Rina mengangguk sambil menjawab, "Untungnya ada Tuan Javier. Kak Cahya selalu berkecimpung di industri hiburan, jadi dia nggak tahu apa-apa tentang industri bisnis. Kemarin, kalau bukan Tuan Javier, Kak Cahya benar-benar akan dibodohi.""Pihak lain meminta Kak Cahya untuk berinvestasi sebanyak 100 miliar dan kontraknya sebenarnya sangat jelas, tapi dia bilang nggak akan ada keuntungan di tahap awal," jelas Rina.Claire meminum jusnya, lalu menjelaskan dengan santai, "Pengembangan industri hotel pemandian air panas di Pulau Yanno memang sangat bagus dan menarik banyak pebisnis dari luar daerah untuk berinvestasi. Tapi, mereka juga menentukan target.""Bagaimanapun, ini adalah investasi besar. Pebisnis yang berpengalaman akan sangat berhati-hati. Sementara itu, Cahya jarang terlibat dalam industri bisnis. Mereka seharusnya menargetkannya karena ini," timpal Claire.Ketika pihak lain berani mengajukan permintaan agar Cahya menyuntikkan dana sebesar 100 miliar sebagai investor, itu artinya
Bel pintu kamar tiba-tiba berbunyi. Javier bangun, lalu berjalan ke ruang tamu dan membuka pintu. Ternyata itu adalah Rina. Wanita itu bertanya dengan sangat cemas, "Tuan Javier, apa ... apa kamu bisa menghubungi Kak Cahya? Dia masih belum pulang setelah pergi hari ini. Teleponku juga nggak diangkat."Javier memicingkan mata sambil bertanya, "Kapan dia pergi?"Rina yang wajahnya sudah pucat segera menjawab, "Pukul 09.00 tadi. Dia bilang ada urusan, lalu langsung pergi sendiri dengan membawa mobil. Aku sudah meneleponnya, tapi nggak diangkat terus.""Nggak bisa menghubungi Cahya?" tanya Claire. Saat ini, dia berjalan keluar dari kamar dan kebetulan mendengar percakapan antara Rina dan Javier.Rina mengangguk dengan cemas, lalu menjawab, "Iya. Aku ... aku khawatir Kak Cahya pergi mencari orang-orang itu. Bagaimanapun, ini adalah Pulau Yanno. Apalagi, Kak Cahya juga pergi sendiri dan belum pulang sampai sekarang."Javier segera mencoba menghubungi Cahya. Akan tetapi, tidak disangka bahwa
Pria paruh baya itu bergegas maju, lalu membungkuk sambil menyapa, "Kak Mike."Mike menyelipkan rokok di mulutnya dan mengisapnya dalam-dalam. Alhasil, kabut asap pun menutupi matanya. Saat ini, dia memicingkan mata ke arah Javier seraya berkata, "Aku bahkan belum pergi mencari kalian, tapi kalian malah datang sendiri?"Javier menunduk, lalu bertanya sambil tersenyum, "Di mana temanku?"Mike pun menatap si pria paruh baya. Setelah itu, pria paruh baya itu mengisyaratkan bawahannya untuk membawa Cahya keluar. Tak lama kemudian, Cahya telah dibawa ke sisi Javier. Begitu melihat Cahya, Javier langsung memperhatikannya dengan saksama. Selain sedikit luka memar di wajahnya, tidak ada anggota tubuhnya yang berkurang."Temanmu yang adalah artis ini bertemperamen buruk. Dia nggak ingin berunding dengan kami, jadi kami terpaksa memberinya pelajaran," jelas Mike. Setelah itu, dia mengangkat gelas dan menegak habis anggur yang tersisa di dalamnya.Javier sontak berkata sambil tersenyum, "Kalau wa
Uang 200 miliar adalah godaan yang besar. Hati siapa yang tidak akan tergerak? Mike memang melakukan ini untuk mencari uang dan keuntungan. Kehilangan 100 miliar dan mendapatkan 200 miliar memang adalah transaksi yang menguntungkan.Saat ini, Javier mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Roger, lalu meminta bank untuk menyiapkan uang tunai sebanyak 200 miliar. Roger sudah tahu bahwa sesuatu telah terjadi pada mereka di Pulau Yanno. Momen ketika dia meminta bank untuk menyiapkan uang, dia juga menggerakkan orang-orangnya untuk bergegas ke Pulau Yanno.Selama proses panggilan telepon, Mike selalu berada di samping Javier. Lantaran pemuda ini tidak macam-macam, Mike pun berkata sambil tersenyum, "Tuan, kamu memang luar biasa karena bisa memberikan uang 200 miliar dengan semudah itu. Kalau boleh tahu, siapa nama Tuan dan dari mana kamu berasal?"Javier menjawab sambil tersenyum, "Aku berasal dari ibu kota dan memiliki perusahaan sendiri. Margaku Kumala.""Oh, ternyata Tuan Kumala. Maafka
Pria paruh baya merasa ucapan Javier masuk akal, dia berkata, "Kak Mike, 200 miliar bukan nominal kecil."Namun, Mike tidak memedulikan pria paruh baya, dia menatap Javier sembari bertanya, "Aku penasaran, kalau kamu punya 200 miliar, kenapa kamu nggak langsung mentransfer uangnya, tapi malah menarik uang tunai?"Javier mengerjap dan menyahut, "Tadi kamu juga setuju waktu aku menyebut uang tunai 200 miliar."Mike tiba-tiba memikirkan sesuatu, lalu langsung berdiri dan berucap dengan ekspresi muram, "Kamu mau mengulur waktu, ya?"Javier tidak berkomentar. Kala ini, orang yang bergegas masuk dari luar berteriak, "Kak Mike!" Dia menghampiri Mike dan berbisik kepada Mike.Mike membanting gelas di tangannya dan membentak, "Ternyata kamu mengelabuiku!" Anak buah Mike segera mengepung Javier dan Cahya serta memblokir jalan keluar. Di pusat pemandian yang berada di lantai 5, Cahya dan Javier juga akan kesulitan kabur.Javier tetap tampak tenang, tetapi dia mengepalkan tangannya yang dimasukkan
Polisi menerobos masuk. Ada anak buah Mike yang kabur, ditembak, dan ditahan. Situasinya kacau balau. Mike juga ditahan oleh 2 polisi, lalu diborgol dan dibawa pergi.Pandangan Javier mulai kabur, dia samar-samar mendengar ada yang memanggilnya. Itu suara Cahya dan ...."Javier!" teriak Claire. Dia menangis dan berlutut lantai, lalu memeluk Javier. Air mata Claire mengalir ke wajah Javier yang ternodai darah.Javier melihat Claire yang berlinang air mata. Saat hendak bicara, Javier tiba-tiba kehilangan kesadarannya. Kemudian, Javier diangkat ke ambulans, lalu diantar ke rumah sakit.Claire terus menemani Javier dan menggenggam tangan Javier yang dingin. Dokter memakaikan masker oksigen pada Javier dan melakukan resusitasi. Sesampainya di rumah sakit, orang-orang menyingkir saat dokter berteriak, "Tolong minggir!"Claire diminta menunggu di luar, sedangkan Rina dan Cahya baru sampai. Meskipun Cahya juga terluka, kondisinya tidak separah Javier. Wajah Cahya memucat saat melihat Javier di
Setelah Javier koma selama 4 hari, Steven mengirim pesawat pribadi untuk menjemput Javier ke rumah sakit ibu kota. Sementara itu, Roger tinggal di Pulau Yanno untuk mengurus permasalahan developer dan Mike. Sudah jelas masalah ini membuat Steven berang. Ditambah dengan Cahya yang terluka, Zefri menggunakan segala cara untuk memecat petinggi di Pulau Yanno.Semua bisnis pemandian air panas di Pulau Yanno yang terlibat kekerasan dan penipuan investasi diperiksa. Bahkan, direktur pihak developer terpaksa mengorbankan keuntungan mereka dan berusaha memutuskan hubungan dengan pusat pemandian air panas milik Mike. Direktur tersebut juga menyerahkan informasi mengenai komplotan Mike dan bukti Mike mendapatkan uang dengan cara kotor kepada pihak kepolisian. Namun, direktur itu menyembunyikan identitasnya.Sekalipun Keluarga Fernando dan Chaniago tidak memiliki kekuasaan di Pulau Yanno, ini pertama kalinya mereka bisa mencapai tujuan yang sama demi Javier dan Cahya. Mereka berhasil menjatuhkan
Orang tua tidak suka dengan anak seperti Javier, begitu pula dengan Peter. Namun, Cahya tahu karena dirinya mengenal Javier saat kecil, dia baru bisa memutuskan dirinya ingin menjadi orang seperti apa, kehidupan seperti apa yang ingin dijalaninya, dan jalan hidup apa yang harus dipilihnya agar tidak menyesal.Cahya berucap, "Kalau dulu nggak ada Javier, mungkin nggak ada Cahya yang sekarang."Raut wajah Peter menjadi dingin. Akhirnya, dia pergi dengan ekspresi muram. Zefri menghampiri Cahya, lalu meletakkan tangan di bahu Cahya. Mungkin Zefri tersentuh, makanya dia berkata, "Lakukan apa yang kamu inginkan."Cahya tertegun. Dia mendongak dan berujar, "Ayah ...."Zefri meremas bahu Cahya, lalu menarik tangannya dan naik ke lantai atas.Cahya berjalan keluar dari vila. Hardy yang melipat kedua tangannya di dada sambil bersandar di dinding berkomentar, "Kak, waktu kecil aku mengidolakanmu karena kamu lebih hebat dariku dan bisa mendapatkan pujian dari Kakek."Kemudian, Hardy menghampiri Ca
โOh, ya, di mana Kak Ariel?โ tanya Bastian.Jodhiva membalas, โDia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.โUsai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. โOrang yang sudah punya istri memang berbeda.โโKamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.โ Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. โHei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.โClaire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. โSudah selesai mengenang masa lalu?โโMenurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?โJavier tersenyum. โAku lagi menunggumu untuk makan di sana.โRoger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. โTuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.โJavier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. โKalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.โJules memeluk Jessie dari belakang. โYang penting kamu suka.โโฆAnggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. โAyah Angkat.โOwl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. โKak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.โโOh, ya?โ Jules mengusap rambut lembut Jessie. โAku juga menantikannya.โโAku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.โJules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. โApa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.โJessie menoleh untuk menatapnya. โKeinginan apa?โJules berbisik di samping telinga Jessie, โMenik
Hiro mengiakan.โSetelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.โ Naomi menepuk-nepuk pundaknya. โSemoga kamu bisa semakin baik lagi.โHiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.โฆDalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. โAyah, Ibu!โ Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. โPadahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.โSenyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. โTapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!โClaire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. โBaguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.โSetelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. โKebetulan sekali kalian juga ada di sini.โYura membalas, โAku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.โJessie membawanya ke tempat duduk. โKalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.โSetelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. โIni adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.โโAku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.โ Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, โAdikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.โYura menatapnya. โIstrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.โKening Bastian berkerut. โKita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?โSemua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. โTunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?โYura berdeham ringan. โAku lupa beri tahu kamu.โโKamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. โJessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, โDua puluh ribu diberi tiga kesempatan.โโMahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?โ Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. โIni sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.โJessie menarik Dacia. โDua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.โSeusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. โBerarti enam kali kesempatan, ya.โBos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. โCoba lihat aku.โAriel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. โTidak bisa tidur?โโEmm.โ Jessie bersandar di dalam pelukannya. โKak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.โJules mencium kening Jessie. โBiar aku temani.โMereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. โTunggu aku di sini.โJules mengangguk. โPanggil aku kalau ada apa-apa.โJessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. โSelesai.โJules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. โCepat juga, tapi masih tergolong pagi.โJessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, โKenapa rasanya bakal turun hujan?โOrang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. โKamu jangan sembarangan bicara.โDacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. โMungkin cuma mendung saja?โSudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, โRamalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.โKecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. โEh, turun hujan, deh.โAriel duduk di tempat. โApa?โJessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. โFirasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, โApa ini?โBos memperkenalkan dengan tersenyum, โIni namanya โmilk fanโ, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama โmilk fanโ.โAriel mencicipinya. โEmm, rasanya enak juga.โDacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. โIni adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.โJessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, โGimana rasanya?โJessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me