Home / Romansa / Kencan Buta / 1. PERJODOHAN

Share

Kencan Buta
Kencan Buta
Author: Elpit

1. PERJODOHAN

Author: Elpit
last update Last Updated: 2022-09-26 16:39:07

"Hana, besok luangkan waktumu sehari, turuti kata Mama, temui anaknya Om Johanl"

Sonya, istri pengusaha sukses bernama Surya, memaksa putri semata wayangnya untuk menemui putra koleganya. Sonya yang gemas karena sang putri hanya tahu main-main dan tidak pernah serius mencari pacar di usianya yang sudah cukup untuk menikah, berencana menjodohkan putrinya dengan putra koleganya tersebut.

"Mama, buat apa aku ketemu anaknya Om Johan? Aku nggak mau, Ma!" Hana yang tidak suka dijodoh-jodohkan tentu saja menolak perintah ibunya.

"Hana, kamu sudah umur berapa sekarang? Dan kamu nggak pernah kenalin satu cowok pun ke Mama, kamu hanya tau main dan main aja. Lihat teman-teman seumuran kamu, mereka sudah pada punya anak. Mama juga ingin segera menimang cucu, Hana!"

Selalu saja Sonya membanding-bandingkan Hana dengan teman-teman seumurannya dan juga menggunakan senjata ingin segera menimang cucu. Hana sudah hafal diluar kepala kata-kata ibunya itu, namun Hana sama sekali tidak ambil pusing. Hana tetap saja mengabaikan kemauan ibunya karena menurutnya jodoh itu akan datang di waktu yang tepat, tidak perlu dicari, apalagi dibuat pusing.

"Hana tetap nggak mau ketemu anaknya Om Johan, Ma, Hana nggak mau! Gimana kalau ternyata anaknya Om Johan itu buruk rupa? Hana nggak mau, Ma. Lagian ini tuh tahun berapa? Masih aja ada acara jodoh-jodohan. Udah nggak zaman, Ma!" Hana membalasnya dengan panjang lebar, sambil memajukan bibirnya satu senti.

"Jangan sembarangan bicara kamu, Hana! Lihat, dong, Om Johan sama Tante Julia itu pasangan sempurna. Om Johan rupawan dan Tante Julia cantik jelita. Mana mungkin anaknya buruk rupa?"

"Nggak menjamin, Ma! Pokoknya aku nggak mau dijodoh-jodohkan. Please, Mama jangan jadi orang tua yang kolot, nggak cocok sama penampilan Mama yang modis." Hana mencibir.

"Baiklah, baik. Mama nggak akan maksa kamu untuk melaksanakan perjodohan yang udah kami atur jauh-jauh hari. Tapi sekali aja Mama minta tolong sama kamu, temui anaknya Om Johan sekali aja. Kalau cocok lanjut, kalau nggak cocok ya udah, Mama nggak akan maksa."

"Mama, aku—"

"Diam! Jangan membantah Mama terus, Hana! Besok putra Om Johan baru pulang dari luar negeri. Mama perintahkan kamu untuk menjemput dia di bandara. Kalian bisa kenalan secara singkat dan setelah itu kamu boleh memutuskan untuk melaksanakan perjodohan ini atau tidak. Titik!"

Usai mengatakan kalimat tegasnya itu, Sonya segera berbalik meninggalkan kamar putrinya.

"Mama!"

Tanpa berbalik, Sonya mengangkat tangannya ke udara, sebagai tanda bahwa wanita itu tidak ingin mendengar bantahan apapun dari putrinya.

Hana semakin mengerucutkan bibirnya. Gadis itu mendengus kasar.

Hana sama sekali tidak ingin menuruti apa yang diperintahkan oleh ibunya, namun jika sudah begini, Hana tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Hana menggerutu tiada henti. Semua benda yang ada di atas kasur kini berpindah berserakan di atas lantai. Ya, Hana melempar benda apa saja yang dapat ia jangkau, untuk melampiaskan kekesalannya.

Belum puas Hana meluapkan emosinya yang tidak tertahankan, tiba-tiba ibunya kembali muncul di ambang pintu kamar Hana dan langsung meneriaki Hana.

"Apa-apaan ini, Hana!" Teriakan Sonya yang melengking membuat gerakan Hana terhenti seketika.

Sonya kembali berjalan masuk ke dalam kamar putri semata wayangnya dan mendekati sang putri.

"Hana! Bereskan semua kekacauan ini dalam waktu lima menit!" Sonya memerintah demikian. Hana yang masih kesal kini semakin kesal lagi.

Hana membuka mulutnya, ingin membantah perintah ibunya. Namun Sonya tidak memberi kesempatan Hana untuk membantah.

"Tidak ada bantahan, Hana! Ini perintah! Kerjakan sekarang juga, setelah itu turun! Mama tunggu di bawah, kita harus pergi ke butik." Suara Sonya berkumandang.

Hana ingin protes namun lagi-lagi sang ibu segera meninggalkan kamar yang kini seperti kapal pecah itu.

Hana mengomel panjang pendek sepeninggal ibunya. Namun seiring bibirnya yang terus mengomel, tangannya juga ikut bekerja, membereskan kekacauan kamarnya yang ia ciptakan sendiri.

Tepat lima menit kemudian, terdengar suara ibunya yang memanggil namanya. Sonya yang super disiplin itu tentu saja tidak ingin Hana lelet dalam bekerja. Memberikan waktu lima menit maka dalam waktu lima menit itu pula harus selesai.

"Iya, aku udah selesai!" Hana menyahut.

"Cepat turun, Mama tunggu di mobil!" Suara Sonya kembali terdengar.

"Iya iya, aku turun!" Dengan langkah yang tak ada semangat-semangatnya, Hana menyeret langkahnya meninggalkan kamarnya dan segera menyusul ibunya yang sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkan mereka pergi.

Sonya segera memerintahkan sang sopir pribadi untuk menjalankan mobilnya setelah Hana masuk ke dalam mobil tersebut.

Butuh waktu sekitar lima belas menit perjalanan untuk mereka sampai di butik yang Sonya maksud, butik langganannya.

"Ma, ngapain sih kita kesini? Enakan juga di rumah, tidur." Hana menggerutu lagi.

"Kamu harus membeli baju baru."

"Ha? Buat apa? Aku nggak butuh baju baru, Ma, bajuku masih bagus-bagus, kok!"

"Dengerin Mama, Hana, besok kamu mau menjemput pemuda itu, nggak mungkin kamu pake pakaian cowok kayak gini!" Sonya mengomentari penampilan Hana yang sebenarnya tidak terlalu disukainya. Sonya ingin putrinya berpenampilan elegan seperti dirinya, namun Hana selalu menolak.

"Ma, aku cuma disuruh jemput cowok itu aja, kan? Terus kenapa aku harus repot cari baju baru, sih? Lagian kalau cowok itu tulus, dia nggak akan menilai aku dari penampilanku, kan?"

"Sst, diam! Jangan membantah Mama terus. Biar bagaimanapun pertemuan pertama harus meninggalkan kesan yang baik. Ini, coba pakai dress ini, kamu itu cantik jadi Mama yakin kamu juga akan cantik pakai baju seperti ini."

Sebuah dress berwarna pastel dipilih oleh Sonya dan meminta Hana untuk mencobanya.

"What? Ini beneran bisa dipake, Ma?" Hana menatap tak percaya pada pilihan ibunya. Dress itu memang bukan pakaian yang terlalu terbuka, namun panjangnya paling-paling hanya sampai diatas lutut saja, dan Hana paling anti menggunakan pakaian seperti itu. Hana memang sering menggunakan pakaian pendek, namun bukan rok. Karena jika memakai rok, Hana tidak akan mudah bergerak dengan leluasa.

"Bicara apa kamu ini? Tentu saja ini bisa dipakai, Hana! Cepat kamu coba dress ini!"

"Ma, aku cuma mau jemput cowok itu aja, kan? Kenapa harus repot-repot begini? Aku mau jadi diriku sendiri, Ma. Aku nggak akan nyaman kalau harus pakai baju kayak gini."

"Han-"

"Mama, please, aku nggak bisa, aku nggak mau, Ma. Dress ini terlalu pendek." Hana merengek menolak permohonan ibunya.

Sonya menghela napas.

"Oke, tunggu sebentar, Mama akan pilihkan dress yang lain." Usai mengucapkan kalimat itu, Sonya langsung berbalik meninggalkan Hana untuk mencari pakaian lain untuk Hana.

"Cuma mau jemput cowok yang nggak dikenal aja kok repot banget, sih!" Hana menggerutu sendiri sepeninggal ibunya.

Hana berpikir keras. Berpikir bagaimana caranya agar ia bisa menghindar dari paksaan ibunya tersebut. Hana benar-benar tidak mau menjemput pemuda yang akan dijodohkan dengannya itu.

Senyum miring terbit di bibir Hana ketika suatu pemikiran yang sedikit gila terlintas di benaknya.

"Baiklah, Mama sangat keras memaksaku untuk menemui cowok itu, maka jangan salahkan aku kalau aku berbuat nekat!"

Related chapters

  • Kencan Buta   2. HANA KABUR

    Hana menyelinap pergi keluar butik ketika sang ibu masih sibuk memilah dan memilih dress yang cocok untuk dikenakan putrinya.Hana melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari sang sopir yang mengantar mereka tadi. Beruntung sang sopir terlihat sedang asik mengobrol dengan security disana. Cepat-cepat Hana menyetop taksi dan meminta si sopir taksi untuk pergi dengan segera.Hana kembali ke rumah namun Hana meminta sang sopir untuk menunggu karena Hana ingin pergi lagi.Gadis berambut kecoklatan itu masuk ke dalam kamarnya, membongkar lemarinya dan memasukkan beberapa potong pakaian ke dalam koper miliknya kemudian ia segera pergi meninggalkan kamar tercintanya itu.Masuk ke dalam taksi, Hana meminta sang sopir untuk segera meninggalkan rumah setelah Hana memberi tahu alamat yang akan ia tuju.Hana meraih ponselnya dan mencoba menghubungi sahabatnya, namun sialnya gadis itu tak mendapat jawaban sama sekali. Hana membanting ponselnya ke samping begitu saja, tidak peduli apakah ponselnya a

    Last Updated : 2022-10-03
  • Kencan Buta   3. TERIMA PERJODOHAN ATAU CARI PACAR?

    Hana terus saja menggerutu sejak laki-laki itu pergi, hingga Hana menerima pesanannya kemudian kembali ke dalam taksi yang ia tumpangi. Hal itu disaksikan oleh sang sopir dan membuat laki-laki paruh baya itu mengernyit."Enak banget dia! Abis ngatain aku rakus terus pergi gitu aja? Awas aja kalau ketemu lagi bakal aku lempar ke lubang buaya!" Hana mengomel demikian dan sang sopir mendengar dengan jelas."Neng beli banyak sekali makanan, dan tidak terima dikatakan rakus oleh seseorang? Bukannya Neng ini memang kelihatan rakus?" celetukan sang sopir membuat Hana melotot tajam namun sopir tersebut pura-pura tidak tahu."Emangnya saya bilang kalau saya membeli makanan sebanyak ini untuk saya habiskan sendiri? Kalau nggak tau apa-apa mending Bapak diam saja!" Hana membalas, tidak mempedulikan kesopanan lagi karena ia sudah amat sangat dibuat kesal."Oh, begitu." Sang sopir menjawab singkat dan terkesan mengalah daripada nanti penumpangnya itu melaporkan dirinya pada atasannya, bisa-bisa di

    Last Updated : 2022-10-03
  • Kencan Buta   4. MANUSIA YANG BERMANFAAT

    "Hana, kamu serius mau cari jodoh online?" Salsa terkejut bukan main mendengar penuturan Hana yang membuatnya tak habis pikir.Hana manggut-manggut. Ekspresinya serius, menandakan bahwa gadis itu tidak sedang main-main."Aku serius. Daripada aku harus ketemu sama anaknya temen Mama yang aku sendiri nggak tau rupanya, lebih baik aku cari teman kencan sendiri aja. Setidaknya kalau cari teman kencan online aku bisa ninggalin dia kapan aja kalau ternyata dia jelek. Yang terpenting aku bisa menghindari perjodohan yang diatur Mama kalau aku punya teman kencan." Hana menjelaskan alasannya kenapa ia berpikir untuk mencari teman kencan online."Sadis! Itu sama aja kamu cuma memanfaatkan orang lain demi kepentingan kamu sendiri, Hana!""Bukannya seharusnya orang itu senang kalau hidupnya bermanfaat untuk orang lain? Bukankah hidup kita akan lebih berharga kalau kita bermanfaat untuk orang lain?" Hana mendebat dengan santainya."Dasar gila! Bukan gitu juga kali!" Salsa semakin dibuat tak habis p

    Last Updated : 2022-10-03
  • Kencan Buta   5. TERLACAK

    Pagi hari, Hana menyeret Salsa untuk pergi ke pantai. Salsa yang sangat jarang bangun pagi buta seperti itu pun mengomel tiada henti dan terus memaki Hana karena telah menyita waktu tidurnya. Namun Hana tidak peduli, gadis itu memasang sikap acuh.Ya, Salsa memang tinggal di sebuah resort di pinggir pantai, hingga mereka bisa pergi ke pantai hanya dengan berjalan kaki saja."Hanaaa... Aku tuh masih ngantuk, tau!" Salsa melancarkan aksi protesnya, dengan menyentakkan tangan Hana yang sejak tadi setia melingkari pergelangan tangannya, kemudian Salsa melempar tatapan tak suka pada Hana sambil mengerucutkan bibir."Sa, kamu nggak liat badan kamu itu punya banyak lipatan? Masih aja kerjaannya cuma makan sama tidur? Cepat lari! Kita olahraga," ujar Hana sedikit panjang.Meskipun apa yang diucapkan Hana memang benar, tapi tetap saja Salsa merasa kesal jika diingatkan bahwa dirinya memiliki lipatan di perutnya. Dan sepertinya memang karena ia kurang berolahraga.Salsa mencibir. "Nggak puas, y

    Last Updated : 2022-10-03
  • Kencan Buta   6. PERTEMUAN PERTAMA

    Setelah mendapat notifikasi dari aplikasi PLAY DATES dimana mengharuskan Hana melakukan pertemuan dengan seseorang yang memiliki kecocokan dengan tingkat tinggi dengan dirinya, Hana melesat kembali ke tempat tinggal Salsa dan segera bersiap melakukan kencan pertamanya.Melihat Hana yang begitu semangat untuk bertemu teman kencan butanya, Salsa geleng-geleng kepala."Kamu serius mau ketemu sama teman kencan buta kamu itu? Gimana kalau ternyata dia jelek, buluk, berkumis, berjenggot, dan—""Nggak mungkin! Aku yakin dia nggak seperti yang kamu katakan barusan," sela Hana."Kenapa nggak mungkin? Kalau dia ganteng, kaya, good looking, mana mungkin dia cari jodoh online? Kecuali kalau dia punya kelainan!" Salsa menghardik."Apa menurutmu aku ini punya kelainan juga?" Hana mengembalikan pertanyaan itu dan Salsa tak bisa menjawabnya.Melihat salsa terdiam seperti itu, Hana tergerak untuk menjelaskan niatnya tanpa diminta. Karena biar bagaimanapun Hana tahu Salsa sedang mengkhawatirkan dirinya.

    Last Updated : 2022-11-09
  • Kencan Buta   7. BERLANJUT MENGIKUTI ATURAN APLIKASI

    Hana melempar tatapan sedikit tajam ke arah Oliver yang menunggu jawaban atas pertanyaan. "Kamu serius mau tahu apa alasanku?"Oliver tersenyum miring, kemudian menarik diri dan menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kalau aku nggak serius ngapain atau tanya segala."Kini giliran Hana yang menarik diri ke belakang dan melakukan hal yang sama seperti yang yang dilakukan Oliver, melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersandar dan memasang wajah senyum miring pula."Gimana kalau aku bilang, aku mau manfaatin kamu?" Hana berkata dengan sangat cuek, tanpa beban, dan seolah tidak takut jika akhirnya pemuda itu tidak jadi menyambung hubungan mereka setelah ini. Toh perjodohan yang diatur ibunya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Kalaupun Oliver memutus hubungan, Hana masih akan memiliki waktu untuk mencari teman kencan yang lain.Oliver terkekeh singkat. "Kamu mau manfaatin aku? Nggak akan semudah itu.""Oke, aku akan mengatakan

    Last Updated : 2022-11-10
  • Kencan Buta   8. SALSA MENENTANG HANA

    Hana kembali ke resort Salsa dengan senyum merekah begitu lebar. Kedua tangannya menenteng kresek besar berisi berbagai macam makanan. Menghempaskan bokongnya di atas sofa, Hana mulai membongkar belanjanya yang berisikan mulai dari makanan ringan beberapa minuman kaleng serta biskuit dan kue.Salsa yang mendapati itu, terperangah dan tak bisa berkata-kata untuk beberapa saat. Gadis itu hanya geleng-geleng dengan mulut yang terus terbuka."Tutup mulut! Nanti ada lalat masuk, lho!" celetuk Hana acuh, kemudian melanjutkan menyantap snack di tangannya.Salsa berdecak kesal dengan sikap Hana. Jika dilihat-lihat sepertinya sahabatnya itu tengah bersuka hati, sehingga membeli begitu banyak makanan untuk merayakan kebahagiaan yang didapatnya.'Apa kencan butanya sama cowok aplikasi itu berjalan dengan baik?' Salsa membatin.Masih dengan sedikit kesal, Salsa bergerak memeriksa kantong kresek yang tadi dibawa oleh Hana, mencari sesuatu yang kira-kira bisa dimakan tanpa membuat berat badannya me

    Last Updated : 2022-11-11
  • Kencan Buta   9. TETAP TIDAK MAU PULANG

    Hana tertegun cukup lama. Apa yang dikatakan Salsa memang benar, biasanya dia selalu diperjuangkan, kenapa pula sekarang Nia merasa harus memperjuangkan Oliver, pemuda yang dikenalnya melalui aplikasi dan baru bertemu di dunia nyata sekali saja.Hana menggelengkan kepalanya kuat, seolah berusaha menyingkirkan banyak pemikiran yang tidak pernah terlintas di benaknya sebelumnya."Oke, jadi gini. Tadi aku udah ngomong sejujurnya ke dia, apa tujuanku nyari jodoh online, tapi dia tetap mau lanjut meskipun dia tau kalau aku cuma manfaatin dia. Lagian dia juga bilang ikuti aturan aplikasi aja, nggak perlu dibikin pusing apapun yang terjadi nantinya." Setelah beberapa saat bergelut dengan pikirannya sendiri, kini Hana angkat bicara."Jadi hubungan kalian nggak pasti, kan? Gimana kalau suatu hari kamu beneran jatuh cinta sama cowok itu, tapi tiba-tiba aplikasi itu bilang kalian nggak cocok dan kalian nggak bisa lanjut hubungan?"Pertanyaan yang diajukan Salsa lagi-lagi membuat Hana bungkam beb

    Last Updated : 2022-11-12

Latest chapter

  • Kencan Buta   26. INDAHNYA RENCANA TUHAN

    Menjelang petang Sonya kembali masuk ke dalam kamar Hana yang sudah kembali rapi. Sonya geleng-geleng kepala ketika minat putrinya tertidur. Sepertinya gadis itu lelah mengamuk kemudian kembali membereskannya, sehingga ia ketiduran.Sonya mendekati putrinya kemudian mengguncang pelan tubuh Hana untuk membangunkan gadis itu.Hana menggeliat, pertanda dirinya dapat merasakan sentuhan ibunya pada pundaknya. Perlahan Hana membuka mata dan pandangannya langsung menangkap keberadaan ibunya yang duduk di tepi ranjang."Bangunlah, Sayang. Kamu harus cepat bersiap-siap. Om Johan mengundang kita makan malam untuk merayakan kepulangan putranya," ujar Sonya pada putrinya yang baru saja membuka mata.Hana mengubah posisinya, dari berbaring menjadi duduk."Mengundang? Bukannya tadi Mama bilang mereka akan datang?""Tadinya begitu, tapi Om Johan berubah pikiran. Dia ingin makan malam yang nggak biasa. Dia ingin makan malam kali ini spesial."Hana mengernyit mendengar penuturan sang ibu. "Makan malam

  • Kencan Buta   25. HANA DIKURUNG

    "Saat ini saya sedang tidak bekerja, Tante. Saat pertama bertemu dengan Hana, saya sedang melakukan tugas saya sebagai petugas resort.""Jadi kamu hanya seorang petugas resort dan sekarang tidak bekerja? Bagaimana kamu bisa menghidupi Hana kalau kamu saja tidak punya pekerjaan?" Suara Sonya langsung meninggi, merasa tidak bisa menoleransi pemuda seperti itu."Maaf, Tante, saat ini saya memang sedang tidak bekerja, tapi saja berjanji akan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, saya pasti bisa bertanggung jawab menghidupi Hana, dan saya akan memperhatikan kebahagiaan putri Tante," ujar Oliver mantap."Apa kamu tau, Hana gadis yang boros, dia suka berbelanja, suka jalan-jalan, dan dia selalu memilih barang-barang yang bagus dan mahal. Bagaimana kamu bisa mencukupi itu semua, Oliver?" tanya Sonya lagi semakin menuntut."Saya tau itu, Tante, karena Hana sendiri sudah mengatakan itu pada saya. Saya keluar dari pekerjaan yang sebelumnya karena saya ingin mencari pekerjaan yang lebih benefit

  • Kencan Buta   24. PERTANYAAN SENSITIF

    Sonya terkejut melihat kedatangan Hana serta menyeret kopernya di tangannya. Itu artinya putrinya telah pulang. Tak bisa dipungkiri, Sonya teramat senang melihat pemandangan itu."Han, akhirnya kami pulang. Mama sangat senang melihatnya," ujar Sonya sambil memeluk sang putri, mengekspresikan kebahagiaannya."Kemari, duduklah. Kamu mau makan apa, Sayang? Mama akan masakin buat kamu," lanjut Sonya, masih merangkul putrinya kemudian membimbingnya untuk ikut duduk di sofa bersama dirinya."Kebetulan ini udah hampir jam makan siang, gimana kalau mama masak buat makan siang? Masak apa aja, dan tolong masaknya dibanyakin ya, Ma, soalnya Hana ada undang temen ikut makan di sini bareng kita," sahut Hana cukup panjang.Sonya mengernyit. "Teman? Apa itu Salsa?"Hana spontan menggeleng. "Bukan, Ma, dia namanya Oliver. Pacar baru Hana," ujar Hana terang-terangan."Han, kamu serius?""Hana serius, Ma. Dia ada di depan, tapi Mama nanti aja ketemunya, waktu kita makan siang bareng, oke?""Bukan itu m

  • Kencan Buta   23. MATI KUTU

    Salsa menemukan Oliver tidak jauh dari penginapannya, sepertinya laki-laki itu hendak menuju ke penginapan yang ditempati Salsa dan Hana.'Ingin mengucapkan salam perpisahan pada Hana sebelum dia pergi, kah?' kata Salsa membatin.Gadis itu mempercepat langkahnya untuk segera menghampiri Oliver dan menghadang pemuda itu."Jadi kamu benar-benar mau pergi, Pria aplikasi!" Salsa langsung membentak demikian ketika jaraknya sudah terbilang dekat dengan Oliver.Oliver mengernyit, sedikit heran kenapa sikap Salsa jadi kembali jutek terhadap dirinya? Bukankah kemarin Salsa sudah mulai bersikap ramah?Masih sibuk dengan rasa herannya, Oliver sampai lupa untuk menjawab pertanyaan Salsa, hingga membuat gadis itu semakin naik tingkat kemarahannya."Kamu ini manusia atau patung? Ditanya kenapa diem aja!" bentak Salsa lagi.Dibentak demikian, Oliver hanya bisa mengangguk mengiyakan. "Iya, aku mau pergi.""Dasar pria brengsek! Ternyata feelingku tepat, kamu emang pria yang nggak setia. Nyesel aku pe

  • Kencan Buta   22. SEPAKAT

    "Han, kamu mau terima aku jadi pacarmu, kan? Aku bisa bantu kamu menghindari perjodohan itu."Hana menarik tangannya dari genggaman Oliver, kemudian gadis itu berbalik membelakangi pemuda yang kini tengah menunggu jawabannya."Tetap nggak bisa, Oliver. Nggak akan berpengaruh karena kamu akan pergi, kamu nggak akan ada di samping aku, kan? Mama nggak akan percaya kalau aku bilang aku udah punya pacar, tapi orang itu nggak ada."Hana beberapa kali mengusap wajahnya kasar. Ia merasa resah sekarang. Resah karena Oliver akan pergi, dan juga resah karena dengan kepergian Oliver maka dia harus siap bertemu dengan pria yang dijodohkan dengan dirinya. Itu membuat Hana sangat tidak tenang.Oliver kembali memposisikan diri di hadapan Hana. Oliver meraih dagu gadis itu dan menariknya, membuat gadis itu mendongak lalu saling beradu tatap dengan Oliver."Han, lupakan tentang itu dulu. Aku ingin mendengar pengakuan kamu, tolong jawab sejujurnya, jawablah sesuai dengan isi hatimu. Apa kamu mencintaik

  • Kencan Buta   21. MERASA DIUNTUNGKAN

    Tatapan mata Hana yang tadinya sempat berbinar dan sumringah, kini berganti menjadi sendu saat mendengar ucapan Oliver yang memintanya memilih untuk mendengar kabar baik atau kabar buruk lebih dulu. Rasanya ada sesuatu kecemasan yang dirasakan Hana.Tempo hari Oliver mengatakan jika ia dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang tidak ia sukai dan bisa saja ia dipaksa untuk pergi keluar negeri. Apakah kabar itu datang hari ini? Apakah Oliver akan mengatakan bahwa Oliver akan pergi ke luar negeri? Meninggalkan dirinya yang mulai merasakan perasaan yang mendalam?"Bisakah aku denger kabar baiknya aja? Aku nggak mau denger kabar buruk apapun," ujar Hana mencoba untuk bernegosiasi.Oliver menghela napas berat sebelum akhirnya berbicara. "Hana, di kehidupan ini kita selalu dihadapkan dengan berbagai keadaan, baik dan buruk. Kita nggak bisa menghindar, yang harus kita lakukan adalah menjalaninya.""Baiklah, karena aku nggak bisa menolak, kalau gitu aku ingin mendengar kabar buruk dulu."Oliver m

  • Kencan Buta   20. ISYARAT CINTA

    Hana dan Salsa langsung menghentikan tawanya ketika suara Oliver masuk ke gendang telinga.Oliver yang menunggu jawaban Hana, menatapnya tanpa berkedip."Ya, boleh, silakan," kata Hana."Emm ... kita bicara di tempat lain, bisa?" tanya Oliver lagi.Hana dan Salsa kemudian saling pandang. Lewat tatapan mata, mereka mencari kesepakatan.Salsa mengangguk. "Pergilah! Aku balik duluan ke penginapan," kata Salsa meminta Hana pergi bersama Oliver.Hana ikut mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun."Jaga sahabatku, awas kalau sampai kamu macem-macem, kamu akan berurusan denganku!" ucapan lantangnya itu ditujukan pada Oliver.Mendapat pernyataan seperti itu dari sahabat Hana, Oliver tersenyum simpul. "Siap, Komandan! Kamu tenang aja, aku nggak akan macem-macem sama sahabat kamu kok, dia nggak akan lecet.""Aku pegang kata-katamu!" balas Salsa. "Kalau gitu aku balik duluan ya, Han," lanjutnya."Iya," balas Hana sekenanya.Oliver mengulurkan tangannya setelah kepergian Salsa dari hadapan k

  • Kencan Buta   19. PENINGKATAN DRASTIS

    Hana tertawa mendengar jawaban Oliver. "Mana mungkin kamu nggak pernah jatuh cinta? Usiamu berapa sekarang? Sekalipun kamu nggak pernah jatuh cinta? Aku nggak percaya!" tanya Hana bertubi-tubi."Aku serius, aku memang belum pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi sekarang aku sedang jatuh cinta.""Aku nggak perca—apa?" Hana yang tadinya memang tidak percaya Oliver tidak pernah jatuh cinta, langsung terkejut ketika menyadari ujung kalimat Oliver.Pemuda itu mengatakan saat ini ia sedang jatuh cinta. Apakah Oliver sedang jatuh cinta pada Hana?Ah ... memikirkannya saja sudah membuat Hana tersipu.Namun Hana tidak ingin terlalu meninggikan diri sendiri. Sebelum pernyataan itu diutarakan secara langsung oleh pemuda di hadapannya itu, Hana harus bisa mengontrol diri, tidak ingin terlalu percaya diri berlebihan."Iya, aku mengenal seseorang yang berhasil bikin aku ngerasain gimana rasanya jatuh cinta," ujar Oliver.Mati-matian Hana menahan diri untuk tidak tersenyum walau ia begitu ingin. Karen

  • Kencan Buta   18. MENYENTUH LUKA LAMA

    Oliver terus menggandeng Hana ketika rombongan yang dibawanya sudah berpencar menikmati tour mereka, dan olive meminta mereka untuk kembali berkumpul di tempat yang mereka sepakati pukul empat sore hari.Tak pernah sirna senyum di bibir Hana karena hanya dengan berdekatan dengan Oliver saja ia sudah merasa senang, apalagi digandeng terus seperti itu?Namun ada yang mengerucut bibir melihat kedekatan Hana dan Oliver yang demikian. Yaitu Salsa. Gadis itu mengomel panjang pendek dengan suara pelan."Kalian sengaja ngajak aku gini untuk memamerkan kemesraan kalian, ya? Tau gini, aku nggak akan ikut! Males amat jadi obat nyamuk!" Tak tahan hanya mengomel sendiri dengan suara pelan, Salsa akhirnya melancarkan kalimatnya dengan nada ketus, menunjukkan aksi protesnya pada Oliver dan juga Hana yang seperti mereka sedang sama-sama kasmaran."Hei, jangan sembarangan bicara! Aku ngajak kamu pergi karena aku peduli sama kamu, Sa. Aku tau kamu udah lama nggak jalan-jalan, kan?" Hana mendebat."Ya y

DMCA.com Protection Status