Beberapa manajer merasa sangat syok. Selama tiga tahun ini, Javier tidak peduli dengan urusan perusahaan. Dengar-dengar dia sedang sakit parah. Ketika melihat kedatangan Javier, mereka merasa kondisi tubuhnya sudah membaik.Steven menutup dokumennya. “Kalian keluar dulu.”Mereka mengangguk, lalu berpamitan meninggalkan ruangan.Saat ini, Steven memutar kursi kulitnya menatap Javier. “Apa kamu yakin ingin ambil alih perusahaan saat ini?”Javier bersandar di sofa, lalu memegang ujung sofa. “Aku sudah membaca dokumennya. Yang bisa kuhafal juga sudah kuhafal. Aku bisa mengambil alih perusahaan.”Steven berdiri dengan perlahan. “Baiklah, aku juga tidak akan menghalangimu. Kondisi perusahaan sekarang tidak seperti pertama kali kamu mengambil alih dulu. Kalau kamu tidak ingat, kamu bisa tanya sama Roger.”Saat Javier pertama kali mengambil alih perusahaan dulu, dia juga baru berusia 16 atau 17 tahun. Dia belajar sembari mengelola perusahaan.Sekarang ingatannya hanya berhenti pada saat itu. U
Langkah kaki Candice seketika terhenti. Belakangan ini ayahnya selalu membahas masalah pernikahannya dengan Keluarga Kenata. Vincent mengira putrinya sudah memutuskan untuk melangsungkan pernikahan ini.Jika tiba-tiba Candice berubah pikiran, bisa jadi dia akan diusir dari rumah?Candice kembali duduk, lalu menatap Louis. “Tapi kalau Keluarga Kenata yang membatalkan pernikahan ini, ayahku nggak mungkin paksa aku untuk menikah.”Mata Louis bergerak. “Semua orang di ibu kota tahu masalah kita berdua. Apa kamu kira gampang untuk membatalkannya? Meskipun Keluarga Kenata ingin membatalkannya, yang malu juga Keluarga Suryono, ‘kan?”Kali ini, Candice sungguh kehabisan kata-kata.Claire dan Liliana berjalan menuruni tangga. Menyadari ternyata mereka berdua juga datang ke rumah, Liliana pun tersenyum. “Candice, apa yang lagi kamu obrolkan dengan Louis?”“Tante, aku ….”“Tentu saja membahas masalah pernikahan.” Tatapan Louis sangatlah tajam. “Bukankah pernikahan ini sudah ditetapkan?”Raut waja
Raut wajah Javier terlihat sangatlah buruk. Setelah melihat Claire, awalnya dia merasa syok. Baru saja Claire hendak berbicara, Javier malah memeluknya dan membenamkan kepalanya di bagian leher Claire.Seluruh bulu kuduk Claire berdiri. Dia membiarkan Javier memeluknya. Entah perasaannya saja atau bagaimana, kenapa Claire merasa sepertinya Javier sedang minta dihibur saja?“Javier?” panggil Claire dengan ringan.Javier memeluk Claire dengan erat. “Aku bahkan tidak ingat dengan letak departemen di dalam perusahaan. Apa aku sangat lucu?”Claire sungguh syok. Lelaki ini malah sedang bermanja-manja dengannya saat ini. Setelah ingatannya pulih total nanti, entah bagaimana reaksinya ketika mengingat sikapnya saat ini.Claire pun menghiburnya. “Kenapa kamu malah takut ditertawakan di perusahaanmu sendiri?”Javier mendorongnya, lalu memegang erat pundak si wanita. “Gimana kalau mereka mentertawakanku?”Claire mengangkat dagu Javier, lalu mengangkat-angkat alisnya. “Siapa juga yang berani mente
“Dia orangnya memang keras kepala, tapi dia bisa bersikap seperti itu karena mengingat budi Keluarga Sinaga. Seandainya Rosy bukan anggota Keluarga Sinaga, dia juga tidak akan membela Rosy.”Steven menghela napas. “Dia sangat membenci anggota konglomerat itu. Ditambah lagi, Rosy terus menghasutnya. Jadi, sebelum dia melihat kenyataan dengan mata kepalanya sendiri, si Tua itu tidak mungkin akan percaya.”Claire mengerti maksud ucapan Steven. Setelah mengalami masalah Rosy, Berwin tidak lagi keras kepala ingin ikut campur dalam masalah Javier lagi.Seseorang yang keras kepala hingga tidak bersedia mendengar masukan orang lain hanya bisa disadarkan dengan sadisnya kenyataan. Meskipun proses melihat kenyataan ini hampir saja merenggut nyawa Javier.Langit semakin menggelap.Di dalam kamar mandi, Javier dan Jerry sedang mandi bersama. Jerry masuk ke dalam bathtub, lalu memainkan boneka bebek kuning yang mengapung di atas permukaan air.Javier membuka kran shower, lalu mengetes suhu air itu.
Javier yang hilang ingatan ini tidak seperti dulu, yang begitu pintar dalam menggoda Claire. Hanya saja, tatapan si lelaki ketika melihat Claire sekarang sangatlah membara.Jantung Claire berdetak kencang. Telapak tangan yang menahan dada Javier terasa memanas. Claire merasa dirinya sudah hampir kehilangan akal sehatnya. “Javier, kamu jangan ….”Bibir Javier tak sengaja menyentuh bagian daun telinga Claire, seolah-olah sedang menciumnya saja. “Kalau aku tidak mengingatnya, memangnya kita tidak boleh …?”Claire kembali terbengong.Javier sengaja mengembuskan napas hangatnya ke sisi Claire. Ujung bibirnya semakin melengkung ke atas. “Bukannya kamu suka menggodaku?”Claire menggigit erat bibirnya. Dia berusaha untuk bersikap tenang saat ini.“Claire,” panggil Javier dengan perlahan, “Kamu itu istriku. Kamu harus tanggung jawab terhadapku.”Javier langsung mengecup bibir Claire. Kali ini, Claire juga tidak sanggup menolak lagi. Dia bahkan melupakan masalah Javier sedang amnesia.Javier me
Tak sedikit karyawan Grup Angkasa membahas berita ini.“Semuanya membahas entah penyakit keras apa yang diidap Tuan Javier selama tiga tahun meninggalkan Grup Angkasa. Dia malah jadi lupa ingatan.”“Pantas saja aku dengar-dengar saat rapat sore semalam, Tuan Javier salah masuk ruangan. Bahkan OB yang mengarahkan jalan.”Karyawan wanita yang sedang merias wajahnya melihat mereka. “Beberapa tahun lalu, ruang rapat itu sudah diganti menjadi ruang tamu. Lagi pula, semua itu juga adalah perintah Tuan Javier.”Javier bahkan tidak ingat dengan ruang rapat baru. Apa lagi kalau bukan amnesia?Karyawan wanita yang satu lagi menghela napas. “Istrinya mengalami kecelakaan pada tiga tahun lalu. Dia kehilangan istrinya, lalu mengidap penyakit serius dan kehilangan ingatannya. Kenapa tragis banget sih nasibnya?”Di ruangan departemen administrasi.Javier membuang majalah ke atas meja, lalu menekan-nekan pelipisnya. “Kehilangan istri? Apa maksud mereka?Roger memungut majalah dengan tidak berdaya. Apa
Javier pun tersenyum. “Jadi, demi sahabatmu, kamu mengajakku keluar untuk beri pelajaran kepadaku?”Claire juga tidak bertele-tele lagi. “Kak, apa kamu benar-benar ingin menikahi Candice?”Kening Louis seketika berkerut. Dari kedua mata indahnya, dapat terlihat bahwa dia sangatlah tenang.Claire mengangkat cangkirnya. “Aku tahu keluarga kalian ingin melakukan pernikahan bisnis. Para senior sangat mengharapkan pernikahan ini untuk mendekatkan hubungan antar keluarga. Hanya saja, kalian nggak mungkin mengorbankan kebahagiaan kalian demi pernikahan bisnis. Satunya sahabatku, satunya lagi kakak sepupuku. Kalau kalian lagi konflik, aku pun nggak tahu harus bela siapa.”Pelayan menyuguhkan kopi ke hadapan Louis. Louis mengangkat cangkir, lalu memandang ke luar jendela. “Tidak akan konflik.”Claire merasa bingung.Louis menyesap kopi, lalu menatap Claire. “Meski aku tidak menikahi Candice, ibuku juga akan menyuruhku menikah dengan wanita asing lainnya. Aku lebih dekat dengan Candice. Jadi, ak
Claire langsung menunjukkan senyuman menyeringai. “Sepertinya aku harus lebih waspada.” Dia mengambil tas, lalu berdiri. Candice spontan menatapnya. “Kamu mau pulang?”“Kalau aku nggak pulang, sepertinya orang-orang itu akan merebut posisiku.” Claire berjalan pergi tanpa memalingkan kepalanya.Candice melambaikan tangannya. “Kamu memang keren!”Di Grup Angkasa.Claire dan Izza berjalan melewati meja resepsionis. Resepsionis yang sedang mengobrol di depan meja memperhatikan kedua orang yang melewati mereka. Mereka spontan mengangkat kepala mereka.Saat ini, kedua orang itu sudah berdiri di depan lift. Sosok wanita berambut panjang itu tampaknya cukup familier. Hanya saja, mereka lupa pernah melihatnya di mana.“Wanita itu kelihatan familier sekali, ya?”“Aneh! Kenapa dia berani naik lift Tuan Javier?”“Celaka!”Kedua resepsionis menyadari sesuatu, mereka segera berlari ke sisi Claire. Saat Claire sedang masuk ke dalam lift, tangannya malah ditarik. “Nona!”Resepsionis itu terengah-engah
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di
Pengawal berjalan mendekati Jessie.Miya pun menjerit, “Tolong!”Pengawal dari Vila Laguna kedengaran suara Miya. Mereka menyadari sepertinya telah terjadi sesuatu, mereka pun berlari dengan buru-buru. Pengawal yang dibawa mereka lebih banyak daripada pengawal Sissae.Miya menunjuk ke sisi Sissae. “Wanita itu mau menggebuki Bos. Apa yang harus kita lakukan?”Sissae tidak menyangka mereka akan membawa pengawal sebanyak ini. Dia menggertakkan giginya. Masih terdengar rasa arogan di dalam ucapannya. “Memangnya kenapa kalau aku suruh anggotaku untuk memukul kalian? Memangnya anggotamu berani untuk menyentuhku? Aku itu putri dari Keluarga Taylor. Kalau kalian menyinggungku, aku akan membuat kalian tidak betah untuk tinggal di Negara Hyugana lagi.”Jessie tertawa sembari melihat ke sisi pengawal. “Turun tangan.”Sepertinya pengawal tidak merasa Sissae sulit untuk dihadapi. Mereka benar-benar ingin turun tangan terhadap anggotanya. Pengawal yang direkrut Jules cukup profesional. Dengan gampan
Hanya saja, Jessie yakin Jules bisa menyelesaikannya dengan baik.Setelah berjalan ke dalam ruang pemeriksaan kandungan, Jessie menoleh untuk berkata kepada Miya, “Kamu tunggu di luar saja.”Miya mengangguk, lalu melihatnya memasuki ruangan.Miya sedang berjalan mondar-mandir di koridor. Sekitar 15 menit kemudian, dia melihat Jessie berjalan keluar ruangan. Miya segera mendekatinya. “Bagaimana?”Jessie menyerahkan hasil USG kepadanya. Miya melihatnya dan merasa kaget. “Astaga! Anak kembar?”Jessie mengisyaratkan Miya untuk diam. “Kamu bantu aku rahasiakan masalah ini dulu, ya. Jangan sampai semua orang tahu masalah anakku masih ada di dalam kandunganku.”Sebelumnya, Jules mengabarkan ke publik bahwa Wika dan Sissae mencelakai Jessie hingga keguguran. Tentu saja Jules melakukannya karena pemikirannya sendiri. Semua dilakukan juga demi anak di dalam kandungan. Jadi, tentu saja Jessie mesti bekerja sama untuk bersandiwara.Miya menutup mulutnya sembari mengangguk. “Aku mengerti.”Baru sa
Awalnya, Reyhan berpikir bahwa dengan kematian Wrenka, semua hal yang pernah dilakukan atas perintah putrinya akan lenyap tanpa bukti. Sementara, saat Jules memblokir berita tersebut, orang-orang yang mereka atur sudah lebih dulu meninggalkan penjara. Namun, jika masalah ini dipublikasikan dan menarik perhatian internal penjara, mereka pasti akan melakukan penyelidikan, situasi akan jauh lebih merepotkan. Pengurus rumah terbengong. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Reyhan duduk dengan raut muram. “Terpaksa dilenyapkan.”Kaki pengurus rumah terasa lemas. Dia sungguh bingung harus berbuat apa. “Tuan, tapi dia itu ….”Reyhan tidak memberi pengurus rumah kesempatan untuk berbicara. “Kalau dia mati, kamu pun mesti mati. Apa kamu mengerti?”Saat ini, pengurus rumah merasa lehernya bagai dicekik saja. Dia tidak bersuara sama sekali.Langit di luar sana sudah semakin menggelap. Lampu di dalam ruang baca Vila Laguna masih menyala. Derric
Wartawan mulai membubarkan diri. Filbert mengikuti langkah Jules berjalan ke dalam aula. “Kak Jules, sebenarnya apa yang terjadi? Apa Wika sudah mati?”Filbert tidak mengetahui masalah ini.Jules berhenti di depan lift, lalu mengiakan. “Dia sudah mati.”Akhirnya Filbert paham. “Jadi, ada orang yang sengaja menyuruh wartawan itu kemari untuk mencelakaimu? Siapa yang tidak punya otak. Bukannya dia sudah memicu rasa curiga?”Jules telah memblokir informasi ini. Lagi pula, hanya orang-orang di penjara dan pusat laboratorium forensik yang mengetahui masalah ini. Begitu informasi terbongkar, itu berarti ada “masalah” dengan internal dua pihak itu?Jules menatap Filbert sembari menepuk-nepuk pundaknya. “Kamu memang pintar.”“Sudah lama aku bersamamu. Apa mungkin aku tidak pintar?” Filbert tersenyum cengengesan.Jules mengangguk. “Tidak ada yang memicu rasa curiga. Semua ini skenarioku.”Kali ini, Filbert tidak tersenyum lagi. Dia mengikuti langkah Jules untuk memasuki lift. “Kamu tidak bercan