Langkah kaki Candice seketika terhenti. Belakangan ini ayahnya selalu membahas masalah pernikahannya dengan Keluarga Kenata. Vincent mengira putrinya sudah memutuskan untuk melangsungkan pernikahan ini.Jika tiba-tiba Candice berubah pikiran, bisa jadi dia akan diusir dari rumah?Candice kembali duduk, lalu menatap Louis. “Tapi kalau Keluarga Kenata yang membatalkan pernikahan ini, ayahku nggak mungkin paksa aku untuk menikah.”Mata Louis bergerak. “Semua orang di ibu kota tahu masalah kita berdua. Apa kamu kira gampang untuk membatalkannya? Meskipun Keluarga Kenata ingin membatalkannya, yang malu juga Keluarga Suryono, ‘kan?”Kali ini, Candice sungguh kehabisan kata-kata.Claire dan Liliana berjalan menuruni tangga. Menyadari ternyata mereka berdua juga datang ke rumah, Liliana pun tersenyum. “Candice, apa yang lagi kamu obrolkan dengan Louis?”“Tante, aku ….”“Tentu saja membahas masalah pernikahan.” Tatapan Louis sangatlah tajam. “Bukankah pernikahan ini sudah ditetapkan?”Raut waja
Raut wajah Javier terlihat sangatlah buruk. Setelah melihat Claire, awalnya dia merasa syok. Baru saja Claire hendak berbicara, Javier malah memeluknya dan membenamkan kepalanya di bagian leher Claire.Seluruh bulu kuduk Claire berdiri. Dia membiarkan Javier memeluknya. Entah perasaannya saja atau bagaimana, kenapa Claire merasa sepertinya Javier sedang minta dihibur saja?“Javier?” panggil Claire dengan ringan.Javier memeluk Claire dengan erat. “Aku bahkan tidak ingat dengan letak departemen di dalam perusahaan. Apa aku sangat lucu?”Claire sungguh syok. Lelaki ini malah sedang bermanja-manja dengannya saat ini. Setelah ingatannya pulih total nanti, entah bagaimana reaksinya ketika mengingat sikapnya saat ini.Claire pun menghiburnya. “Kenapa kamu malah takut ditertawakan di perusahaanmu sendiri?”Javier mendorongnya, lalu memegang erat pundak si wanita. “Gimana kalau mereka mentertawakanku?”Claire mengangkat dagu Javier, lalu mengangkat-angkat alisnya. “Siapa juga yang berani mente
“Dia orangnya memang keras kepala, tapi dia bisa bersikap seperti itu karena mengingat budi Keluarga Sinaga. Seandainya Rosy bukan anggota Keluarga Sinaga, dia juga tidak akan membela Rosy.”Steven menghela napas. “Dia sangat membenci anggota konglomerat itu. Ditambah lagi, Rosy terus menghasutnya. Jadi, sebelum dia melihat kenyataan dengan mata kepalanya sendiri, si Tua itu tidak mungkin akan percaya.”Claire mengerti maksud ucapan Steven. Setelah mengalami masalah Rosy, Berwin tidak lagi keras kepala ingin ikut campur dalam masalah Javier lagi.Seseorang yang keras kepala hingga tidak bersedia mendengar masukan orang lain hanya bisa disadarkan dengan sadisnya kenyataan. Meskipun proses melihat kenyataan ini hampir saja merenggut nyawa Javier.Langit semakin menggelap.Di dalam kamar mandi, Javier dan Jerry sedang mandi bersama. Jerry masuk ke dalam bathtub, lalu memainkan boneka bebek kuning yang mengapung di atas permukaan air.Javier membuka kran shower, lalu mengetes suhu air itu.
Javier yang hilang ingatan ini tidak seperti dulu, yang begitu pintar dalam menggoda Claire. Hanya saja, tatapan si lelaki ketika melihat Claire sekarang sangatlah membara.Jantung Claire berdetak kencang. Telapak tangan yang menahan dada Javier terasa memanas. Claire merasa dirinya sudah hampir kehilangan akal sehatnya. “Javier, kamu jangan ….”Bibir Javier tak sengaja menyentuh bagian daun telinga Claire, seolah-olah sedang menciumnya saja. “Kalau aku tidak mengingatnya, memangnya kita tidak boleh …?”Claire kembali terbengong.Javier sengaja mengembuskan napas hangatnya ke sisi Claire. Ujung bibirnya semakin melengkung ke atas. “Bukannya kamu suka menggodaku?”Claire menggigit erat bibirnya. Dia berusaha untuk bersikap tenang saat ini.“Claire,” panggil Javier dengan perlahan, “Kamu itu istriku. Kamu harus tanggung jawab terhadapku.”Javier langsung mengecup bibir Claire. Kali ini, Claire juga tidak sanggup menolak lagi. Dia bahkan melupakan masalah Javier sedang amnesia.Javier me
Tak sedikit karyawan Grup Angkasa membahas berita ini.“Semuanya membahas entah penyakit keras apa yang diidap Tuan Javier selama tiga tahun meninggalkan Grup Angkasa. Dia malah jadi lupa ingatan.”“Pantas saja aku dengar-dengar saat rapat sore semalam, Tuan Javier salah masuk ruangan. Bahkan OB yang mengarahkan jalan.”Karyawan wanita yang sedang merias wajahnya melihat mereka. “Beberapa tahun lalu, ruang rapat itu sudah diganti menjadi ruang tamu. Lagi pula, semua itu juga adalah perintah Tuan Javier.”Javier bahkan tidak ingat dengan ruang rapat baru. Apa lagi kalau bukan amnesia?Karyawan wanita yang satu lagi menghela napas. “Istrinya mengalami kecelakaan pada tiga tahun lalu. Dia kehilangan istrinya, lalu mengidap penyakit serius dan kehilangan ingatannya. Kenapa tragis banget sih nasibnya?”Di ruangan departemen administrasi.Javier membuang majalah ke atas meja, lalu menekan-nekan pelipisnya. “Kehilangan istri? Apa maksud mereka?Roger memungut majalah dengan tidak berdaya. Apa
Javier pun tersenyum. “Jadi, demi sahabatmu, kamu mengajakku keluar untuk beri pelajaran kepadaku?”Claire juga tidak bertele-tele lagi. “Kak, apa kamu benar-benar ingin menikahi Candice?”Kening Louis seketika berkerut. Dari kedua mata indahnya, dapat terlihat bahwa dia sangatlah tenang.Claire mengangkat cangkirnya. “Aku tahu keluarga kalian ingin melakukan pernikahan bisnis. Para senior sangat mengharapkan pernikahan ini untuk mendekatkan hubungan antar keluarga. Hanya saja, kalian nggak mungkin mengorbankan kebahagiaan kalian demi pernikahan bisnis. Satunya sahabatku, satunya lagi kakak sepupuku. Kalau kalian lagi konflik, aku pun nggak tahu harus bela siapa.”Pelayan menyuguhkan kopi ke hadapan Louis. Louis mengangkat cangkir, lalu memandang ke luar jendela. “Tidak akan konflik.”Claire merasa bingung.Louis menyesap kopi, lalu menatap Claire. “Meski aku tidak menikahi Candice, ibuku juga akan menyuruhku menikah dengan wanita asing lainnya. Aku lebih dekat dengan Candice. Jadi, ak
Claire langsung menunjukkan senyuman menyeringai. “Sepertinya aku harus lebih waspada.” Dia mengambil tas, lalu berdiri. Candice spontan menatapnya. “Kamu mau pulang?”“Kalau aku nggak pulang, sepertinya orang-orang itu akan merebut posisiku.” Claire berjalan pergi tanpa memalingkan kepalanya.Candice melambaikan tangannya. “Kamu memang keren!”Di Grup Angkasa.Claire dan Izza berjalan melewati meja resepsionis. Resepsionis yang sedang mengobrol di depan meja memperhatikan kedua orang yang melewati mereka. Mereka spontan mengangkat kepala mereka.Saat ini, kedua orang itu sudah berdiri di depan lift. Sosok wanita berambut panjang itu tampaknya cukup familier. Hanya saja, mereka lupa pernah melihatnya di mana.“Wanita itu kelihatan familier sekali, ya?”“Aneh! Kenapa dia berani naik lift Tuan Javier?”“Celaka!”Kedua resepsionis menyadari sesuatu, mereka segera berlari ke sisi Claire. Saat Claire sedang masuk ke dalam lift, tangannya malah ditarik. “Nona!”Resepsionis itu terengah-engah
Charine dan Guffin sungguh terbengong ketika melihat orang yang menerobos ke dalam ruangan.Claire melempar tasnya ke atas meja. Suara lemparan itu terdengar agak keras. Alhasil, Guffin pun terkejut.Claire berjalan ke depan meja, lalu duduk di atas pangkuan Javier. Kedua matanya seketika merona. Dia pun menumbuk-numbuk dada Javier. “Vier, kamu berengsek sekali! Semalam sewaktu di kamar kamu bilang kamu hanya akan menikahiku seorang diri. Sekarang kamu malah cari pasangan baru di belakangku?”Javier meraih pergelangan tangan Claire, lalu menatap wanita di dalam pelukannya. “Aku tidak berbuat seperti itu.”“Ada!” Claire kembali menumbuk dadanya. “Apa tubuhku kurang bagus atau aku kurang cantik? Dasar penipu! Padahal kamu sudah memilikiku, kamu malah masih menginginkan yang lain!”Suasana di dalam ruangan seketika menjadi hening.Raut wajah Guffin dan Charine juga berubah kaku. Bahkan, Roger yang berdiri di depan pintu pun terbengong.Namun, Charine masih belum putus asa. “Kak Javier, si
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me