“Apa karena aku amnesia ….” Javier menggigit bibir bawahnya. “Jadi, kamu tidak membutuhkanku lagi?”Javier yang sedih itu kelihatan sungguh kasihan.Claire pun tertawa. Dia bersandar di dalam pelukan si lelaki, lalu berbisik pelan, “Siapa bilang aku nggak butuh? Aku butuh hati dan tubuhmu. Kamu itu milikku.”Kali ini Javier langsung menatapnya. Senyuman si wanita memang sangat menggoda, selalu menggerakkan hati Javier.Javier mengecup kening Claire, lalu berkata dengan serius, “Aku akan memberikannya setelah pulang nanti.”Langit semakin menggelap. Javier melawan bias cahaya membelai rambut lembut Claire. Claire membalikkan tubuhnya, masuk ke dalam pelukan Javier. “Javier, aku ingin pinjam seseorang dari kamu.”Javier menunduk sembari menatapnya. “Pinjam siapa?”“Tentu saja si Roger.” Claire menatap tatapan tajam si lelaki dengan tersenyum. “Orang kepercayaanmu.”Javier pun tersenyum, lalu mencium kening si wanita. “Emm.”Jari Claire melingkar di depan dada Javier. “Aku akan biarkan I
Sepertinya mereka datang dengan motif tidak baik. Namun, mereka juga tidak kepikiran siapa orang-orang yang datang.Claire duduk di sofa. “Berapa utang Riandy?”Mereka semua tertegun sejenak. Tentu saja mereka kenal dengan Riandy. Hanya saja, mereka sungguh tidak menyangka orang-orang ini datang demi Riandy.Jangan-jangan Riandy memiliki hubungan dengan orang-orang kalangan atas? Jadi, latar belakangnya sangatlah kuat?Seorang lelaki tersenyum. “Hanya satu miliar saja ….”Claire meletakkan tas perak ke atas meja. Roger membuka tas dan tampak banyak gepok uang di dalamnya. Jika dihitung secara kasar, sepertinya isinya sekitar dua miliar.Raut wajah Claire tidak berubah sama sekali. “Aku akan melunasi utang Riandy. Ini adalah dua miliar. Serahkan kontrak utang Riandy kepadaku.”Si lelaki berjalan ke depan meja untuk mencari perjanjian utang Riandy. Dia lalu membungkukkan sedikit tubuhnya, menyerahkannya kepada Claire dengan kedua tangannya.Claire mengambil kontrak, lalu membacanya sekil
Di dalam sebuah rumah kontrakan di pinggiran ibu kota.Isi rumah itu sangatlah berantakan. Di atas meja masih terdapat kotak makanan yang belum dibereskan dari dua hari lalu.Berhubung cuaca sekarang tidaklah panas, apalagi cuaca di pinggiran ibu kota lebih lembap. Jadi, malam hari akan terasa agak dingin. Tidak terlihat satu pun lalat yang terbang di rumah ini.Sisa rokok di dalam asbak juga sudah menumpuk. Ponsel yang diletakkan di atas meja seketika menyala. Riandy membalikkan tubuhnya untuk melihat ponselnya.Riandy yang awalnya sedang mabuk itu langsung tersadar ketika membaca isi pesan itu. Dia langsung duduk di atas ranjang menatap pesan singkat yang memberi tahu rekeningnya menerima uang dua miliar.Tangan yang memegang ponsel pun bergetar. Dia mengucek matanya. Angka dua miliar masih tertera jelas di atas layar ponselnya. Riandy segera membuka aplikasi rekeningnya, lalu melihat mutasi uang masuk.Tetiba Riandy mendengar ada yang mengetuk pintu rumah, dia segera tersadar dari b
Setelah bersembunyi selama beberapa tahun ini, Riandy melewati hari-harinya dengan sangat suram. Dia merasa hidupnya bagai jungkir balik saja. Dia sungguh merindukan masa-masa keberhasilannya dulu. Dia juga sering menyesali semua perbuatannya. Hanya saja, tidak ada gunanya untuk menyesal. Riandy merasa semua ini ulah ibunya yang serakah ini.“Ayah, kenapa kamu malah memarahi Nenek. Jelas-jelas semua ini bukan salah Nenek. Jika Paman bersedia menyerahkan perusahaannya kepada aku dan bukan kepada Kak Claire, mana mungkin akan terjadi semua ini?”Ketika mendengar Hendri masih bisa-bisanya membela Gabriana, Riandy pun memelototinya dan mendengus dingin.Jika Riandy tahu anak yang dilahirkan akan menjadi seperti ini, sepertinya dia akan mencekiknya di saat masih kecil.Gabriana menenangkan cucu kesayangannya, lalu berkata pada Riandy, “Nak, semuanya sudah berlalu. Sekarang ibumu hanya punya kamu dan Hendri saja. Apa kamu tega menelantarkan aku dan anakmu?”“Kalian ingin uang, tapi aku nggak
Raut wajah Charine berubah muram. “Coba kamu beri tahu Kak Javier, aku datang mencarinya.”Resepsionis masih menunjukkan senyum profesional dengan penuh sabar. “Nona Charine, kamu jangan persulit kami. Itu perintah dari Tuan Javier, kami hanya bertugas untuk menjalankannya saja. Kecuali kamu telepon Tuan Javier sendiri.”Charine langsung mengeluarkan ponselnya dengan kesal, tapi dia tidak menghubungi Javier. Sebab, dia tidak memiliki nomor ponsel Javier.Waktu itu padahal Charine masih bisa mengajak Javier untuk makan bersama. Kenapa sekarang dia malah tidak bersedia untuk menemuinya?Saat ini, kebetulan Javier keluar dari lift. Hanya saja, orang di sampingnya bukanlah Roger, melainkan seorang wanita muda berambut pendek.Si wanita tidak mengenakan pakaian formal, dia menggunakan pakaian biasa saja. Penampilannya kelihatan agak tomboi.“Kak Javier!”Saat Charine melihat Javier, dia langsung berlari ke sisi Javier. Kemudian, dia berlagak terjatuh berencana jatuh ke dalam pelukan Javier.
“Tuan Javier, sepertinya Nona Charine tidak akan melepaskanmu begitu saja. Kamu harus pikirkan cara lain. Kalau tidak, nanti Nona Claire akan cemburu lagi.” Roger mengingatkan.Javier menyipitkan mata dinginnya. “Apa mereka tidak tahu aku punya istri?” Sambil berbicara, Javier melirik ke sisi Roger. “Pernikahan aku dengan Claire itu dirahasiakan? Tidak dipublikasi?”Roger tertegun sejenak.Tuan Javier melupakan apa yang terjadi pada tiga tahun silam. Sekarang Pak Steven menekan berita yang tidak menguntungkan Tuan Javier. Bahkan sebelumnya, orang-orang di dalam perusahaan dilarang keras untuk mengungkit masalah “Nona Claire”. Tentu saja, orang yang melakukan larangan ini adalah Tuan Javier sendiri. Roger merasa sangat canggung. “Tuan, kamu jangan berpikir kebanyakan. Nona Claire tidak mengungkitnya juga demi kebaikanmu.”“Kebaikanku?” Javier menunduk. Tangan yang diletakkan di atas meja pun dikepalkan. “Pasti semua ini ada hubungannya dengan masalah aku memaksanya untuk bercerai. Aku
Ucapan itu dikatakan Charine langsung kepada “sahabatnya”. Kemudian, “sahabatnya” itu melakukan tangkapan layar, lalu membagikannya kepada orang-orang. Bagaimana Candice tidak merasa lucu?Claire menggeleng dengan tidak berdaya. “Lingkungan kalian terlalu rumit.”“Reputasi Charine di kalangan kita itu sangat nggak bagus. Semua orang yang kelihatan berhubungan baik sama dia, sebenarnya malah menggosipnya di belakang.”Belum sempat Candice menyelesaikan omongannya, dia menopang wajahnya dengan kedua tangan sembari mengejapkan matanya. “Aku hanyalah penonton di dalam grup. Aku jarang berbicara di dalam sana. Terkadang aku merasa aku bagai paparazi yang sedang mengorek gosip saja.”Setelah berbicara seperti ini, Claire pun merasa penasaran. Dia mengambil ponselnya, lalu mengangkat alisnya. “Gimana kalau kamu masukin aku ke dalam grup?”Senyuman di wajah Candice langsung menghilang. Dia terlihat sangat kaget saat ini.Candice memasukkannya ke dalam grup yang bernama “Kumpulan Wanita Jomlo I
Claire menggenggam tangan Javier dengan erat, lalu mendekatkan bibirnya di samping telinga Javier. “Apa kita jadi potret foto pernikahan?”Javier memeluknya, lalu mencium ujung bibirnya. Air keringat jatuh ke ujung mata Claire. “Bukannya kamu tidak menyukainya?”Claire berkata, “Kata siapa aku nggak suka?”Javier mencondongkan tubuhnya. Urat hijau di lengan terlihat sangat menonjol. Napas Claire terasa sangat cepat. Ucapannya juga jadi terbata-bata. “Aku … apa aku bilang aku nggak suka?”Javier memeluk pinggang langsung, lalu mencium telinga Claire. “Oke, kita akan foto di esok pagi.”Keesokan harinya, di studio foto pernikahan.Claire sedang duduk merias wajahnya di ruang rias. Penata rias juga sedang menata rambutnya sembari menanyakan pendapatnya.Dua jam kemudian, Claire mengenakan gaun pengantin berwarna putih berdiri di depan cermin, rambut panjang dikepang dua, lalu terdapat mahkota di atas kepalanya. Selain itu, ada juga kalung dengan berlian hitam hasil desainnya di bagian leh
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli
Kekasih Jane tersenyum menyeringai. Dia memalingkan kepalanya, lalu berkata kepada kedua temannya, “Sudah dengar belum? Wanita ini hadiah dari kesayanganku buat kalian.”Jane menimpali, “Kalian harus main dengan seru, ya.”Sekarang hati kedua pria itu semakin menggebu-gebu. Mereka mendekati Dacia dengan motif jahat.Dacia berusaha untuk meronta, tetapi dia diikat dengan sangat ketat. Dacia menggertakkan giginya, lalu berusaha menenangkan dirinya untuk memikirkan cara.Saat mereka berdua hendak menyentuh Dacia, tiba-tiba Dacia tertawa. Jika dia ketakutan dan menangis, bisa jadi mereka berdua akan semakin bersemangat lagi. Suara tawa Dacia membuat mereka kebingungan.Jane memelototinya. “Kamu sudah jatuh ke tangan kami. Kamu malah tertawa?”“Apa kalian sentuh ponselku?”Kedua pria saling bertukar pandang, lalu melihat ke sisi Jane. Jane membalas dengan arogan, “Memangnya kenapa kalau aku sentuh ponselmu?”“Jangan-jangan kamu matikan ponselku?”“Sebenarnya kamu mau ngomong apa, sih!” Dac
Pada zaman sekarang ini, jarang ada orang yang tidak tergoda dengan kekayaan dan kekuasaan.Pada saat ini, Jane berdiri tidak jauh di sana. Ketika melihat hubungan Carly dan Dacia semakin dekat, dia pun merasa sangat tidak puas.Jelas-jelas sebelumnya Carly selalu menuruti apa kata Jane. Dia merasa tidak peduli apa yang dia perbuat, Carly tidak akan memutuskan hubungannya dengan Jane. Semua ini pasti gara-gara Dacia.Jane tidak akan membuat Dacia hidup tenang. Siang harinya, Dacia meninggalkan akademi. Tiba-tiba Jane memanggilnya, lalu berjalan menghampirinya dengan buru-buru, “Dacia, sudah terjadi sesuatu dengan Carly!”Kening Dacia berkerut. “Terjadi sesuatu?”Jane berkata dengan buru-buru, “Tadi aku pergi cari dia. Aku melihat dia sedang diganggu sama beberapa orang lelaki. Sekarang mereka ada di parkiran.”Dacia memang merasa curiga, tetapi berhubung masalah ini bersangkutan dengan keselamatan Carly, dia pun mengikuti langkah Jane ke area parkiran.Namun setibanya di area parkiran
Apalagi Perusahaan Teknologi Yarnis adalah perusahaan yang baru didirikan Jules. Dengan adanya dukungan dari pihak kerajaan, Perusahaan Teknologi Yarnis juga tidak perlu mencari mitra kerja sama lagi. Calon mitra kerja sama akan berbondong-bondong mencari mereka.Filbert merasa bingung. “Jadi ….”Jules meletakkan gelas teh. “Sekarang aku tidak buru-buru dalam mencari mitra kerja sama. Kita cukup fokus dalam mencari teknisi saja. Sisanya diundur dulu.”Filbert terbengong, tetapi dia terpaksa mengangguk. “Oke.”Pada saat ini, televisi, koran, majalah, dan media sosial sedang menyiarkan kabar Silvia sibuk mempersiapkan acara penobatannya.Para murid di akademi perfilman juga sedang membahas masalah kerajaan. Saat Dacia melewati koridor, beberapa murid pun sedang melihatnya sembari berbisik-bisik. “Sepertinya dia punya sedikit hubungan dengan keluarga kerajaan. Aku juga dengar kabar, Raja Willie mempersiapkan dua set surat wasiat sebelum dia meninggal. Seharusnya salah satunya milik dia.”
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p