Selama tiga hari ini, Javier juga tidak mengirim satu pesan maupun meneleponnya. Bahkan, dia tidak pernah menampakkan diri.Yvonne meletakkan bekal makanan di atas nakas, lalu menjawab, “Kata dokter, kondisimu sangat lemah. Janinmu juga masih belum stabil. Jadi, kamu masih harus banyak istirahat.”Claire tidak membalas.Yvonne berjalan ke hadapan Claire, lalu membawanya kembali duduk di atas ranjang. “Kak, cepat makan dulu. Nggak enak kalau sudah dingin.”Berhubung beberapa hari ini Claire tidak memiliki selera makan dan selalu muntah setelah makan, Rendy pun sengaja memasak makanan bergizi untuknya.Sebenarnya Claire tidak memiliki selera makan, tapi demi janin di dalam kandungannya, Claire tetap harus makan.Kali ini Claire mengangkat kepalanya. “Terima kasih, ya. Kamu sudah menjagaku dan membantu mengantar makanan selama beberapa hari ini.”“Haish, masalah sepele. Kak Claire, kamu nggak usah sungkan sama aku.” Yvonne juga tidak memedulikannya.Claire tersenyum datar. “Kelak, kamu bi
Si wanita tua terlihat sangat gembira. Dia segera mengeluarkan ponselnya. “Bolehkah? Terima kasih, Nak.”Cahya foto bersama wanita tua. Setelah itu, si wanita tua pun berpamitan. Cahya kembali mengenakan kacamata. “Hampir saja ketahuan.”Claire pun tersenyum. “Namanya Tuan Cahya itu terkenal sekali. Wajar kalau ada yang mengenalimu.”Untung saja wanita itu adalah lansia yang tidak mengikuti perkembangan dunia hiburan. Jika tidak, Cahya pasti tidak bisa merahasiakannya.Jika masalah ini sampai heboh, sepertinya semua orang di rumah sakit akan berlari untuk meminta tanda tangan. Cahya hanya tersenyum saja. Dia juga tidak tinggal lama. Cahya menemani Claire kembali ke kamar pasien, lalu berkata, “Sudah saatnya aku pulang. Kamu istirahat, ya.”“Emm.” Claire mengangguk.Saat Cahya hendak keluar, dia pun kepikiran sesuatu, lalu berkata, “Kalau ada masalah, kamu bisa hubungi Candice.”Maksud Cahya adalah jika Claire ada masalah, dia bisa mencari Candice. Nanti Candice akan memberitahunya.Cl
Claire pun terbengong. Meskipun si wanita menutupi wajahnya dengan masker, rasa benci dan dingin dari tatapannya pun membuat Claire bisa menebak siapa si wanita itu.Rosy!Bukankah Rosy berada di Negara Shawana? Dia sudah kembali!“Claire?” Di dalam mobil, Rendy menyadari Claire masih belum memasuki mobil dan terus menatap ke sisi lain. Jadi, dia pun memanggil.Claire melihat orang di dalam mobil, lalu berkata, “Sepertinya aku melihat ….”Namun saat Claire kembali memalingkan kepalanya, tidak tampak lagi bayangan tubuh wanita itu.Rendy mengikuti arah pandangannya. Namun, dia tidak bisa melihat siapa-siapa. Rendy pun bertanya, “Siapa?”Claire melongo sejenak, lalu berkata, “Nggak.”Apa Claire salah lihat?Rosy sedang berada di Negara Shawana. Lagi pula, Javier telah mengetahui semua yang diperbuatnya, mana mungkin dia berani kembali lagi? Seharusnya tidak mungkin.Setelah Claire memasuki mobil, Yvonne baru menyalakan mesin mobil dan mobil pun melaju pergi.Namun sewaktu di mobil. hati
Apalagi setelah melihat Javier menyadarkan diri, si pengawal semakin terkejut lagi. “Tuan … Tuan Javier.”Berwin mengerutkan keningnya. “Ada masalah apa?”Tatapan pengawal tertuju pada diri Roger, lalu melirik Javier sekilas, baru melanjutkan ucapannya, “Nona Yvonne, Nona Claire, dan Pak Rendy … emm … tadi sewaktu perjalanan pulang dari rumah sakit, mereka mengalami … kecelakaan. Saat kami ke sana, mobil pun sedang dalam keadaan terbakar.”Roger merasa syok langsung menarik kerah pakaian si pengawal. “Apa katamu?”“Kami … kami juga baru menerima kabar ini pada satu jam lalu. Nona Yvonne dan mereka … mereka ada di dalam mobil.”Roger tertegun di tempat. Sepertinya dia tidak percaya dengan kenyataan ini.“Javier!” Berwin tersadar dari bengongnya. Dia menyadari tiba-tiba Javier menuruni ranjang dan berlari keluar.Di lokasi kecelakaan. Polisi menarik garis polisi untuk membatasi orang-orang. Jalan raya pun sudah ditutup, kendaraan terpaksa mengubah jalur.Para petugas pemadam kebakaran da
Claire terbengong. Dia melihat lelaki yang berdiri di hadapannya. Si lelaki memiliki wajah kebulean dengan mata berwarna biru. Dia kelihatan sebaya dengan River dan cukup berwibawa.Saat ini, si lelaki mengenakan jas garis-garis berwarna abu-abu dengan dasi berwarna biru. Di depan dasinya juga disematkan sebuah aksesori emas dengan motif ular.Si lelaki berjongkok untuk memapah Claire. Dia melihat wajahnya, lalu tersenyum. “Ternyata kamu memang adalah putrinya. Mirip sekali.”“Siapa kamu?” Claire terbengong.“Apa River tidak beri tahu kamu?” Si lelaki memapah Claire untuk duduk di atas ranjang. Dia menatap Claire sejenak, lalu berkata dengan datar, “Sepertinya dia masih belum beri tahu kamu.”Si lelaki menarik bangku, lalu duduk di dekat ranjang. Dia meletakkan kedua tangannya di atas paha, lalu berkata, “Sekarang aku bernama Henry. River adalah anggota dari Organisasi Dawn-ku. Dia juga adalah bawahan yang paling kupercaya. Aku menyuruh River mengikuti ibumu untuk melindunginya.”Semba
Javier mengambil surat perceraian yang sudah ditandatangani Claire. Satu tangannya hampir meremas ujung surat menjadi hancur.Claire benar-benar telah meninggalkannya.Javier tidak bisa menemukannya lagi ….Saat ini, semua isi dari surat kabar adalah berita mengenai Javier berlutut di lokasi kecelakaan sembari menangis kencang. Pihak media menebak istri Javier telah meninggal dalam kecelakaan itu. Ketiga bocah cilik yang masih dibohongi pun bergegas ke vila Javier. Setelah berjalan ke dalam kamar, Jody berdiri di hadapan Javier, lalu berteriak, “Di mana Ibu?”Javier tidak mengangkat kepalanya dan bahkan tidak membalas. Hingga Jody melihat surat perceraian yang jatuh di atas lantai. Jody melempar surat perceraian ke tubuh Javier. “Kembalikan ibu kami!”Jessie dan Jerry pun terkejut oleh sikap kakaknya. Saat ini, mereka tidak berani percaya bahwa ibu mereka benar-benar sudah tiada.“Jody, semua ini bukan salah ayah kalian.” Berwin tidak tega melihat Javier yang sedih itu malah disalahka
Para pelayan mengira Claire tidak mengerti bahasa mereka, mereka pun merasa tenang. Saat para pelayan merasa kegirangan, terdengar suara dari belakang, “Sebelum Pak Henry marah, aku sarankan kalian untuk tutup mulut.”Beberapa pelayan wanita pun gemetar. Ucapan juga terhenti. Mereka membalikkan kepala mereka, lalu tampak Pengurus Rumah Marry di belakang mereka. Mereka spontan memberi hormat dan menunduk. Bahkan, tidak ada yang berani berbicara lagi dan langsung berjalan pergi.Pengurus rumah mendorong kacamatanya ke atas, lalu berjalan ke belakang Claire. “Nona, ternyata kamu di sini. Pak Henry mencarimu.”Claire memalingkan kepala untuk melihat Marry. Marry adalah pengurus Istana Hawana. Dia berumur sekitar 30-40 tahun. Menyadari Marry masih menunggu, Claire pun berjalan perlahan ke hadapannya. Sepasang mata indah itu tidak terlihat berkilauan lagi. “Bawa aku ke sana.”Marry membawa Claire ke ruang baca. Di depan sana ada dua pengawal yang sedang berjaga.Begitu pintu dibuka, tampak
Owl tersenyum. “Dengan kemampuanmu saat ini, apa yang bisa kamu lakukan?”Claire menggigit bibirnya dengan erat.Kemudian Owl kembali berkata, “Kenapa River tidak beri tahu kamu masalah itu? Itu semua karena dengan kemampuanmu sendiri, kamu tidak akan bisa melawan orang-orang itu. Kecelakaan di Negara Shawana hanyalah peringatan awal mereka saja.”“Kamu mengetahui masalah itu?”Claire mengangkat kepalanya untuk melihat Owl. Dia terlihat sangat kaget.Kedua tangan Owl saling bertautan. Dia menyipitkan matanya. “Tidak ada yang tidak aku ketahui, termasuk masalah kamu dengan Keluarga Fernando.”Raut wajah Claire terlihat sedikit berubah. Dia tahu mungkin semua itu diberi tahu oleh River. River pernah berkata, demi kebaikan Claire, dirinya tidak bisa memberi tahu Claire terlalu banyak. Sebab, dia tidak bisa menilai apakah Claire bisa menghadapinya atau tidak.Masalah di Negara Shawana pada beberapa bulan lalu telah membuat Claire paham. Orang-orang itu sangatlah kejam, tidak menghargai nya