Benn selalu berlagak bagai anak bau kencur di dunia bisnis. Orang lain mengira dirinya masih muda, menganggapnya sebagai seseorang yang hanya tahu bersenang-senang dengan menghamburkan uang tanpa melakukan sesuatu yang berguna. Namun, mereka lupa bahwa meremehkan pesaing di dunia bisnis adalah hal yang paling “mematikan”.Javier sedang melihat dokumen yang diberikan Benn di dalam komputer. Di dalamnya berisi gambar-gambar dari surat kabar Negara Hyugana pada beberapa puluh tahun yang lalu.Dari luar jendela, tampak Negara Hyugana sedang dipenuhi dengan salju. Jalan-jalan dipenuhi oleh bola salju yang lebat. Bahkan pohon cemara yang hijau juga sudah tertutupi salju hingga tidak kelihatan warna hijaunya lagi. Lidora menggendong anjing kesayangannya sambil berjalan menuju sanatorium dengan dipayungi oleh pengawal.Saat tiba di pintu masuk, pengawal menutup payung, menyerahkan kepada pelayan. Petugas sanatorium menyambutnya dengan sangat hangat, lalu membawa Lidora berjalan ke lantai dua.
Lidora memegang kekuasaan tinggi dalam Keluarga Tanzil. Dia bisa menahan Hengky dan istrinya, mungkin karena tidak ingin mereka merusak rencananya. Sekarang Loman telah meninggal. Bisa jadi langkah selanjutnya Lidora adalah turun tangan terhadap Hengky dan istrinya.Wanita tua ini memang sadis. Dia duluan turun tangan dalam mengatasi masalah Keluarga Tanzil, baru menyuruh anggotanya untuk menjemput Jules kembali ke Kediaman Tanzil. Bisa jadi dia akan menciptakan kecelakaan di perjalanan agar tidak menimbulkan kecurigaan.Javier terdiam. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Putar arah, ke Kediaman Ozara.”Ketika Javier pergi ke Kediaman Ozara untuk mencari Herbert, Javier diberi tahu bahwa Herbert telah keluar. Seketika dia memiliki firasat buruk.Bisa jadi Herbert pergi ke gudang anggur. Sepertinya Lidora telah mengutus anggotanya untuk menjemput Jules kembali ke Negara Hyugana.Tetiba ponsel Javier berdering. Dia mengangkat panggilan. Belum sempat Javier berbicara, terdengar suara pa
Jessie sedang bersandar di jendela bandara. Dia duduk di atas bangku panjang dengan sangat sedih.Saat Javier pergi menghampirinya, keningnya spontan berkerut ketika melihat bekas lecet di bagian lututnya.Javier berjalan mendekat. Telapak tangan hangatnya diusapkan di atas kepala Jessie.Jessie mengangkat kepalanya. Kedua mata indahnya berlinangkan air mata. Javier mengulurkan tangan untuk menyekanya, lalu menarik si kecil ke dalam pelukannya.“Ayah, huah ….” Jessie sedang menangis di dalam pelukan Javier. Javier menepuk-nepuk kepalanya berusaha untuk menghiburnya.Saat di perjalanan pulang, Jessie sedang ketiduran bersandar di sisi Javier. Roger melihat dari kaca spion tengah, lalu menghela napas. “Sepertinya Nona Muda Jessie akan sedih lama kali ini.”Cahaya matahari menembus ke dalam jendela mobil. Javier memalingkan kepalanya melihat bocah yang sedang tertidur itu. “Dia masih kecil. Nanti setelah dia bertemu teman baru, bisa jadi dia tidak akan ingat dengan masalah ini lagi.”Roge
“Inilah yang tidak sederhana.” Javier menunduk. “Dia telah meracuni penculik. Seandainya dia kembali ke Kediaman Tanzil dengan baik-baik saja, nasibnya pasti akan lebih buruk lagi. Bocah yang berumur kecil ini tahu orang yang merencanakan penculikannya itu adalah Bu Lidora. Jadi, hanya dengan bersembunyi satu bulan di luar, menunggu pihak polisi datang mencarinya, Bu Lidora pun akan mengira ada yang mengetahui rencananya. Dengan begitu, dia tidak akan bertindak gegabah lagi.”Roger sungguh merasa syok. Anak kecil ini sungguh hebat. Dia mengira kedua putra Javier adalah anak genius, tak disangka di luar sana ada anak yang memiliki banyak intrik di usia belia.Pantas saja Javier tidak mengizinkan Jessie berhubungan terlalu dekat dengan Jules. Sepertinya setelah besar nanti, bisa jadi Jules adalah saingan yang sangat kuat.Keesokan harinya, Herbert baru mengetahui berita itu. Dia pun tertegun di sofa. Tangan yang meremas koran itu tampak gemetar. “Apa … apa ini?”Javier sedang duduk di ha
Kali ini Herbert tidak berbicara lagi.Pada saat ini, Javier mengeluarkan selembar foto dari dalam kantong. “Aku rasa Bu Lidora seharusnya tidak beri tahu kamu. Ibuku, Prisca, juga adalah bagian dari Keluarga Tanzil.”Javier meletakkan foto di atas meja, lalu menggesernya ke hadapan Herbert.Herbert merasa kaget. “Ini ….”“Dia adalah ibuku. Dia adalah putri yang diadopsi Lidora.” Javier menatap Herbert dengan tatapan datar.Herbert mengambil foto itu dengan gemetar. Mirip, mereka sungguh mirip, sungguh mirip dengan Luna di saat muda dulu.“Kenapa Bu Lidora bisa membawa ibuku kembali? Aku rasa dia seharusnya tahu identitas ibuku. Sekarang aku telah mengetahui kenyataan ini. Aku merasa bisa jadi ibuku adalah putri Bu Luna dengan kamu.”Herbert mengangkat kepala untuk melihat Javier. Dia menganga, tidak tahu harus berkata apa.…Di Perusahaan Soulna, ibu kota.“Mana mungkin Tuan Cahya bisa seperti itu? Sepertinya artis pendatang baru itu sudah gila?”“Iya, aku nggak percaya Tuan Cahya men
Desta meletakkan tangan di belakang tubuh, lalu berjalan mondar-mandir di depan meja. Tetiba dia berdiri, lalu mengangkat kepala menatap plafon sembari menghela napas. “Aku juga sudah menduga Cahya kepikiran untuk mundur dari dunia hiburan. Haish, aku melihatnya dari awal dia masuk ke dunia hiburan hingga mendapatkan 12 penghargaan. Ketika kepikiran dia ingin mundur, aku jadi merasa tidak tega.”Desta menunduk. Matanya kelihatan memerah. Dia tidak tahan kuasa ingin menangis.Rina berjalan maju, lalu menepuk-nepuk pundak Desta ingin menghiburnya. “Kak Desta, selalu ada perpisahaan di setiap kali pertemuan.”Desta menutup wajahnya. “Aku masih merasa sedih. Dia bagai anak kandungku sendiri. Apa dia tidak bisa bekerja sepuluh tahun lagi? Sekarang banyak sutradara yang suka dengan pria dewasa seperti dia.”Saat ini Cahya sedang berdiri di depan pintu ruangan. Kemudian, dia mengetuk pintu ruangan untuk memecahkan suasana. “Kenapa menangis?”Desta segera menyeka air mata di wajahnya, berusaha
Seorang reporter wanita berdiri. “Tuan Cahya, kamu ingin mundur dari dunia hiburan?”Cahya mengangguk. “Sudah seharusnya aku memberi kesempatan kepada pendatang baru.”Ada yang bertanya, “Kenapa kamu memilih untuk mundur dari dunia hiburan?”Cahya menjawab, “Masalah mundur itu hanya masalah waktu. Aku ingin memfokuskan karierku di balik layar. Tentu saja, kalau ada skenario yang bagus, aku juga akan mempertimbangkannya.”Seorang reporter bertanya lagi, “Apa kamu mundur dari dunia hiburan demi kekasihmu?”Cahya menggerakkan matanya, lalu tersenyum ringan. “Tidak peduli keputusan apa yang aku lakukan. Aku rasa dia akan mendukungku. Aku percaya penggemarku juga akan memahamimu. Di sini, aku berharap penggemar-penggemarku jangan menyerang orang lain hanya karena masalahku. Meskipun aku mundur dari dunia hiburan, aku masih akan bersama kalian.”Setelah itu, Cahya membungkuk kepada mereka. Terdengar suara tepuk tangan meriah dari bawah pentas.[ Cahya Chaniago Mundur dari Dunia Hiburan. ][
Wajah Cherry terasa panas. Dia membenamkan kepala ke dalam leher Cahya. Cahya tersenyum, lalu menggendongnya ke dalam kamar.Keesokan paginya, berhubung semalam ibu kota diguyur hujan, cuaca terasa semakin dingin lagi.Saat jam sembilan pagi, masih terlihat ada rintik-rintik hujan di luar sana. Claire membawa Widya pergi membahas masalah biaya sewa toko. Pada akhirnya, pilihan mereka jatuh pada area Golderan.Mereka berdua berjalan keluar mal. Widya memegang payung sembari mengikuti langkah Claire. “Bu Claire, harga sewa enam miliar per tahun sepertinya kemahalan, deh?”Claire tersenyum. “Area Golderan adalah distrik bisnis termakmur di ibu kota. Berhubung lokasi sangat strategis, ada banyak pebisnis dari luar berbondong-bondong ingin membuka perusahaan di lokasi ini. Jadi, harga itu memang sangat wajar.”Akhirnya Widya memahaminya.Mereka berdua berjalan ke depan mobil. Kebetulan tampak mobil Dimas sedang berhenti di sekitar.Dua orang lelaki berpakaian hitam berjalan ke sisi mereka.
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me