Fendra melihatnya. “Claire, hari ini penjualan Perusahaan Soulna turun 10% lagi. Ada juga yang membatalkan orderan mereka dan meminta pengembalian.”Claire memutar bola matanya. “Sepertinya mereka lagi memaksa kita.”“Jadi, apa rencanamu?” Fendra tahu Claire memiliki alasannya sendiri kenapa tidak membongkar identitasnya. Alangkah baiknya jika mereka kepikiran cara lain.Claire mengembalikan tablet kepada Fendra, lalu mengambil ponselnya. “Perusahaan Etina sengaja mengatakan aku melakukan penjiplakan. Sudah saatnya aku membalas mereka.”Saat berita penjiplakan heboh di media sosial. Muncul berita hangat baru lagi.[ Perhiasan palsu Perusahaan Etina. ]Perusahaan Etina diekspos melakukan penipuan menjual perhiasan palsu dengan harga tinggi. Mereka juga menyebar rumor tentang kematian Zora, bahkan gosip tentang pemilik Perusahaan Etina membawa wanita-wanita muda ke klub dan memaksa mereka minum alkohol juga telah terbongkar semuanya.Berita-berita ini meredakan kontroversi yang melibatka
Roger hanya tersenyum dan tidak bersuara lagi. Guffin dirawat di rumah sakit lantaran darah tinggi. Kali ini, giliran pemilik Perusahaan Etina.Sepertinya Javier akan menjadi mimpi buruk mereka.…Di Kediaman Chaniago.Baru saja Cahya masuk ke dalam rumah, pengurus rumah pun memberi tahu sesuatu kepadanya. Setelah itu, dia berjalan ke ruang baca dengan ekspresi dingin seperti biasa.Pintu diketuk, lalu dibuka. “Ayah, kamu mencariku?”Zefri meletakkan koran, lalu melepaskan kacamatanya. “Apa kamu yang menyuruh Javier untuk turun tangan terhadap Keluarga Jetmadi?”Tidak terlihat sedikit pun rasa kaget di wajah Cahya. “Apa Ayah dan Kakek benar-benar ingin aku menikahi putrinya Guffin?”“Kamu sudah umur 30 tahun.” Zefri menyesap kopi. “Waktu itu kamu bersikeras ingin masuk ke dunia hiburan. Aku dan kakekmu juga tidak menghalangimu. Tapi kamu sudah seharusnya mempertimbangkan masalah pernikahanmu.”“Aku akan mempertimbangkannya.” Cahya berjalan ke depan meja, lalu menopang kedua tangannya d
Candice merangkul lengan Claire berjalan ke depan meja. “Dia … dia istrinya Tuan Javier!”Kedua wanita langsung menunjukkan ekspresi syok.Pelayan datang menyajikan makanan. Candice memperkenalkan mereka berdua kepada Claire. Wanita yang mengenakan pakaian corak macan dengan rambut dikepang itu adalah Wendy. Ayahnya Wendy adalah pengacara ternama di Kantor Pengacara Royal.Wanita satunya lagi yang berpakaian agak seksi itu adalah Cherry. Keluarga Cherry sama dengan Keluarga Chaniago yang menggeluti dunia politik. Ayahnya yang merupakan rekan kerja Zefri Chaniago itu sudah pensiun saat ini. Selain Candice, orang di dalam grup WhatsApp tidak mengetahui latar belakang asli dari Wendy dan Cherry.Claire pun tersenyum. “Kalian merahasiakannya dengan sangat ketat.”Cherry mengambil makanan. “Sepertinya kamu yang pintar merahasiakan identitas. Aku dan Wendy sampai syok.”Wendy menatapnya. “Sekarang Perusahaan Etina sudah hancur di tanganmu. Jujur saja, aku memang nggak suka sama cowok itu. K
Tubuh Claire menempel dengan si lelaki. Dia pun memeluk leher Javier. “Bukannya aku lagi membujukmu?”Javier mengecup ujung bibir Claire, lalu membuka kancing pakaian Claire dengan satu tangannya. “Tidak cukup tulus.”Claire menarik kemeja Javier. “Sempit sekali hatimu. Padahal aku cuma makan sama teman cewek, kamu malah cemburuan.”Javier memeluk Claire, lalu menggendongnya ke atas meja. “Apa kamu malu untuk membawaku?”Kesadaran Claire mulai buyar. “Mana … mungkin ….”“Jadi, kenapa kamu tidak mempublikasikan hubungan kita?”Claire tertegun sejenak. Dia bertatapan dengan tatapan dingin si lelaki. Seketika dia merasa ingatan Javier telah kembali.Javier menghentikan aksinya, lalu menegakkan tubuhnya. “Apa kamu benar-benar tidak ingin mengumumkan hubungan kita?”Sejujurnya, Javier sungguh keberatan dengan masalah ini. Sepertinya orang-orang di luar sana tidak mengetahui masalah pernikahan mereka, seolah-olah Javier adalah lelaki simpanan saja.Hati Claire terasa gemetar. Dia melihat Jav
Lelaki berambut merah melempar sisa rokok ke lantai. Kemudian, beberapa lelaki di belakang mendorong Fendra ke dinding.Bungkusan makanan di tangan Fendra jatuh berserakan di lantai. Beberapa preman langsung mengayunkan tongkat di tangan untuk menghantam Fendra. Tongkat itu dipukulkan ke tubuh dan lengan Fendra.Fendra berbaring telungkup di atas lantai dengan tubuh berlumuran darah. Kedua tangannya terasa kebas dan gemetar. Hanya saja, dia masih tidak meminta pengampunan.Si lelaki berambut mereka berjalan ke hadapan Fendra, lalu menginjak punggungnya dan menendangnya ke dinding. Kemudian, si lelaki menginjak tangan Fendra dengan kuat. “Hei, Tua Bangka, nggak minta ampun?”Anggota si lelaki berambut merah menyerahkan tongkat ke tangannya. Dia pun menunjuk lengan kiri Fendra. “Aku disuruh untuk memukul tanganmu hingga cacat. Siapa suruh kamu menyinggungnya? Jadi semua ini bukan salahku.”Seusai berbicara, si lelaki berambut merah langsung mengangkat tinggi tongkat di tangan.Tetiba ada
Fendra tidak menjawab. Hanya saja, Claire bisa menebaknya. Raut wajahnya spontan menjadi muram. “Bagus! Aku akan balas dia!”Claire juga tidak akan diam begitu saja. Berhubung mereka berani menyentuh anggota Claire, Claire pasti akan membalasnya.Fendra sungguh mengkhawatirkannya. “Claire, dia bukanlah orang yang gampang dihadapi. Sepertinya bos Perusahaan Etina sadar berita itu diekspos oleh kita. Mungkin dia masih akan balas dendam lagi.”Claire pun tersenyum. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan.”Claire dan Javier berjalan meninggalkan rumah sakit. Hanya saja, dia tidak tenang meninggalkan Fendra seorang diri di kamar. “Javier, bisa nggak suruh Roger utus anak buahnya untuk menjaga Paman Fendra?”Javier tahu Claire khawatir saingan bisnisnya akan mempersulit Fendra di rumah sakit. Dia pun segera menghubungi Roger.Di perjalanan pulang.Saat mobil berhenti di lampu merah, Javier mencondongkan tubuhnya untuk melihat Claire. “Claire, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu inginkan. Mes
Pemilik Perusahaan Etina bukanlah orang yang gampang dihadapi. Entah dari mana dia mencari pengacara, dia pun mengirim surat gugatan kepada Perusahaan Soulna. Mereka menggugat Perusahaan Soulna telah melakukan pemfitnahan.Kali ini, masalah menjadi heboh hingga diketahui semua orang di industri perhiasan.Warganet juga masih mengikuti berita hangat ini. Melihat kedua perusahaan saling bermusuhan, mereka semua menebak-nebak siapa sebenarnya yang akan memenangkannya. Ada yang menyindir Perusahaan Soulna terlalu arogan. Hanya saja, ada juga yang beranggapan pemilik Perusahaan Etina pantas menerima semua ini.Claire duduk di dalam ruangan kerjanya sembari membaca data di dalam tabletnya. Tetiba ada seorang karyawan mengetuk pintu masuk ke dalam. “Bu Claire, anggota Perusahaan Etina mengirim surat gugatan kepada kita. Mereka menggugat kita telah melakukan pemfitnahan.”Claire menjawab tanpa mengangkat kepalanya sama sekali. “Biarkan saja.”Pada saat ini, Izza menyeret seorang lelaki masuk k
Dennis segera keluar dari kolong meja, lalu melihat kedua wanita dengan wajah pucat. “Kalian … beraninya kalian membuat keonaran? Percaya tidak aku akan ….”“Apa Pak Dennis ingin lapor polisi?” Claire langsung menyela, “Boleh saja, aku juga penasaran apa Pak Dennis berani atau nggak.”“Apa … apa maksudmu?”Claire berdiri, lalu berjalan ke sisi pemuda yang terkejut itu. Dia menarik belakang kerah pakaian si lelaki, lalu membawanya ke depan meja, dan membuangnya ke sisi Dennis.Dennis terkejut spontan jatuh duduk di lantai. Dia menjambak rambut si lelaki memaksanya untuk bertatapan dengan Dennis. “Apa kamu kenal sama dia?”Dennis tidak bersuara.Claire melihat si lelaki muda. “Katakanlah, dia kasih kamu berapa untuk mematahkan lengan Fendra?”Si lelaki muda menjawab dengan merinding, “Dua … dua ratus juta.”“Kalau begitu, aku akan kasih kamu dua miliar untuk patahin satu kakinya.” Senyuman di wajah Claire sangatlah mengerikan.Wajah Dennis seketika menjadi pucat. “Kamu … apa kamu sudah g
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me