Uang 200 miliar adalah godaan yang besar. Hati siapa yang tidak akan tergerak? Mike memang melakukan ini untuk mencari uang dan keuntungan. Kehilangan 100 miliar dan mendapatkan 200 miliar memang adalah transaksi yang menguntungkan.Saat ini, Javier mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Roger, lalu meminta bank untuk menyiapkan uang tunai sebanyak 200 miliar. Roger sudah tahu bahwa sesuatu telah terjadi pada mereka di Pulau Yanno. Momen ketika dia meminta bank untuk menyiapkan uang, dia juga menggerakkan orang-orangnya untuk bergegas ke Pulau Yanno.Selama proses panggilan telepon, Mike selalu berada di samping Javier. Lantaran pemuda ini tidak macam-macam, Mike pun berkata sambil tersenyum, "Tuan, kamu memang luar biasa karena bisa memberikan uang 200 miliar dengan semudah itu. Kalau boleh tahu, siapa nama Tuan dan dari mana kamu berasal?"Javier menjawab sambil tersenyum, "Aku berasal dari ibu kota dan memiliki perusahaan sendiri. Margaku Kumala.""Oh, ternyata Tuan Kumala. Maafka
Pria paruh baya merasa ucapan Javier masuk akal, dia berkata, "Kak Mike, 200 miliar bukan nominal kecil."Namun, Mike tidak memedulikan pria paruh baya, dia menatap Javier sembari bertanya, "Aku penasaran, kalau kamu punya 200 miliar, kenapa kamu nggak langsung mentransfer uangnya, tapi malah menarik uang tunai?"Javier mengerjap dan menyahut, "Tadi kamu juga setuju waktu aku menyebut uang tunai 200 miliar."Mike tiba-tiba memikirkan sesuatu, lalu langsung berdiri dan berucap dengan ekspresi muram, "Kamu mau mengulur waktu, ya?"Javier tidak berkomentar. Kala ini, orang yang bergegas masuk dari luar berteriak, "Kak Mike!" Dia menghampiri Mike dan berbisik kepada Mike.Mike membanting gelas di tangannya dan membentak, "Ternyata kamu mengelabuiku!" Anak buah Mike segera mengepung Javier dan Cahya serta memblokir jalan keluar. Di pusat pemandian yang berada di lantai 5, Cahya dan Javier juga akan kesulitan kabur.Javier tetap tampak tenang, tetapi dia mengepalkan tangannya yang dimasukkan
Polisi menerobos masuk. Ada anak buah Mike yang kabur, ditembak, dan ditahan. Situasinya kacau balau. Mike juga ditahan oleh 2 polisi, lalu diborgol dan dibawa pergi.Pandangan Javier mulai kabur, dia samar-samar mendengar ada yang memanggilnya. Itu suara Cahya dan ...."Javier!" teriak Claire. Dia menangis dan berlutut lantai, lalu memeluk Javier. Air mata Claire mengalir ke wajah Javier yang ternodai darah.Javier melihat Claire yang berlinang air mata. Saat hendak bicara, Javier tiba-tiba kehilangan kesadarannya. Kemudian, Javier diangkat ke ambulans, lalu diantar ke rumah sakit.Claire terus menemani Javier dan menggenggam tangan Javier yang dingin. Dokter memakaikan masker oksigen pada Javier dan melakukan resusitasi. Sesampainya di rumah sakit, orang-orang menyingkir saat dokter berteriak, "Tolong minggir!"Claire diminta menunggu di luar, sedangkan Rina dan Cahya baru sampai. Meskipun Cahya juga terluka, kondisinya tidak separah Javier. Wajah Cahya memucat saat melihat Javier di
Setelah Javier koma selama 4 hari, Steven mengirim pesawat pribadi untuk menjemput Javier ke rumah sakit ibu kota. Sementara itu, Roger tinggal di Pulau Yanno untuk mengurus permasalahan developer dan Mike. Sudah jelas masalah ini membuat Steven berang. Ditambah dengan Cahya yang terluka, Zefri menggunakan segala cara untuk memecat petinggi di Pulau Yanno.Semua bisnis pemandian air panas di Pulau Yanno yang terlibat kekerasan dan penipuan investasi diperiksa. Bahkan, direktur pihak developer terpaksa mengorbankan keuntungan mereka dan berusaha memutuskan hubungan dengan pusat pemandian air panas milik Mike. Direktur tersebut juga menyerahkan informasi mengenai komplotan Mike dan bukti Mike mendapatkan uang dengan cara kotor kepada pihak kepolisian. Namun, direktur itu menyembunyikan identitasnya.Sekalipun Keluarga Fernando dan Chaniago tidak memiliki kekuasaan di Pulau Yanno, ini pertama kalinya mereka bisa mencapai tujuan yang sama demi Javier dan Cahya. Mereka berhasil menjatuhkan
Orang tua tidak suka dengan anak seperti Javier, begitu pula dengan Peter. Namun, Cahya tahu karena dirinya mengenal Javier saat kecil, dia baru bisa memutuskan dirinya ingin menjadi orang seperti apa, kehidupan seperti apa yang ingin dijalaninya, dan jalan hidup apa yang harus dipilihnya agar tidak menyesal.Cahya berucap, "Kalau dulu nggak ada Javier, mungkin nggak ada Cahya yang sekarang."Raut wajah Peter menjadi dingin. Akhirnya, dia pergi dengan ekspresi muram. Zefri menghampiri Cahya, lalu meletakkan tangan di bahu Cahya. Mungkin Zefri tersentuh, makanya dia berkata, "Lakukan apa yang kamu inginkan."Cahya tertegun. Dia mendongak dan berujar, "Ayah ...."Zefri meremas bahu Cahya, lalu menarik tangannya dan naik ke lantai atas.Cahya berjalan keluar dari vila. Hardy yang melipat kedua tangannya di dada sambil bersandar di dinding berkomentar, "Kak, waktu kecil aku mengidolakanmu karena kamu lebih hebat dariku dan bisa mendapatkan pujian dari Kakek."Kemudian, Hardy menghampiri Ca
Tiba-tiba, jempol Javier menyentuh jari Claire dengan lembut. Candice tersenyum, dia menggoyang bahu Claire dan berseru, "Aku sudah bilang aku nggak bohong! Ini berarti Tuan Javier sadar!"Claire berdiri dan duduk di tepi ranjang, lalu memandang Javier. Claire menggenggam tangan Javier dan menempelkannya di wajahnya sendiri, dia tersenyum gembira dan bertanya, "Javier, kamu bisa merasakan keberadaanku, 'kan? Apa kamu bisa mendengarku?"Namun, setelah menunggu begitu lama, Javier tetap tidak merespons ucapan Claire dan tidak bangun. Hanya saja, sudah cukup kalau Javier bisa menunjukkan sedikit respons.Malam harinya, di klub. Hardy memapah Cahya keluar dari ruang privat. Sekarang, Cahya sudah mabuk karena minum terlalu banyak alkohol. Hardy berujar, "Kak, kamu ini bukan hanya mau minum-minum, tapi mau mabuk-mabukan."Hardy memakaikan topi dan kacamata hitam kepada Cahya, lalu merogoh sakunya. Saat menyadari sesuatu, dia berucap, "Dompetku ketinggalan. Kak, kamu tunggu aku di sini. Janga
Kemudian, Freya pun pergi bersama manajer itu. Cahya mengembuskan napas lega, lalu memijat keningnya dan berucap, "Nona Cherry, terima kasih karena sudah membantuku menyelesaikan masalah ini."Cherry mengamati sekeliling dan bertanya, "Apa Tuan Cahya nggak takut dikenali kalau datang ke klub sendirian?""Aku datang dengan adikku," jawab Cahya. Kemudian, Hardy bergegas menghampiri Cahya.Hardy mengeluh, "Kak, bukannya tadi aku menyuruhmu jangan berkeliaran?" Hardy baru menemukan Cahya sekarang. Tatapan Hardy tiba-tiba tertuju kepada Cherry dan dia bertanya, "Kamu siapa?"Cherry tidak menjawab. Cahya yang memperkenalkan, "Namanya Cherry, dia itu Nona dari Keluarga Martini.""Nona dari Keluarga Martini ... oh ... jangan-jangan kamu ...," ucap Hardy sambil menunjuk Cherry. Namun, dia tidak tahu bagaimana menyebutnya. Hardy tidak mengenal Cherry, tetapi dia pernah mendengar tentang Nona dari Keluarga Martini.Cherry tersenyum, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengingatkan, "Tuan C
Mobil yang berhenti tidak jauh dari sana belum meninggalkan tempat tersebut. Perasaan Cahya campur aduk saat melihat kejadian ini. Kali ini, dia memang terlalu sembrono.Hardy menatap Cahya sembari bertanya, "Kak, kita jadi pulang, nggak?"Cahya mengalihkan pandangannya, lalu memijat kening dan menjawab, "Iya."....Satu minggu kemudian, di Perusahaan Soulna. "Paman Fendra, kenapa kamu nggak beristirahat lagi?" tanya Claire saat melihat Fendra yang sudah masuk kerja. Claire mengkhawatirkan luka Fendra.Fendra mengangkat lengannya, lalu tersenyum dan menjawab, "Lukaku hampir sembuh, jadi nggak masalah. Kamu tenang saja."Claire dan Fendra berjalan keluar dari lift. Fendra menanyakan masalah Claire dan Javier di Pulau Yanno. Bahkan, media juga tahu tentang insiden di Pulau Yanno. Bagaimanapun, kabar ini sangat menghebohkan. Hanya saja, masalah Javier dan Cahya yang hampir kehilangan nyawa tidak diekspos.Keluarga Chaniago dan Fernando memilih untuk tidak mengungkapkan masalah ini dan men