. Setelah tadi mereka singgah di pasar tradisional untuk membeli bahan-bahan Ketam Cili pesanan Agni.Kepulangan mereka di sambut oleh Lautan dan Mayang, si kembar serta Aska, yang tengah menunggu mereka di teras.Mayang yang melihat Samudera menuntun Agni, bergegas menjemput menantunya itu. “Kalian dari mana, Sayang?” Tanya Mayang.Namun, ia langsung mendapatkan jawabannya, saat melihat Reinhart membuka bagasi dan mengeluarkan belanjaan.“Kalian ingin masak?” Tanya Mayang lagi. Dan kali ini Agni mengangguk cepat.“Iya, Ma. Kita mau masak kepiting pedas,” ucap Agni, sembari menelan ludahnya. Baru menyebut namanya saja, sudah membuatnya lapar.Tingkah Agni berhasil membuat mereka semua tertawa. Terkecuali Rio, yang justru tengah menahan geram karena melihat Reinhart memegang pinggang Sherly. Padahal kenyataannya Sherly hampir jatuh, dan Reinhart sigap menahan

  • Kesempatan Kedua   Sultan Bucin

    BRAKKK Bunyi bantingan pintu, membuat semua orang yang tengah berada di ruang rapat Aditama Corp itu, terlonjak kaget. Bahkan Samudera yang sejak tadi memejamkan matanya, sembari mendengar laporan bawahannya pun, ikut terkejut. Saat menoleh, terlihat Reinhart berdiri dengan nafas memburu. “Tuan!!” Samudera mengangkat sebelah alisnya. Dengan masih mengatur nafasnya, Reinhart menunjuk kearah meja. Bukan, lebih tepatnya pada benda di depan Samudera. “Handphone, Anda.” “Ada apa, Rein?” Tanya Jonatan penasaran. Pasalnya, tidak biasanya sahabat somplak nya itu, mengacau seperti ini. Apalagi di tengah rapat tahunan seperti sekarang. Reinhart tidak menjawab, dia terus menatap Samudera. Sementara Samudera yang ditatap seperti itu, semakin tidak mengerti. “Ada apa?” tanya Sam. “Handphone Anda mati?” Samudera mengambil telepon genggamnya. Dan ya, seperti kata Reinhart, handphonenya memang mati. Mungkin keha

  • Kesempatan Kedua   Diperlakukan Seperti Ratu

    Aska, Marni, Indira serta Stave dan istrinya, terkejut mendengar ucapan Samudera.“Ayo pulang.” Samudera menggendong Aska dengan sebelah tangan, sementara tangan yang lain, merangkul pinggang Agni, kemudian pergi.Indira mencoba mengejar, tapi ia di halangi oleh para bodyguard Samudera. Reinhart yang baru saja tiba, menatap Indira tajam. “Ekhm... Ibu Indira, benar?” Indira mengangguk.“Oh, bagus. Ada pesan dari Tuan Aditama....” Indira memiliki firasat buruk. Dan benar saja, ucapan Reinhart berikutnya berhasil membuatnya terpaku.“Karena sekolah ini sudah lalai menjaga tuan muda kami, mulai sekarang Aditama Corp akan menghentikan pendanaan untuk sekolah ini. Dan, saya di sini juga bermaksud untuk mengurus kepindahan tuan kecil. Sekian.” Reinhart menutup laporannya dengan wajah datar.Indira pucat pasih. Ingin protes, tapi tidak bisa. Karena kalau salah bertindak, bisa-bisa perusahaan ayahnya yang menj

  • Kesempatan Kedua   Anak Kandung, Saya!

    “Ada apa ini?” Suara berat seorang pria, membuat Indira menghentikan ucapannya. Agni dan Indira sama-sama menoleh ke arah pintu. Di sana berdiri seorang pria bertubuh tambun, yang mengenakan jas biru Dongker. Wajah pria itu terlihat marah, nafasnya juga memburuh. Sepertinya pria itu baru saja berlari kemari. “Sayang....” Wanita bertubuh tambun yang sejak tadi berdiam diri, tiba-tiba berjalan cepat kearah pria di depan pintu. “Ayah....” Anak kecil berpipi chubby yang sejak tadi diam, langsung berbinar saat melihat orang di depan pintu. “Kenapa dengan wajah mu? Kenapa merah seperti ini?” pria itu mengusap wajah istrinya. Wanita bergaun merah tadi, langsung menunjuk Agni. “Karna dia! Dia yang membuat aku seperti ini... Padahal yang salah itu putranya dan aku hanya menegur, tetapi dia langsung marah dan menamparku.” “Benar Ayah! Semua ini perbuatan Tante itu.” Bocah chubby itu ikut memprovokasi. Indira yang melihat

DMCA.com Protection Status