“Soul?” tanya Fendra dengan bingung.“Setiap hasil karya yang diciptakan memiliki nilainya masing-masing. Meskipun benda itu hanyalah benda mati, kalau nggak ada jiwa di dalamnya, hasil karya itu pun nggak ada nilainya.”Mendengar penjelasan Claire, Fendra pun mengangguk. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, terdengar suara dari depan pintu.“Jiwa dari setiap hasil karya berasal dari desainer. Emm, maknanya bagus juga.”Melihat Javier berjalan ke dalam ruangan, senyuman di wajah Claire langsung terkaku.Kenapa Javier bisa kemari?Fendra pun hanya mengangguk mengiakan ucapannya saja.Javier menatap Fendra. “Apa kamu adalah Pak Fendra? Namamu cukup terkenal di dunia perhiasan.”Fendra tersenyum. “Tuan Javier pernah mendengar namaku? Wah, aku merasa sangat terhormat.”“Tuan Javier, kenapa kamu punya waktu luang untuk datang ke sini?” Claire tersenyum. Sekarang Claire telah mengetahui lelaki pada enam tahun silam adalah lelaki di hadapannya ini, dia merasa dunianya sudah hampir runtuh saja.
Fendra terbengong. “Ada apa dengan Tuan Javier?”Claire mengangkat-angkat pundaknya. “Entah, mungkin tiba-tiba nggak ingin minum teh lagi.”Di Kediaman Adhitama.Imelda sedang mondar-mandir di dalam ruang tamu dengan gelisah. Entah bagaimana hasil tes DNA di sana.Kayla duduk di sofa sambil maskeran wajah. Melihat ibunya yang begitu gelisah, dia pun berkata, “Ibu, kenapa kamu mondar-mandir? Nggak peduli bagaimana hasil tes DNA itu, aku nggak akan membiarkan kedua anak haram itu begitu saja.”Imelda terkejut langsung memalingkan kepalanya. “Apa maksudmu?”“Kalau terjadi apa-apa terhadap dua bocah itu, bukankah kita akan tahu siapa wanita di belakang mereka?”Kayla melepaskan masker di wajahnya. Dia sudah mengaturnya dengan baik. Jadi, tidak peduli apakah hasil tes DNA itu asli atau bukan, dia tetap ingin tahu siapa wanita di balik kedua anak haram itu!Imelda merasa agak khawatir. “Tapi gimana kalau sampai ketahuan?”“Apa yang lagi Ibu takutkan? Aku juga bukan ingin membunuh mereka. Aku
“Paman, diikat pita, ya?” Jessie mulai menangis lagi. Air mata mulai membasahi wajahnya.“Jangan menangis!” jerit si lelaki hingga suaranya menjadi serak.Jessie yang merasa takut itu langsung menunjukkan wajah cemberutnya. Dia hanya menangis sambil menatap si lelaki saja.Setelah itu, si lelaki mengikuti kemauan si anak kecil untuk diikat pita. Dia berdiri, lalu berjalan ke belakang lelaki botak. “Menurutmu, apa Nona Kayla itu sudah gila? Dia malah beri kita dua miliar untuk tangkap dua bocah ini?”“Kenapa? Kamu nggak suka sama uang?” Si lelaki botak menyalakan sebatang rokok, lalu menyela, “Kalau kamu nggak mau kerja, kamu bisa pergi sana. Aku seorang diri juga sanggup untuk menghadapi dua bocah ini!”“Mau! Kenapa nggak mau? Hanya saja, aku merasa kurang menantang.” Si lelaki tersenyum lebar.Menculik dua anak kecil bisa mendapatkan uang dua miliar? Bagaimana kalau menculik empat anak? Bukankah akan diberi uang empat miliar?Jody bisa mendengar ucapan mereka. Dia mengangkat kepalanya
“Kamu … Kamu Tuan Javier? Kalau kamu … kamu … kamu ingin selamatkan dua anak ini, beri kami 20 miliar. Kalau nggak, kamu akan menghabisi mereka!”Tatapan Javier berubah dingin dan tajam. Dia melirik Roger yang berada di sampingnya.Roger mengerti langsung mengambil jas, bersamanya keluar ruangan.“Dua puluh miliar? Aku akan memberikannya. Kalau mereka kehilangan satu helai rambut saja, aku akan bunuh kalian.”Javier mengakhiri panggilan, lalu menyerahkan ponselnya kepada Roger. “Periksa alamatnya.”Si lelaki berjalan ke sisi temannya. “Kak, Tuan Javier benar-benar bersedia memberi kami 20 miliar!”Si Botak tidak berbicara. Sebenarnya dia juga tidak menyangka Javier bersedia menebus kedua bocah ini dengan 20 miliar. Saat si Botak sedang memikirkan sesuatu, Jody sudah berhasil memutuskan tali di tangannya.Berhubung mereka berdua membelakangi Jody, mereka juga tidak menyadari Jody sudah berdiri di belakang mereka. Tanpa berbasa-basi, Jody langsung merampas pisau dari tangan si lelaki. S
Javier pun terkejut. Kedua anak ini memang sangat cerdas. Namun, saat dia melihat Jody, malah tampak tatapan dingin di wajah anak itu.Javier menurunkan Jessie, lalu berjalan ke sisi Jody.“Tuan Javier, kenapa kamu bisa ke sini?” Angela pun terbengong. Jangan-jangan demi kedua anak ini?Javier mengangguk, lalu mengangkat tangannya hendak mengusap kepala Jody. Namun, Jody malah mengelak. “Jangan sentuh aku! Kalau bukan karena kamu, kami juga nggak bakal diculik.”Kening Javier spontan berkerut. Dia hanya menatap Jody tanpa berbicara apa-apa. Mereka bisa diculik gara-gara dirinya?Jessie berlari pergi menggandeng tangan Jody. “Kak, jangan bicara seperti ini ….”“Kenyataannya memang begitu. Kamu sudah dengar sendiri apa yang dikatakan kedua penculik tadi. Semua ini ulah wanitanya!”Melihat tatapan dingin Jody, Javier pun terkejut.Roger juga merasa kaget. Wanitanya Tuan Javier? Jangan-jangan … Nona Kayla?Javier setengah berjongkok untuk menatap kedua mata Jody. Meski kedua mata si cilik
‘Imelda! Kayla! Kalian yang memaksaku untuk melakukannya!’…Mobil melaju ke dalam sebuah perumahan. Kedua sisi jalan dipenuhi dengan pepohonan rindang. Di tengah-tengah sana juga terlihat sebuah air mancur dengan patung di bagian tengahnya. Kemudian, setelah melewati air mancur itu, tampak sebuah vila bergaya Eropa di dalamnya.“Paman, kamu sendirian tinggal di rumah sebesar ini?”Jessie menatap vila mewah di hadapannya. Vila itu bahkan lebih luas berkali-kali lipat daripada tempat tinggalnya!Javier menggerakkan matanya. “Emm, kalau kalian bersedia, kalian juga boleh tinggal di sini.”Lagi pula, semua ini hanyalah masalah waktu.Jody memalingkan kepalanya. “Kami nggak mau tinggal di sini.”Javier hanya tersenyum dan tidak berbicara lagi.Mobil berhenti tepat di depan pintu. Pengurus rumah yang menunggu di depan rumah lekas maju untuk membukakan pintu mobil. Ketika mereka menyadari ada dua anak kecil di dalam mobil, si pengurus rumah pun terbengong.Kedua anak kecil menuruni mobil. Pe
Imelda mulai kepanikan. Dia teringat dengan ucapan Claire. Claire adalah tipe orang yang akan melakukan apa yang dikatakannya.Kayla menggigit bibir bawahnya. “Seharusnya nggak mungkin. Tapi kalau dibunuh, ya sudahlah ….”“Nggak boleh!” Imelda berjalan ke hadapan Kayla. “Wanita jalang itu sudah bilang. Kalau anak itu mati, dia akan beri tahu masalah enam tahun lalu kepada Javier. Dia juga ingin merebut Javier. Jangan lupa, sekarang dia tahu lelaki yang ditidurinya pada enam tahun lalu adalah Javier.”Kayla mengepal erat tangannya. Sialan! Padahal dia hanya ingin mengancam Claire saja, sekarang masalah malah semakin rumit lagi!“Bagaimana kalau aku pergi cari Javier? Asalkan aku beri tahu berita ini kepada Javier, lalu menyuruh Javier untuk mencari mereka, dia juga nggak bakal curiga sama kita?” Kayla merasa cara ini cukup efektif.Imelda juga merasa cara ini lumayan bagus. Jadi, dia langsung mendesak Kayla untuk segera pergi.Di Vila Javier.Kedua bocah cilik menatap satu meja makanan
Roger sungguh prihatin dengan IQ wanita ini. Kayla datang untuk meminta bantuan, bahkan mengetahui masalah penculikan anak-anak. Bukankah itu berarti Kayla mengaku bahwa dirinya berhubungan dengan masalah penculikan kali ini?Raut wajah Javier berubah dingin. “Apa hubunganmu dengan mereka?”“Aku ….”“Kamu kenal dengan ibu mereka?”Kali ini, Kayla tampak memucat. Celaka! Kenapa dia lupa bahwa Javier masih belum mengetahui masalah ini!“Javier, bukan, aku hanya dengar dari orang lain.”“Dengar dari siapa?”Kelihatan sekali bahwa Javier sudah kehabisan kesabarannya.Kayla pun terkejut. “Javier, apa kamu lagi curiga sama aku? Kamu kenal dekat sama aku. Mana mungkin aku melakukan hal seperti ini!”Betul, sebelumnya Javier mengira Kayla sangat lembut dan bernyali kecil. Dia pasti tidak berani melakukan hal di luar batasan. Namun, bagaimana sebenarnya wajah asli wanita lemah lembut ini? Kenapa dia bisa tega melukai anak kecil?“Lain kali kamu tidak usah ke sini lagi.”Ucapan itu langsung memb