"Adrian, itu di depan ada cewek cantik yang cariin kamu," ucap teman kerjanya. Adrian mengernyitkan keningnya, "Hah siapa?""Gak tahu, tapi cantik banget, kaya artis."Apa mungkin itu Kayla ya? Merasa begitu, Adrian langsung berjalan ke depan untuk melihatnya langsung. Langkahnya memelan melihat perempuan yang berdiri membelakangi nya, saat Ia berdehem pelan baru berbalik. "Kay, aku kira siapa," ucap Adrian sambil tersenyum. "Menurut kamu siapa?""Tadi temen aku bilang ada cewek cantik yang cariin aku, aku bingung soalnya dia gak bilang namanya.""Hehe iya, memang aku sengaja. Kejutan?""Iya dan aku terkejut, makasih sudah datang.""Hm."Adrian lalu mengajak Kayla ke belakang, dimana dapur dan tempat istirahat. Kebetulan sedang jam istirahat, jadi bisa bersantai. Terlihat banyak teman kerjanya pun yang sedang bersantai. "Wih siapa ini Adrian?""Cantiknya."Entah kenapa, Adrian merasa bangga sendiri karena Kayla mendapat pujian. Ia pun memberitahu teman kerjanya jika perempuan di
"Terima kasih ya Adrian sudah menyambut kami dengan baik. Makanannya juga enak-enak," ucap Bella. "Sama-sama, semoga jadi pelanggan setia di sini ya," balas Adrian. "Iya, pasti." Bella lalu melirik suaminya, "Kita pulang sekarang Mas?""Hm."Pasangan suami istri itu beranjak lalu pergi dari sana, meninggalkan Kayla dan Adrian yang masih di mejanya. Terlihat sekali ekspresi lega di kedua orang itu, suasana tadi jujur saja cukup menegangkan. "Kay, memangnya Bella gak pernah curiga ada apa-apa di antara kamu dan Abimanyu?" tanya Adrian penasaran. "Enggak tahu, tapi kayanya dia dulu sempat curiga.""Iya juga sih, buktinya pacar kamu itu sampai takut ketahuan dan minta kamu untuk menikah kontrak dengan aku.""Iya, tapi aku juga gak nyangka sampai terima tawaran dia itu.""Mungkin karena kamu terlalu cinta ya sama dia sampai gak mau berpisah. ""Bukan begitu, tapi--""Sudahlah, lagi pula bukan urusan aku juga, kan?" sanggah Adrian sambil berusaha tersenyum. Nanti Adrian dianggap tidak
"Kamu centil banget ya sama laki-laki," sindir Abimanyu sinis. "Enggak, dia temen aku.""Sampai pegang-pegang begitu?"Kayla menghela nafas melihat sikap pria itu yang sinis lagi karena sedang cemburu. Untung saja Abi tidak memperpanjang dan memilih melenggang pergi meninggalkannya. Tidak enak juga kalau sampai ada karyawan lain yang mendengar. "Kenapa masih di sana? Ke ruangan saya sekarang!""I-iya Pak." Tidak mau membuat pria itu semakin marah, Kayla segera mengikutinya. Waktu berjalan dengan cepat, tidak terasa sudah jam waktunya pulang. Kayla meregangkan badannya yang terasa pegal, entah kenapa hari ini terasa lebih melelahkan dari biasanya. Padahal pekerjaannya pun sama saja setiap harinya. "Tumben Kay pulang cepet," ucap seorang temannya. "Iya, tugas juga sudah selesai semua sih.""Kalau aku belum, kayanya mau lembur.""Ya ampun, semoga tugasnya cepet selesai ya. Semangat.""Hehe iya Kay, makasih."Tetapi sebelum pulang, seperti biasa Kayla harus ke ruang kerja Abimanyu un
Raka menggaruk kepalanya mengelilingi rak di mini market itu. Ia tidak tahu pembalut ada di bagian mana, pusing sekali dari tadi mencarinya. Karena tidak menemukan juga, Raka pun memutuskan bertanya saja pada karyawan di sana. "Mbak bisa minta tolong gak?" tanyanya. "Boleh, ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan perempuan itu ramah. "Ada.. Pembalut gak?""Maaf?""Itu loh, buat perempuan yang sedang datang bulan. Di sini dijual gak?"Melihat karyawan perempuan itu yang sepertinya sedang berusaha menahan tawa, membuat Adrian menjadi malu sendiri. Tetapi untungnya di arahkan, membuat Adrian pun akhirnya menemukan juga. "Anda butuhnya yang bagaimana? Berbeda ukuran, ada yang pakai sayap juga enggak.""Aduh saya gak tahu, bingung.""Maaf memangnya untuk siapa ya?""Untuk istri saya.""Ah begitu, anda romantis sekali.""Tidak juga," elak Adrian malu-malu. Ia hanya membantu, kasihan juga Kayla kalau beli sendiri. "Apa ini hari pertama istri anda datang bulan?""Sepertinya begitu.""K
Adrian pun menjatuhkan tubuhnya di sebelah Kayla, "Kalau semisal takut, kenapa gak bilang? Mungkin tadi kita bisa nonton film lain.""Kamu kayanya suka film horror ya Adrian?" tanya Kayla balik. "Suka sih lumayan, tapi paling suka film thriller.""Eh beneran? Kok kamu bisa sih nonton film serem begitu? Malahan lebih serem dari film horor.""Gak tahu, tapi menurut aku biasa aja sih. Jadi beneran kamu takut nonton film horor?""Iya lumayan, tapi kalau ada temen gak terlalu.""Jadi pas tadi aku tinggal kamu takut ya?" goda Adrian dengan seringai di bibirnya. "Iya deh, aku takut," desah Kayla pasrah. "Ya sudah, nanti kita jangan nonton film horor lagi. Kamu sukanya film genre apa memangnya?""Romantis sama komedi, action juga lumayan suka.""Romantis ya? Kebanyakan cewek kayanya emang suka film begitu, padahal menurut aku membosankan.""Enak aja, seru tahu genre romantis itu.""Iya deh."Karena waktu juga sudah malam, keduanya memutuskan untuk istirahat dan pergi ke kamarnya masing-mas
Saat jam makan siang, Kayla beranjak untuk istirahat. Tetapi saat akan pergi, Abimanyu keluar ruangannya dan memanggil namanya. Untung saja di sana tidak ada orang, Teman-teman nya yang lain sudah pergi lebih dahulu. "Mau kemana kamu?" tanya Abimanyu. "Mau makan siang Mas," jawab Kayla. "Kenapa kaya buru-buru begitu? Jangan-jangan kamu mau makan siang di tempat kerja suami kamu ya?" tanya Abi sinis. "Itu--""Kamu ini memang aktingnya terlalu profesional ya, sampai buat saya kalap dan cemburu.""Enggak Mas, ini kan bagian dari peran. Mas sendiri yang bilang aku dan Adrian harus terlihat meyakinkan sebagai pasangan suami istri.""Yaya saya tahu, tapi kamu juga harus ingat kalau ini hanya pura-pura.""Iya Mas." Kayla melihat jam tangannya, "Kalau gitu, aku pergi dulu.""Hm."Kayla pergi ke restoran tempat Adrian kerja dengan menaiki mobilnya. Walaupun jaraknya memang tidak jauh, tapi kalau jalan kaki tetap saja lama. Seperti biasa, saat jam makan siang begini selalu ramai. "Mbak Kay
Sepulang bekerja, Adrian langsung membersihkan diri. Ia juga sedang bersiap-siap apa saja barang yang akan dibawanya nanti saat menginap di rumah mertuanya. Memang hanya semalam, tapi Adrian cukup gugup. Ceklek! Mendengar pintu utama terbuka, membuat Adrian keluar kamar untuk melihat. Ternyata benar itu Kayla, sepertinya baru pulang bekerja. Saat pandangan mereka bertemu, langsung membalas senyuman satu-sama lain. "Kita berangkat jam berapa?" tanya Adrian. "Setengah jam lagi ya, aku mau mandi dulu.""Oke, oh iya Kay, apa aku bawa baju?""Untuk tidur aja ya, baju santai.""Oke, kamu juga mau bawa?""Kayanya enggak deh, aku ada beberapa baju di rumah Ibu.""Pantesan. Aku sudah siap sih, aku nunggu sambil nonton TV ya.""Iya, sebentar."Adrian keluar kamarnya sambil menggendong tas hitamnya. Ia duduk di sofa sambil menonton tayangan bola. Kalau dipikir, sudah lama juga tidak melakukan hobinya, salah satunya bermain bola. Selama ini terlalu sibuk dengan masalah pribadinya. "Maaf, apa
Adrian dan Kayla saat ini sedang di meja makan untuk makan malam. Tidak ada yang lain lagi, hanya mereka berdua di sana. Beberapa saat saling fokus dengan makanannya masing-masing, belum ada obrolan. "Adrian, jangan dibawa perasaan ya perkataan Ibu tadi," ucap Kayla memulai. "Hm maksudnya yang mana? ""Itu yang bahas aku untuk berhenti kerja karena sudah punya suami.""Oh itu, gak papa. Malahan yang dibilang Ibu kamu kan bener, sudah jadi kewajiban untuk aku membiayai kamu.""Iya sih tapi kan--""Tapi aku sedikit khawatir kalau semisal kamu berhenti kerja, aku.. Aku takut gak bisa penuhi semua keinginan kamu. Sedangkan gaji aku jadi koki di sana aja gak sebesar itu.""Aku gak terlalu suka beli barang-barang mewah begitu sih, kadang kalau beli juga kalau pas butuh atau pengen banget aja."Adrian mengangguk-anggukan kepalanya percaya jika Kayla memang tidak termasuk orang yang boros. Mungkin pacarnya itu memang royal karena banyak uang, tapi sepertinya Kayla tidak matre dengan terus m