Share

Bukan Bulol

“Nona Tasya, siapa yang ingin memfitnah Anda? Bahkan sejak tadi, kami tidak menyebut nama anda sekalipun. Jadi, kenapa Anda punya pikiran seperti itu? Bukannya Anda korban di sini?” Reinhart berkata demikian sambil terkekeh.

Tasya yang mendengar perkataan Reinhart menjadi gugup. ‘Bodoh!’ batinnya. Tasya berusaha menormalkan raut wajahnya. “A-aku memang korban, ya korban! A-aku hanya....”

“Jadi... Tidak masalah bukan, kalau pak Ramzi membuka amlop itu, korban?” Reinhart menekan kata ‘korban’, dan memandang Tasya dengan tatapan mencemooh.

Saat dua orang itu tengah berdebat, Ramzi sudah membuka dan tengah membaca isi dari berkas-berkas yang ada di salam amplop. Wajah pria itu yang tadi penuh amarah, berangsur-angsur menjadi pucat pasih.

Tidak ada bedanya dengan Tasya, wanita itu menjadi sangat ketakutan. Wajahnya pun sudah pucat saat Ramzi membuka amplop, apalagi sampai saat ini, Ramzi tidak mengatakan apa-apa.

“Z-Zi....” Tasya mencoba meraih tan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status