Kayla memilih tidak membukakan pintu dulu, Ia segera menghampiri Abimanyu yang sedang minum kopi di meja makan. Melihatnya yang menunjuk-nunjuk pintu tanpa mengatakan apapun, membuat Abimanyu bingung. "Kamu kenapa?" tanya Abi. "Itu di depan, ada Bu Bella."Kedua mata Abimanyu langsung terbelak, "Serius kamu?!" pekiknya."Iya, bagaimana ini?""Ck kenapa dia ke sini sih?"Kayla juga bingung kenapa Bella mendatangi apartemennya pagi-pagi begini, apa karena Abimanyu yang tidak pulang semalam dan menganggap menginap di sini? Bukankah Bella sudah tidak curiga lagi? "Ada apa ini?" tanya Adrian baru datang. Perhatian dua orang itu langsung teralih pada Adrian, Kayla yang terpikirkan sesuatu langsung mendekati suaminya itu. Kayla lalu menceritakan jika di depan ada Bella, ternyata Adrian pun sama terkejut nya. "Beneran dia di sini?" tanya Adrian. "Iya, kayanya dia nyariin Abimanyu," jawab Kayla, "Gimana ini?"Kalau Bella sampai tahu Abimanyu ada di sini tentu akan sangat curiga. Jika mem
Kayla sudah diberitahu Adrian jika hari ini pria itu ada demo masak di Mall terkenal yang ada di Jakarta. Siang itu saat jam istirahat, Kayla akan pergi ke sana. Hanya sendirian. Kayla sengaja tidak memberitahu Adrian karena ingin kejutan. "Wah ramai juga ternyata," gumam Kayla melihat sekitar. Ada banyak stand makanan, wangi masakan pun yang beragam membuat semua orang pasti merasa tergiur. Kayla mencoba memperhatikan sekitar dengan jeli mencari keberadaan Adrian. Ternyata cukup sulit, tapi akhirnya Kayla menemukannya juga. "Adrian," panggilnya. Pria tampan yang sedang melayani para pembeli langsung mengalihkan pandangan padanya. Saat pandangan mereka bertemu, langsung membalas senyuman. Adrian memilih menghentikan sejenak kerjanya lalu menghampirinya. "Kay, kok gak bilang sih mau kesini?" tanya Adrian. "Hehe iya, sengaja biar kejutan.""Makasih ya sudah kesini.""Iya, aku juga malahan pengen banget lihat kamu demo masak di sini. Ternyata beneran seru, banyak orang ya.""Iya, m
Adrian melihat jam tangannya, waktu berjalan dengan cepat. Pria itu kembali menatap perempuan yang duduk di depannya. Padahal masih ingin berlama-berlama berduaan dengan Kayla, tapi mereka harus melanjutkan pekerjaan. "Kamu dikasih izin berapa lama sama Abimanyu?" tanya Adrian. "Sepuluh menit lagi aku harus sudah di kantor," jawab Kayla, "Huft padahal di sini seru banget.""Besok hari terakhir, pasti lebih seru.""Iya, semoga aja Abi ngasih aku izin lagi.""Ya sudah, mau pulang sekarang?""Iya, kamu juga harus lanjut masak ya?""Hm, pelanggan makin siang makin ramai."Kayla lalu menepuk pelan tangannya yang berada di atas meja, "Semangat ya kerjanya," ucapnya. "Iya, kamu juga," balas Adrian. Kayla tidak di antar Adrian sampai ke depan Mall, pria itu sudah habis jam istirahat dan harus lanjut bekerja. Ia tidak masalah, bukan perempuan manja juga. Kayla harus cepat-cepat sampai di kantor, apalagi sebentar lagi ada meeting. "Dari mana kamu, kenapa baru datang?" tanya Abimanyu yang b
Besok siangnya lagi Kayla berencana pergi ke Mall mengunjungi Adrian. Ia sudah tidak sabar dari pagi ingin cepat pergi. Tetapi sebelum itu, tentu Kayla harus meminta izin dahulu dari Abimanyu. Setelah mengetuk pintu ruangannya, pria itu pun mengizinkan masuk. "Ada apa?" tanya Abimanyu tanpa menatap, terlihat fokus sekali dengan komputernya. "Em Mas aku mau keluar sebentar ya.""Mau kemana? Makan siang?""Iya, temen dari kantor lain ngajak makan siang di luar.""Perempuan atau laki-laki?""Perempuan, boleh ya?"Bukannya mendapat jawaban, Kayla malah dibuat bingung melihat Abimanyu yang tertawa terbahak. Ada apa? Saat pria itu beranjak dari duduknya mendekatinya, perasaan Kayla seketika itu juga tidak nyaman. "Kamu sudah pintar sekarang ya bohong, itu berarti kamu memang sering bohong sama saya," ucap Abi. "Maksud Mas apa?""Kamu pikir saya bisa kamu bodohi hah? Ingat Kayla, saya itu punya segalanya." Adrian mencengkram dagu Kayla, "Kamu berani bohong sama saya hanya karena dia."Ka
"Aku pulang," teriak Adrian memasuki apartemennya. Tetapi pria itu tidak menemukan keberadaan sang istri, membuatnya bingung. Adrian lalu mengeceknya di kamar, dan ternyata benar Kayla ada di sana. Tetapi sepertinya belum menyadari kehadirannya, apalagi posisi tubuhnya membelakangi. Dengan langkah pelan Adrian pun mendekati, berusaha tidak menimbulkan suara. Tadinya ingin Adrian kaget, tapi saat melihat apa yang sedang perempuan itu lakukan membuatnya tidak melanjutkan aksinya. "Kamu lagi apa?""Astaga!" pekik Kayla terkejut. Saat menolehkan kepala, terlihat Adrian di belakangnya membuatnya berbalik, "Adrian ih ngagetin!""Maaf, habisnya kamu fokus banget. Gak sadar aku pulang.""Iya, gak kedengeran."Adrian lalu membawa tangan kanan Kayla untuk melihatnya lebih jelas, kedua matanya terbelak melihat lebam bekas cengkraman di pergelangan tangannya. Kali ini terlihat lebih parah, Adrian bisa langsung merasakan jika itu sakit. "Ini kenapa?" tanya Adrian. "Gak papa," elak Kayla berus
Kali ini Kayla yang bangun lebih dulu. Saat membuka matanya, pemandangan yang pertama Ia lihat adalah wajah tampan yang sedang tertidur lelap. Kayla tersenyum melihat Adrian yang sampai mendengkur kecil di dekatnya. Sebelah tangan Kayla terangkat mengusap pipi pria itu. Ya, mereka tidur seranjang malam tadi. Tidak ada yang lebih, hanya tidur bersama saja. Awalnya memang gugup, tapi ternyata sangat nyaman. "Adrian bangun, sudah pagi," ucap Kayla pelan. "Jam berapa sekarang?" tanya Adrian dengan mata masih tertutup. "Hampir jam enam, untung aja kita gak kesiangan."Adrian malah mengeratkan pelukannya di pinggang Kayla, yang otomatis membuat posisi berbaring mereka semakin dekat. Saat kening keduanya bertemu, langsung bisa merasakan deru nafas yang menyapu wajah. "Pagi ini rasanya aku malas melakukan apapun, mau tidur terus aja di sini bareng kamu," ucap Adrian. Kayla terkekeh kecil, "Aku juga sama, tapi kayanya kita harus bangun.""Gimana tidur kamu tadi malam?""Nyenyak, ngerasa
Hari berjalan dengan cepat, langit kini sudah berganti menjadi gelap. Terlihat pasangan suami istri itu yang sedang bersiap berangkat ke rumah Abimanyu menerima undangan makan malamnya. Setelah dirasa siap, langsung keluar dari kamar masing-masing. "Kamu cantik banget," puji Adrian sambil mendekati. "Makasih, tapi malahan aku sengaja gak pakai make up terlalu tebal.""Gak pakai make up juga kamu tetap cantik.""Kamu bisa saja."Kayla langsung memeluk pinggang Adrian dan keduanya pun keluar apartemen untuk berangkat. Mereka tidak memakai pakaian mewah, berdandan pun yang penting rapih dan sopan saja. Jarak dari apartemen ke rumah Abimanyu lumayan jauh, tapi untungnya malam itu suasana jalan cukup lenggang. Setengah jam kemudian sudah sampai lagi. Rumahnya sangat besar dan mewah, maklum saja orang kaya. "Selamat datang Tuan dan Nona, silahkan masuk. Nyonya Bella mengatakan jika anda sudah datang langsung ke ruang makan saja," ucap seorang pelayan. Mereka pun ditunjukan jalannya men
"Sebentar ya, aku mau ke toilet dulu," pamit Kayla. Perempuan itu tahu dimana arah toilet yang dekat dengan dapur. Tetapi dari sebuah ruangan yang akan dilewatinya, Kayla malah tidak sengaja mendengar obrolan dari Abimanyu dan Bella. Kayla yang penasaran, malah diam mendengarkan di sana. "Alasan kamu belum siap punya anak bukan karena kamu sibuk Mas, tapi aku tahu karena kamu ada hubungan dengan perempuan lain di luar sana. ""Apa maksud kamu?""Aku sudah tahu semuanya, selingkuhan kamu itu Kayla, kan?"Tubuh Kayla tersentak mendengar namanya yang disebutkan Bella, perasaan cemas pun hinggap di dadanya. Kayla sampai tanpa sadar menggigit bibir bawahnya menunggu obrolan mereka yang semakin berlanjut. "Tega-teganya ya kamu Mas selingkuh sama sekertaris kamu sendiri. Jadi selama di kantor, kamu malah mesra-mesraan dengan dia?""Jangan bicara sembarangan, aku ya di sana bekerja lah," bantah Abimanyu. "Iya, tapi tetap saja kamu bisa bebas berduaan dengan Kayla. Jadi benar dia selingkuh
Satu minggu kemudian.. Acara pernikahan Kayla dan Adrian diadakan di sebuah ballroom sebuah hotel berbintang. Acara akad di pagi hari dan malamnya pesta bersama para tamu. Cukup banyak tamu yang hadir, dan kebanyakannya adalah klien kerja Adrian. "Selamat ya Pak Adrian, kami ikut senang anda menemukan jodohnya. Kalian tampak serasi sekali.""Ah iya, terima kasih juga sudah hadir kesini. Katanya anda sampai pulang dari luar negeri ya?""Iya, saya tentu harus hadir di acara penting anda ini.""Terima kasih, saya merasa sangat spesial."Untuk beberapa saat mereka bisa bernafas lega karena tamu berhenti datang. Adrian menoleh menatap Kayla yang duduk di sebelahnya, perempuan itu sedang minum sebotol air mineral dengan rakus. Melihat ada sedikit air di sudut bibirnya, membuatnya menghapusnya. "Capek ya?" tanya Adrian. "Iya, tapi seru.""Maaf aku undang banyak tamu.""Gak papa, kamu dan teman kerja kamu kan harus menjalin hubungan baik. Lagian pesta pernikahan ini cuma sekali, gak akan
"Kami berangkat dulu Kek," pamit Adrian. "Iya, hati-hati di jalan. Adrian, sering-sering lah ajak Kayla kesini.""Pasti."Sebenarnya mereka betah sekali di rumah itu, menghabiskan waktu dengan banyak kegiatan menyenangkan. Tetapi rencananya kan hari ini juga Adrian ingin berkunjung ke rumah Hana, membicarakan tentang hubungannya yang ingin serius dengan Kayla. "Kita beli sesuatu dulu ya buat Ibu," ucap Adrian. "Enggak usah lah.""Jangan dong, aku gak enak. Kalau misal dibeliin kue, Ibu suka gak?""Suka kok.""Ya sudah, kamu ya yang pilihin kue-kuenya, aku gak terlalu tahu.""Iya."Setelah membeli banyak macam kue untuk calon mertuanya itu, mereka melanjutkan perjalanan. Adrian gugup sekali, merasa khawatir saja dengan reaksi Hana nanti saat bertemu dengannya lagi. Semoga saja baik. "Assalamu'alaikum Bu," ucap Kayla memanggil dengan suara keras. Beberapa saat kemudian, pintu pun terbuka dari dalam. Hana terlihat terkejut melihat pria yang berdiri di sebelah putrinya, sampai membua
Saat Kayla membuka matanya, indra penciuman nya langsung dimanjakan oleh wangi masakan enak. Perempuan itu beranjak duduk lalu melirik ke bawah, Adrian sudah tidak ada dan kasur lantainya pun dirapihkan. Kayla lalu turun dan langsung mengeceknya ke dapur. "Sedang apa?"Adrian menoleh, "Hei, sudah bangun?""Iya, aku bangun kesiangan.""Aku sedang buat nasi goreng, maaf ya pakai dapurmu tanpa izin dulu.""Kau berlebihan, anggap saja rumah sendiri.""Hehe terima kasih."Tadinya Kayla akan mandi dulu, tapi melihat Adrian yang sudah selesai masak dan memindahkan ke piring membuatnya memilih sarapan lebih dahulu. Mereka duduk bersebelahan di sofa sambil menyantap nasi goreng dengan toping sosis dan telur mata sapi itu. "Aku kangen banget sama masakan buatan kamu, akhirnya bisa nyobain lagi," ungkap Kayla dengan senyuman lebarnya. "Gimana rasanya? Masih enak?""Masih kok, malahan lebih enak.""Ya sudah, nanti aku akan masakin kamu setiap hari."Kayla terkekeh kecil lalu menggeleng, "Engga
"Sana pulang.""Kamu ngusir aku?""Bukan ngusir, tapi kan ini bukan tempat tinggal kamu.""Iya sih, tapi aku pengen nginep di sini. Boleh gak?"Kayla langsung menggeleng, "Enggak, nanti kalau orang lain tahu ada laki-laki nginep di kontrakan aku bisa gawat.""Bilang aja kalau kita sebentar lagi juga menikah," ucap Adrian polos. "Memangnya kapan kamu mau nikahin aku? Aku gak mau di php in lagi ah.""Terserah kamu maunya kapan, besok juga bisa kok.""Jangan bercanda," dengus Kayla. Adrian hanya terkekeh kecil, mungkin bagi Kayla menganggapnya begitu, padahal Ia memang serius. Apalagi sekarang Adrian sudah menjadi seorang pengusaha yang banyak uang, tentu Ia bisa mengatur acara pernikahannya walau hanya satu malam dengan menyuruh seseorang. "Lihat di luar hujan besar, aku tidak bisa pulang," ucap Adrian sambil menunjuk ke arah jendela. "Memangnya kamu kesini naik apa?""Em motor," bohong Adrian. "Terus motornya dimana? Kok tadi aku lihat di depan gak ada.""Aku parkir di tempat lain
Hari ini menjadi hari paling berkesan bagi Kayla. Setelah pertemuannya dengan Adrian, sampai pria itu yang mengantarnya juga kembali ke kantor. Selama bekerja Kayla sampai tidak bisa fokus, bahkan terus tersenyum-senyum. "Bagaimana tadi? Semuanya lancar, kan?" tanya Gavin penasaran. "Em lancar Pak.""Jadi apa Pak Adrian itu sudah setuju akan bekerja sama dengan perusahaan kita?""Sepertinya?""Masih sepertinya ya? Padahal saya berharap sekali kamu bisa meyakinkan dia untuk bekerja sama dengan kita. Kamu tenang saja, nanti akan saya berikan bonus.""Beneran Pak?""Iya, asalkan dia sudah setuju.""Gampang kalau gitu, saya pasti bisa yakinkan beliau untuk mau kerjasama dengan perusahaan kita.""Baiklah Kayla, saya pegang ya kata-kata kamu.""Iya, Bapak tenang saja."Kayla pulang ke kontrakannya di jam biasa, kali ini dengan menaiki grabcar karena sedang gerimis. Sesampainya di tempat tinggalnya itu, Ia langsung membersihkan diri. Nanti Kayla akan membeli makan malam di restoran depan g
"Pak saya--""Tidak apa Kayla, malah ini kesempatan bagus. Mungkin kamu juga bisa membantu beliau agar semakin yakin bisa bekerja sama dengan perusahaan kita. Saya bisa percayakan semua pada kamu, kan?"Kayla mengerang di dalam hati enggan melakukan perintah itu. Masalahnya Kayla sudah bisa menebak jika yang akan dibicarakan Adrian nanti sepertinya tentang masalah pribadi, bukan tentang kerja sama ini. "Saya akan pulang lebih dulu, kamu saya izinkan.""Iya Pak.""Jangan terlalu gugup Kayla, sepertinya ini juga bukan pertemuan pertama kalian, kan?""Entahlah.""Kalau gitu saya pergi dulu, semoga lancar ya."Setelah kepergian bosnya itu, Kayla memilih meminum jusnya menghilangkan rasa tercekat di tenggorokan. Ia lalu melihat Adrian yang sudah kembali dari toilet, semakin mendekat membuat detak jantungnya semakin cepat. "Dia sudah pergi?" tanya Adrian yang baru duduk. "Sudah.""Baguslah, jadi tidak ada yang mengganggu.""Ekhem memangnya apa yang mau anda bicarakan? Tentang pekerjaan,
"Kayla, kamu dipanggil Pak Gavin ke ruangannya," ucap salah satu teman kerjanya memberitahu. "Hah? Sekarang?""Iya.""Huft baiklah."Padahal Ia sedang asik memakan salad buahnya, tapi perintah atasan tentu harus di laksanakan saat itu juga. Kayla terlebih dahulu mengetuk pintu ruang kerja itu, setelah diperintah masuk langsung masuk. Gavin memintanya duduk di depannya lewat lirikan mata. "Ada apa ya Pak memanggil saya?" tanya Kayla. "Siang ini, kamu ikut saya bertemu klien ya.""Maaf tapi saya kan cuma bagian Marketing, kenapa harus ikut ya?" Seharusnya kan yang ikut itu sekertaris Gavin. "Ini permintaan langsung dari klien, mungkin saja dia kenal kamu.""Kalau boleh tahu siapa namanya?""Sayangnya dia meminta saya merahasiakan ini dari kamu, mungkin dia mau memberi kejutan."Kernyitan terlihat di kening Kayla merasa bingung mendengar itu. Klien kerja Gavin itu kira-kira siapa ya? Aneh sekali, kenapa ingin bertemu dengannya. Detak jantung Kayla mulai cepat, perempuan itu tiba-tiba
"Kayla, sudah mau pulang?" tanya Gavin saat keluar ruangan. "Iya Pak.""Mau pulang dengan saya?"Astaga pria itu, tidak lelah memangnya hampir setiap hari menawarkan tumpangan? Sudah tahu akhirnya juga nanti akan Ia tolak. Kayla menggeleng sambil berusaha tersenyum. "Ya sudah tidak apa, nanti lain kali saja ya," ucap Gavin, "Oh iya, ini untuk kamu.""Apa ini?""Kado dari saya, tadi pagi kan saya sudah janji bakalan ngasih kamu kado.""Tapi kan saya sudah bilang tidak perlu.""Tidak apa, sekali-kali. Ayo terima."Karena menolak takut dianggap tidak menghargai, dengan terpaksa Kayla pun menerima paperbag itu sambil mengucapkan terima kasih. Bukannya merasa senang, Ia malah merasa terbebani mendapat hadiah seperti ini dari suami orang lain. "Semoga suka," ucap Gavin. "Iya Pak, kalau begitu saya permisi. ""Hati-hati di jalan."Awal-awal bekerja di sini Kayla merasa nyaman saja, tapi semakin kesini Ia mulai tidak nyaman karena Gavin. Pasti semua orang mulai curiga kepadanya, apalagi s
"Hah akhirnya selesai juga," desah Kayla sambil meregangkan badannya yang pegal. Perempuan itu melirik jam tangannya yang ternyata sudah menunjukan pukul tujuh malam. Ia lembur beberapa jam, tapi untungnya tidak sampai larut malam juga. Kayla beranjak untuk bersiap pulang, membereskan barang-barangnya. "Loh Kayla, kamu belum pulang?" tanya salah satu atasannya. "Belum Pak, pekerjaannya baru selesai tadi.""Kalau ada kesulitan, jangan sungkan bertanya pada saya. Mungkin saya bisa bantu."Kayla menggeleng pelan, "Tidak perlu Pak, saya masih bisa kok.""Kamu memang pintar."Keduanya turun ke lantai bawah bersama, hanya mereka saja yang berada di lift itu. Untuk menghilangkan kecanggungan, Kayla memilih memainkan ponselnya dan melihat media sosialnya. "Kamu pulang sendiri?" tanya atasannya itu yang bernama Gavin. "Iya Pak, saya pulang biasa naik ojek online saja," jawab Kayla. "Sudah malam, mau saya antar pulang?""Tidak perlu Pak, saya pulang sendiri saja," tolak nya. "Kamu selalu