Di dalam sebuah rumah kontrakan di pinggiran ibu kota.Isi rumah itu sangatlah berantakan. Di atas meja masih terdapat kotak makanan yang belum dibereskan dari dua hari lalu.Berhubung cuaca sekarang tidaklah panas, apalagi cuaca di pinggiran ibu kota lebih lembap. Jadi, malam hari akan terasa agak dingin. Tidak terlihat satu pun lalat yang terbang di rumah ini.Sisa rokok di dalam asbak juga sudah menumpuk. Ponsel yang diletakkan di atas meja seketika menyala. Riandy membalikkan tubuhnya untuk melihat ponselnya.Riandy yang awalnya sedang mabuk itu langsung tersadar ketika membaca isi pesan itu. Dia langsung duduk di atas ranjang menatap pesan singkat yang memberi tahu rekeningnya menerima uang dua miliar.Tangan yang memegang ponsel pun bergetar. Dia mengucek matanya. Angka dua miliar masih tertera jelas di atas layar ponselnya. Riandy segera membuka aplikasi rekeningnya, lalu melihat mutasi uang masuk.Tetiba Riandy mendengar ada yang mengetuk pintu rumah, dia segera tersadar dari b
Setelah bersembunyi selama beberapa tahun ini, Riandy melewati hari-harinya dengan sangat suram. Dia merasa hidupnya bagai jungkir balik saja. Dia sungguh merindukan masa-masa keberhasilannya dulu. Dia juga sering menyesali semua perbuatannya. Hanya saja, tidak ada gunanya untuk menyesal. Riandy merasa semua ini ulah ibunya yang serakah ini.“Ayah, kenapa kamu malah memarahi Nenek. Jelas-jelas semua ini bukan salah Nenek. Jika Paman bersedia menyerahkan perusahaannya kepada aku dan bukan kepada Kak Claire, mana mungkin akan terjadi semua ini?”Ketika mendengar Hendri masih bisa-bisanya membela Gabriana, Riandy pun memelototinya dan mendengus dingin.Jika Riandy tahu anak yang dilahirkan akan menjadi seperti ini, sepertinya dia akan mencekiknya di saat masih kecil.Gabriana menenangkan cucu kesayangannya, lalu berkata pada Riandy, “Nak, semuanya sudah berlalu. Sekarang ibumu hanya punya kamu dan Hendri saja. Apa kamu tega menelantarkan aku dan anakmu?”“Kalian ingin uang, tapi aku nggak
Raut wajah Charine berubah muram. “Coba kamu beri tahu Kak Javier, aku datang mencarinya.”Resepsionis masih menunjukkan senyum profesional dengan penuh sabar. “Nona Charine, kamu jangan persulit kami. Itu perintah dari Tuan Javier, kami hanya bertugas untuk menjalankannya saja. Kecuali kamu telepon Tuan Javier sendiri.”Charine langsung mengeluarkan ponselnya dengan kesal, tapi dia tidak menghubungi Javier. Sebab, dia tidak memiliki nomor ponsel Javier.Waktu itu padahal Charine masih bisa mengajak Javier untuk makan bersama. Kenapa sekarang dia malah tidak bersedia untuk menemuinya?Saat ini, kebetulan Javier keluar dari lift. Hanya saja, orang di sampingnya bukanlah Roger, melainkan seorang wanita muda berambut pendek.Si wanita tidak mengenakan pakaian formal, dia menggunakan pakaian biasa saja. Penampilannya kelihatan agak tomboi.“Kak Javier!”Saat Charine melihat Javier, dia langsung berlari ke sisi Javier. Kemudian, dia berlagak terjatuh berencana jatuh ke dalam pelukan Javier.
“Tuan Javier, sepertinya Nona Charine tidak akan melepaskanmu begitu saja. Kamu harus pikirkan cara lain. Kalau tidak, nanti Nona Claire akan cemburu lagi.” Roger mengingatkan.Javier menyipitkan mata dinginnya. “Apa mereka tidak tahu aku punya istri?” Sambil berbicara, Javier melirik ke sisi Roger. “Pernikahan aku dengan Claire itu dirahasiakan? Tidak dipublikasi?”Roger tertegun sejenak.Tuan Javier melupakan apa yang terjadi pada tiga tahun silam. Sekarang Pak Steven menekan berita yang tidak menguntungkan Tuan Javier. Bahkan sebelumnya, orang-orang di dalam perusahaan dilarang keras untuk mengungkit masalah “Nona Claire”. Tentu saja, orang yang melakukan larangan ini adalah Tuan Javier sendiri. Roger merasa sangat canggung. “Tuan, kamu jangan berpikir kebanyakan. Nona Claire tidak mengungkitnya juga demi kebaikanmu.”“Kebaikanku?” Javier menunduk. Tangan yang diletakkan di atas meja pun dikepalkan. “Pasti semua ini ada hubungannya dengan masalah aku memaksanya untuk bercerai. Aku
Ucapan itu dikatakan Charine langsung kepada “sahabatnya”. Kemudian, “sahabatnya” itu melakukan tangkapan layar, lalu membagikannya kepada orang-orang. Bagaimana Candice tidak merasa lucu?Claire menggeleng dengan tidak berdaya. “Lingkungan kalian terlalu rumit.”“Reputasi Charine di kalangan kita itu sangat nggak bagus. Semua orang yang kelihatan berhubungan baik sama dia, sebenarnya malah menggosipnya di belakang.”Belum sempat Candice menyelesaikan omongannya, dia menopang wajahnya dengan kedua tangan sembari mengejapkan matanya. “Aku hanyalah penonton di dalam grup. Aku jarang berbicara di dalam sana. Terkadang aku merasa aku bagai paparazi yang sedang mengorek gosip saja.”Setelah berbicara seperti ini, Claire pun merasa penasaran. Dia mengambil ponselnya, lalu mengangkat alisnya. “Gimana kalau kamu masukin aku ke dalam grup?”Senyuman di wajah Candice langsung menghilang. Dia terlihat sangat kaget saat ini.Candice memasukkannya ke dalam grup yang bernama “Kumpulan Wanita Jomlo I
Claire menggenggam tangan Javier dengan erat, lalu mendekatkan bibirnya di samping telinga Javier. “Apa kita jadi potret foto pernikahan?”Javier memeluknya, lalu mencium ujung bibirnya. Air keringat jatuh ke ujung mata Claire. “Bukannya kamu tidak menyukainya?”Claire berkata, “Kata siapa aku nggak suka?”Javier mencondongkan tubuhnya. Urat hijau di lengan terlihat sangat menonjol. Napas Claire terasa sangat cepat. Ucapannya juga jadi terbata-bata. “Aku … apa aku bilang aku nggak suka?”Javier memeluk pinggang langsung, lalu mencium telinga Claire. “Oke, kita akan foto di esok pagi.”Keesokan harinya, di studio foto pernikahan.Claire sedang duduk merias wajahnya di ruang rias. Penata rias juga sedang menata rambutnya sembari menanyakan pendapatnya.Dua jam kemudian, Claire mengenakan gaun pengantin berwarna putih berdiri di depan cermin, rambut panjang dikepang dua, lalu terdapat mahkota di atas kepalanya. Selain itu, ada juga kalung dengan berlian hitam hasil desainnya di bagian leh
Sesuai dugaan, setelah Riandy memiliki uang itu, dia masih pergi berjudi. Semalam dia memenangkan uang 400 jutaan. Kemudian, dia langsung mentraktir semua teman yang dikenalinya dan menghabiskan uang ratusan juta.Claire menyipitkan matanya. Seandainya Riandy bersedia menggunakan itu untuk memulai bisnis baru, mungkin Claire akan diam-diam menyuntikkan dana untuknya. Jika Riandy ingin memperbaiki kesalahannya, Claire bisa memberinya kesempatan. Bagaimanapun, pamannya ini tidak pernah menjebak dirinya dan juga ayahnya.Sayangnya, sepertinya kebiasaan buruk Riandy tidak bisa diubah. Claire juga tidak berdaya. Dia pun mengirim pesan kepada pengawal.…Setelah Gabriana mengetahui masalah ini, dia pun pergi ke rumah kontrakan Riandy dengan emosi tinggi.“Bagus! Kamu bilang kamu tidak punya uang. Sekarang kamu masih berani berjudi lagi. Kamu bahkan traktir banyak orang, ‘kan?”Riandy duduk di sofa sembari merokok. Semalam dia mabuk berat lagi. Baru saja dia mulai tersadar dari mabuknya, dia
Gabriana hampir saja sesak napas. “Mana mungkin? Apa kita bahkan tidak sanggup mengeluarkan uang beberapa ratus ribu?”Melihat Hendri menunduk dan tidak berbicara, raut wajah Gabriana pun berubah. “Hendri, kamu … pakai uang itu?”Lantaran masih tidak mendapatkan jawaban, amarah Gabriana langsung meledak. “Kenapa kamu menghambur-hamburkan uang? Untuk apa kamu menggunakan uang itu?”Uang itu adalah hasil dari penjualan resor pemandian air panas mereka. Sebelumnya masih tersisa beberapa ratus juta lagi. Sewaktu mereka berkunjung ke ibu kota untuk mendapatkan harta warisan Rendy, mereka juga menginap di hotel termurah. Biasanya, kartu debit akan disimpan oleh Hendri. Gabriana takut dia akan menghilangkan kartu itu.Gabriana sangat memercayai cucunya. Dia yakin cucunya akan menuruti ucapannya tidak akan berani menghamburkan uang itu. Namun sekarang, uang ratusan juta lenyap dalam seketika. Mana mungkin Gabriana tidak marah?Hendri berkata dengan kesal, “Bukankah kamu bilang uang itu untuk a