Javier memegang punggung tangan Claire sembari mengerutkan keningnya. “Mawar biru?”Claire pun tersenyum. “Orang lain sukanya mawar merah atau putih, tapi aku sukanya mawar biru yang langka. Pesona dari mawar biru itu sungguh mirip sama kamu. Siapa sih yang nggak suka?”Bibir Javier mendekati wajahnya. “Oh, ternyata Claire mengaku aku punya pesona.”Claire terdiam, lalu memalingkan kepalanya. “Meskipun aku nggak ingin mengakuinya, semua orang juga tahu.”Javier meraba pipinya, lalu mengecupnya. “Namanya juga lelakimu.”Kali ini, Claire merasa sangat puas.Kaca jendela terpantul gambaran indah ciuman mereka berdua.Keesokan harinya, Cherry pergi membeli resep makanan di toko buku. Saat berjalan ke depan kasir, tampak beberapa majalah yang laris dipajang di atas rak. Majalah tersebut merupakan hasil pemotretan Cahya dan Javier untuk merek perhiasan Soulna.Cherry mengambil satu majalah, lalu melunasinya bersama resep makanan. Setelah keluar dari toko buku, tiba-tiba tampak seorang wanita
Charine dapat mendengar maksudnya, dia pun bertanya dengan geram, “Kamu butuh berapa?”Karen langsung membalas, “Seratus miliar.”Charine hampir kehilangan kesadarannya ketika mendengar. “Kenapa kamu nggak pergi mencuri saja? Seratus miliar? Dari mana aku punya uang sebanyak itu?”“Nona Charine, kamu nggak usah berlagak miskin.” Karen melipat kedua tangannya, lalu menyandarkan tubuhnya di bangku. “Uang seratus miliar hanyalah hal sepele bagimu. Nona Charine kenal banyak orang kaya, bisa jadi ayah dari anak itu ….”“Baik, aku akan membantumu!” Tangan yang diletakkan Charine di bawah meja dikepal dengan erat. Dia langsung menyela omongannya.Sekarang ada rahasia di tangan Karen. Jadi, jangan sampai rahasia Charine sampai terbongkar.Menyadari Charine bersedia untuk bekerja sama, Karen pun mengambil tasnya dan berdiri. “Kalau begitu, aku tunggu kabar gembira dari Nona Charine. Oh ya, aku ingin mendapatkan uang itu dalam waktu tiga hari.”Seusai berbicara, Charine langsung meninggalkan kaf
“Kakek, Kak Jerry baru bandel.” Jessie berlari ke sisi Steven, lalu menunjukkan wajah jelek ke sisi Jerry.Jerry juga membalas dengan memperagakan wajah jelek. Steven pun tersenyum ketika melihat interaksi mereka berdua.Claire berjalan pergi. “Ayah, apa kondisi tubuhmu sudah membaik?”Tadi Claire mendengar kabar dari Roger bahwa Steven sedang tidak enak badan. Bagaimanapun, Steven memperlakukan Claire dengan baik. Tentu saja dia juga peduli dengan kesehatan Steven.Steven tersenyum sembari melambaikan tangannya. “Tenang saja, hanya penyakit biasa saja.”“Kakek, apa penyakit maag Kakek kambuh lagi?” tanya Jerry.“Penyakit maag?” Claire menatap Jerry.Jerry pun membalas dengan mengerutkan keningnya. “Kakek sudah ada penyakit maag dari dulu.”“Uhuk uhuk, sudahlah, hanya penyakit kecil saja, tidak penting. Aku sudah makan obat.” Steven meletakkan tangannya di atas punggung Jerry, lalu menepuknya dengan perlahan.Setelah itu, Steven menatap Claire, baru berkata, “Aku ke dapur dulu untuk li
“Apa Kakek nggak ikut untuk merayakan ulang tahun bersama?” tanya Jessie dengan memiringkan kepalanya.“Kakek sudah tua, tidak sanggup bergadang seperti kalian lagi. Belakangan ini Kakek mesti cepat istirahat.” Steven menyesap tehnya.Setelah mereka makan malam bersama, Steven pun kembali ke kamar bacanya. Jerry dan Jessie pun mengikuti Claire untuk jalan-jalan di luar halaman.Steven duduk di ruang baca sembari melihat barang-barangnya. Tetiba, dia menyadari ternyata Javier sedang berdiri bersandar di sisi pintu. Dia pun terkejut, lalu meletakkan barang di tangannya. “Kenapa kamu tidak temani istri dan anak-anak? Kenapa kamu malah ke sini?”“Kenapa kamu tidak beri tahu aku masalah penyakit maagmu?”Steven menatapnya. “Hanya penyakit kecil saja, tidak ada yang perlu dikatakan.”Javier berjalan ke depan meja. Dia menatap kotak kuno yang diletakkan di atas meja. Di dalamnya berisi barang peninggalan ibunya. “Sudah lama kamu punya penyakit maag?”Steven tidak menjawab.Javier menatap Stev
Selain acara ulang tahun ….” Claire membalikkan tubuhnya, mengangkat kepala untuk bertatapan dengannya. “Masih ada satu hal penting lagi.”Javier menatapnya. “Hal penting apa?”Claire menarik tangan Javier, lalu memainkan telapak tangannya. “Nggak boleh tahu. Kamu akan tahu besok.”…Di Perusahaan Soulna.“Bos, apa kita benar-benar boleh pulang kerja lebih awal hari ini?” Saat rapat dengan para karyawan, Claire mengumumkan bahwa hari ini mereka akan pulang kerja lebih awal. Orang-orang di bawah panggung pun merasa sangat bersemangat.Claire meletakkan mic. “Kalian sudah bekerja lama di Perusahaan Soulna. Jadi, wajar kalau kalian diberi sedikit apresiasi. Hari ini adalah hari ulang tahun Tuan Javier. Aku ingin undang kalian semua untuk menghadiri acara ulang tahunnya. Bagaimana menurutmu?”“Bos sudah bersuara. Tentu saja kami akan hadir!”Melihat pekerja yang sedang bersorak di bawah panggung, Claire pun ikut tersenyum.Setelah rapat berakhir, Claire dan Fendra sama-sama meninggalkan ru
Hanya saja setelah Louis menyelidiki masalah yang pernah terjadi di sekolah dulu, Claire pernah bertanya alasan Louis bersikeras ingin menikahinya?Jawaban Louis adalah … dia pernah bertemu Candice sebelumnya. Ada malam acara universitas mereka, di mana dia hadir sebagai mahasiswa musik yang diundang oleh pihak sekolah.Louis menyaksikan pertunjukan musik tradisional yang dimainkan oleh Candice. Dia merasa wanita itu sangat istimewa. Mereka bertiga bertemu di belakang panggung, tetapi pada saat itu mereka tidak saling mengenal.Siapa sangka setelah bertahun-tahun, satunya menjadi adik sepupunya, kemudian yang satunya lagi menjadi calon menantunya.Candice mengedipkan matanya. Dia terlihat kaget. “Masalah ini … kenapa … kenapa kamu nggak beri tahu aku?”Claire melipat kedua tangan di depan dada. Dia menyandarkan tubuh di bangku. “Kamu juga nggak nanya. Setelah itu, aku sibuk sekali, jadi lupa.”Candice menggigit bibirnya. Dia tidak memiliki kesan apa pun. Dia juga tidak tahu lelaki yang
Liliana mengenakan terusan dengan menenteng tas kecil. Dia melirik Zefri sekilas, lalu berbisik di sisi Ester, “Bukannya kamu tidak suka berhubungan dengan anggota Keluarga Fernando?”Ester berdeham, lalu berbisik, “Semua itu sudah masa lalu.”Liliana merasa agak kaget. Kemudian, dia merangkul lengan Liliana. “Kalau begitu, kita pergi sama-sama.”Setelah Zefri dan Cahya tiba di lokasi acara, anggota Keluarga Kenata juga datang. Suasana semakin ramai saja.Beberapa saat kemudian, Jessie dan Jerry menggandeng “boneka manusia” keluar. Boneka ini membaluti orang di dalam dengan rapat. Tidak ada yang tahu orang yang di dalam sana adalah Candice.Candice sungguh kehabisan kata-kata. Ide rongsokan apa ini! Claire berjanji tidak akan membiarkan orang lain mengetahui masalah alerginya. Namun sekarang … dia malah berdandan seperti ini, sepertinya malah lebih menarik perhatian?Jerry mengangkat kepala menatap Candice. “Ibu Angkat, kamu panas nggak?”“Stt!” Candice membuat isyarat tangan. “Jangan
Ponsel Jerry berdering. “Kak Jody!”Panggilan video disambungkan. Jerry menyerahkan ponsel kepada Javier. “Ayah, Kak Jody dan Kakek Buyut ingin bicara sama Ayah!”Javier mengambil ponsel. Di dalamnya berisi ucapan selamat dari Jody dan Berwin. Claire melihat ke sisi kamera. “Jody.”Setelah Jody yang berwajah dingin melihat wajah ibunya, dia pun spontan tersenyum hangat. “Ibu, aku merindukan kalian.”“Ayah, Ibu, dan adik-adik tunggu kepulanganmu di saat liburan nanti. Apa kamu mendengar ucapan Kakek Buyut?”Jody mengangguk. “Dengar.”Javier merangkul pundak Claire, lalu melihat orang di dalam layar. “Jaga dirimu dengan baik. Jangan sampai jatuh sakit.”Ketika mendapat perhatian dari sang ayah, Jody memang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Hanya saja, dia telah merasakannya. “Iya, cerewet.”Jody menyerahkan panggilan ke diri Berwin. Berwin pun berbincang-bincang beberapa saat, lalu mengakhiri panggilan.Pesta dimulai. Para tamu di kapal pesiar menikmati pemandangan malam yang gemerlap