Vincent mengundang Louis masuk ke ruang kerjanya dan duduk di depan meja, lalu menyuruh pelayan membawa teh yang telah dipersiapkan. Sementara itu, Louis mengamati ruang kerja tersebut. Dekorasi di ruangan ini tampak sederhana dan juga kuno. Rak buku dipenuhi dengan buku-buku klasik hingga modern yang menunjukkan bahwa mereka adalah keluarga terpelajar.Setelah teh selesai diseduh, Vincent hendak menuang teh untuk Louis. Namun, Louis langsung menghentikan Vincent, "Paman, biar aku saja."Vincent tersenyum dan menimpali, "Tidak apa-apa." Dia mendesah sesudah menuang teh, lalu melanjutkan, "Hari ini perbuatanku sangat memalukan."Louis memegang cangkir teh sembari berucap, "Paman memang bersikap tegas kepada Candice. Tapi, aku yakin Paman nggak pernah bersikap kasar."Vincent tersenyum getir. Dia cukup sering memukul Candice, tetapi tidak pernah memukul Candice dengan kasar. Mungkin orang lain tidak tahu, sejak kecil, Vincent sangat menyayangi putri satu-satunya ini.Vincent menghela nap
Candice mengejar ayahnya dan berseru, "Ayah!" Namun, Vincent sudah kembali ke kamarnya dan mengunci pintu.Louis memandang Candice yang berdiri di luar. Sementara itu, Candice bergegas masuk, lalu mencengkeram kerah baju Louis dan membentak, "Louis, beraninya kamu mencari tahu tentang masa laluku!"Louis menyahut dengan tenang, "Memangnya kamu punya masa lalu yang memalukan, ya?"Candice tidak menjawab. Louis melepaskan tangan Candice, lalu berdiri dan merapikan bajunya. Louis menatap Candice dan berucap, "Apa kamu merasa masalah waktu itu memang kesalahanmu?"Candice tertegun, dia mengepalkan tangannya dengan erat dan bertanya, "Apa maksudmu?"Louis mendekati Candice dan menjawab, "Aku yakin kamu bukan orang seperti itu."Louis keluar dari ruang kerja dan meninggalkan Candice yang terdiam di tempat. Setelah beberapa saat, Candice merasa sangat lemas.Sementara itu, Claire baru sampai di Grup Angkasa. Resepsionis yang sudah mengetahui identitas Claire menyapa dengan antusias, "Nyonya C
Javier melonggarkan dasinya dan berpesan kepada Roger, "Aku tidak pergi ke perjamuan lagi, bilang saja malam ini aku mau menemani istriku berendam." Roger terbengong-bengong.Saat malam, Claire sangat menyesal telah melontarkan ucapan seperti itu siang tadi. Javier benar-benar mengajak Claire berendam bersama untuk waktu yang lama. Claire bersandar di pelukan Javier dan mencium aroma di tubuh Javier, lalu bertanya, "Kamu yakin nggak jadi pergi ke perjamuan malam ini?"Javier menyibakkan rambut Claire yang basah dan menjawab, "Aku memang tidak ingin pergi. Dibandingkan dengan perjamuan, bukannya menemani istri lebih penting?"Claire tertawa, lalu berdiri dan melilit tubuhnya dengan handuk. Claire mengambil alat pengering rambut dan berjalan ke depan wastafel untuk mengeringkan rambutnya.Sementara itu, Javier berjalan ke belakang Claire dan mengambil alat pengering rambut dari tangan Claire, lalu mengeringkan rambut Claire dengan pelan seraya berkata, "Kelak aku yang akan mengeringkan r
Masalah waktu itu merupakan pukulan besar bagi Candice sehingga dia tidak bisa bangkit. Bukan hanya bernyanyi, dia bahkan tidak mau menyentuh alat musik lagi.Javier tertegun. Sudah jelas di dalam ingatannya sekarang, masalah Candice dan Naomi belum terjadi. Jadi, Javier tidak mengetahuinya. Claire menggenggam tangan Javier dan mendongak, lalu tersenyum dan berkata, "Karena kamu kenal dengan Tuan Aditya, apa kamu bisa membantuku agar aku bisa bertemu dengannya?"Javier menggendong Claire dan mendudukkannya di meja wastafel, lalu mendekati Claire dan bertanya, "Setelah bicara panjang lebar, ternyata kamu ingin bertemu dengannya?"Claire berbicara dengan ekspresi cemberut, "Kamu mau bantu, nggak?"Javier mencium telinga Claire dan menyahut, "Semuanya tergantung pada performa istriku."Malam itu, Claire telah berusaha "melayani" Javier untuk waktu yang lama. Namun, Javier tetap saja tidak merasa puas dan menaklukkan Claire sepenuhnya. Ketika hampir pagi hari, Javier memeluk Claire yang te
Claire melanjutkan, "Tapi, aku hanya ingin tahu, jelas-jelas Nona Chelsea punya pilihan yang lebih bagus, kenapa kamu malah memilih merek Soulna yang masih baru?"Chelsea memandang Claire seraya menjelaskan, "Karena aku suka dengan inspirasi desain Soulna dan 'Soul' itu artinya 'jiwa'. Dulu, aku pernah melihat karya Nona Zora di Perusahaan Luxury. Karyamu berbeda dengan barang-barang yang hanya tampak cantik dari luar."Claire tersenyum dan menimpali, "Aku merasa terhormat karena Nona Chelsea memuji desainku."Chelsea juga tersenyum dan berujar, "Tentu saja, aku juga punya alasan lain."Claire menyipitkan mata, lalu Chelsea melanjutkan ucapannya, "Aku dengar, 3 tahun yang lalu Louis menjadi ambasador untuk promosi iklan merek Soul. Jadi, merek yang diterima Louis seharusnya nggak buruk, 'kan?"Claire dan Chelsea saling bertatapan. Chelsea sama sekali tidak menutupi bahwa alasannya ingin bekerja sama dengan Perusahaan Soulna karena Louis. Sepertinya, Chelsea sengaja agar Claire tahu bah
Cherry dan Candice sedang jalan-jalan di toko barang mewah. Namun, Candice tampak tidak bersemangat. Candice baru merespons setelah Cherry memanggilnya beberapa kali, lalu Cherry bertanya, "Apa yang kamu pikirkan?"Candice cemberut dan tiba-tiba mengelus perutnya seraya menyahut, "Aku lapar, bagaimana kalau kita makan dulu?"Cherry tertawa dan menimpali, "Bukannya tadi siang kita baru makan?"Candice tertegun sejenak dan menceletuk, "Oh, iya ...."Ponsel Cherry berdering saat dia hendak berbicara lagi. Cherry segera menjawab panggilan telepon saat melihat nama Claire di layar ponselnya, "Aku dan Candice lagi jalan-jalan. Dia ... ponselnya mati ... apa?"Setelah berbincang sejenak, Cherry mengakhiri panggilan telepon dengan raut wajah yang masam. Candice bertanya, "Apa Claire mencarimu karena ada masalah?"Cherry menatap Candice dan meletakkan tangannya di bahu Candice sambil berucap, "Kamu akan menghadapi masalah besar."Candice kebingungan. Kemudian, Cherry dan Candice ke Perusahaan S
"Cuma karena nggak cocok?" Chelsea berjalan ke depan Louis dan berkata dengan mata memerah, "Kita sudah bersama selama enam tahun. Karena kamu suka musik, aku sampai belajar biola untukmu. Aku berusaha keras mendekatimu dan mencoba masuk ke dalam hatimu, tapi gimana denganmu? Kamu cuma mempermainkan aku."Tampak sedikit jejak emosi di mata Louis, lalu dia berkata, "Maafkan aku.""Yang kumau itu bukan permintaan maafmu!" Chelsea memeluknya dan berkata, "Louis, kamu pernah bilang kalau kamu nggak suka wanita sepertiku. Aku bisa berubah menjadi apa pun yang kamu suka. Kamu bilang kamu akan mencoba menerimaku, tapi setelah enam tahun ...."Chelsea gagal mendapatkan hati Louis. Hanya dengan alasan tidak cocok, Louis memutuskan hubungan mereka. Chelsea tidak rela!Louis mendorong Chelsea menjauh, lalu buru-buru menarik kembali tangan yang memegang bahu wanita itu. Dia berujar, "Kamu wanita yang baik, kamu tidak perlu berubah. Anggaplah ini utangku padamu. Aku bisa menebusnya dengan cara lain
Chelsea mengetahui identitas Claire dan ingin membuatnya berhenti memihak Candice. Satu-satunya cara adalah dengan menunjukkan niat baiknya untuk bekerja sama dengan Perusahaan Soulna. Dengan begitu, Claire mungkin tidak akan ikut campur dalam urusannya.Fendra tertawa dan berkata, "Dia pikir kamu akan lebih mementingkan keuntungan."Terlebih lagi, saat ini Perusahaan Soulna masih dalam tahap pengembangan dan belum mencapai tahap internasional yang diharapkan. Jadi, tentu saja perusahaan membutuhkan sumber daya yang lebih baik.Claire dan Fendra berjalan hingga luar paviliun dan melihat sebuah warung kecil di dekat sana. Claire bertanya, "Paman Fendra, kamu mau minum apa?""Apa saja boleh," jawab Fendra.Claire membeli dua kaleng teh lemon di warung itu. Saat keluar, seorang bocah laki-laki yang mengendarai sepeda hampir menabraknya di lorong. Dia sepertinya tidak memperhatikan Claire yang tiba-tiba keluar. Dalam sekejap, sesosok tubuh mendekat dan menarik Claire menjauh. Anak laki-la