Marco tersenyum lebar. “Bukan, orang yang menyerangnya bukanlah anggotaku. Anggotaku tidak turun tangan sama sekali.”Claire terdiam.Masih ada orang lain yang ingin menyerang Javier?Tatapannya tiba-tiba tertuju pada beberapa lelaki berpakaian hitam di atas tangga. Mereka semua memiliki motif tato yang sama di punggung tangan mereka. Iya, orang-orang yang turun tangan waktu itu tidak memiliki tato di punggung tangan mereka! Jadi, ada dua kubu!Kubu Marco tidak turun tangan.“Anggotanya Rega?”“Nona Claire pintar sekali.” Marco mulai mengaguminya. “Kalau tidak, bagaimana kamu bisa menjebak Rosy si wanita bodoh itu pada tiga tahun silam?”Ketika mengungkit nama Rosy, kedua tangan Claire pun dikepalkan, tatapannya juga menjadi muram. “Ngomong-ngomong, kenapa aku nggak nampak Nona Rosy di sisi Tuan Marco?”Marco mengusap ujung gelasnya. “Wanita bodoh itu telah mengkhianatiku. Kamu rasa apa dia masih bisa berada di sisiku?”Rosy mengkhianati Marco?Terlintas keanehan di dalam tatapan Clair
Sama halnya dengan Berwin, dia juga terlihat sangat syok. “Claire? Kenapa kamu bisa ada di sini?”Berwin tahu Claire masih hidup. Bagaimanapun, waktu itu tidak ditemukan jasad Claire, dia pun yakin Claire masih hidup. Hanya saja, Berwin tidak menyangka ternyata Claire akan berada di Negara Shawana.Claire berusaha menenangkan emosinya, lalu berjalan maju. “Di mana Javier?”Baru saja Roger ingin berbicara, ekspresi Berwin langsung menjadi muram. “Kalian sudah bercerai selama tiga tahun. Untuk apa kamu mencari dia lagi?”“Kalau aku tidak datang, bagaimana aku bisa tahu dia tertular virus?”Ucapan Claire membuat Roger terkejut. Bagaimana dia bisa mengetahuinya?Kening Berwin tampak berkerut. Dia pun mendengus dingin. “Bagaimana dia bisa tertular virus? Memangnya bukan gara-gara kamu?”Kali ini, Claire juga tidak bisa menyangkal. Jantungnya terasa sangat sakit saat ini.“Claire, kamu kira kenapa Javier bersikeras ingin bercerai denganmu?”Berwin menarik napas dalam-dalam. Sikapnya sangatla
“Tuan Javier tertular virus varian baru,” balas Roger sembari menatapnya, “Virus jenis ini tidak ada masa inkubasinya. Bahkan penyebaran virusnya lebih cepat dari pada virus yang merebak pada 30 tahun silam.”Claire menggigit bibir bawahnya terdiam selama beberapa saat. “Kamu jaga dia dulu.”Setelah itu, Claire membalikkan tubuhnya meninggalkan ruang kamar.Saat berjalan ke depan mobil, tiba-tiba Claire menghentikan langkahnya, lalu menoleh untuk melihat jendela atas.Kemudian, Claire masuk ke dalam mobil. “Pulang.”Izza mengintip Claire dari kaca spion tengah, lalu mengendarai mobilnya.Sementara itu, lelaki yang sedang duduk di dalam mobil tak jauh dari sana tersenyum sinis ketika melihat mobil melaju pergi. “Akhirnya aku menemukanmu.”Beberapa hari kemudian.Claire mengajak Marco untuk ketemuan di restoran. Tampak senyuman di wajah Marco. “Bagaimana Nona Claire? Apa kamu sudah selesai mempertimbangkannya?”Tiba-tiba Claire mengangkat kepalanya, meletakkan ponsel di samping. “Kalau a
Marco mengangkat-angkat kedua tangannya. “Kalau kamu setuju, aku akan telepon untuk bubarkan anggotaku. Aku akan menepati janjiku.”“Kamu sudah menjebakku sekali.” Claire memasukkan ponsel ke dalam tasnya, lalu berdiri dengan perlahan. “Apa mungkin aku akan percaya untuk yang kedua kalinya?”“Kamu bisa percaya sama aku.” Marco menatapnya. “Aku hanya ingin mendapatkan satu suara saja. Asalkan kamu setuju, aku akan melepaskannya kali ini.”Claire tersenyum. “Oke, aku setuju."Menyadari Claire menyetujuinya, Marco mengeluarkan ponselnya untuk menelepon, “Kalian bubar saja.” Kemudian, Marco menatapnya. “Puas?”Claire kembali menatap Marco. “Tuan Marco, aku orangnya nggak suka dirugikan. Kamu sudah peralat aku sekali, aku akan mengingatnya.” Claire tersenyum padanya. Kemudian, lekas meninggalkan restoran.Izza menunggu di depan mobil. Ketika melihat Claire keluar dari restoran, dia pun bertanya, “Apa benar kamu memberikan suara Pak Wilson kepadanya?”Claire tersenyum. “Siasat tarik ulur. Te
Javier tertegun sejenak, lalu menunjukkan senyum lembut. “Kamu sudah datang?”Roger berdeham. “Aku … keluar dulu.” Dengan buru-buru, Roger berjalan keluar kamar. Tak lupa dia menutup pintu kamar.Claire berjalan ke hadapan Javier dengan wajah tak berekspresi. “Javier, apa kamu berencana merahasiakan masalah penyakitmu sampai kamu mati?”Javier hanya menatap Claire dan tidak berbicara.Claire mencondongkan tubuhnya untuk melihat Javier. Bibir delimanya bergerak. “Kalau kamu mati, tolong Tuan Javier tanda tangan surat cerainya dulu. Biar aku nggak susah untuk bisa menikah lagi.”Biasanya ketika Claire membahas masalah ingin menikah dengan lelaki lain, Javier pasti akan merasa sangat cemburu. Namun kali ini, Javier malah hanya tersenyum, lalu menatapnya. “Apa kamu sudah menemukan orang yang cocok?”Claire menegakkan tubuhnya, lalu mengangkat-angkat pundaknya. “Sekarang sih masih belum. Kalau calonnya, aku rasa Cahya lumayan juga. Dia juga suka sama anakku. Selama dia masih belum menikah,
David mengangguk. “Ternyata begini, pantas saja kamu mengenakan topeng.”Henry mengumumkan bahwa Alice adalah putri kandungnya. Hanya saja, wajah Alice sangatlah oriental, tidak tampak kebulean di wajahnya. Jika dia tidak memakai topeng, identitasnya pasti akan dicurigai.Tiba-tiba David kepikiran sesuatu, dia melihat mereka. “Jadi, kalian saling kenal?”Claire mengangkat-angkat bahunya dan Javier pun tersenyum getir.Beberapa saat kemudian, David duduk di sofa. Roger menjamunya dengan menuang segelas teh untuknya.Javier memalingkan kepala untuk melihat David. “David, ada urusan penting apa?”David bahkan tidak sempat minum teh lagi. Kondisi saat ini memang sangat mendesak. Hanya saja, dia berusaha untuk menjawab dengan tenang, "Memang ada masalah mendesak. Anggotaku mendengar kabar Pangeran Rega telah memajukan jadwal pemilu. Selain ayahku dan beberapa rekan ayahku, anggota pemerintahan yang lain sudah disuap oleh Rega.”Tatapan Javier menjadi muram. “Mereka beraksi dengan secepat it
“Javier, aku setuju untuk menemanimu, tapi bukan berarti aku sudah memaafkanmu.” Selesai berbicara, Claire mendorong Javier, lalu berdiri sembari menatapnya. “Kalau kamu ingin menebus kesalahanmu, kamu mesti bertahan hidup dulu.”Javier pun tersenyum.…Selama beberapa hari ini, Claire selalu tinggal di Vila Easton. Dia mengirim pesan kepada Izza, menyuruh Izza untuk tidak mengkhawatirkannya.Namun, Claire tidak tidur satu kamar dengan Javier. Meskipun demikian, ada lelaki yang akan datang ke kamar Claire dan menguasai ranjangnya. Hanya saja, mereka tidak melakukan apa-apa.Javier tidak berencana untuk menyentuh Claire juga karena tidak ingin Claire sampai tertular. Meskipun Claire tidak tertular, jika Claire mengandung lagi, tidak ada yang bisa menjamin janin di dalam kandungannya tidak akan tertular virus itu.Tingkat kematian bayi yang tertular akan lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.Waktu itu saat ibunya Claire mengandungnya, dia pernah menyuntik vaksin antibodi ke tub
Javier tertegun sejenak, lalu menunduk dan tersenyum. “Kamu masih ingat.”“Tentu saja aku nggak bakal melupakannya. Javier, aku nggak bakal lupa dengan semua yang pernah kamu ucapkan dulu. Kamu berutang banyak terhadapku. Mana mungkin aku akan membiarkanmu mati begitu saja?”Claire mengeluarkan tangannya dari genggaman Javier. Kemudian, dia mengirim pesan kepada Izza, baru berkata, “Marco bisa mendekatiku juga karena dia ingin orang-orang tahu aku dan dia itu adalah satu komplotan. Sepertinya jadwal pemilu bisa dimajukan juga karena mereka mengira aku telah mendukung mereka.”Selesai berkata, Claire pun mengangkat ponselnya. “Jadi, aku mesti menyelesaikan sandiwaraku.”Javier mengecup kening Claire. Senyumannya semakin lebar lagi. “Jadi, apa perlu aku bekerja sama denganmu?”Di dalam sebuah restoran mewah.Restoran ini sudah direservasi semuanya. Di luar dan di dalam restoran juga telah dijaga ketat oleh pengawal berpakaian hitam. Suasana di dalam restoran terasa sangat mencekam.Clair
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di