Javier tersenyum. Namun senyumannya terlihat agak lara. “Aku takut setelah aku melihatmu, aku tidak bisa mengendalikan diriku. Seperti semalam, aku tetap memilih untuk bertemu padamu.”Javier berjalan mendekati Claire. Claire pun tidak memiliki jalan untuk mundur lagi. “Claire, kalau kamu tidak muncul, aku pun bisa mengendalikan diriku untuk tidak merindukanmu. Tapi kamu malah menampakkan diri.”Selama tiga tahun ini, Javier memaksa dirinya untuk tidak memikirkan Claire. Dia bisa membohongi semua orang, tetapi tidak bisa membohongi dirinya sendiri.Claire melepaskan tangan yang dikepal erat. Terlihat sedikit emosi di dalam matanya. Beberapa saat kemudian, Claire menurunkan tangannya. “Lebih baik kita bahas masalah kerja sama saja.”Javier menunduk, lalu tersenyum. Dia berjalan ke depan meja, lalu mengambil sebuah dokumen. “Ini adalah daftar nama kandidat. Ini pemberian David.”Claire terkejut. “Kenapa dia bisa memberikannya kepadamu?”Mungkin karena sedang membahas masalah pekerjaan, C
Betapa percaya dirinya Javier?Namun, tebakannya memang benar.Claire … memang tidak tega menyuruh Izza untuk melukainya. Seandainya Claire mengatakan Javier itu rendahan, bagaimana dengan dirinya?Jujur saja, Claire juga ingin melepaskannya, tetapi Claire juga tidak rela untuk melepaskannya? Bukankah Claire juga rendahan?Tiba-tiba terdengar suara lantang dari belakang. “Aku bukan percaya diri. Aku percaya sama kamu.”Javier mengulurkan tangannya untuk bertautan dengan jemari ramping Claire, lalu kembali merendahkan nada bicaranya. “Claire, maaf.”Nada bicara Javier penuh dengan rasa bersalah, menyesal, dan juga hati-hati.Tiga tahun silam, seandainya Javier tidak bersikeras ingin meninggalkan Claire, mungkin tidak akan terjadi kecelakaan itu.“Apa gunanya minta maaf?” Tatapan Claire berubah murung. Dia pun tersenyum sinis, lalu melepaskan tangan Javier dan berjalan ke sisinya. “Ayah sudah meninggal, Yvonne juga sudah meninggal, anakku juga sudah nggak ada. Kalau waktu itu aku nggak k
Javier menatap Roger dalam waktu lama. Ujung bibirnya sedikit melengkung ke atas. Dia sedang tersenyum menyindir dirinya sendiri. “Sia-sia kamu mengikutiku selama ini. Ternyata kamu bersekongkol dengan kakekku untuk membohongiku.”Sebenarnya Javier tahu, masalah mengumumkan perceraian adalah perbuatan kakeknya. Waktu itu, Javier masih tidak menyadarkan diri, Berwin pun menyuruh Roger untuk memaksa Claire menandatangani surat cerai.Javier tahu Roger tidak akan merahasiakan apa-apa darinya. Seandainya bukan karena perintah Kakek Berwin, mana mungkin Roger berani melakukannya?Namun dalam masalah sebesar ini, Roger malah membantu Kakek Berwin untuk merahasiakannya dari Javier!“Tuan, sebenarnya Pak Berwin melakukannya demi kebaikanmu ….”“Demi kebaikanku?” Javier tersenyum sinis. “Aku telah mencelakai anakku hingga tiada. Semua perbuatan yang kalian lakukan demi kebaikanku itu malah membuatku merasa bersalah selama seumur hidupku. Aku juga berutang terhadap anakku.”Anak itu masih belum
“Kalau kamu bersedia untuk menerimanya, kami juga tidak akan merugikanmu. Kami bahkan akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar untukmu.”Tadi Max telah mengungkit masalah keuntungan dan persahabatan antar dua negara. Namun sebenarnya Max sedang memberitahunya bahwa Organisasi Dawn tidak berhak ikut campur dalam masalah Negara Shawana.Namun, apa Claire mengharapkan keuntungan itu? Claire pun tersenyum. “Secara teori, Organisasi Dawn nggak seharusnya ikut campur. Tapi masalah ini nggak ada hubungannya dengan keuntungan. Masalah Keluarga Gufree adalah masalahku.”Menyadari Claire tidak bersedia untuk mengalah, ekspresi Max pun terlihat tidak senang. “Kalau kamu bersikeras ingin ikut campur, kami tidak akan tinggal diam. Ini adalah peringatan terakhir untukmu.”Max berdiri, lalu mengancing jasnya, baru meninggalkan vila. Sementara itu, Claire tiba-tiba berkata dengan serius, “Keluarga Gufree ada hubungannya sama aku.”Langkah kaki Max terhenti, tetapi dia tidak menoleh.Claire memal
“Kamu masih belum tidur?” Suara Javier terdengar agak serak, tetapi masih terdengar magnetik.Claire tertegun sejenak, lalu berkata, “Kata siapa, aku sudah tidur.”Javier terdiam sejenak, lalu membalas dengan perlahan, “Lampumu masih menyala.”Tiba-tiba Claire berlari ke depan jendela. Tampak sebuah mobil sedan berwarna hitam sedang berhenti di luar gerbang sana. Kemudian, tampak juga Javier sedang berdiri di depan mobil. Dia mengenakan jaket berwarna abu-abu, berdiri di bawah lampu jalan. Dia kelihatan sangat kesepian.Claire menekan-nekan keningnya. Kepalanya terasa agak sakit. “Javier, apa kamu ada urusan?”“Tidak ada.” Javier menengadah kepalanya ke sisi jendela. “Aku hanya lewat.”Claire tersenyum. “Kamu jauh-jauh ke sini, namanya lewat? Tuan Javier, sepertinya alasanmu terlalu nggak kreatif.”“Rega mengutus orang untuk mencarimu.” Javier mengeluarkan sekotak rokok dari saku celananya, lalu mengambil satu batang.Claire menyipitkan matanya. “Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?”Jav
“Benarkah? Seingatku, aku nggak pernah bertemu dengan Tuan Marco.” Claire mengangkat gelas teh dengan santai. “Apa Pangeran Rega mengutusmu untuk mencariku?”Marco menatapnya dan tidak berbicara. Kemudian Claire pun tersenyum. “Sebelumnya Tuan Max tidak berhasil menyogokku. Sekarang giliran Tuan Marco datang untuk menyogokku?”“Aku datang bukan demi kekuasaan Keluarga Gufree.” Marco menuangkan segelas teh untuk dirinya sendiri, lalu melanjutkan, “Aku hanya ingin berkenalan dengan Nona Alice saja.”Claire tersenyum tipis, lalu mengusap ujung gelas. “Lebih baik Tuan Marco terus terang dengan maksud kedatanganmu.”Melihat Alice begitu blak-blakan, Marco juga tidak bertele-tele lagi. “Aku ingin melakukan sebuah transaksi dengan Nona Alice.”Claire mengerutkan keningnya. “Apa maksudmu?”“Seperti yang kukatakan tadi.” Marco meletakkan selembar kartu nama di atas meja. “Mari kita lakukan transaksi dengan semua rahasia yang kamu ketahui.”Belum sempat Claire merespons, Marco pun berdiri merapi
Tatapan Claire tertuju pada tampilan ponselnya. Sejak semalam, Javier tidak sekali pun mencarinya, bahkan tidak menjelaskan sama sekali ….Heh, kelak Claire tidak akan percaya lagi dengan omongan Javier!Claire mengeluarkan kartu nama. “Izza, bantu aku hubungi Marco.”Siang harinya, Claire bersama Izza pergi ke Kediaman Larsano.Pelayan menjamu Claire dengan menuangkan teh. Tak lama kemudian, tampak Marco berjalan menuruni tangga.Marco duduk di depan sofa. “Apa kataku? Nona Alice pasti akan mencariku.”Raut wajah Claire tidak berubah sama sekali. “Tuan Marco, jangan-jangan kamu bawa reporter ke Restoran Four Seasons semalam?”“Apa Nona Alice sedang mencurigai aku yang telah mengekspos pertemuan kita semalam?” Marco menyilangkan kakinya, lalu berkata dengan tidak puas, “Kamu sudah salah paham sama aku. Bagaimanapun, sekarang semua awak media sangat penasaran dengan wajah asli Nona Alice. Bisa jadi ada reporter yang ingin mengorek informasi kamu.”Claire tidak berani percaya dengan omon
Marco tersenyum lebar. “Bukan, orang yang menyerangnya bukanlah anggotaku. Anggotaku tidak turun tangan sama sekali.”Claire terdiam.Masih ada orang lain yang ingin menyerang Javier?Tatapannya tiba-tiba tertuju pada beberapa lelaki berpakaian hitam di atas tangga. Mereka semua memiliki motif tato yang sama di punggung tangan mereka. Iya, orang-orang yang turun tangan waktu itu tidak memiliki tato di punggung tangan mereka! Jadi, ada dua kubu!Kubu Marco tidak turun tangan.“Anggotanya Rega?”“Nona Claire pintar sekali.” Marco mulai mengaguminya. “Kalau tidak, bagaimana kamu bisa menjebak Rosy si wanita bodoh itu pada tiga tahun silam?”Ketika mengungkit nama Rosy, kedua tangan Claire pun dikepalkan, tatapannya juga menjadi muram. “Ngomong-ngomong, kenapa aku nggak nampak Nona Rosy di sisi Tuan Marco?”Marco mengusap ujung gelasnya. “Wanita bodoh itu telah mengkhianatiku. Kamu rasa apa dia masih bisa berada di sisiku?”Rosy mengkhianati Marco?Terlintas keanehan di dalam tatapan Clair