Home / Romansa / Kencan Buta / 6. PERTEMUAN PERTAMA

Share

6. PERTEMUAN PERTAMA

Author: Elpit
last update Last Updated: 2022-11-09 18:26:15

Setelah mendapat notifikasi dari aplikasi PLAY DATES dimana mengharuskan Hana melakukan pertemuan dengan seseorang yang memiliki kecocokan dengan tingkat tinggi dengan dirinya, Hana melesat kembali ke tempat tinggal Salsa dan segera bersiap melakukan kencan pertamanya.

Melihat Hana yang begitu semangat untuk bertemu teman kencan butanya, Salsa geleng-geleng kepala.

"Kamu serius mau ketemu sama teman kencan buta kamu itu? Gimana kalau ternyata dia jelek, buluk, berkumis, berjenggot, dan—"

"Nggak mungkin! Aku yakin dia nggak seperti yang kamu katakan barusan," sela Hana.

"Kenapa nggak mungkin? Kalau dia ganteng, kaya, good looking, mana mungkin dia cari jodoh online? Kecuali kalau dia punya kelainan!" Salsa menghardik.

"Apa menurutmu aku ini punya kelainan juga?" Hana mengembalikan pertanyaan itu dan Salsa tak bisa menjawabnya.

Melihat salsa terdiam seperti itu, Hana tergerak untuk menjelaskan niatnya tanpa diminta. Karena biar bagaimanapun Hana tahu Salsa sedang mengkhawatirkan dirinya. "Aku akan mengintai lebih dulu, kalau dia cakep aku samperin, kalau ternyata semua yang kamu katakan tadi terbukti, aku akan kabur, nggak jadi ketemu dia."

Salsa memutar bola matanya. Tetap saja ia merasa tidak setuju, tapi untuk menahan Hana agar tidak pergi juga ia tidak bisa.

Tak mau mempedulikan Salsa yang tidak menyetujui rencananya, Hana tetap akan melaksanakan niatnya dengan atau tanpa persetujuan Salsa.

Hana menyambar sebuah kacamata untuk dikenakannya dan juga meraih Sling bag kemudian beranjak pergi. "Aku pergi dulu ya, bye-bye!"

Salsa menatap punggung Hana yang semakin menjauh hingga hilang ditelan pintu. Salsa menghela napas saat Hana tak terlihat lagi. "Dasar keras kepala!" gumam Salsa mencaci Hana dalam kesendirian.

Hana melangkah pasti. Di depan sana gadis berambut kecoklatan itu dapat melihat seorang pemuda yang ia yakini sebagai teman kencannya.

"Dia cukup modis, semoga saja dia nggak modus," gumam Hana ketika mengintai laki-laki teman kencan butanya dari jarak yang tidak terlalu jauh.

Hana merampikan penampilannya sesaat, setelah merasa dirinya siap, barulah gadis itu keluar dari tempat persembunyiannya lalu melangkah mendekati si pria yang ternyata sudah sampai di tempat kencang terlebih dahulu.

"Maaf, benar kamu yang bernama Oliver?" Hana langsung melontarkan pertanyaan itu ketika sampai di sana.

Pemuda yang sejak tadi melempar pandangan untuk menikmati desau ombak yang menabrak karang dan menyapu pasir putih, kini memalingkan wajahnya dan sedikit terkejut melihat siapa gadis yang ada di hadapannya sekarang.

'Aku nggak salah liat, kan? Bukannya ini gadis yang kemarin ketemu di toko franchise itu?' Pemuda yang disapa dengan nama Oliver itu membatin.

Hana mengernyit ketika mendapat tatapan menyelidik dari pemuda di hadapannya, sambil membatin pula. 'Kenapa cowok ini ngeliatin aku kayak gitu? Jangan bilang dia kayak pria kebanyakan yang selama ini aku kenal, cuma memandang fisik aja dan mengira aku rela memberikan segalanya untuk dia!'

"Ehem!" Hana berdehem karena sejak tadi si pria terus memandangnya tanpa berkedip, dan tidak mempersilakan dirinya untuk duduk pula.

'Dasar, nggak sopan! Baru ketemu udah ngeliatin aku kayak gitu amat! Pengen dicolok matanya kali, ya!' Hana kembali menggerutu di dalam hati.

"Ah, sorry-sorry. Iya benar, aku Oliver, dan kamu Hana?" ujar pemuda itu cepat setelah disadarkan oleh deheman Hana.

Hana hanya menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan pemuda tersebut.

Oliver tersenyum kemudian mempersilakan Hana untuk duduk.

'Aku ternyata sakti juga. Kemarin aku bilang kalau kita ketemu lagi aku bakal bikin dia jatuh cinta, dan sekarang dia ada dihadapanku, dan ingin menjalin hubungan denganku. Ini gila! Untung dia cantik, kalau enggak, aku bakal menyesal hari ini ketemu dia lagi.' Lagi-lagi Oliver berbicara dalam hati, dan tanpa sadar pandangannya tak lepas mengamati raut ayu gadis dihadapannya.

Mendapat tatapan dari Oliver yang diartikan oleh Hana sebagai pandangan terpesona, Hana cukup kesal karena semakin lama Hana merasa ngeri juga karena Oliver terus menatapnya tanpa bicara apapun.

Hana mencaci dalam hati. 'Ganteng sih ganteng, tapi kalau mesum, jangan harap bisa lanjut hubungan sama aku!'

"Apa ... kita cuma mau saling diam disini?" Hana membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan sederhana. Dan lagi-lagi Oliver tersentak karena tanpa sadar pemuda itu ternyata melamun sejak tadi, sambil terus memuji kecantikan Hana.

Tinggal di luar negeri selama beberapa tahun, tak jarang Oliver menemukan gadis cantik, bahkan lebih cantik dari Hana. Namun Oliver mengakui bahwa dirinya mengagumi kecantikan Hana yang terbilang khas.

Oliver tersenyum kikuk. "Sorry, aku terlalu mengagumi ciptaan Tuhan yang mendekati sempurna yang sekarang ada di hadapanku, sampai aku lupa aku harus ngapain," ujar Oliver tanpa bermaksud menggombal karena pemuda itu memang benar-benar mengucapkan itu dari hati. Namun Hana mengartikan kalimat Oliver sebagai sebuah kalimat rayuan seperti yang dilakukan para pria kebanyakan.

"Cih! Sorry ya, tapi aku bukan tipe cewek yang suka dengan kata-kata manis seperti itu. Rayuanmu nggak mempan!" Terang-terangan Hana melontarkan ketidaksukaannya tersebut, sama sekali tidak berusaha bersikap manis di pertemuan pertama mereka. Karena prinsip Hana, siapapun yang mau berteman dengannya harus siap dengan sikapnya yang demikian, Hana tidak harus menutupi apapun.

Oliver tersenyum tipis. Oliver lagi-lagi dibuat kagum dengan sosok Hana. Kaki ini Oliver kagum dengan sikap Hana yang apa adanya, sama sekali tidak jiam.

"Aku nggak bermaksud untuk merayu, aku bicara apa adanya. Dan soal kemarin ...." Oliver menggantungkan kalimatnya, bimbang apakah akan melanjutkan perkataannya atau tidak.

"Kemarin apa?" Hana mengernyit, menuntut Oliver untuk melanjutkan kalimatnya yang menggantung.

'Kayaknya dia nggak ingat kita kemarin ketemu di toko franchise itu. Atau dia nggak mengenali itu aku karena kemarin aku pakai masker?' Oliver bergumam dalam hati, dan akhirnya ia memutar untuk tidak membahas perihal kejadian kemarin.

Bukan tidak mau jujur, tapi Oliver rasa itu tidak terlalu penting untuk dibahas sekarang.

"Kemarin ... kemarin kita baru kenal di aplikasi dan sekarang kita udah bisa ketemu, itu artinya perkembangan kecocokan kita sangat bagus. Apa menurutmu kita benar-benar cocok?"

"Hmm ... kalau aplikasi itu akurat, aku rasa kita bisa saja menjadi padamu yang cocok, tapi bukan nggak mungkin kecocokan kita akan merosot seiring berjalannya waktu, kan? Semua masih bisa berubah, tergantung bagaimana permainan kita juga, kan?" Hana membalas sesuai peraturan yang tertera di aplikasi.

Kecocokan mereka belum sampai 100% dan itu artinya chemistry mereka masih belum terlalu kuat. Mereka masih perlu menjalani serangkaian permainan yang bisa meningkatkan angka kecocokan mereka, atau justru sebaliknya, menurun hingga mereka gagal sebagai pasangan.

Oliver manggut-manggut, ia sangat paham aturan yang terdapat di aplikasi yang mereka gunakan untuk mencari jodoh itu. "Baiklah, aku setuju. Sekarang, apa aku boleh tanya satu hal sama kamu, Hana?"

"Tanya aja. Bukankah kita dipertemukan untuk saling tanya jawab, supaya kedepannya kita bisa tau apakah kita cocok apa enggak?"

"Oke, aku penasaran kenapa cewek secantik kamu bisa sampai mencari jodoh di aplikasi seperti ini? Aku rasa kamu juga bukan berasal dari keluarga yang sembarangan, kamu cukup cerdik bermain saat kita bermain game bersama. Apa alasan kamu sebenarnya?"

Related chapters

  • Kencan Buta   7. BERLANJUT MENGIKUTI ATURAN APLIKASI

    Hana melempar tatapan sedikit tajam ke arah Oliver yang menunggu jawaban atas pertanyaan. "Kamu serius mau tahu apa alasanku?"Oliver tersenyum miring, kemudian menarik diri dan menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kalau aku nggak serius ngapain atau tanya segala."Kini giliran Hana yang menarik diri ke belakang dan melakukan hal yang sama seperti yang yang dilakukan Oliver, melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersandar dan memasang wajah senyum miring pula."Gimana kalau aku bilang, aku mau manfaatin kamu?" Hana berkata dengan sangat cuek, tanpa beban, dan seolah tidak takut jika akhirnya pemuda itu tidak jadi menyambung hubungan mereka setelah ini. Toh perjodohan yang diatur ibunya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Kalaupun Oliver memutus hubungan, Hana masih akan memiliki waktu untuk mencari teman kencan yang lain.Oliver terkekeh singkat. "Kamu mau manfaatin aku? Nggak akan semudah itu.""Oke, aku akan mengatakan

    Last Updated : 2022-11-10
  • Kencan Buta   8. SALSA MENENTANG HANA

    Hana kembali ke resort Salsa dengan senyum merekah begitu lebar. Kedua tangannya menenteng kresek besar berisi berbagai macam makanan. Menghempaskan bokongnya di atas sofa, Hana mulai membongkar belanjanya yang berisikan mulai dari makanan ringan beberapa minuman kaleng serta biskuit dan kue.Salsa yang mendapati itu, terperangah dan tak bisa berkata-kata untuk beberapa saat. Gadis itu hanya geleng-geleng dengan mulut yang terus terbuka."Tutup mulut! Nanti ada lalat masuk, lho!" celetuk Hana acuh, kemudian melanjutkan menyantap snack di tangannya.Salsa berdecak kesal dengan sikap Hana. Jika dilihat-lihat sepertinya sahabatnya itu tengah bersuka hati, sehingga membeli begitu banyak makanan untuk merayakan kebahagiaan yang didapatnya.'Apa kencan butanya sama cowok aplikasi itu berjalan dengan baik?' Salsa membatin.Masih dengan sedikit kesal, Salsa bergerak memeriksa kantong kresek yang tadi dibawa oleh Hana, mencari sesuatu yang kira-kira bisa dimakan tanpa membuat berat badannya me

    Last Updated : 2022-11-11
  • Kencan Buta   9. TETAP TIDAK MAU PULANG

    Hana tertegun cukup lama. Apa yang dikatakan Salsa memang benar, biasanya dia selalu diperjuangkan, kenapa pula sekarang Nia merasa harus memperjuangkan Oliver, pemuda yang dikenalnya melalui aplikasi dan baru bertemu di dunia nyata sekali saja.Hana menggelengkan kepalanya kuat, seolah berusaha menyingkirkan banyak pemikiran yang tidak pernah terlintas di benaknya sebelumnya."Oke, jadi gini. Tadi aku udah ngomong sejujurnya ke dia, apa tujuanku nyari jodoh online, tapi dia tetap mau lanjut meskipun dia tau kalau aku cuma manfaatin dia. Lagian dia juga bilang ikuti aturan aplikasi aja, nggak perlu dibikin pusing apapun yang terjadi nantinya." Setelah beberapa saat bergelut dengan pikirannya sendiri, kini Hana angkat bicara."Jadi hubungan kalian nggak pasti, kan? Gimana kalau suatu hari kamu beneran jatuh cinta sama cowok itu, tapi tiba-tiba aplikasi itu bilang kalian nggak cocok dan kalian nggak bisa lanjut hubungan?"Pertanyaan yang diajukan Salsa lagi-lagi membuat Hana bungkam beb

    Last Updated : 2022-11-12
  • Kencan Buta   10. OLIVER PENIPU?

    Salsa mengernyit mendengar ucapan pelan Hana yang terdengar menyebut nama Oliver. "Oliver? Bukannya itu nama cowok aplikasi itu? Mana? Di mana dia?" Salsa langsung bersemangat mencari keberadaan Oliver, dan mengikut arah pandang Hana.Hana menunjuk pada objek yang dia maksud, sambil terus menatapnya tanpa berkedip. "Itu, yang pake baju merah, dia ngapain disana? Apa itu keluarganya?"Salsa menyipitkan mata, mengamati pria bernama Oliver itu dan beberapa orang yang terlihat seperti keluarga. Tapi Salsa tidak yakin bahwa mereka merupakan keluarga Oliver."Meskipun mereka kelihatan seperti sebuah keluarga tapi aku nggak yakin kalau itu keluarga Oliver, Han. Jelas-jelas mereka berbeda. Mereka keliatan seperti orang bule tapi Oliver bukan bule." Salsa memberikan pendapat sesuai pengamatannya.Hana menganggukkan kepala sambil masih terus memandang ke arah dimana Oliver seperti begitu akrab dengan keluarga tersebut. Hana setuju dengan pendapat Salsa.Hana merogoh tas kecilnya dan meraih pons

    Last Updated : 2022-11-17
  • Kencan Buta   11. MENYIMPULKAN

    Oliver menatap Hana penuh arti. Mendengar pertanyaan Hana, Oliver jadi berpikir untuk sekedar mengetes ketulusan gadis itu.'Dia bilang mau memanfaatkan aku, kan? Gimana kalau aku tes dia sedikit?' Batin Oliver berbicara."Kamu nggak bisa punya pasangan miskin, ya?" tanya Oliver yang cukup mampu membuat Hana kebingungan harus menjawab apa. Apakah kentara sekali bahwa ia sangat menghindari pria miskin?Sebenarnya bukan tanpa alasan, Hana menghindari pria miskin karena melihat dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, mereka hanya ingin memanfaatkan kekayaan orang tua Hana saja. Sedangkan yang tidak miskin hanya mengincar tubuh Hana saja. Karena itulah Hana sangat pemilih sekarang.Hana mengalihkan pandangan ke sembarang arah ketika berkata, "Bukan nggak bisa, tapi nggak terbiasa. Nggak papa cowok itu miskin asalkan dia bisa mencukupi kebutuhanku yang nggak sedikit." Hana menghindari berserobok tatap dengan pemuda di hadapannya."Jadi, apa masalahmu, sampai kamu mengajakku bertemu mendadak

    Last Updated : 2022-11-19
  • Kencan Buta   12. KECEMASAN OLIVER

    Oliver melangkah cepat memasuki area penginapan di sisi utara, berbeda dengan penginapan Salsa yang berada di sisi selatan.Seorang pria paruh baya langsung menyambut Oliver. Wajahnya menggambarkan perasaan pria itu bahwa sebenarnya ia sedang tidak tenang."Bapak tidak menghubungi Mas Oliver?" tanya pria paruh baya itu sambil membimbing langkah Oliver menuju ruangannya."Nggak, Pak. Apa Papa menghubungi Bapak? Papa bilang apa?" tanya Oliver berbondong, dan sedikit tidak sabar menunggu jawaban dari pria dihadapannya."Bapak curiga Mas Oliver ada disini, Mas."Oliver mengusap wajahnya dengan sedikit kasar. "Bapak udah mengepak barang saya, kan?""Sudah, Mas, sudah saya masukkan ke gudang, seperti perintah Mas Oliver."Oliver mengangguk. "Terima kasih banyak, Pak."Mereka terdiam sesaat, menciptakan keheningan di ruangan tersebut."Gimana ceritanya, Papa bisa tau saya disini, Pak?""Bapak memeriksa tiket keberangkatan Mas Oliver. Meskipun tujuannya tidak di kota ini, tapi pemberhentian M

    Last Updated : 2022-11-20
  • Kencan Buta   13. MALING HATI?

    Hana menggeliat ketika dirinya merasa kedinginan akibat selimut yang tadinya menutup hingga pundaknya, kini hanya menutup sampai bagian perutnya saja. Hal itu karena Salsa terlalu menguasai selimut tersebut.Hana berdecak pelan, sambil menarik pelan selimut itu dan mengambil bagian lebih lebar tanpa membuat Salsa kedinginan.Ketika Hana hendak kembali memejamkan mata, sialnya ada panggilan alami yang mengharuskannya untuk bangun dan pergi ke kamar mandi. Ya, hawa dingin membuatnya ingin buang air kecil.Dengan enggan Hana melangkah menuju kamar mandi. Ia enggak karena ia sebenarnya tidak ingin menyentuh air di hawa yang begitu dingin itu, namun mau bagaimana lagi? Mau tidak mau Hana harus bersentuhan dengan air, bukan?Hana melakukan kegiatannya dengan cepat. Keluar dari kamar mandi, kedua tangan Hana sibuk menggosok lengannya untuk mengurangi rasa dingin. Dan saat ia hendak kembali ke kamar, Hana mendengar ada sesuatu yang cukup berisik berasal dari samping tempat tinggal mereka. Han

    Last Updated : 2022-11-21
  • Kencan Buta   14. MEMBUNGKAM SALSA

    "Aaaaaa!""Aaaaaa!"Keributan membahana di pagi hari. Baik Salsa maupun Oliver sama-sama berteriak ketika keduanya saling bertemu secara tidak sengaja, ketika yang satu baru saja keluar dari kamar mandi dan yang satu hendak masuk ke dalam kamar mandi.Dari arah kamar, Hana berlari keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi di sana."Kamu ngapain teriak-teriak!" Oliver membentak Salsa."Kamu yang ngapain teriak di depanku? Lagian kamu ini siapa? Kenapa ada di penginapanku? Kamu penyusup?" Berbagai macam pertanyaan dilancarkan Salsa, dengan tatapan tajam menyelidik.Oliver memaki dirinya karena lupa bahwa orang yang menyewa penginapan ini adalah teman Hana, dan gadis inilah pasti pemiliknya. Seketika Oliver merutuki kebodohannya yang membentak gadis yang tak dikenali itu.Hana yang melihat Oliver seperti kebingungan hendak berkata apa untuk menjawab semua pertanyaan Salsa, segera mendekat dan menengahi."Sa, tenang dulu, oke? Aku bisa jelasin." Hana datang menyela pembicaraan.Salsa ber

    Last Updated : 2022-11-22

Latest chapter

  • Kencan Buta   26. INDAHNYA RENCANA TUHAN

    Menjelang petang Sonya kembali masuk ke dalam kamar Hana yang sudah kembali rapi. Sonya geleng-geleng kepala ketika minat putrinya tertidur. Sepertinya gadis itu lelah mengamuk kemudian kembali membereskannya, sehingga ia ketiduran.Sonya mendekati putrinya kemudian mengguncang pelan tubuh Hana untuk membangunkan gadis itu.Hana menggeliat, pertanda dirinya dapat merasakan sentuhan ibunya pada pundaknya. Perlahan Hana membuka mata dan pandangannya langsung menangkap keberadaan ibunya yang duduk di tepi ranjang."Bangunlah, Sayang. Kamu harus cepat bersiap-siap. Om Johan mengundang kita makan malam untuk merayakan kepulangan putranya," ujar Sonya pada putrinya yang baru saja membuka mata.Hana mengubah posisinya, dari berbaring menjadi duduk."Mengundang? Bukannya tadi Mama bilang mereka akan datang?""Tadinya begitu, tapi Om Johan berubah pikiran. Dia ingin makan malam yang nggak biasa. Dia ingin makan malam kali ini spesial."Hana mengernyit mendengar penuturan sang ibu. "Makan malam

  • Kencan Buta   25. HANA DIKURUNG

    "Saat ini saya sedang tidak bekerja, Tante. Saat pertama bertemu dengan Hana, saya sedang melakukan tugas saya sebagai petugas resort.""Jadi kamu hanya seorang petugas resort dan sekarang tidak bekerja? Bagaimana kamu bisa menghidupi Hana kalau kamu saja tidak punya pekerjaan?" Suara Sonya langsung meninggi, merasa tidak bisa menoleransi pemuda seperti itu."Maaf, Tante, saat ini saya memang sedang tidak bekerja, tapi saja berjanji akan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, saya pasti bisa bertanggung jawab menghidupi Hana, dan saya akan memperhatikan kebahagiaan putri Tante," ujar Oliver mantap."Apa kamu tau, Hana gadis yang boros, dia suka berbelanja, suka jalan-jalan, dan dia selalu memilih barang-barang yang bagus dan mahal. Bagaimana kamu bisa mencukupi itu semua, Oliver?" tanya Sonya lagi semakin menuntut."Saya tau itu, Tante, karena Hana sendiri sudah mengatakan itu pada saya. Saya keluar dari pekerjaan yang sebelumnya karena saya ingin mencari pekerjaan yang lebih benefit

  • Kencan Buta   24. PERTANYAAN SENSITIF

    Sonya terkejut melihat kedatangan Hana serta menyeret kopernya di tangannya. Itu artinya putrinya telah pulang. Tak bisa dipungkiri, Sonya teramat senang melihat pemandangan itu."Han, akhirnya kami pulang. Mama sangat senang melihatnya," ujar Sonya sambil memeluk sang putri, mengekspresikan kebahagiaannya."Kemari, duduklah. Kamu mau makan apa, Sayang? Mama akan masakin buat kamu," lanjut Sonya, masih merangkul putrinya kemudian membimbingnya untuk ikut duduk di sofa bersama dirinya."Kebetulan ini udah hampir jam makan siang, gimana kalau mama masak buat makan siang? Masak apa aja, dan tolong masaknya dibanyakin ya, Ma, soalnya Hana ada undang temen ikut makan di sini bareng kita," sahut Hana cukup panjang.Sonya mengernyit. "Teman? Apa itu Salsa?"Hana spontan menggeleng. "Bukan, Ma, dia namanya Oliver. Pacar baru Hana," ujar Hana terang-terangan."Han, kamu serius?""Hana serius, Ma. Dia ada di depan, tapi Mama nanti aja ketemunya, waktu kita makan siang bareng, oke?""Bukan itu m

  • Kencan Buta   23. MATI KUTU

    Salsa menemukan Oliver tidak jauh dari penginapannya, sepertinya laki-laki itu hendak menuju ke penginapan yang ditempati Salsa dan Hana.'Ingin mengucapkan salam perpisahan pada Hana sebelum dia pergi, kah?' kata Salsa membatin.Gadis itu mempercepat langkahnya untuk segera menghampiri Oliver dan menghadang pemuda itu."Jadi kamu benar-benar mau pergi, Pria aplikasi!" Salsa langsung membentak demikian ketika jaraknya sudah terbilang dekat dengan Oliver.Oliver mengernyit, sedikit heran kenapa sikap Salsa jadi kembali jutek terhadap dirinya? Bukankah kemarin Salsa sudah mulai bersikap ramah?Masih sibuk dengan rasa herannya, Oliver sampai lupa untuk menjawab pertanyaan Salsa, hingga membuat gadis itu semakin naik tingkat kemarahannya."Kamu ini manusia atau patung? Ditanya kenapa diem aja!" bentak Salsa lagi.Dibentak demikian, Oliver hanya bisa mengangguk mengiyakan. "Iya, aku mau pergi.""Dasar pria brengsek! Ternyata feelingku tepat, kamu emang pria yang nggak setia. Nyesel aku pe

  • Kencan Buta   22. SEPAKAT

    "Han, kamu mau terima aku jadi pacarmu, kan? Aku bisa bantu kamu menghindari perjodohan itu."Hana menarik tangannya dari genggaman Oliver, kemudian gadis itu berbalik membelakangi pemuda yang kini tengah menunggu jawabannya."Tetap nggak bisa, Oliver. Nggak akan berpengaruh karena kamu akan pergi, kamu nggak akan ada di samping aku, kan? Mama nggak akan percaya kalau aku bilang aku udah punya pacar, tapi orang itu nggak ada."Hana beberapa kali mengusap wajahnya kasar. Ia merasa resah sekarang. Resah karena Oliver akan pergi, dan juga resah karena dengan kepergian Oliver maka dia harus siap bertemu dengan pria yang dijodohkan dengan dirinya. Itu membuat Hana sangat tidak tenang.Oliver kembali memposisikan diri di hadapan Hana. Oliver meraih dagu gadis itu dan menariknya, membuat gadis itu mendongak lalu saling beradu tatap dengan Oliver."Han, lupakan tentang itu dulu. Aku ingin mendengar pengakuan kamu, tolong jawab sejujurnya, jawablah sesuai dengan isi hatimu. Apa kamu mencintaik

  • Kencan Buta   21. MERASA DIUNTUNGKAN

    Tatapan mata Hana yang tadinya sempat berbinar dan sumringah, kini berganti menjadi sendu saat mendengar ucapan Oliver yang memintanya memilih untuk mendengar kabar baik atau kabar buruk lebih dulu. Rasanya ada sesuatu kecemasan yang dirasakan Hana.Tempo hari Oliver mengatakan jika ia dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang tidak ia sukai dan bisa saja ia dipaksa untuk pergi keluar negeri. Apakah kabar itu datang hari ini? Apakah Oliver akan mengatakan bahwa Oliver akan pergi ke luar negeri? Meninggalkan dirinya yang mulai merasakan perasaan yang mendalam?"Bisakah aku denger kabar baiknya aja? Aku nggak mau denger kabar buruk apapun," ujar Hana mencoba untuk bernegosiasi.Oliver menghela napas berat sebelum akhirnya berbicara. "Hana, di kehidupan ini kita selalu dihadapkan dengan berbagai keadaan, baik dan buruk. Kita nggak bisa menghindar, yang harus kita lakukan adalah menjalaninya.""Baiklah, karena aku nggak bisa menolak, kalau gitu aku ingin mendengar kabar buruk dulu."Oliver m

  • Kencan Buta   20. ISYARAT CINTA

    Hana dan Salsa langsung menghentikan tawanya ketika suara Oliver masuk ke gendang telinga.Oliver yang menunggu jawaban Hana, menatapnya tanpa berkedip."Ya, boleh, silakan," kata Hana."Emm ... kita bicara di tempat lain, bisa?" tanya Oliver lagi.Hana dan Salsa kemudian saling pandang. Lewat tatapan mata, mereka mencari kesepakatan.Salsa mengangguk. "Pergilah! Aku balik duluan ke penginapan," kata Salsa meminta Hana pergi bersama Oliver.Hana ikut mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun."Jaga sahabatku, awas kalau sampai kamu macem-macem, kamu akan berurusan denganku!" ucapan lantangnya itu ditujukan pada Oliver.Mendapat pernyataan seperti itu dari sahabat Hana, Oliver tersenyum simpul. "Siap, Komandan! Kamu tenang aja, aku nggak akan macem-macem sama sahabat kamu kok, dia nggak akan lecet.""Aku pegang kata-katamu!" balas Salsa. "Kalau gitu aku balik duluan ya, Han," lanjutnya."Iya," balas Hana sekenanya.Oliver mengulurkan tangannya setelah kepergian Salsa dari hadapan k

  • Kencan Buta   19. PENINGKATAN DRASTIS

    Hana tertawa mendengar jawaban Oliver. "Mana mungkin kamu nggak pernah jatuh cinta? Usiamu berapa sekarang? Sekalipun kamu nggak pernah jatuh cinta? Aku nggak percaya!" tanya Hana bertubi-tubi."Aku serius, aku memang belum pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi sekarang aku sedang jatuh cinta.""Aku nggak perca—apa?" Hana yang tadinya memang tidak percaya Oliver tidak pernah jatuh cinta, langsung terkejut ketika menyadari ujung kalimat Oliver.Pemuda itu mengatakan saat ini ia sedang jatuh cinta. Apakah Oliver sedang jatuh cinta pada Hana?Ah ... memikirkannya saja sudah membuat Hana tersipu.Namun Hana tidak ingin terlalu meninggikan diri sendiri. Sebelum pernyataan itu diutarakan secara langsung oleh pemuda di hadapannya itu, Hana harus bisa mengontrol diri, tidak ingin terlalu percaya diri berlebihan."Iya, aku mengenal seseorang yang berhasil bikin aku ngerasain gimana rasanya jatuh cinta," ujar Oliver.Mati-matian Hana menahan diri untuk tidak tersenyum walau ia begitu ingin. Karen

  • Kencan Buta   18. MENYENTUH LUKA LAMA

    Oliver terus menggandeng Hana ketika rombongan yang dibawanya sudah berpencar menikmati tour mereka, dan olive meminta mereka untuk kembali berkumpul di tempat yang mereka sepakati pukul empat sore hari.Tak pernah sirna senyum di bibir Hana karena hanya dengan berdekatan dengan Oliver saja ia sudah merasa senang, apalagi digandeng terus seperti itu?Namun ada yang mengerucut bibir melihat kedekatan Hana dan Oliver yang demikian. Yaitu Salsa. Gadis itu mengomel panjang pendek dengan suara pelan."Kalian sengaja ngajak aku gini untuk memamerkan kemesraan kalian, ya? Tau gini, aku nggak akan ikut! Males amat jadi obat nyamuk!" Tak tahan hanya mengomel sendiri dengan suara pelan, Salsa akhirnya melancarkan kalimatnya dengan nada ketus, menunjukkan aksi protesnya pada Oliver dan juga Hana yang seperti mereka sedang sama-sama kasmaran."Hei, jangan sembarangan bicara! Aku ngajak kamu pergi karena aku peduli sama kamu, Sa. Aku tau kamu udah lama nggak jalan-jalan, kan?" Hana mendebat."Ya y

DMCA.com Protection Status