Liburan Kayla dan Adrian berakhir, besoknya mereka sudah harus kembali ke Jakarta. Sebenarnya belum puas hanya satu hari di Lombok, masih banyak tempat indah yang ingin mereka datangi. Tetapi sayangnya tidak ada waktu. "Adrian," panggil Kayla. "Ya?""Ini bayaran terakhir kamu."Adrian menerima cek dengan nilai seratus juta rupiah, membuatnya sampai menelan ludah kasar melihat nol yang banyak di sana. Tidak menyangka saja Ia bisa mendapatkan uang sebanyak ini, rasanya seperti mimpi. "Maaf ya telat," ucap Kayla. "Tidak apa, makasih.""Sama-sama, kan itu memang perjanjiannya.""Iya."Melihat perempuan itu izin ke kamarnya untuk istirahat, Adrian pun ke kamarnya. Dari tadi Ia terus melihat cek itu, sepertinya akan Ia lunasi hari ini hutang-hutangnya. Adrian lalu beranjak untuk pergi. Tok tok! "Ya ada apa?" teriak Kayla dari dalam kamar. "Kay, aku mau keluar sebentar ya.""Kemana memangnya?""Aku mau lunasi hutang hari ini, biar tenang aja.""Oh iya silahkan, hati-hati.""Iya."Kayl
Sesampainya di dalam kamar, Adrian langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Kepalanya menoleh melihat buket bunga mawar. Kenapa tadi tidak Ia berikan saja ya pada Kayla? Adrian terlalu malu, selain itu entah kenapa jadi tidak mood setelah mendengarkan percakapan perempuan itu dengan Abimanyu yang terkesan romantis. "Bukan urusanku juga, aku tidak berhak ikut campur," gumam Adrian. Adrian malah membuang buket bunga itu ke tong sampah di depan kamarnya, memilih tidak memberikan pada Kayla karena takut dianggap salah paham. Akan sangat canggung juga jika tiba-tiba Ia memberikan hadiah begitu. "Selamat pagi," sapa Adrian. Kayla yang baru memasuki dapur tersenyum, "Selamat pagi juga, bangun lebih awal ya?""Iya, aku buatkan sarapan.""Makasih."Adrian lalu menyimpan sepiring nasi goreng di depan Kayla, tidak lupa jus jeruknya juga. Mereka pun duduk saling berhadapan dan mulai menyantap makanannya masing-masing. "Kamu hari ini masuk kerja juga?" tanya Kayla. "Iya, sama aja kaya kamu.
"Buatkan saya kopi, saya tunggu di ruangan," perintah Abimanyu lalu melenggang pergi. Kayla yang ditinggalkan langsung menghela nafasnya. Sebenarnya Ia selalu enggan jika harus masuk ke ruang kerja pria itu, tapi ini perintah dan Ia sebagai bawahan harus selalu mematuhi. Tok tok! Selesai membuat kopinya, Kayla langsung pergi ke ruang kerja Abimanyu. Pria itu pun langsung mempersilahkan nya masuk, tidak lupa juga memintanya menutup pintu dengan rapat. "Ini Pak kopinya," ucap Kayla sambil menghidangkan. "Pak?" tanya Abimanyu tersinggung, "Kamu belum bisa terbiasa juga Kayla? Kita bahkan sudah bersama dari lama.""I-iya, maksudnya Mas."Abimanyu menyesap sedikit kopinya lalu beranjak dari duduknya. Ia mendekati Kayla, terlihat raut gugup di wajah cantik itu membuatnya semakin ingin menggoda saja. "Kalau sama suami kamu itu, kamu manggil apa? Apa Mas juga?" tanya Abimanyu. "Enggak kok, nama aja.""Beneran?""Iya Mas, aku manggil itu cuma sama kamu."Abimanyu mengangguk-anggukan kep
"Adrian, itu di depan ada cewek cantik yang cariin kamu," ucap teman kerjanya. Adrian mengernyitkan keningnya, "Hah siapa?""Gak tahu, tapi cantik banget, kaya artis."Apa mungkin itu Kayla ya? Merasa begitu, Adrian langsung berjalan ke depan untuk melihatnya langsung. Langkahnya memelan melihat perempuan yang berdiri membelakangi nya, saat Ia berdehem pelan baru berbalik. "Kay, aku kira siapa," ucap Adrian sambil tersenyum. "Menurut kamu siapa?""Tadi temen aku bilang ada cewek cantik yang cariin aku, aku bingung soalnya dia gak bilang namanya.""Hehe iya, memang aku sengaja. Kejutan?""Iya dan aku terkejut, makasih sudah datang.""Hm."Adrian lalu mengajak Kayla ke belakang, dimana dapur dan tempat istirahat. Kebetulan sedang jam istirahat, jadi bisa bersantai. Terlihat banyak teman kerjanya pun yang sedang bersantai. "Wih siapa ini Adrian?""Cantiknya."Entah kenapa, Adrian merasa bangga sendiri karena Kayla mendapat pujian. Ia pun memberitahu teman kerjanya jika perempuan di
"Terima kasih ya Adrian sudah menyambut kami dengan baik. Makanannya juga enak-enak," ucap Bella. "Sama-sama, semoga jadi pelanggan setia di sini ya," balas Adrian. "Iya, pasti." Bella lalu melirik suaminya, "Kita pulang sekarang Mas?""Hm."Pasangan suami istri itu beranjak lalu pergi dari sana, meninggalkan Kayla dan Adrian yang masih di mejanya. Terlihat sekali ekspresi lega di kedua orang itu, suasana tadi jujur saja cukup menegangkan. "Kay, memangnya Bella gak pernah curiga ada apa-apa di antara kamu dan Abimanyu?" tanya Adrian penasaran. "Enggak tahu, tapi kayanya dia dulu sempat curiga.""Iya juga sih, buktinya pacar kamu itu sampai takut ketahuan dan minta kamu untuk menikah kontrak dengan aku.""Iya, tapi aku juga gak nyangka sampai terima tawaran dia itu.""Mungkin karena kamu terlalu cinta ya sama dia sampai gak mau berpisah. ""Bukan begitu, tapi--""Sudahlah, lagi pula bukan urusan aku juga, kan?" sanggah Adrian sambil berusaha tersenyum. Nanti Adrian dianggap tidak
"Kamu centil banget ya sama laki-laki," sindir Abimanyu sinis. "Enggak, dia temen aku.""Sampai pegang-pegang begitu?"Kayla menghela nafas melihat sikap pria itu yang sinis lagi karena sedang cemburu. Untung saja Abi tidak memperpanjang dan memilih melenggang pergi meninggalkannya. Tidak enak juga kalau sampai ada karyawan lain yang mendengar. "Kenapa masih di sana? Ke ruangan saya sekarang!""I-iya Pak." Tidak mau membuat pria itu semakin marah, Kayla segera mengikutinya. Waktu berjalan dengan cepat, tidak terasa sudah jam waktunya pulang. Kayla meregangkan badannya yang terasa pegal, entah kenapa hari ini terasa lebih melelahkan dari biasanya. Padahal pekerjaannya pun sama saja setiap harinya. "Tumben Kay pulang cepet," ucap seorang temannya. "Iya, tugas juga sudah selesai semua sih.""Kalau aku belum, kayanya mau lembur.""Ya ampun, semoga tugasnya cepet selesai ya. Semangat.""Hehe iya Kay, makasih."Tetapi sebelum pulang, seperti biasa Kayla harus ke ruang kerja Abimanyu un
Raka menggaruk kepalanya mengelilingi rak di mini market itu. Ia tidak tahu pembalut ada di bagian mana, pusing sekali dari tadi mencarinya. Karena tidak menemukan juga, Raka pun memutuskan bertanya saja pada karyawan di sana. "Mbak bisa minta tolong gak?" tanyanya. "Boleh, ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan perempuan itu ramah. "Ada.. Pembalut gak?""Maaf?""Itu loh, buat perempuan yang sedang datang bulan. Di sini dijual gak?"Melihat karyawan perempuan itu yang sepertinya sedang berusaha menahan tawa, membuat Adrian menjadi malu sendiri. Tetapi untungnya di arahkan, membuat Adrian pun akhirnya menemukan juga. "Anda butuhnya yang bagaimana? Berbeda ukuran, ada yang pakai sayap juga enggak.""Aduh saya gak tahu, bingung.""Maaf memangnya untuk siapa ya?""Untuk istri saya.""Ah begitu, anda romantis sekali.""Tidak juga," elak Adrian malu-malu. Ia hanya membantu, kasihan juga Kayla kalau beli sendiri. "Apa ini hari pertama istri anda datang bulan?""Sepertinya begitu.""K
Adrian pun menjatuhkan tubuhnya di sebelah Kayla, "Kalau semisal takut, kenapa gak bilang? Mungkin tadi kita bisa nonton film lain.""Kamu kayanya suka film horror ya Adrian?" tanya Kayla balik. "Suka sih lumayan, tapi paling suka film thriller.""Eh beneran? Kok kamu bisa sih nonton film serem begitu? Malahan lebih serem dari film horor.""Gak tahu, tapi menurut aku biasa aja sih. Jadi beneran kamu takut nonton film horor?""Iya lumayan, tapi kalau ada temen gak terlalu.""Jadi pas tadi aku tinggal kamu takut ya?" goda Adrian dengan seringai di bibirnya. "Iya deh, aku takut," desah Kayla pasrah. "Ya sudah, nanti kita jangan nonton film horor lagi. Kamu sukanya film genre apa memangnya?""Romantis sama komedi, action juga lumayan suka.""Romantis ya? Kebanyakan cewek kayanya emang suka film begitu, padahal menurut aku membosankan.""Enak aja, seru tahu genre romantis itu.""Iya deh."Karena waktu juga sudah malam, keduanya memutuskan untuk istirahat dan pergi ke kamarnya masing-mas