Share

53. Pacar Baru

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2024-12-18 19:33:46

Radit mengerutkan kening mendengar gumaman Nirmala, “pacar yang mana?” tanyanya bingung.

“Pura-pura lagi ya pacar-pacar kamu yang berderet itu.”

Radit tersenyum kecil, merangkul bahu Nirmala dan mengajaknya duduk di sofa ruang tamu.

”Aku nggak pernah ajak wanita selain mama dan saudara-saudaraku kemari,” katanya dengan mamandang langsung Nirmala tepat di kedua bola matanya seolah mentang wanita itu untuk membuktikan kebenaran ucapannya lewat pancaran bola matanya.

“Seperti yang aku bilang tadi, kamu bisa bertanya langsung padaku atau siapapun yang kamu anggap bisa dipercaya, dulu memang hidupku dikelilingi banyak wanita tapi demi tuhan aku tidak pernah menyentuh wanita lebih dari semestinya.”

Nirmala menunduk sedikit merasa bersalah karena menuduh Radit yang tidak-tidak meski tak secara langsung. Kenapa saat berhadapan dengan Radit penyakit lamanya yang suka berprasangka buruk pada orang lain selalu kumat. “M
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   54. Karma

    Bisma memandang rumah mewah itu dengan perasaan hampa. Rumah yang dulu sangat sering dia kunjungi, tempat berbagi cerita dan keresahannya, karena salah satu penghuninya membuatnya memiliki teman dan sahabat yang selalu dia anggap mengerti dirinya.Tapi entah saat ini anggapan itu masih ada atau sudah hilang bersama semua kepercayaan yang dia miliki.Seorang wanita paruh baya yang dia kenali sebagai assisten rumah tangga di sini menyapanya dan mempersilahkan masuk.Dia langsung menuju taman belakang, tempat yang sering dia kunjungi selama ini."Hai kau datang." seru seorang wanita dengan binar ceria."Ya." Hanya itu jawaban Bisma laki-laki itu lalu melangkah mengambil tempat duduk di seberang sang wanita.“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Bisma, dia memandang gadis itu heran lalu matanya tertuju pada gambar-gambar yang berserakan di atas meja,  Gambar yang dia kenali sebagai baju pe

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   54. Tak Menyerah

    Kesibukan Nirmala di toko belum surut juga, setelah menjaga caca tempo hari di rumah sakit sekarang karena kakak sepupunya sudah datang dia sudah tidak diperlukan lagi. Dan mulailah rutinitas pagi yang sudah dia  lakukan bertahun-tahun lamanya yaitu membuat kue, karena sampai sekarang Nirmala tak bisa mempercayakan bagian itu pada orang lain, hanya Rina yang dia percaya untuk membantunya, meski hanya melakukan finishing saja.Untuk pengadonan kue dan komposisi apa saja yang diperlukan tetap Nirmalalah yang memegangnya.“Mbak kayaknya sudah waktunya mbak jani cari assisten lagi,” kata Nia   pagi itu yang melihat kakaknya sibuk membuat kue, mungkin dulu saat mereka masih berjualan di pasar Nirmala memang sanggup menghandle setiap pesanan yang datang tapi sekarang sejak mereka membuka toko kue banyak pesanan yang masuk dari pelanggan yang rata-rata golongan kelas menengah dan atas dengan pesanan yang tak sedikit.“Mbak juga berpikir begitu, Nin

    Last Updated : 2024-12-19
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   56. Tak Mau Kembali

    Tak menunggu lebih lama lagi esok paginya Nirmala segera mewujudkan ide yang diungkapkan Radit kemarin, tentu saja setelah dia menyelesaikan semua pesanan kue. “Mbak, ini kita mau bikin apa dulu?” tanya Rina yang kebingungan karena bosnya itu hanya berdiri terpaku memandang tepung terigu dan kawan-kawannya.“Aku bikin donat dulu, Rin.  kamu bikin nagasari saja adonannya kayak biasa, tapi jangan dibungkus dulu ya aku mau buat bentuknya dan isiannya beda.” Sejak semalam Nirmala memang sudah mengembangkan ide yang ada di kepalanya, tapi masih saja dia ragu akankan orang akan menyukai jajanan yang dia buat, karena kalau lidah pembelinya tak biasa dengan bahan yang dia tambahkan jadinya malah aneh.“Mau diisi apa, Mbak?” “Enaknya apa ya, Rin coklat apa keju.”“Dimasukkan dalam adonan kayak pisang gitu, Mbak?”Nirmala berpikir sejenak dia ingin nagasari yang dia buat tetap ada isian pisang di d

    Last Updated : 2024-12-20
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   57. Kue Ulang tahun

    Nirmala sedang memarkirkan motornya di halaman toko, dan benar saja firasatnya Mbak Ratna  sedang kerepotan sendiri melayani semua pembeli yang antri. Dasar Nia memang anak itu kalau sudah kumat bandelnya, sangat menyebalkan.Cepat-cepat Nirmala masuk ke dalam toko melalui pintu samping, menyapa Mbak Ratna  sejenak, lalu dia berlari ke ruang ganti dan mengambil baju seragam yang memang sudah disiapkan untuknya.“Biar aku yang pegang kasir, Mbak.” Nirmala memperhatikan Mbak Ratna  yang dengan luwes bisa menghadapi pembeli dengan baik. Bahkan saat pembeli yang sangat cerewet meminta kue ini itu, menanyakan harga dan rasanya tapi kemudian tak jadi membeli Mbak Ratna  masih melayani dengan senyum terbaiknya.Kadar keramahan yang melebihi batas memang sangat diperlukan, sebagai pemilik toko jujur saja Nirmala belum bisa seperti itu, kadang dia juga sedikit kesal kalau ada pembeli yang super cerewet tapi ujung-ujungny

    Last Updated : 2024-12-22
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   58. Calon Mertua

    Jam sudah menunjukkan delapan malam saat Nirmala menutup tokonya, hari ini kue basah dan berbagai roti habis terjual, hanya menyisakan beberapa kue kering yang harus segera mereka restock kembali. “Mbak Ratna tadi diantar?” Tanya Nirmala yang tidak melihat kendaraan yang dipakai Mbak Ratna terparkir di depan toko. “Iya, Mbak ini mau minta jemput,”“Bareng aku saja, Mbak nggak usah minta jemput kita tetanggaan juga.”“Mbak  Mala  langsung pulang, apa mau kemana dulu.”“Sebenarnya mau beli baking powder tapi kayaknya sudah tutup tokonya jam segini besok saja.”Mbak Ratna mengangguk lalu naik keboncengan motor Nirmala setelah memasang helm dan memastikan semua barangnya tak ada yang tertinggal.“Bentar, Mbak ada telepon.” Nirmala merogoh saku celana mengambil ponsel yang dari tadi menjerit, rupanya Nia yang menelpon.Sebentar Nirmala berbicara dengan adiknya itu, sedangkan Mbak

    Last Updated : 2024-12-22
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   59. Genggam Tanganku

    Nanti jangan tinggalin aku ya,” pinta Nirmala setelah terdiam beberapa saat.Radit menoleh heran pada Nirmala yang berubah murung, dia meraih tangan Nirmala dan meremasnya lembut. “Memangnya aku mau kemana wong sudah mentok di hati kamu,” katanya dengan wajah serius.“Maksudku jangan tinggalin aku sendiri waktu di rumah orang tuamu, aku nggak tahu bagaimana harus bersikap.”Radit tahu meski Nirmala mengatakan telah mengikhaskan Bisma dan mencoba membuka hati untuknya tapi bayang-bayang saat kebersamaannya dulu dengan Bisma pasti masih ada, luka yang dia tinggalkan untuk Nirmala masih membekas, tak bisa hilang, walau Radit sudah mencoba meyakinkan Nirmala berkali-kali. Terselip rasa marah di hatinya, kenapa Nirmala harus bersama Bisma? Kenapa mereka tidak langsung bertemu saja? Tapi Radit tahu semua itu sudah takdir yang ditentukan Tuhan, dia tak bisa melawan, hanya usaha untuk memperbaikilah yang bisa dia lakukan sekarang.“Nirmala, sayang lihat aku,” kata Radit lembut dia sudah dudu

    Last Updated : 2024-12-23
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   60. Mereka Beda

    Alih-alih mengejak Nirmala melewati pintu samping yang memang dibuka lebar untuk para tamu Radit malah memilih pintu depan yang masih tertutup rapat.“Kita lewat pintu depan saja, supaya nggak terlalu ramai.”Nirmala hanya menurut karena jujur saja dia agak segan juga menghadiri pesta para orang kaya seperti ini, sepintas tadi saat Nirmala melihat banyak wanita-wanita cantik dengan gaun indah dan tentu saja mahal yang menuju pintu samping. Nirmala memandang gaun yang dipakainya sekali lagi,  kata Nia dan Radit gaun yang dipakainya tampak cantik, meski sederhana setidaknya dia harus berterima kasih pada Gita karena telah memberi kado gaun ini. Saat pintu depan dibuka mereka mendapi seorang wanita cantik yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Wajahnya langsung berubah cerah saat melihat Raditlah yang membuka pintu, tapi senyum itu berubah menjadi keheranan saat melihat siapa yang datang bersama Radit. “Jan

    Last Updated : 2024-12-24
  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   61. Salah Paham

    “Bentar, Yang aku ke kamar mandi dulu, atau kamu mau ikut,” pamit Radit pada Nirmala yang sedang duduk dengan para sepupunya.“Aku di sini saja,” bisiknya bukan apa-apa dia memang masih sangat grogi tapi tak mungkin dia terus menempel pada Radit.Radit mengangguk lalu meninggalkan Nirmala bersama para sepupunya. Para sepupu Radit memang tak seramah orang tuanya, pandangan mencemooh ataupun kata-kata cibiran setelah tahu latar belakang Nirmala tak dapat dia hindari jika tadi ada Radit yang membelanya, yang membuat mereka berlaku sopan meski tak suka, tapi saat Radit beranjak pergi mereka mulai menyerang Nirmala dengan kata-kata yang memrahkan telinga.Tapi Nirmala bukan orang lemah yang gampang putus asa, dia tak akan bisa berdiri diatas kakinya sendiri seperti sekarang kalau sudah menyerah hanya dengan pandangan orang. Berusaha untuk tidak ambil pusing dengan kelakuan sepupu Radit, Nirmala berusaha menikmati makanan

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   90. Ih Gitu Banget!

    Pagi ini Nirmala kembali menyambangi butik larisa, jika kemarin dia datag sendiri dan bertemu Bu Lastri di sini, kali ini dia tak mau lagi, bukan karena dia terlalu manja, tapi karena males mendengar mulut cerewet Radit. Bagaimana tidak kemarin dia tak datang saat fitting baju untuk lamaran, dan saat hari H, melihat bagaimana Nirmala memakai gaun itu, bukannya pujian yang dia lontarkan malah nyinyiran.“Kenapa bajunya terbuka banget kayak gitu, Hon? Dan modelnya juga kenapa ketat banget kamu jadi kayak lontong tinggal dikasih kuah saja.”Nirmala hanya cemberut sambil menatap gaunnya, dia tidak mengerti terbuka dari mana coba. “Makanya kalau disuruh datang fitting itu datang jangan kebanyakan alasan untung Nirmalanya nggak batalin.” Bu Lastri yang saat itu bersama Nirmala melotot pada putranya itu. “Banyak kerjaan, Ma. Nggak bisa diundur.”“Ya sudah diam saja kalau begitu jangan banyak omong, kalau nggak suka ya jangan dilihat.” Nirmala tersenyum geli saat melihat Radit yang tak be

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   89. Apakah Berakhir?

    “Jadi ini karena penyakit ramahmu yang di atas normal itu?”Radit langsung manyun saat sikapnya yang ramah pada semua orang dibilang penyakit. Dia hanya ingin mempraktekkan apa yang diajarkan guru agamanya waktu SD bahwa senyum itu sama dengan shodaqoh, jadi kita harus banyak senyum biar pahala shodaqoh kita tambah banyak. Waktu itu uang sakunya tiap hari tak banyak, orang tuanya memang kaya raya tapi bukan berarti memberikan uang saku yang berlimpah padanya. Jadi dia yang pingin banget bershodaqoh berusaha mencari jalan lain, salah satunya dengan banyak senyum. “Itu bukan penyakit kali, Honey. Orang senyum itu dapat pahala.” “Iya tapi kalau terlalu banyak senyum dikira orang gila.” “Mana ada orang gila seganteng aku.” Nirmala memutar bola matanya mendengar kenarsisan Radit. “Memang penyakit gila itu tahu orang tampan atau enggak.” Ini mereka lagi ngomongin apa sih,

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   88. Bertahan

    Dirapatkannya jaket tebal yang dia kenakan, kenapa harus sedingin ini sekarang. Dia berdo’a dalam hati semoga saja Nirmala tidak langsung mengusirnya. Paling tidak, ada secangkir minuman hangat untuknya. Tok… tokRadit mengetuk pintu itu dengan sedikit ragu, beberapa kali dia ulangi, tapi tetap saja pintu itu tak mau terbuka. Dia menoleh ke arah samping tempat yang dia ketahui sebagai dapur yang digunakan untuk memproduksi kue yang mereka jual. Nirmala pasti ada di sana sedang sibuk dengan berbagai kue. Radit tersenyum mengingat Nirmala yang selalu bersemangat membuat kue.“Apa sebaiknya aku ketuk pintu dapur saja,” gumamnya.Jalanan masih sangat lengang, jam dinding masih menunjukkan pukul lima pagi, sholat subuh telah dia tunaikan tadi di rumah. Udara yang dingin masih setia menyelimuti, bahkan untuknya yang terbiasa dengan AC yang sangat dingin masih merasakan tubuhnya menggigil. Ini bukan pertama kalinya dia berkendara dini hari, dia bahkan sering mendapat panggilan tugas yang

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   87. Setitik Rasa

    Pukul sembilan malam Radit sampai di rumah orang tuanya, seharian ini dia disIbukkan dengan banyaknya pasien yang datang, saat ini memang sedang musim hujan banyak anak-anak yang terkenal flu dan batuk. Dan mereka datang berduyun-duyun ke rumah sakit tempat Radit bekerja. Melihat anak-anak yang terbaring lemah membuatnya selalu tak tega, jadi dia berusaha membantu mereka sebaik mungkin, dan inilah yang menyebabkannya sangat sIbuk dan sedikit melupakan persoalan tadi siang. “Kenapa malam sekali baru pulang, Dit. Kami sudah menunggumu dari tadi?” Bu Lastri langsung menyambut putranya saat mobil laki-laki itu berhenti di halaman rumah, sejak pukul lima sore tadi memang Bu Lastri sdah mengirimkan pesan pada Radit untuk segera pulang dan membahas masalah tadi siang. Radit hanya membacanya tak berkeinginan membalas, Ibunya bukan tipe Ibu-Ibu obsesif yang kalau anaknya tak membalas pesan akan langsung menelepon, Bu Lastri tipe Ibu yang simple, asalkan pesannya sudah tersampaikan dia tak a

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   86. Jangan Tinggalkan Aku

    Radit melajukan mobilnya dengan kencang, wajahnya sudah merah dan tangannya memegang kemudi dengan sangat kencang, kalau saja kemudi itu tak dibuat dengan bahan yang baik pasti sudah bengkok. “Pelankan mobilnya, Mas aku takut!” teriak suara dari penumpang belakang tapi mana mau Radit mendengarkan, dia malah menambah kecepatan mobilnya meliuk ke kanan dan ke kiri menyalip kendaraan lain di depannya. “Hentikan,Dit, kamu bisa membunuh kita semua!” teriak wanita paruh baya yang tadi datang bersama Radit. Tangannya terasa kebas mencengkeram erat besi pegangan di atap mobil. Tapi telinga dan hati Radit seolah tertutup dengan teriakan dua orang wanita yang semobil dengannya. Bahkan dia juga tak memperdulikan pengendara sepeda motor yang juga melaju kencang dari arah yang berlawanan, menyerempet bagian samping mobilnya. Mobil keluaran eropa yang biasanya dia sayang, seolah tak berharga lagi. yang dia tahu saat ini hanyalah ingin le

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   85. Bukan Cinderella

    "Aku mau tiga mangkuk es krim, tambahkan potongan strawberry yang besar dan kue coklat untuk kami, tolong cepat, ya Mbak siang ini panas banget," keluh Nia dengan senyuman manis di akhir kalimatnya."Segera, Mbak tunggu sebentar."Pelayan itu berlalu setelah mencatat pesanan Nia.Benar saja tak sampai sepuluh menit mereka menunggu pesanan sudah tersedia.Tiga mangkuk es krim, dengan saus strawberry dan ditambah potongan strawberry yang besar, terlihat sangat lezat.Nirmala memandangnya dengan berbinar, es krim strawberry tak pernah membuatnya bosan bahkan di saat suasana hatinya sedang tergores pisau tajam.Suasana cafe yang cozy membuat banyak pengunjung yang datang kemari."Lupakan diet dan mari habiskan es krim!""Yeiii lupakan jerawat juga, mari have fun!""Kalian serius mau menghabiskan es krim itu," Nirmala bertanya dengan wajah tak yakin, pasalnya dua wanita yang saat ini duduk bersamanya sangat anti makan es krim.Mbak Gita yang sejak melahirkan Caca menjadi gampang sekali gem

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   84. Tak Sama Lagi

    Nirmala menatap ke sekelilingnya dengan pandangan pias, orang-orang mulai berdatangan dan berbisik-bisik. Tentu saja kamu mereka biasanya tenang dan damai jarang sekali ada kejadian yang menghebohkan. Dan itu pun hanya seputar maling yang tertangkap warga saat mencuri atau tikus sebesar anak kambing yang nekat masuk rumah warga. Dan kali ini kedatangan wanita itu pasti sangat menggelitik rasa ingin tahu mereka apalagi posisi wanita itu yang berlutut di hadapan Nirmala dengan tangis yang berderai, pasti semua orang mengira bahwa Nirmala merebut suami orang dan istrinya sekarang datang memohon padanya. Ditambah lagi semua tetangganya sudah tahu tentang kabar pertunangannya dengan Radit, laki-laki tampan yang kaya raya, dan pastinya usianya jauh di bawah Nirmala, lengkap sudah penderitaannya.“Mbak, Mbaknya bangun dulu kita bicara di dalam saja.” Gita yang sejak tadi berdiri di samping Nirmala juga ikut membujuk, tak enak rasanya menjadi bahan tontonan warga sekitar. Dia memandang adi

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   83. Wanita Lain

    Seperti hari-hari sebelumnya pagi ini Nirmala sudah disibukkan dengan berbagai tepung dan bahan pembuatan kue. Dengan adanya tiga orang tambahan, membuat Nirmala bisa bernafas dengan lega. dia tak perlu lagi menolak pesanan karena dirasa masih mampu mengerjakannya. Tapi semangat Nirmala untuk terus bereksperimen dengan berbagai jenis kue tak pernah pudar. Dan sekarang dia malah mempunyai banyak waktu untuk melanjutkan hobinya itu. Apalagi menjelang hari pertunangannya, dia semakin sibuk saja di dapur baik Mbak Gita maupun budhe sudah melarang Nirmala ke dapur tapi yang namanya Nirmala tetap saja keras kepala.“Aku bertanggung jawab dalam produksi kue tokoku bagaimana mungkin aku tak ke dapur,” kata Nirmala suatu hari saat Gita datang berkunjung dan melihatnya yang sudah bermain dengan bahan-bahan kesayangannya itu di dapur.“Ya paling tidak kamu kurangi, buat apa kamu bayar tiga orang karyawan kalu ujung-ujungnya kamu sendiri yang harus turun tangan.”“Aku cuma bantu, Mbak biar cepa

  • Kesandung Cinta Dokter Brondong   82. Tak Datang

    Siang ini matahari memang tidak bersinar terlalu terik, meski tak hujan, tapi awan kelabu sudah mulai berjalan-jalan, menemani burung-burung yang terbang mencari makan. Siang ini memang tak terlalu panas tapi tidak demikian dengan suasana hati Nirmala, wanita itu sudah setengah jam mondar mandir di depan sebuah butik ternama, tangan kanannya memegang ponsel lalu menempelkannya ke telinga begitu dari tadi tapi tak ada jawaban dari seseorang yang dia hubungi di seberang sana. “Kemana orang ini, katanya bisa datang kenapa sekarang tak menjawab telepon?” keluhnya kesal. “Sudah jawab, La?” “Belum, Ma.”“Coba hubungi terus, kemana anak itu katanya bisa datang kok nggak ada kabar.”Nirmala tak bisa menjawab pertanyaan yang sama juga sudah dia tanyakan berkali-kali tapi hanya semilir angin yang menjawab. Dia kembali sibuk menelepon lagi. “Kamu ada nomer perawat yang membantunya? Mungkin sa

DMCA.com Protection Status