Share

Bab 625

Penulis: Daun Jahe
Tak lama kemudian, akhirnya Javier benar-benar tertidur.

Keesokan harinya.

Di Perusahaan Soulna.

Claire menerima dokumen yang dikirimkan oleh pengawal. Yolana yang dimaksud Hendri adalah Yolanda Kesuma. Dia adalah seorang pelayan di sebuah klub.

Claire menyerahkan dokumen ke sisi Izza. “Coba kamu pergi ke klub itu untuk selidiki latar belakang Yolanda.”

Izza mengangguk, lalu membawa dokumen keluar ruangan. Tak lama kemudian, Fendra pun masuk. “Claire, Bu Gabriana telepon ke kantor.”

Claire tertegun sejenak, lalu mengangkat kepalanya. “Demi masalah uang lagi?”

Fendra mengangguk. “Dia masuk rumah sakit. Biaya pengobatannya masih belum dibayar. Dia mulai menggunakan identitas nenekmu untuk meminta uang dari resepsionis.”

Claire tidak berbicara lagi.

Mentang-mentang Gabriana itu tua, dia mengira semua orang wajib menuruti ucapannya?

Claire pun tersenyum. “Kalau dia telepon lagi, suruh resepsionis beri tahu dia, Perusahaan Soulna nggak berkewajiban untuk bayar biaya pribadinya, apalagi meng
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
betul itu claire biarin aja tu nenek ganriana biar dia sadar krn sudah salah mendidik si hendri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 626

    Sore harinya.Yolana mengenakan pakaian mewah berjalan meninggalkan apartemen. Entah siapa yang sedang dia telepon saat ini. Suaranya terdengar sangat manja.Sebuah mobil sedan hitam sedang berhenti di depan saja. Dua orang pengawal berpakaian hitam berjalan menuruni mobil. “Permisi, apa benar dengan Nona Yolana?”Yolana terbengong. Dia langsung meningkatkan kewaspadaannya. “Kalian ….”“Nyonya kami ingin menemuimu.”Pengawal membukakan pintu mobil. Yolana merasa ada yang aneh, langsung membalikkan tubuhnya hendak berlari. Entah sejak kapan Izza muncul di belakangnya. Dia langsung menjambak rambut Yolana mendorongnya ke dalam mobil.Yolana merasa ketakutan. Dia mengangkat kepalanya, lalu tampak wanita yang duduk di samping itu. Dia terlihat sangat anggun dan cantik.Izza dan yang lain ikut masuk ke mobil. Pengawal pun mulai menjalankan mobil.Saat ini Yolana merasa merinding. “Aku, aku, aku … aku nggak pernah menyinggung kalian. Kalian mau bawa aku ke mana?”Claire memalingkan kepalanya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 627

    Baru saja memasuki kamar pasien, tampak Riandy juga sedang berada di dalam. Saat ini Riandy sedang duduk di kursi dengan pundaknya ditahan oleh pengawal di belakangnya. Dia tidak dapat melarikan diri.Saat Gabriana melihat wanita asing dibawa masuk ke dalam kamar dan berlutut, dia pun terbengong. “Dia ….”Izza berbicara tanpa berekspresi, “Dia adalah Yolana. Kamu suruh dia jelaskan kepadamu.”Yolana?Tatapan Gabriana baru beralih ke diri wanita itu. Yolana merangkak ke sisi ranjang sembari menangis. “Nek, maaf, aku tahu aku salah. Nggak seharusnya aku menipu Hendri. Mohon suruh mereka lepasin aku.”Gabriana kepikiran cucunya, Hendri, telah menggunakan uang itu untuk wanita ini. Amarahnya seketika langsung meluap. Dia pun mendorong Yolana. “Kamu masih berani datang untuk meminta bantuanku? Di mana uang cucuku?”Yolana didorong hingga jatuh duduk di lantai. Pundaknya pun agak gemetar. Air mata menetes ke pipinya. Seketika dia tidak tahu bagaimana dia menjelaskan bahwa uang itu sudah diha

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 628

    Claire tidak menyangkal. “Iya.” Dia tersenyum ringan. “Termasuk uang dua miliar yang kamu terima. Semua itu dariku. Sepertinya kamu juga nggak beri tahu Nenek mengenai masalah dua miliar itu?”Gabriana melihat ke sisi Riandy.Riandy tidak berbicara. Itu berarti dia mengakuinya.“Kamu nggak mengakui ibumu dan anakmu lagi. Aku juga nggak ikut campur dalam urusanmu lagi. Aku nggak peduli gimana kamu menggunakan uang itu.” Claire melipat kedua lengannya, lalu berkata dengan tatapan datar, “Tentu saja, kalau kamu bersedia menggunakan uang itu dalam hal yang benar, mungkin aku akan beri kamu satu kesempatan lagi. Sayangnya, kamu masih nggak berubah. Nggak ada gunanya untuk beri kamu uang sebanyak apa pun.”Tangan yang diletakkan di atas paha digenggam dengan erat. Riandy merasa sangat malu saat ini.Gabriana melihat Claire. “Claire, kalau kamu masih hidup, bisa tidak kamu bantu paman dan adik sepupu ….”“Nek, sepertinya kamu sudah berpikir kebanyakan?” Claire langsung memotong ucapannya, “Ak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 629

    Cahya melepaskan kacamata hitamnya, lalu menggantungnya di depan kemeja. “Sepertinya aku tidak usah perkenalkan diri lagi, ‘kan?”Javier tahu siapa lelaki ini. “Sepertinya kariermu di dunia hiburan cukup bagus.”Cahya tersenyum. “Kata orang-orang, kamu sudah amnesia. Awalnya aku tidak percaya.”Kemudian, Cahya masuk ke dalam ruangan dan duduk di sofa. Roger langsung menuangkan teh untuknya.Javier berjalan ke depan sofa. Dia melepaskan kancing jasnya. “Tamu agung! Ada urusan apa kamu mencariku?”“Jujur saja, memang ada masalah.” Cahya menyesap teh. “Aku rasa seharusnya kamu pernah berhubungan dengan pemilik Grup Jetmadi, ‘kan?”Saat Javier sedang berpikir siapa pemilik Grup Jetmadi, Roger pun membungkukkan tubuhnya untuk mengingatkan. “Pak Guffin yang waktu itu.”Javier menyipitkan matanya, lalu tersenyum lebar. “Kenapa? Keluarga Jetmadi menargetkanmu?”Cahya tidak berbicara.Javier pun menunjukkan wajah seriusnya. “Aku lihat kamu juga tidak muda lagi. Memang sudah seharusnya kamu memp

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 630

    Cahya pun tersenyum dan tidak berbicara.Roger melihat Javier dengan tidak berdaya. Sepertinya dia memang sudah jatuh cinta terhadap Claire.…Di Perusahaan Soulna.Izza mengatakan Riandy dan Gabriana sudah membawa Hendri kembali ke Kota Jimbar.Uang yang dihamburkan Yolana dikembalikan secara paksa melalui kerja sama polisi. Hanya saja, hingga saat ini Yolana hanya berhasil mengembalikan beberapa puluh juta saja. Yolana juga dibatasi tidak boleh ke luar negeri. Jadi, dia tidak bisa melarikan diri lagi.Claire juga tidak mengatakan apa-apa lagi.Setelah insiden ini, Gabriana juga tidak berulah lagi. Dengan umurnya saat ini, dia juga tidak berkesempatan untuk berulah lagi.Cucunya sudah menghabiskan seluruh tabungannya. Alhasil, cucunya malah dibohongi oleh seorang wanita. Sekarang, putranya juga tidak ingin mengakuinya sebagai ibu. Gabriana juga tidak sempat memikirkan masalah harta Rendy lagi.[ Alice menjiplak Zora. ]Notifikasi berita muncul di atas layar ponsel Claire. Dia yang sed

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 631

    “Kamu ….”“Lelaki itu suka sama cewek yang lembut dan imut. Wanita galak sepertimu nggak usah berharap bisa disukai orang.”Sambil berbicara, Charine menunjukkan senyuman menyindir. “Kalau bukan karena kamu itu putri dari Keluarga Suryono, sepertinya Tuan Louis nggak mungkin bakal dinikahkan sama kamu. Malang banget nasib Tuan Louis.”Raut wajah Candice seketika menjadi muram. Dia mengangkat tangannya hendak menampar Charine. Hanya saja, Charine malah mengangkat kepalanya untuk ditampar oleh Candice.Belum sempat tamparan mengenai wajahnya, pergelangan tangan Candice pun ditahan seseorang.Louis menarik Candice ke belakangnya, lalu menatap Charine. “Apa kamu tidak malu turun tangan di hadapan orang banyak?”Semua orang di samping pun mengintip ke sisi mereka, seolah-olah sedang menyaksikan pertunjukan seru saja. Jika Candice benar-benar menampar Charine, sepertinya berita itu akan heboh nantinya.Hanya saja, Candice merasa tidak puas. Dia menyingkirkan tangan Louis. “Ngapain kamu urus

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 632

    Wajah Candice terasa panas. Dia kaget hingga berjalan mundur beberapa langkah, hendak melarikan diri.Ketika berjalan ke luar ruangan kerja Claire, Candice masih terlihat kaget. Begitu masuk ruangan, dia langsung duduk lemas di atas sofa. Bahkan, kakinya juga terasa lemas.Claire berjalan keluar studionya, lalu melihat Candice yang bagai kehilangan arwah itu. Dia pun tersenyum. “Ada apa ini?”Candice segera duduk tegak, lalu meletakkan gelas kopi ke atas meja. “Ini … buat kamu.”Claire mengambil gelas kopi. Menyadari Candice berbicara dengan terbata-bata, dia pun bertanya, “Apa yang terjadi? Kenapa kamu terkejut seperti ini?”“Nggak … nggak kenapa-napa. Hanya saja, tadi aku ketemu Charine sewaktu beli kopi. Kami hampir bertengkar tadi.”Claire mengambil kopi, lalu duduk di depan meja kerjanya. “Cuma karena ini?”Candice menggigit bibir bawahnya. “Emm.”“Jadi, kenapa wajahmu semerah ini?”“Aku … karena panas!” Seketika Candice merasa emosi. Claire dapat melihat ekspresi gugupnya. Dia me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 633

    Hanya saja, kebanyakan warganet merasa Alice tidak melakukan penjiplakan. Meski gaya desainnya sama, mereka memiliki ciri khas masing-masing. Hal ini tidak bisa dicap sebagai penjiplakan. Mereka malah bertanya atas dasar apa mereka merasa Alice telah melakukan penjiplakan.Sepertinya Perusahaan Etina melihat Perusahaan Soulna tidak mengambil langkah apa pun. Berita itu malah meningkatkan popularitas Perusahaan Soulna. Jadi, mereka pun ingin menghapus berita itu.Namun hal yang tidak terduga adalah mereka tidak sanggup menghapus berita itu. Sebab ada yang mengeluarkan uang banyak untuk membeli topik hangat ini. Perusahaan Etina bersedia mengeluarkan uang dua kali lipat, tapi pihak itu malah mengeluarkan empat kali ini. Claire duduk di depan komputer sembari melihat laman Twitter. Saat ini, Fendra berjalan ke dalam. “Claire, Perusahaan Etina menyerah untuk menghapus berita hangat ini. Sepertinya mereka tidak sanggup untuk mengeluarkan uang banyak lagi.”Claire menyipitkan matanya. “Mere

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2753

    Yogi menurunkan kelopak matanya. “Pak Guru sudah berbudi terhadapku dan juga sangat memprioritaskanku. Seumur hidupku, aku tidak akan mengecewakan harapan Pak Guru. Kalau tidak, aku, Yogi, akan mati dengan mengenaskan.”Kemudian, Yogi melangkah mundur selangkah, lalu berlutut. Saat dia hendak bersujud untuk menyembah Tobias, Tobias langsung memapahnya. “Berdirilah, anak laki-laki jangan sembarangan berlutut. Aku merasa tidak cocok untuk mengatakan hal seserius ini dengan berlutut.”Yogi mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Pak Guru.”Tobias memapahnya untuk berdiri. “Panggil aku Ayah saja.”Yogi tersenyum. “Ayah.”“Patuh.” Tobias mengangguk dengan puas sembari menatapnya. “Besok aku dan Dessy akan temani kamu untuk pulang ke Yasia Tenggara.”“Ayah, aku bisa pulang sendiri.”“Tidak boleh. Kalau aku tidak berada di sana, orang-orang itu pasti akan menindasmu. Sekarang kamu itu putraku, aku mesti membelamu.”Devin dan yang lainnya ikut tersenyum. Mereka sungguh gembira atas masalah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2752

    Yogi tersenyum. “Sekarang sudah tidak tergolong benci.”“Semua ini juga bukan tergantung kemauanmu. Yogi, selama masih ada darah Keluarga Amkasa di dirimu, kamu mesti pulang bersamaku!”Benny langsung melayangkan perintah kasar. Meskipun dengan diculik, dia juga tidak akan mengizinkan Yogi menolak permintaannya.Devin dan yang lain juga tidak tinggal diam. Mereka takut orang-orang itu akan membawa Yogi secara paksa.Pada saat ini, Tobias yang berjalan dengan menopang tongkat dan juga dipapah Dessy berjalan ke dalam. Salah satu tangannya diletakkan di belakang punggung sembari memegang tasbih. “Lho, pagi-pagi malah sudah seramai ini. Ternyata Pak Benny juga lagi di sini.”Langsung terlukis ekspresi tidak bersahabat di atas wajah Yogi. “Pak Tobias, kenapa kamu juga ada di ibu kota?”“Ariel sedang berada di ibu kota. Tentu saja aku juga mesti bersamanya. Hari ini aku kepikiran untuk melihat muridku. Siapa sangka aku akan bertemu kamu di sini.”Tobias menunjukkan senyuman bersahabat. Dia m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2751

    Gerakan Hiro berhenti. Dia mengangkat kelopak matanya. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Emilia menggaruk wajahnya. “Kamu sudah tinggal lama di penginapan ini, apalagi kamu juga sudah akrab dengan orang-orang di penginapan. Tiba-tiba kamu mau pergi, mungkin mereka akan nggak merelakanmu.”Tiba-tiba Hiro tertawa. “Terkadang aku masih akan kembali.”“Ah … begitu, ya?” Emilia tertawa canggung.Hiro melihat ke sisi Kiumi. “Kalau begitu, malam ini Kiumi tidur di tempatku saja.”Emilia mengangguk. “Oke, kalau begitu, aku nggak ganggu waktu istirahatmu lagi.”Emilia membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan tempat. Langkah kakinya sangat cepat ketika menuruni tangga. Kebetulan dia bertemu dengan Mike, dia pun merasa kaget. “Bos?”Ketika Mike tidak melihat Kiumu, dia tahu apa yang telah Emilia lakukan. Mike spontan tersenyum. “Kenapa kamu malah merasa gugup? Apa kamu tidak merelakan kepergiannya?”“Nggak, ah!”“Sudahlah, aku sudah kenal lama sama kamu, apa mungkin aku tidak memahamimu? Apa kam

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2750

    Orang yang berada di tepi menelepon polisi. Dia sekalian mengulurkan bantuan menarik mereka ke pinggir danau.Emilia segera berjalan ke belakang Hiro. Hiro membantu pria itu untuk melakukan CPR. Beberapa saat kemudian, pria itu terbatuk-batuk dan memuntahkan air. Kali ini, dia baru siuman.Setelah melihat kondisi ini, Emilia pun langsung menghela napas lega.Polisi juga segera tiba di lokasi. Setelah orang-orang di sekitar memahami kondisi, dia berjalan ke hadapan Hiro. “Permisi, Tuan, bisa ikut kami untuk melakukan catatan?”Hiro mengangguk.Di dalam kantor polisi, Emilia sedang menunggu di koridor. Ketika melihat Hiro keluar setelah memberi catatan, Emilia berjalan mendekatinya. “Apa kamu baik-baik saja? Gimana kalau kita kembali ke penginapan buat ganti baju?”Hiro membalas, “Oke.”Setelah kembali ke penginapan, Mike merasa bingung ketika mendengar kabar ada orang bunuh diri. “Kenapa malah bunuh diri?”“Siapa juga yang tahu? Mungkin dia lagi ada masalah, merasa tidak pantas untuk hi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2749

    Bukannya Ariel tidak ingin menggendong anak-anak, tetapi ayahnya dan Jodhiva tidak mengizinkannya. Tobias takut Ariel tidak bisa mengendalikan tenaganya, nantinya malah akan menyakiti anak-anak ….Dacia pun tertawa. “Aku mengerti. Tapi semuanya juga bukan masalah. Kamu mesti lebih banyak istirahat pada tiga bulan pertama. Selain memberi ASI, biasanya cuma perlu tiduran saja.”Ariel mengedipkan matanya. “Ternyata orang yang sudah jadi ibu lebih berpengalaman.”Jerremy dan Dacia tinggal beberapa saat sebelum meninggalkan tempat. Ariel berjongkok di samping ranjang bayi sembari menatap kedua bocah. Dia menggunakan jari tangannya untuk menoel pipi mereka. Rasanya empuk sekali. Kulit anak-anak memang lembut.“Kenapa tidak pakai sepatu?” Entah sejak kapan Jodhiva berdiri di depan pintu. Ariel pun menoleh dan berkata, “Aku datang untuk lihat anak-anak saja.”Jodhiva mengambil sandal, lalu meletakkannya di hadapan Ariel. “Dipakai. Kamu lagi masa nifas, jangan sampai masuk angin.”Ariel memakai

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2748

    Dessy juga berkata, “Iya, Nona. Kami semua ada di luar untuk menemanimu.”Ariel melihat ke sisi Jodhiva. Jodhiva mengangkat tangannya untuk merapikan rambut yang menempel di pipi Ariel. “Ariel sudah bekerja keras.”…Kabar Ariel melahirkan anak kembar telah tersebar sampai ke luar negeri. Jessie dan Jules langsung menelepon Jodhiva untuk memberi ucapan selamat.Setelah menutup telepon, Jodhiva membawa Ariel ke ruangan kaca untuk melihat kedua bayi itu.Ariel bersandar di jendela, menatap dua makhluk kecil yang masih keriput itu. Dia spontan tersenyum. “Mereka kecil sekali …. Kalau sudah besar nanti, pasti bakal mirip sama kamu.”Kalau anak-anak mirip ayah mereka, mereka berdua pasti akan sangat tampan.Jodhiva tersenyum dengan pelan, lalu merangkul bahunya. “Apa kamu mau istirahat?”“Nggak mau. Aku mau lihat mereka.”“Oke, kalau begitu, aku temani kamu.”Setelah selesai melihat anak-anak, mereka berdua kembali ke kamar. Mereka menyadari Jerremy dan Dacia datang dengan membawa banyak su

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2747

    “Le … Levin?” panggil Yunita dengan suara kecil. Dia juga mengangkat tangan untuk mendorong Levin, tetapi dia tidak merespons sama sekali, tidurnya sangat nyenyak.Kali ini, giliran Yunita yang tidak bisa tidur. Dia hanya bisa bertahan hingga pagi hari.Saat matahari mulai bersinar, kegelapan di dalam kamar sudah mulai menghilang. Saat Levin membuka matanya dan melihat wajah yang begitu dekat dengan dirinya, dia spontan tertegun.Levin mengangkat kepalanya dan langsung menarik napas dalam-dalam. Selagi Yunita masih belum bangun, dia segera memindahkan tangannya dengan perlahan.“Pose tidurmu memang keren sekali.” Entah sejak kapan Yunita bangun. Dia sedang menatap Levin.Levin langsung duduk di tempat. Dia menekan keningnya dengan membelakangi Yunita. “Aku … aku sudah terbiasa untuk tidur sendirian.”Yunita juga ikut berdiri. Berhubung terus mempertahankan satu pose saja, lengannya terasa pegal. Dia menatap Levin. “Aku pergi mandi dulu.”Setelah Yunita memasuki kamar mandi, Levin langs

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2746

    Levin mendorong pintu kamar, lalu berjalan ke dalam. Ketika melihat Yunita sedang mengambil foto albumnya, dia segera menghentikan Yunita. “Jangan dilihat!”Ketika melihat Levin begitu melindungi foto album itu, Yunita pun menyipitkan matanya. “Jangan-jangan ada foto yang nggak boleh dilihat di dalam album?”“Nggak ada hubungannya sama kamu. Ayahku suruh kamu tidur di kamarku, tapi aku tidak suruh kamu untuk sembarangan sentuh barangku!”“Malahan aku mau sentuh.” Yunita mengulurkan tangannya hendak merebut foto album. Levin menggenggam pergelangan tangan Yunita. “Apa kamu bersikeras ingin melihat fotoku? Jangan-jangan kamu suka sama aku?”Yunita terdiam membisu.Beberapa saat kemudian, Levin spontan kepikiran dirinya masih meraih tangan Yunita. Dia segera melepaskannya, lalu menggenggam foto album dengan erat. “Kamu boleh sentuh yang lain.”Levin membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. Siapa sangka Girman malah memasuki kamar dengan santai. “Mau foto album? Ada banyak di tempatku.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2745

    Yunita bertanya, “Apa boleh aku menyentuhnya?”Girman mengangguk. “Tentu saja boleh. Kacang, kemari.”Setelah mendengar suara Girman, Kacang melompat menuruni sofa, lalu berjalan ke hadapan Girman.Girman mengelus kepalanya.Yunita juga mengulurkan tangannya dengan penuh hati-hati. Kacang mengangkat kepalanya untuk mengendus tangan Yunita. Ia juga tidak menolak untuk dibelai Yunita.Saat kepalanya dielus, Kacang menjulurkan lidahnya dan menyipitkan matanya. Ia kelihatan sangat menikmatinya.Girman berkata, “Kacang penurut sekali, ‘kan?”Yunita ikut tersenyum. “Iya, penurut sekali.”Levin berdeham, hendak memanggil Kacang ke sisinya. Siapa sangka Kacang hanya memalingkan kepalanya melirik Levin sekilas, tetapi tidak bergerak sama sekali.Kening Levin berkerut. “Dasar tidak patuh. Cepat ke sini.”Kacang mendengus. Ia kelihatan sangat penat.Girman memelototi Levin, lalu berkata pada Yunita, “Yunita, kalau kamu belum makan, malam ini kamu makan di rumah saja.”Yunita terdiam sejenak, lalu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status