Urat si kening lelaki botak tampak menonjol. Dia menggertakkan giginya dengan geram. Izza dapat menyadari betapa emosinya si lelaki, Izza pun menghentikannya. “Jangan bertindak gegabah.”Si lelaki bertato menyadari sikap tidak puas si lelaki botak. “Lho, nggak terima?” Dia pun berjalan ke sisi lelaki botak. Tatapannya malah tertuju pada Izza yang berdiri di samping lelaki botak. Seketika, dia memukul kepala si lelaki botak. Si lelaki botak pun terjatuh menabrak dinding.“Kamu ….”Si lelaki botak ingin sekali menyerangnya. Namun, pundaknya malah ditahan oleh dua orang bawahan.Si lelaki bertato kembali merokok, lalu mengembuskan asap rokok ke wajah Izza. Izza menyipitkan matanya, lalu bertatapan dengan wajah tak berekspresinya.“Ternyata ada wanita yang menjadi bawahan Vito? Langka sekali.” Si lelaki bertato menunjukkan ekspresi mesum, lalu mengusap pipi Izza. “Kulitmu lembut sekali. Wanita akan sulit untuk bisa bekerja di bidang ini. Daripada kamu mengikuti Vito, lebih baik kamu ikuti
Izza melihat ke sisi anggota Vito. “Bagaimana dengan mereka?”Roger membalas, “Mereka juga korban penculikan. Tapi berhubung mereka berkelahi, mereka hanya akan ditahan sekitar 10-15 hari.Kali ini, Izza pun tidak bersuara.Di ibu kota.Setelah Claire menerima kabar, dia langsung mengikuti Javier ke kantor polisi. Kebetulan Izza dan Roger baru keluar dari ruangan interogasi.“Izza!” Claire berlari ke sisinya. “Kamu nggak kenapa-napa, ‘kan?”Izza menggeleng. Claire menaruh tangannya di atas pundak Izza. Dia menghela napas panjang, lalu tersenyum. “Baguslah kalau kamu baik-baik saja. Aku kira kamu akan …. Syukurlah kalau kamu bisa kembali.”Izza menundukkan kepalanya. Dia merasa terharu lantaran ada yang mencemaskan keselamatannya, tetapi dia tidak tahu bagaimana cara untuk mengutarakannya.Javier dan Roger berjalan ke samping. “Berapa orang yang tertangkap?”Roger membalas, “Semuanya sudah tertangkap. Hanya saja, ada satu yang berhasil melarikan diri.”Javier menyipitkan matanya. Seper
“Sepertinya Keluarga Chaniago akan hancur di generasi kalian. Sudah 30 tahun Zefri menduduki posisi itu. Sudah seharusnya dia mengikuti langkah Carlos untuk mundur dari posisinya.”Cahya tersenyum. “Jadi? Sekarang kamu ingin memaksa ayahku mundur dengan ancaman keselamatanku?”Lukman hanya tersenyum dan tidak berbicara.Cherry menggigit bibir bawahnya. “Apa kalian yang membunuh pamanku?”Lukman bersandar di kursinya. “Dia hanya lagi sial saja. Dia telah mendengar apa yang tidak seharusnya dia dengar di Klub Garzia.”Raut wajah Cherry menjadi muram. Sesuai dugaan, kecelakaan pamannya memang bukanlah murni kecelakaan.“Sayangnya, Keluarga Martini tidak ada keturunan anak laki-laki.” Lukman mengamatinya. “Apa gunanya memiliki anak perempuan? Kelak kamu akan menikah, kamu pun bukan lagi bagian dari Keluarga Martini.”“Memangnya wanita nggak boleh menduduki posisi itu?” Cherry berkata dengan serius, “Kamu terlalu meremehkan wanita.”“Jude itu keponakanku, apa kamu mengetahuinya?”Cherry sun
“Kamu suruh aku berhenti?” Kedua mata Ester tampak memerah. “Dia itu putraku. Aku tidak ingin masalah di Pulau Yanno terulang kembali!”“Kamu kira aku ingin!” Zefri mengangkat kepalanya. Dia masih berusaha menenangkan dirinya. “Mereka sedang menargetkanku. Aku akan membawa Cahya kembali.”Ester pun terbengong sejenak. “Apa maksudmu? Mereka menargetkanmu?”Zefri tidak berbicara.Tidak mungkin! Andreas tidak akan berbuat seperti ini.“Jangan-jangan?” Zefri menatapnya. Ester pun terbengong tidak berani bersuara.Sepertinya Zefri bisa membaca isi hatinya. Dia pun berkata, “Kamu berpikir kebanyakan, ini masalah pemerintahan.”Raut wajah Ester semakin memucat. “Kamu tahu siapa yang lagi aku pikirkan ….”Zefri langsung berdiri, lalu berjalan keluar. “Jangan berpikir kebanyakan! Cahya akan baik-baik saja.”Ester menghentikan Zefri. “Apa kamu mengetahuinya?”Gerakan Zefri memegang gagang pintu pun terhenti. Langkahnya juga ikut berhenti.Ester membalikkan tubuhnya untuk melihatnya. Melihat Zefr
“Cherry.”Pelayan itu kenal dengan Cherry. Dia pun tersenyum. “Hari ini Nona Cherry tidak datang ke sini.”Kening Claire berkerut. “Dia nggak ke sini?”“Iya, kalau dia datang, kami pasti mengetahuinya,” balas si pelayan. Sepertinya pelayan itu tidak sedang berbohong. Claire mengamati ruangan sembari berpikir. Cherry tidak berada di Klub Garzia. Ponselnya juga sedang tidak aktif. Di mana dia sekarang?Manajer berjalan keluar lift. Dia memerintah mereka untuk membersihkan ruangan VIP. Ketika membalikkan kepalanya, dia tak sengaja melihat keberadaan Claire. Dia pun terkejut.Pelayan pergi melapor kepada manajer, “Dia datang untuk mencari Nona Cherry.”“Cari Nona Cherry?” Manajer melirik Claire, lalu berjalan ke sisi mereka. “Nona Cherry tidak ke sini. Ada urusan apa kamu mencari Nona Cherry?”Claire menjawab dengan datar, “Ponselnya nggak bisa dihubungi. Dia juga nggak balas WhatsApp-ku. Aku kira dia lagi di klub.”Manajer terbengong, lalu bertanya dengan sedikit syok, “Ponselnya tidak b
“Kamu adalah bos dari Klub Garzia?”Si lelaki melebarkan mulutnya dengan perlahan. “Seperti yang kamu lihat, aku pernah mendengarmu, kamu adalah Claire, istrinya Javier, temannya Shelly.”Claire tertegun.Lelaki ini memanggil Cherry dengan panggilan “Shelly”. Sepertinya hubungan mereka sangatlah akrab, akan tetapi Cherry malah tidak pernah bertemu dengannya.Claire menunduk. “Berhubung kamu sudah mengetahuinya, aku nggak bertele-tele lagi. Aku datang untuk mencarinya. Mungkin telah terjadi sesuatu dengan dia. Aku curiga ….”Kedua tangan si lelaki diletakkan di atas meja. “Kamu mencurigai kami? Benarkah?”Kali ini, Claire tidak menjawab.Si lelaki membalas dengan serius, “Aku bisa melukai siapa pun, tapi aku tidak akan pernah melukai Shelly. Aku menyuruhnya untuk tidak ikut campur dalam masalah Jony juga demi kebaikannya. Kalau aku tidak salah tebak, sepertinya memang telah terjadi sesuatu dengannya.”Claire spontan menatap Lukman. “Apa Nona Karen ada di tanganmu?”Si lelaki juga tidak
Gerakan tangan Cherry terhenti. Dua kotak makanan hanya diberi satu sendok?Cahya menurunkan kotak makannya. “Sudahlah, aku bisa bertahan meski tidak makan semalaman.”Cherry juga tidak banyak berpikir. Tetiba dia mengelap sendok dengan pakaiannya, lalu menyerahkannya kepada Cahya. “Nah, kamu makan dulu.”Cahya menatap Cherry beberapa saat, baru mengambil sendok itu.Mereka berdua hanya bisa menyantap makanan dengan mirisnya.…Hujan mengguyur malam hari ini. Lampu jalan berwarna merah terlihat kabur. Di dalam ruang baca, hanya dinyalakan sebuah lampu lantai di samping meja baca. Roger baru selesai melapor hasil penyelidikannya. Javier menutup dokumen di tangan. “Apa kata Pak Zefri?”Roger membalas, “Pak Zefri berencana mundur dan meminta Tuan Hardy untuk menggantikan posisinya. Hanya saja, aku merasa keputusan ini sangat berisiko. Bisa jadi mereka tidak akan melepaskan sandera.”Kemungkinan besar Cahya ada di tangan Lukman. Bagaimanapun, sejumlah barang itu sudah diamankan pihak kepo
“Putranya Jony.”Selesai Claire berbicara, Roger pun terkejut dan semakin kebingungan. “Anaknya Jony … petunjuk apa ini?”Javier sedang merenungkan sesuatu.Claire langsung berdiri, lalu merangkul pundak Javier. “Demi mempromosikan putranya, Jony pernah memperkenalkannya ke banyak bos besar. Hanya saja, ada banyak orang yang nggak mengetahuinya. Anaknya Jony kelihatannya suka berfoya-foya, tapi sebenarnya dia menguasai banyak rahasia di tangan.”Roger tertegun sejenak. “Kalau begitu, bocah itu bisa diandalkan.”Jony adalah orang pintar. Dia tahu penyokongnya tidak akan melepaskannya jikalau transaksi kali ini gagal. Itulah sebabnya dia memilih untuk melarikan diri.Putranya, Tobias Canadi, hanyalah seorang anak orang kaya yang kerjaannya hanya menghambur-hamburkan uang saja. Keberadaannya tidaklah mendatangkan ancaman.Meskipun mereka ingin mengancam Jony dengan Tobias, mereka juga mesti memikirkan mertua Jony, yang mana merupakan bos properti terbesar di Kota Warma.Mertuanya itu bisa
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me
Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya
Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka
Yogi mengangguk. “Aku akan melakukannya.”Setelah berpamitan dengan Shawn, mereka bertiga memasuki bandara.Pada saat bersamaan, di bandara Kota Jimbar.Mike dan Emilia mengantar Hiro di depan pintu. Mike menyerahkan koper kepadanya. “Kalau ada waktu, sering main ke sini.”Hiro mengambil kopernya sembari mengangguk. Kemudian, dia membalikkan tubuhnya, berjalan ke dalam bandara.Emilia yang sedang menggendong kucing menggigit bibirnya. Dia menundukkan kepalanya menatap Kiumi. “Kelak mungkin kamu tidak akan bertemu Paman lagi.”Mike melirik Emilia sekilas. “Astaga, masih tidak merelakannya?”“Kiumi yang nggak merelakannya.”“Aku rasa kamu yang tidak merelakannya.” Mike membalikkan tubuhnya dengan tersenyum, kemudian berjalan ke depan mobil. Emilia mengikuti di belakang. Mike membuka pintu. “Kamu ini masih kecil. Kamu selesaikan sekolahmu, lalu usahakan untuk kuliah di ibu kota.”Emilia duduk di bangku samping pengemudi. Ketika mendengar kuliah di ibu kota, dia langsung memalingkan kepala
Seperti kata pepatah, setiap kerugian pasti akan disertai dengan keuntungan. Lagi pula, dari dermaga itu, Keluarga Amkasa hanya akan mendapat pemasukan dari biaya singgah kapal dagang Organisasi Naga.Sekarang, setelah kaki putra Sorox patah akibat dipukul oleh Anton, Keluarga Amkasa sama sekali tidak menunjukkan respons apa pun, itu berarti mereka telah sepenuhnya menyinggung Sorox.Jangan harap mereka bisa berbisnis seperti biasa di masa depan. Bahkan, Organisasi Naga mungkin akan menjadi musuh Keluarga Amkasa. Meskipun mereka tidak lagi menggunakan dermaga Keluarga Amkasa, mereka tetap bisa membuka jalur baru dengan cara mereka sendiri.Pada akhirnya, Keluarga Amkasa justru mempersempit jalan mereka sendiri hanya demi mempertahankan keuntungan kecil ini.Yogi membalikkan kepalanya untuk melihat Dessy. “Ayo, kita pergi.”“Yogi, sebenarnya apa maksudmu? Sebenarnya kamu mau bantu atau tidak!” jerit Febri.Tanpa menoleh, Yogi berkata, “Tunggu kabar saja.”Kemudian, Yogi meninggalkan tem
Pada saat ini, pengurus rumah bergegas ke dalam rumah. “Tuan, ada yang melapor, katanya mereka melihat Tuan Yogi di dalam kota.”Benny spontan berdiri. “Apa benar?”Apa Yogi telah kembali?“Iya, dia lagi berada di Kediaman Keluarga Tanoto.”Ketika mendengar Yogi pergi ke Kediaman Keluarga Tanoto, Benny langsung menggebrak meja. “Begitu pulang, malah langsung ke Kediaman Keluarga Tanoto, sepertinya dia benar-benar tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari Keluarga Amkasa!”Sekarang Febri sangat panik. Dia hanya berharap putranya bisa kembali. “Suamiku, berhubung dia sudah kembali, biarkan dia pergi tebus Anton. Bukannya Yogi itu anak sulungmu? Sekarang nyawa Anton sangat penting!”Kening Benny berkerut. Tangannya dikepal erat.Tidak lama kemudian, Yogi dan Dessy berada di halaman luar. Begitu Benny melihat kepulangannya, Benny pun terbengong sejenak. Ekspresinya seketika berubah muram. “Bukannya kamu tidak bersedia untuk pulang?”Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajah Yogi. “Kalau
Shawn kelihatan tidak senang.Tobias tersenyum. “Kata siapa kaki Yogi akan dipertaruhkan? Daripada Sorox membuat Anton cacat, lebih baik Yogi turun tangan sendiri saja.”Shawn terbengong sejenak. “Suruh Yogi turun tangan sendiri?”Tobias mencondongkan tubuhnya ke depan. “Sekarang satu kaki Jomin sudah dipatahkan, tapi nyawanya baik-baik saja. Setelah istirahat selama setengah tahun, dia masih bisa turun dari ranjang dan berjalan secara normal. Aku dengar-dengar Sorox sangat sadis, tapi sekarang dia hanya mengancam Keluarga Amkasa untuk mengalah dengan Jomin. Kenapa dia tidak turun tangan?”Shawn kembali terbengong. “Apa maksudmu, Sorox punya maksud lain?”Tobias menuang air ke dalam gelasnya. “Sorox adalah seorang penguasa lokal di Miamar yang memiliki kekuasaan besar. Bisnis yang dia jalankan tidak bersih dan asal-usulnya juga tidak jelas. Selain itu, barang-barang mereka biasanya dikirim melalui jalur air, yang mana harus melewati wilayah Keluarga Amkasa.”“Lagi pula, nyawa Jomin tid