Share

Bab 977

Author: Daun Jahe
Wajah Cherry terasa panas. Dia membenamkan kepala ke dalam leher Cahya. Cahya tersenyum, lalu menggendongnya ke dalam kamar.

Keesokan paginya, berhubung semalam ibu kota diguyur hujan, cuaca terasa semakin dingin lagi.

Saat jam sembilan pagi, masih terlihat ada rintik-rintik hujan di luar sana. Claire membawa Widya pergi membahas masalah biaya sewa toko. Pada akhirnya, pilihan mereka jatuh pada area Golderan.

Mereka berdua berjalan keluar mal. Widya memegang payung sembari mengikuti langkah Claire. “Bu Claire, harga sewa enam miliar per tahun sepertinya kemahalan, deh?”

Claire tersenyum. “Area Golderan adalah distrik bisnis termakmur di ibu kota. Berhubung lokasi sangat strategis, ada banyak pebisnis dari luar berbondong-bondong ingin membuka perusahaan di lokasi ini. Jadi, harga itu memang sangat wajar.”

Akhirnya Widya memahaminya.

Mereka berdua berjalan ke depan mobil. Kebetulan tampak mobil Dimas sedang berhenti di sekitar.

Dua orang lelaki berpakaian hitam berjalan ke sisi mereka.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
padahal yg bunuh kekasih herbert bukan si lamon
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 978

    Lidora mengerahkan seluruh caranya untuk menghubungi Herbert. Dia memberi tahu Herbert bahwa wanita yang dicintainya telah dibunuh oleh Loman. Itulah sebabnya, Herbert baru bisa ikut campur dalam urusan Keluarga Tanzil.Claire menyipitkan matanya. “Demi balas dendam, makanya dia memilih untuk bekerja sama dengan Bu Lidora?”Seusai berbicara, Claire pun tersenyum. “Seandainya Pak Loman benar-benar memaksanya untuk mati, apa kamu nggak merasa aneh dengan sikap Bu Lidora yang mengajak kakekmu untuk bersekutu dengan alasan seperti ini? Bu Lidora membiarkan Pak Loman hidup panjang, kakekmu malah bisa tinggal diam selama beberapa tahun ini?”Claire menatap Dimas, lalu mengatakan, “Kalau jadi aku, aku pasti tidak akan menunggu lagi, kecuali ada satu alasan yang bisa membuatku menunggu.”Raut wajah Dimas tampak muram. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Beberapa saat kemudian, Dimas mengangkat gelas anggur. “Wanita itu … sepertinya melahirkan seorang putri untuk kakekku.”…Claire kembal

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 979

    Raut wajah Javier berubah muram. “Jangan sebarkan masalah ini. Selain itu, pantau berita. Jika kabar ini sampai tersebar ke ibu kota, segera blokir berita itu.”Roger terbengong melongo sejenak, lalu mengangguk. “Iya.”…Saat ini sudah sore di Negara Hyugana. Setelah Jolin memasuki kamar, dia melepaskan jaketnya, lalu menyerahkannya kepada pelayan. Kemudian, dia baru memasuki ruang baca.Jolin berjalan ke depan perapian, lalu membungkukkan tubuhnya mengatakan sesuatu terhadap Lidora. Lidora yang berbaring di atas kursi goyang membuka matanya dengan perlahan, “Bagus.”Jolin mengangguk. “Katanya tidak bernyawa lagi.”Lidora melambaikan tangannya terhadap anjing yang sedang bersandar di kakinya. Si anjing menggoyangkan tubuhnya, lalu melompat ke dalam pelukan Lidora. Dia membelai bulu anjing itu. “Baguslah, sekarang yang kecil sudah mati, biarkan kedua orang dewasa itu tunggu tanggal matinya saja.”Terdengar suara dari luar sana. Andreas mengalahkan tiga pelayan, lalu menerobos ke dalam r

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 980

    Javier menunduk sembari tersenyum. “Aku juga merindukanmu.”Claire mengamati sekeliling. “Di mana putri kita?”Javier memalingkan tubuhnya. Jessie dan Roger berjalan di belakang dengan perlahan. Saat Claire hendak maju untuk memeluknya, sepertinya Jessie tidak melihatnya saja, langsung melintas pergi dari sisinya.Claire merasa kaget, lalu memalingkan kepalanya. “Ada apa dengan Jessie?”Roger merasa canggung. “Nyonya, biarkan Tuan saja yang beri tahu kamu.”Claire memalingkan kepala untuk melihat Javier. Javier mengepal tangannya meletakkannya di depan mulut sembari berdeham. “Kita bicarakan di jalan.”Jessie dan Roger duduk di mobil belakang. Sementara, Javier dan Claire duduk semobil. Saat perjalanan pulang, Javier menceritakan masalah Jessie. Dia merasa kehilangan satu teman lantaran dia tidak bisa kembali bersama Jules. Itulah sebabnya dia merasa sangat sedih.Jelas-jelas Jessie sangat suka menempel dengan Jules. Dia mengikuti Jules ke area Andes juga demi menyelamatkan Jules.Clai

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 981

    Jolin mengeluarkan pistolnya. “Lindungi Bu Lidora!”Beberapa pengawal yang tertembak langsung jatuh ke lantai. Para lelaki yang berpakaian hitam tampak memiliki wajah kebulean. Mereka bersembunyi di tempat yang aman sembari menembak.Jolin mendorong Lidora ke atas kapal, lalu berjongkok di sisi kapal sambil menembak musuh yang berdiri paling dekat dengannya.Para pengawal membawa Lidora ke atas kapal, lalu menjerit kepada awak kapal, “Jalankan kapalnya! Cepat!”Saat awak kapal hendak kembali ke kabin, dia malah ditembak hingga darah bersimbahan di atas kaca. Si awak kapal kehilangan keseimbangannya, langsung jatuh ke dalam laut.Pada saat ini, Lidora menyadari ada yang mengarahkan pistol ke sisinya. Dia langsung menarik pengawal di belakangnya untuk mengadang tembakan itu. Peluru seketika menembus kepala si pengawal. Darah pun memuncrat ke tubuh Lidora.Lidora merangkak ke dalam kabin kapal, lalu mengunci pintunya. Hanya saja, sekarang mereka sedang berada di tengah laut. Lidora tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 982

    Andreas membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi. Dia tidak menghiraukan suara tangis, makian, dan jerit histeris Lidora di belakang.Pada saat yang sama, media Negara Hyugana melaporkan kabar penembakan yang dialami Lidora. Setelah mengalami kejadian itu, Lidora mengalami tekanan batin dan diantar ke “pusat rehabilitasi” untuk diobati. Mengenai apa benar Lidora sedang berada di pusat rehabilitasi, awak media juga tidak mencari tahu lebih lanjut.Di sekolah swasta, ibu kota.Tiga hari lagi libur panjang akan segera tiba. Semua murid sungguh menantikannya. Mereka semua sedang berkumpul untuk membahas rencana liburan.Lisa menoleh menatap Jessie yang sedang menyandarkan kepala di atas meja itu. Dia lalu menghampiri Jessie. “Jessie, kamu nggak enak badan?”Jessie mengangkat kepala untuk menatapnya, lalu kembali menyandarkan kepala ke atas meja. “Aku bukan nggak enak badan, cuma malas gerak saja.”Lisa tersenyum.Saat ini, Jerry memeluk bola basket berjalan ke dalam kelas. “Dik Jessie.”Jes

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 983

    Jerry merasa terpukul. “Ayah, apa aku nggak tampan?”Hudson langsung tertawa lepas. Dia menepuk-nepuk kepala Jerry. “Tampan! Tapi masih kurang kalau dibandingkan dengan kakakmu. Hahaha.”Mereka semua meninggalkan bandara dengan senyum lebar.Kediaman Fernando kembali ramai. Steven sedang mendengar cerita seru Hudson sewaktu di luar negeri. Dia pun tak berhenti tertawa.Steven memanggil Jody. Dia mengamati bocah yang masih muda ini sudah semakin dewasa saja. Dia merasa sangat puas dengan perubahan cucunya ini. “Hidupmu di sana pasti sangat keras.”Joddy membalas dengan tersenyum, “Kakek, nggak keras, kok.”Kedua mata Steven tampak memerah. Dia menepuk pundak Jody dengan berat. “Kakek buyutmu sangatkah keras. Kamu pasti sengsara selama hidup bersamanya.”Saat ini, Javier dan Claire berjalan ke dalam ruang tamu. Steven pun bertanya, “Di mana Jerry dan Jessie?”“Di halaman,” balas Claire dengan tersenyum.Steven mengangguk. “Sudah lama ketiga anak ini tidak berkumpul. Selagi liburan, biark

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 984

    “Kak Jerry, apa itu?” Jessie menunjuk penjual lilin di atas jembatan. Bentuk lilin itu beraneka ragam, begitu pula dengan warnanya. Ada yang berbentuk binatang, bunga, dan lainnya. Pokoknya lilin itu ditata dengan sangat apik.Claire berjalan menghampiri mereka. “Biasanya lilin itu dilepaskan di atas sungai.”“Ibu, aku juga ingin lepasin lilin di sungai.” Jessie mengedipkan matanya. Dia sangat penasaran dengan hal-hal baru.Saat menyadari suasana hati Jessie sudah kembali seperti semula, Claire juga ikut merasa gembira. Dia mengangguk. “Pergilah, hati-hati. Jangan sampai jatuh ke sungai.”Jessie menarik Jody dan Jerry ke bawah jembatan batu. Claire menatap mereka sembari berkata, “Mereka bersemangat sekali.”Javier merangkul Claire. “Mau ke sana?”Claire mengatakan tidak, tetapi Javier malah menariknya ke bawah jembatan. Ada banyak anak-anak dan orang tua anak di sana. Di atas lilin juga ditulis banyak permintaan. Meskipun permintaan itu belum pasti bisa terwujud, setidaknya mereka bi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 985

    Cahya melihat Cherry sekilas, dia memegang punggung tangan Cherry. “Aku juga tidak akan merahasiakannya terlalu lama. Meski Ibu tidak menyadarinya, aku juga akan mengumumkan masalah kekasihku kepada publik.”Saat Peter hendak mengatakan sesuatu, Zefri pun mendahuluinya. “Berhubung sudah datang, nanti malam kalian makan di rumah saja. Cahya, kalau ada waktu, sering-sering bawa Cherry ke rumah.”Cahya mengangguk.Setelah itu, Cahya membawa Cherry ke kamarnya. Cherry menatap poster yang ditempel di atas dinding. Semuanya adalah foto potraitnya. Di atas rak juga dipajang banyak piala dan piagam. Semuanya adalah penghargaan yang diterima Cahya selama beberapa tahun ini. Selain itu, tampak juga majalah di dalam rak.Cherry asal mengambil satu majalah, lalu membukanya. Isinya adalah berita Cahya terkenal di usia 18 tahunnya. Cherry pun tersenyum. “Nggak mirip kamu, ya.”Cahya berjalan ke belakang Cherry, lalu mengambil majalah di tangannya. “Bagian mana tidak mirip?”Cherry membalikkan tubuhn

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status