"Kami?"Romeo seolah-olah baru mendengar sebuah lelucon. Dia tertawa sinis, lalu berkata, "Ternyata kamu, Charles dan yang lainnya sudah menjadi 'kami'."Violet mengerutkan alisnya.Romeo maju. Dia mendekati Violet selangkah demi selangkah. Tubuhnya langsung melepaskan aura yang berat. "Waktu itu di restoran, apa kamu bersama Charles dan William? Gwen muncul hanya untuk membantumu, 'kan? Sebenarnya apa hubunganmu dengan Charles? Sudah sampai mana hubungan kalian?"Romeo mencengkeram pergelangan tangan Violet. Ketika Violet melihat mata merah Romeo, dia tanpa sadar menepis tangan Romeo. "Romeo, cukup! Aku sama sekali nggak mengerti apa yang kamu katakan!"Ketika kedua tangannya ditepis, Romeo tertawa sinis. Lalu, dia berkata, "Violet, sebaiknya kamu berdoa wajah Evelyn bisa disembuhkan. Kalau nggak, jangan salahkan aku karena menghancurkan Keluarga Winfield."Setelah itu, tiba-tiba terdengar teriakan Evelyn dari kamar pasien.Romeo tanpa sadar membuka pintu. Dia melihat Evelyn yang bera
Amarah membara di dalam hati Romeo. "Kalau dia mau pergi, biarkan saja dia."Evelyn berhenti menangis ketika dia mendengar apa yang dikatakan Romeo. Dia mendongak, lalu menatap Romeo dengan tatapan memelas. "Jadi, aku benar-benar boleh memulihkan diri di Kediaman Fernandez?"Romeo membelai kepala Evelyn dan berkata, "Nanti aku akan meminta Levi pergi ke asramamu untuk memindahkan barang-barangmu. Nggak nyaman bagimu tinggal di sekolah selama kamu memulihkan diri, jadi kamu tinggal di rumahku saja."Evelyn bersandar ke dada Romeo, lalu berbisik, "Terima kasih, Tuan Romeo ...."Levi di samping mengerutkan keningnya saat dia melihat pemandangan itu.Sebagai pengamat, dia bisa langsung tahu kalau Evelyn sedang berpura-pura. Namun, Romeo malah tidak menyadari ada yang aneh.Malam itu, Violet menelepon perusahaan pindahan dan memindahkan semua barangnya dari Kediaman Fernandez.Tengah malam, Romeo memapah Evelyn yang terluka ke Kediaman Fernandez. Perabot di dalam rumah menjadi jauh lebih se
Setelah Gwen selesai mendengar penjelasan Violet, dia bertepuk tangan."Hebat! Kamu benar-benar hebat!"Seulas senyuman tipis tersungging di bibirnya Violet.Sebenarnya, dia bukan sengaja ingin menyerang Evelyn. Hanya saja, Evelyn yang bertindak licik dulu. Violet juga tidak bisa menelan amarahnya begitu saja.Siang hari, Evelyn turun dengan pelan-pelan dari lantai dua. Karena kakinya sakit, agak sulit saat dia menuruni tangga. Namun, ketika Evelyn melihat Bu Martha yang sedang membersihkan ruang tamu, dia merasa superioritas."Bibi, aku lapar. Pergi masak sana."Nada Evelyn sangat kurang ajar. Dia bukan lagi Evelyn lemah yang dipeluk Romeo semalam.Setelah Bu Martha melihat Evelyn, dia merasa marah dan ekspresinya terlihat sangat tidak senang. Namun, Evelyn tetap tamu yang diundang oleh Romeo. Jadi, Bu Martha hanya bisa berkata, "Makan siang dimulai jam dua belas. Ini adalah peraturan yang ditetapkan Nyonya."Ketika nama Violet diungkit, Evelyn merasa ada yang menancapkan jarum ke jan
"Nggak ada hubungannya?! Vio adalah anak yang baik, tapi bisa-bisanya wanita ini membuatnya marah sampai dia pindah keluar. Apa kamu masih memiliki tanggung jawab sebagai seorang suami?!""Nenek, gara-gara Violet, Evelyn mengalami kecelakaan mobil! Dia ....""Cukup!" Nyonya Besar Fernandez menegur dengan sinis, "Demi wanita sepertinya, kamu malah menyalahkan istrimu. Apa kamu ini seorang pria?"Romeo tidak pernah melawan Nyonya Besar Fernandez, jadi saat ini dia juga tidak berani bersuara.Nyonya Besar Fernandez melirik Evelyn dengan sinis dan berkata, "Kamu, Keluarga Fernandez sudah membiayai pendidikanmu. Nggak apa-apa kalau kamu nggak bisa sukses, tapi kamu ingin mencoba menjadi Nyonya Fernandez? Jangan mengira aku nggak tahu apa isi hatimu! Sebaiknya kamu menyerah saja! Selama aku masih hidup, kamu pasti nggak bisa menjadi anggota Keluarga Fernandez."Akhirnya Romeo berkata, "Nenek, Evelyn bukan orang seperti itu.""Dia bukan orang seperti itu?"Nyonya Besar Fernandez mengeluarkan
"Telepon Violet dan suruh dia pulang.""Ha?"Levi yang berada di ujung telepon tercengang.Saat ini, Violet dan Gwen sedang bersenang-senang di ruang pribadi kelab malam.Violet jarang mendapat kesempatan untuk minum-minum. Sejak dia dilahirkan kembali, banyak hal yang sudah terjadi. Saat ini, di bawah pengaruh alkohol, rasa tidak senangnya lenyap seketika.Lalu, ponsel Violet berdering. Dia mengangkat telepon. Di ujung telepon, dia mendengar suara Levi berkata dengan ragu-ragu, "Nyonya, Tuan Romeo meminta Anda pulang ke rumah.""Ha? Apa katamu? Apa aku akan pulang hanya karena dia menyuruhku? Dia kira dia siapa?!"Violet terdengar mabuk dan Levi merasa ada yang tidak beres. "Nyonya, di mana Anda sekarang?""Di tempat yang nggak ada Romeo!"Setelah itu, Violet menutup telepon.Gwen memeluk Violet, lalu dia menyengir sambil berkata, "Bosan sekali kalau hanya kita berdua! Kakak akan mengajarimu sesuatu yang lebih seru!""Yang lebih seru?"Gwen menekan bel pelayan.Tak lama kemudian, seor
Meskipun William berkata seperti itu, dia bergerak makin cepat. Dua orang itu berlari keluar dari apartemen, kemudian mengemudi mobil dengan sangat cepat ke kelab malam.Dari awal pemilik kelab malam itu sudah menunggu di depan pintu. Setelah dia melihat William dan Charles turun dari mobil, dia buru-buru membungkuk kepada mereka. Kemudian, dia berkata, "Tuan Muda William, Tuan Charles, aku sudah menjaga dua nona itu dengan baik. Mereka masih di sini."William berhenti, lalu bertanya, "Berarti mereka masih bersama gigolo-gigolo itu di ruang pribadi?"Pemilik kelab malam itu tersenyum dengan canggung.Dua pria itu langsung mengerti."Dasar berengsek!" maki William.Setelah itu, William berjalan dengan cepat sambil bertanya, "Di mana ruangan mereka?""Yang ini."Pemilik kelab malam hendak membukakan pintu untuk William, tapi William langsung menendang terbuka pintu tersebut.Dia melihat beberapa pria sedang mengerumuni Violet dan Gwen. Dua wanita itu minum sampai wajah mereka sudah menja
Dari tadi Gwen sudah mendengkur, jadi dia tidak peduli dengan ucapan William.Violet yang duduk di belakang juga sedikit mengantuk karena dalam mobil terasa hangat. Wajahnya yang sudah merah menjadi makin merah.Charles mengambil selimut dari belakang, kemudian menyelimuti tubuh Violet."Tidurlah sebentar. Kita akan segera sampai."Violet menganggukkan kepalanya. Dia memang merasa lelah. Tanpa disadarinya, dia bersandar ke jendela mobil dan tertidur.Pada saat yang sama, Romeo baru mematikan komputernya di ruang kerja. Dia memijat pelipisnya, kemudian dia mengambil ponselnya. Dia masih belum mendapat kabar dari Violet.Beberapa saat kemudian, dia menerima telepon dari Levi.Romeo mengangkat telepon, lalu bertanya, "Di mana Violet?""Sepertinya Nyonya berada di kelab malam.""Kelab malam?"Romeo mengerutkan keningnya.Dulu Violet sangat jarang pergi ke tempat seperti itu. Belakangan ini dia cuma pernah pergi sekali, yaitu untuk bertemu dengan Nicholas.Waktu itu sudah terjadi keributan
Evelyn masih menunggu Romeo di ruang tamu. Ketika Evelyn melihat Romeo pulang dengan wajah masam, dia bertanya dengan hati-hati, "Kak Violet ... nggak pulang bersamamu?"Romeo berkata dengan ekspresi dingin, "Kalau dia nggak mau pulang, dia nggak usah pulang selamanya."Ketika mendengar Romeo berkata seperti itu, Evelyn diam-diam merasa senang.Violet benar-benar bodoh. Jelas-jelas dia punya kesempatan untuk mendapatkan hati Romeo, tapi dia malah sangat keras kepala.Namun, itu juga bagus. Selama Violet tidak ada di rumah ini, Evelyn bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati Romeo dan menaklukkan hati Romeo.Evelyn menatap sisi wajah Romeo. Dia yakin dia bisa mendapatkan Romeo.Karena dulu dia dapat merasakan dengan samar kalau Romeo memiliki perasaan padanya, sikap Romeo kepadanya juga selalu berbeda dengan orang lain.Besok pagi, Violet bangun di tempat tidur dengan kepala pusing. Saat dia membuka matanya, dia melihat langit-langit putih. Interior di sekitarnya terlihat sangat
Di luar kantor polisi Kota Poseidon.Mobil Charles dan Violet berhenti di luar. Devon berlari dari kejauhan, kemudian berkata, "Tuan Charles, Nyonya Griffin, akhirnya kalian sudah sampai!"Saat melihat Devon berkeringat dan wajahnya yang kuyu, Violet tahu kalau Howard pasti telah menimbulkan masalah di kantor polisi."Dia berada di dalam?""Ya, dia berada di dalam! Kumohon pada kalian, cepat bawa dia pergi. Aku benar-benar sudah nggak bisa bersabar!"Devon mengatup kedua tangannya ke arah Charles dan Violet. Dia seolah-olah sedang memuja Tuhan.Violet mengangkat alisnya dan berkata, "Ternyata Howard lumayan merepotkan.""Aku nggak masuk."Di samping, Charles sedang memutar kunci mobil di tangannya sambil berkata, "Kalau aku masuk, dia nggak akan mengucapkan sepatah kata pun.""Dia sendiri yang memintamu datang ke sini. Kamu benar-benar nggak mau masuk?""Aku malas melihatnya."Setelah mendengar kata-kata Charles, Violet tertawa. "Baiklah, aku mengerti."Di dalam kantor polisi, Howard e
Bam!Howard menendang meja di depannya, kemudian berkata, "Bukan aku yang membeli mesin itu dan aku bukan orang Kota Poseidon! Aku ini membantu kalian menangkap orang."Kedua interogator itu melihat Howard seolah-olah mereka sedang melihat orang gila.Seorang interogator bertanya dengan tenang, "Katakan, ada apa dengan tangan dan mesin di dalam kotak?""Aku sudah bilang dari tadi kalau aku ini datang ke Kota Poseidon untuk membantu kalian menangkap orang. Ngapain kamu menangkapku?!"Howard memang orang yang temperamental. Kini dia sedang berpikir bajingan mana yang telah menjebaknya. Dia sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan.Interogator mengabaikannya dan lanjut bertanya, "Sudah berapa kali kalian mengirim mesin itu? Siapa pembelinya? Siapa penjualnya?""Aku CEO Grup Lionel. Apa kalian pernah mendengar Keluarga Lionel dari Kota Oaker? Kalian menangkapku? Dan masih bertanya siapa penjualnya? Aku juga ingin tahu siapa yang membeli mesinku!""Kalau begitu, mesin itu berasal dari pe
Violet mengulurkan tangan untuk meraih tangan Charles.Charles terlihat cuek di luar, tapi sebenarnya dia memiliki hati paling lembut.Seharusnya para anak buah itu sudah mengikuti Charles selama beberapa tahun.Trik yang digunakan orang di balik masalah ini sangat jahat. Dia membuat mereka mematahkan sayap mereka sendiri dan melemparkan satu per satu bawahan mereka ke penjara."Aku baik-baik saja," ucap Charles dengan suara rendah.Dia menggenggam tangan Violet sambil berkata, "Ayo masuk ke dalam."Violet mengangguk.Ada puntung rokok dan sisa rokok berserakan di lantai ruang.Violet pernah melihat mesin-mesin ini di Kota Oaker.Dia juga mengingat Howard membawanya ke area terbuka yang sedang dibangun dulu. Howard mengatakan dia ingin membuat taman hiburan yang penuh dosa.Violet diam untuk beberapa saat, lalu dia berkata, "Sepertinya ini berhubungan dengan Howard."Di Kota Oaker, tanpa persetujuan Howard, mesin-mesin ini pasti tidak bisa dikirim ke Kota Poseidon.Charles melambaikan
Anak buah Charles menahan semua pelanggan di dalam.Charles berkata, "Antar mereka ke kantor polisi. Biarkan Pak Devon menginterogasi mereka.""Baik."Charles melihat sekelompok demi sekelompok pelanggan dibawa pergi, kemudian dia menoleh ke para karyawan yang ditahan di lantai dan berkata, "Kalian ingin berbicara sendiri atau ingin aku yang membuat kalian berbicara?""Sa ... saya!"Salah satu karyawan segera mendongak, kemudian berkata, "Tuan, beberapa dari kami ingin menghasilkan uang. Saat itu, salah satu teman kami bilang belakangan ini ada pengusaha berinvestasi untuk membuka arkade. Selama kamu bergabung dan membayar biaya waralaba, kamu dapat menjalankan bisnis sendiri! Dan kamu nggak perlu mengurus dekorasi lokasi dan mesin, tapi kalau kamu ingin bergabung dengan bisnis arkade ini, ada peraturan nggak tertulis yaitu penerima waralaba harus penduduk lokal Kota Poseidon! Selain itu, mereka harus memiliki latar belakang ....""Latar belakang yang kamu maksud adalah orang itu harus
Saat Jacob tidak tahu bagaimana menjawab, anak buah Charles tiba-tiba berlari masuk dari luar. Ketika dia melihat Violet, dia ragu sejenak. Maka itu, dia mendekati Charles dan berbisik kepadanya."Tuan ...."Di depan semua orang, Charles berkata, "Nggak ada orang luar di sini. Katakan saja.""Baik."Anak buah itu segera menegakkan punggungnya, lalu berkata, "Kediaman Fernandez kebakaran. Api menyebar dengan cepat dan telah habis terbakar!"Setelah kata-kata itu diucapkan, suasana langsung menjadi hening.Charles melirik sinis anak buahnya.Bulu kuduk anak buah itu langsung berdiri.Bukankah Charles yang berkata tidak ada orang luar di sini?Ketika tidak ada orang di aula yang berani berbicara, Jacob mendadak berteriak. Kemudian, dia mulai berakting dengan kaku. "Kediaman Fernandez? Kebakaran? Astaga, masalah ini besar. Seingatku, Nyonya Griffin adalah mantan istri Tuan Romeo, 'kan? Kita harus pergi melihatnya. Kalau benar-benar ada korban, kita harus membantu membersihkan tulang-tulang
Awalnya beberapa orang itu ingin melawan, tapi mereka bahkan tidak bisa mengangkat tangan. Dalam sekejap, teriakan terus terdengar di aula."Ampun! Ampun!"Sekujur tubuh pria yang memimpin itu ditekan ke lantai. Dia berusaha mendongak, tapi dia melihat ternyata orang yang berdiri di depannya adalah Charles!Muka pria itu langsung memucat. "Tuan Charles .... Tuan Charles, ampuni saya .... Ampuni saya, Tuan Charles!"Charles mengangkat kakinya, kemudian menginjak muka pria itu. Dia melihat ke kiri dan kanan, setelah itu dia bertanya, "Orang dari pelabuhan Barat?""Be ... benar! Ampun, Tuan Charles!""Tangan ini yang sudah menyentuh istriku?""Istri?"Wajah pria itu menjadi makin pucat. Dia tidak menyangka wanita yang diganggu tadi ternyata adalah Nyonya Griffin!Namun, dia langsung menyadari orang yang dirangkul Charles adalah Violet, orang yang hanya dikatai tadi.Dia pun buru-buru berkata, "Nggak, nggak! Saya nggak sempat ...."Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, pria itu mera
Saat mendengar nama Agnes, Jacob langsung berlari ke arah suara itu.Violet mengikutinya. Dia melihat setelah Agnes masuk, dia dihalangi oleh beberapa preman.Agnes mengenakan rok pendek kotak-kotak biru dan putih gaya sekolah. Dengan rambut keriting berwarna kuning keemasannya tergerai, dia tampak seperti putri dari keluarga kaya.Violet merasa sedikit dilema setelah melihat pakaian Agnes.Agnes benar-benar putri yang tidak mengenal dunia luar. Bisa-bisanya dia berdandan seperti itu ke tempat seperti ini. Begitu dia masuk, sepertinya akan ada banyak pria yang menatapnya.Kalau itu terjadi, Violet tidak mungkin bisa melakukan penyelidikan secara diam-diam."Kalian semua minggir!"Pada saat ini, Jacob sudah berjalan ke depan Agnes. Tinggi badannya 185 sentimeter dan dia mempunyai tubuh yang bagus. Hanya dengan berdiri di samping Agnes, auranya menjadi sangat kuat.Agnes berkata dengan marah, "Kak! Berani-beraninya mereka menyentuhku! Potong tangan mereka! Aku ingin menjadikannya makanan
Jacob mengikuti Violet. Dia sama sekali tidak terlihat seperti pacar Violet, tapi seperti anak Violet.Violet melirik Jacob sekilas.Dia mengingat ketika di rumah Keluarga Knowles sebelumnya, Jacob sangat berkarisma.Kenapa dia menjadi penakut setelah dia tiba di Kota Poseidon?"Uhuk, uhuk."Jacob bertanya dengan serius, "Ada apa di belakang?"Karyawan berjalan di depan sambil berkata, "Kami nggak bisa meletakkan mesin di belakang ke depan. Mesin di luar hanya bisa digunakan untuk ditukar dengan boneka, sedangkan mesin di dalam bisa ditukar menjadi uang. Bukankah itu lebih asyik daripada memancing ikan?"Ketika Jacob mendengar mesin itu bisa ditukar menjadi uang, Jacob langsung berkata, "Tapi, dengar-dengar permainan seperti itu sudah dilarang.""Bukankah kita memainkannya secara diam-diam. Kalau itu orang biasa, aku nggak akan memberitahunya.""Ternyata kamu adalah karyawan tempat ini.""Biasanya tugasku adalah menarik pelanggan untuk Bos.""Apa mesin di belakang memenangkan uang tuna
Di dalam arkade, Jacob mengeluarkan 10 juta untuk membeli koin. Kasir melirik kartu bank yang tak terhitung jumlahnya dan setumpuk besar uang tunai di dompet Jacob. Lalu, dia melirik pria berpakaian kasual di sampingnya."Tuan, ini koin Anda."Jacob menyerahkan dua keranjang berisi koin kepada Violet, lalu sengaja meninggikan suaranya dan berkata, "Bermainlah sesukamu! Aku mentraktir hari ini!""Kalau begitu, terima kasih, Tuan Knowles."Violet sengaja menekankan suaranya ketika dia menyebut "Tuan Knowles".Ketika kedua orang itu berjalan ke mesin pancing, Jacob merendahkan suaranya dan bertanya, "Apa ini benar-benar akan berhasil?"Violet berbisik, "Tentu saja. Menurutku, sudah nggak ada orang lain yang bermurah hati seperti Tuan Knowles di arkade ini. Mereka sangat bodoh kalau mereka nggak memanfaatkan kesempatan ini.""Kalau begitu, kenapa harus aku yang membayar?""Tuan Knowles, aku nggak bawa uang.""Kamu ....""Terlebih lagi, siapa yang membiarkan wanita membayar ketika mengajak