Claire meliriknya dan berbisik pelan, "Kamu nggak usah mengkhawatirkanku, aku bisa menangani ini." Ada beberapa orang yang mungkin tidak tahan melihat kekerasan dan bisa merasa mual. Meskipun Claire merasa tidak nyaman, dia masih mampu menangani situasi ini.Javier hanya tersenyum. Roger berdeham, lalu sosok berpakaian hitam itu pun menghentikan aksinya. Pria yang telah dihajar hingga babak belur itu tersenyum dengan gigi yang berlumuran darah seraya berkata, "Nggak peduli bagaimana kalian menyiksaku ... semua itu dilakukan olehku. Kalau kalian sehebat itu, hajar saja aku sampai mati."Sosok berpakaian hitam itu mendekati Javier, lalu berkata dengan hormat, "Tuan, orang ini sangat keras kepala. Nggak peduli bagaimana kita menghajarnya, dia tetap nggak mau memberi tahu siapa rekannya."Javier menatap tajam ke arah pria yang terluka, lalu berkata dengan dingin, "Kalau dia masih ingin menderita, biarkan dia terus menderita." Javier mengajak istrinya untuk duduk di sofa sembari mengambil m
Claire tersenyum sambil berkata, "Ketika aku bertanya tadi, pupil matamu jelas melebar. Itu menunjukkan bahwa kamu sangat gugup dengan pertanyaan ini. Saat menjawab nggak punya, kamu sempat ragu-ragu sejenak.""Aku sudah mengatakan nggak punya!" bantah pria itu. Dia tiba-tiba panik, seolah-olah ingin melawan dengan segala tenaganya. Namun, dua sosok berpakaian hitam segera menahannya. Claire agak terkejut, tetapi segera kembali tenang.Wanita itu berdiri perlahan dan menatapnya tanpa ekspresi sambil berkata, "Aku memang nggak tahu apa yang sedang kamu sembunyikan, tapi kamu sebaiknya memikirkan baik-baik, apakah kamu punya kemampuan untuk menjaga keamanan mereka.""Kamu sudah melihat akhir yang dialami oleh Pak Wilbert dan Bu Winny. Bagaimanapun, kalian yang mencelakainya sendiri, jadi tentu paling paham," lanjut Claire. Pria itu terbaring di lantai tanpa bergerak, entah karena kehabisan tenaga atau menyerah. Matanya tampak kosong dan melihat ke arah yang lain.Javier berjalan mendekat
Ekspresi Rosy sedikit berubah saat dia menyadari sesuatu. Rosy berujar, "Claire, kalau nggak ada bukti, jangan harap kamu bisa menuduhku!""Aku nggak menuduhmu," sahut Claire. Dia mengedipkan mata, lalu melanjutkan sambil tersenyum, "Kenapa kamu begitu yakin aku menuduhmu? Kalaupun pria itu yang melakukannya, dia bilang dia cuma kenal kamu. Jadi, aku hanya memastikan."Claire yang hendak membuka pintu berpura-pura teringat sesuatu, lalu berkata kepada Rosy, "Oh, ya. Pria itu punya bekas jerawat di wajahnya. Apa kamu tahu siapa dia?""Nggak mungkin ...," ucap Rosy. Dia tiba-tiba tercekat dan bahunya bergetar. Wajahnya menjadi pucat pasi.Claire membuka pintu dan berjalan masuk. Rosy segera menarik Claire dan mendesak, "Cepat jelaskan ...."Melihat Javier yang duduk di dalam kantor, firasat buruk Rosy pun makin jelas. Dia berucap, "Javier, aku ....""Sepertinya, dia memang anggotamu," kata Javier dengan acuh tak acuh. Wajah Rosy memucat dan dia tiba-tiba mengetahui sesuatu. Ternyata semu
Javier berkata, "Rosy, kamu tahu batasanku. Bisa-bisanya kamu memintaku memercayaimu setelah melanggar batasanku." Perkataan Javier membuat Rosy terdiam.Javier sama sekali tidak memberi Rosy kesempatan untuk membantah dan berucap, "Kamu bukan hanya berusaha merusak hubunganku dengan Claire, tapi juga menghasut kakekku. Sepertinya, aku tidak perlu mengungkapkan apa yang sudah kamu ucapkan pada Kakek."Wajah Rosy pucat pasi dan dia diam-diam mentertawakan diri sendiri. Ternyata, Javier sudah mengetahui semuanya. Rosy bertanya sembari mengepalkan tangannya, "Jadi, kenapa kamu nggak membeberkan perbuatanku kepada Kakek?"Javier mendengkus, lalu menyahut, "Bukannya Kakek memercayaimu? Kalau begitu, tentu saja aku ingin melihat tujuanmu." Saat ini, Rosy merasa lemas.Claire bertanya seraya memandang Rosy, "Kamu yang mencelakai Wanda, 'kan?"Rosy memelototi Claire dan menjawab, "Apa hubunganku dengan masalah Wanda?"Claire menjelaskan dengan santai, "Bukannya kamu tahu jelas seperti apa hubu
Claire mengatupkan bibirnya. Sejak dia dan Javier sengaja menyebarkan informasi itu kepada Rosy, mereka sudah bisa memastikan bahwa Rosy memang berkaitan dengan semua masalah-masalah itu. Ketika Claire menggunakan tampang pria di dalam foto untuk memperdaya Rosy, dia panik. Rosy pun menyangkal karena orang yang dia utus bukan orang yang disebutkan Claire. Rosy juga tidak yakin apakah orang itu sudah ditangkap atau belum. Selain itu, Berwin bisa muncul pada saat ini pasti karena Rosy.Berwin mengernyit dan berujar, "Bukannya hanya masalah kecil? Apa perlu dibesar-besarkan sampai seperti ini?" Dia tetap memercayai perkataan Rosy.Tatapan Javier menjadi muram. Dia mendengkus, lalu menyindir, "Membunuh orang termasuk masalah kecil."Ekspresi Berwin berubah. Dia memandang Rosy. Namun, Rosy berusaha menyangkal, "Kakek, aku nggak melakukan hal itu. Aku selalu mendampingimu dan kamu tahu sifatku!"Maksud dari perkataan Rosy adalah dia tidak akan melakukan hal yang keji.Berwin merasa ragu. Ak
Javier membalas perkataan Claire dengan tenang, "Dugaanmu tidak salah. Penyelidikan kami yang masih kurang menyeluruh. Kemungkinan orang yang ingin dilindunginya juga terlibat dalam masalah ini."Begitu Javier menyelesaikan perkataannya, Roger yang tiba-tiba teringat sesuatu berkata, "Oh, ya. Aku menemukan ada biaya hidup yang masuk ke rekeningnya dalam beberapa bulan sekali."Javier mengernyit dan memerintahkan, "Terus selidiki."Setelah meninggalkan rumah sakit, Claire meminta Javier mengantarnya ke Perusahaan Vienna. Mobil Javier berhenti di pintu masuk perusahaan. Ketika Claire hendak turun dari mobil, Javier menarik pergelangan tangan Claire dan menatapnya sambil bertanya, "Kamu benar-benar mau pindah ke sini?"Claire bertatapan dengan Javier dan terdiam sesaat, lalu menjawab sembari mengedipkan mata, "Iya. Kalau nggak, kelak aku harus bolak-balik di 2 tempat."Claire tertawa, lalu melanjutkan, "Nanti aku akan kelelahan karena terlalu sibuk."Setelah memastikan bahwa Claire pindah
Claire melambaikan tangannya dan berucap, "Sudahlah, aku sudah bantu kamu bayar biaya listrik dan air selama setahun. Selain itu, kamu harus cari kerjaan. Kalau nggak mau jadi nona besar, kamu juga jangan menjadi gelandangan."Meskipun kata-kata Claire sedikit menusuk, Candice tetap berkata sambil tersenyum, "Aku memang merasa nggak enak hati dihidupi oleh Claire, tapi aku tahu Claire sangat menyayangiku. Tenang saja, aku pasti akan cari kerjaan dalam beberapa hari ini."Di vila Javier. Rosy berujar, "Kakek, percaya padaku. Aku nggak melakukan apa-apa." Rosy yang berdiri di belakang Berwin terus merendahkan dirinya dan menempatkan dirinya sebagai korban.Berwin memandang Rosy dan menimpali, "Rosy, kalau kamu memang nggak berhubungan dengan semua masalah ini, aku pasti akan memercayaimu. Tapi, kamu harus menjawab satu pertanyaanku dengan jujur."Rosy mengatupkan bibirnya dan mengangguk. Kemudian, Berwin bertanya, "Apa kecelakaan yang hampir menimpa kedua anak itu perbuatanmu?"Berwin ti
Samar-samar tercium wangi parfum Gucci dan rokok dari tubuh Javier yang basah akibat kehujanan. “Aku sudah membuatmu khawatir.”Claire mendorong pelukan Javier dengan perlahan. “Kalau kalian baik-baik saja, ngapain kalian ke rumah sakit?”Roger mengusap hidungnya, lalu membalas, “Kami memang baik-baik saja, tapi ada orang lain yang tidak sedang baik-baik saja.”Kali ini Claire tertegun. Dia spontan mengangkat kepalanya menatap Javier.Javier hanya mengangkat-angkat alisnya.“Javier!” panggil seseorang dari belakang.Claire spontan membalikkan kepalanya, lalu tampak Berwin dan Rosy berjalan ke sisi mereka dengan tergesa-gesa.Ketika Rosy melihat kondisi Javier baik-baik saja, dia terlihat agak kaget. Hanya saja, dia segera menyembunyikan rasa kagetnya.Suara Rosy terdengar sangat lembut. “Javier, kamu baik-baik saja, ‘kan? Kata Kakek, kalian mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit, makanya aku segera ke sini.”Javier tidak meliriknya sama sekali. Tatapannya tertuju pada diri kakek. “
Di hotel, Jeska telah mendengar kabar bahwa Samuel tidak bersedia untuk menjadikannya sebagai anak didik. Dia pun berkata, “Pantas saja artis di bawah naungannya nggak tenar-tenar. Kalau dia bersedia untuk membinaku, aku pasti akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak daripada Jessie. Dasar bodoh!”Jeska baru pernah mengikuti acara televisi sekali. Pengikut di Instagram juga sudah bertambah jutaan orang. Jika dia bisa mempertahankan ketenaran ini, ditambah lagi dengan sumber tawaran kerja dari Colson, apa mungkin Jeska tidak akan terkenal?Setelah Jessie kembali lagi ke dunia hiburan, sepertinya zamannya juga sudah berlalu.Bukannya Hiro menganggap Jeska sebagai pengganti Jessie? Cepat atau lambat, kata “pengganti” itu akan jatuh ke diri Jessie. Dia akan lebih tenar daripada Jessie.…Jules kembali ke Kompleks Amara. Dia melihat Jessie sedang duduk di sofa sembari menonton program acara televisi. Kebetulan ada Jeska di dalam program acara.Jules mengambil tabletnya. “Lagi lihat ap
Jules juga telah mendengar percakapan mereka. Dia mengirim pesan kepada Samuel.Jeska berhasil mendapat banyak tawaran kerja. Selain mendapatkan kesempatan pertamanya dengan debut sebagai pusat dari girl band, dia juga berkesempatan untuk tampil di acara televisi. Dengan julukan “Mini Jessie”, kemunculannya langsung menarik perhatian warganet.Bukan hanya wajahnya saja yang mirip, tetapi riasannya juga dibuat serupa dengan Jessie. Itulah sebabnya memicu komentar dari penggemar Jessie. Tentu saja, ada yang merasa kesal, tetapi tak sedikit justru menganggapnya lucu.[ Tolong jangan kaitkan semuanya dengan Jessie, oke? ][ Nggak masalah kalau hanya wajahnya mirip. Tapi kalau sengaja meniru gaya Jessie, sepertinya agak menjijikkan. ][ Semua ini salah Jessie terlalu cantik. Klinik kecantikan saja sudah punya templat wajahnya. Sepertinya popularitas Jessie nggak akan pernah redup. ][ Para penggemar Jessie yang santai, ya. Kalau ada yang meniru untuk menumpang ketenaran, itu berarti Jessie
Waktu itu, Jeska melakukan operasi plastik dengan mereferensi wajah Jessie. Meskipun wajah mereka tidak 100% mirip, setidaknya ada kesamaan di wajah mereka.Pria paruh baya mengenakan jasnya. “Aku tidak keberatan kalau kamu masuk ke dunia hiburan, tapi lebih baik kamu jaga mulutmu.”Jeska tersenyum. “Aku akan jaga mulutku.”Beberapa hari kemudian, Jeska berhasil tanda tangan kontrak kerja sama dengan Agensi Solar melalui jalur belakang. Saat manajer Agensi Solar ditunjuk untuk mengurus Jeska, dia pun terbengong. Sebab, wajah wanita ini sungguh mirip dengan Jessie.Tidak lama kemudian, berita yang tersebar luas di dalam perusahaan, juga sudah terdengar sampai ke telinga Samuel. Setelah asisten Samuel menjelaskan kepadanya, dia pun mendengus dingin. “Apa gunanya punya wajah mirip? Apa semua orang di muka bumi ini bisa menggantikan Jessy? Mimpi!”Asisten tahu temperamen Samuel. Perusahaan tiba-tiba menandatangani artis pendatang baru yang memiliki wajah mirip dengan Jessie. Dia malah disu
Ucapan Hiro sudah sangat jelas.Tatapan Jeska menjadi dingin. “Kamu lagi minta putus?”Hiro menatap Jeska dengan tenang. “Iya, aku merasa hubungan kita tidak usah dilanjutkan lagi. Aku juga sudah capek.”Setiap kali melihat wajah yang mirip dengan Jessie, perasaan Hiro terasa tidak nyaman. Dia menganggap Jeska sebagai Jessie. Perbuatannya sama saja dengan membohongi dirinya sendiri.Jeska dan Jessie adalah dua individu yang berbeda, mereka bukanlah orang yang sama.“Kak Hiro, kenapa? Apa aku kurang baik?” Jeska menggenggam tangan Hiro. “Kenapa kamu tiba-tiba minta putus? Jangan-jangan … karena Yura?”Raut wajah Hiro menjadi muram. “Tidak ada hubungannya dengan dia.”Jeska pun tersenyum. “Apa kamu yakin nggak ada hubungannya sama dia? Hiro, sejak kamu tahu Yura diam-diam menyukaimu, apa kamu mulai goyah?”“Jeska.” Tatapan Hiro sangat dingin. “Jangan sembarangan menebak isi hatiku.”Jeska mengepal erat tangannya sembari menarik napas dalam-dalam. “Hiro, aku tahu selama ini kamu mengangga
Jules terdiam membisu.Jessie menginjak kaki Levin. “Kenapa banyak sekali omong kosongmu?”Selesai makan, hari pun sudah sore. Jessie dan Jules mengantar Yusa ke depan pintu. Yusa minum banyak hari ini. Dia berkata kepada Jessie, “Biasanya artis yang sudah melahirkan akan kehilangan pasarnya di dunia hiburan. Posisi juga akan digantikan oleh artis yang lebih muda. Tapi, bagiku, usia bukanlah masalah bagi seorang artis. Jessie, kamu tidak usah mencemaskan masalah itu. Kamu rawat dirimu dengan baik. Kelak, kalau ada naskah bagus dan cocok denganmu, aku pasti akan mempertimbangkanmu.”Jessie mengangguk dengan tersenyum. “Tenang saja. Kelak kita pasti akan ada kesempatan buat kerja sama lagi.”Setelah mengantar Yusa dan yang lain ke mobil, Jessie memalingkan kepalanya melihat Jules. “Entah kenapa, aku merasa diriku sangat beruntung.”Setidaknya di dalam dunia hiburan yang mengejar reputasi dan kekuasaan itu, Jessie bisa bertemu dengan orang seperti Yusa dan juga Samuel, yang tidak memanfa
Kabar pernikahan Jodhiva viral di internet. Selain meliput dekorasi indah di aula, pusat perhatian mereka juga tertuju pada gaun pengantin antik.Tidak sedikit orang familier dengan gaun pengantin antik itu. Ada banyak warganet mengunggah gaun pengantin yang dikenakan zaman nenek mereka dulu.Sementara itu, setelah Jessie hamil, ini pertama kalinya dia menampakkan diri di depan umum. Nama Jessie juga menjadi viral dalam seketika.Sebelumnya ada banyak warganet mengira Jessie sudah vakum dari dunia hiburan. Sebab, mereka semua merasa tidaklah mungkin seorang Tuan Putri akan melakukan syuting lagi. Hanya saja, dalam wawancara Jessie kali ini, para penggemar Jessie juga tidak menyatakan bahwa mereka sangat menghormati keputusan Jessie. Tidak peduli dia akan tetap bergumul di dunia hiburan atau tidak, para penggemar akan senantiasa mendukungnya.Setelah “Embun” tayang, ratingnya menduduki peringkat pertama dan menjadi drama yang sangat populer. Sutradara Yusa dan para kru mengundang beber
Jerremy mendengus dingin. “Memang sengaja.”Jessie kelihatan kesal.Jules pun membujuknya. “Tidak usah takut. Nanti kita tidak usah undang dia ke pernikahan kita saja.”Jerremy terkekeh. “Kamu rasa kamu bisa melakukannya?”Jules pun tersenyum. “Apa ini hari pertama kamu kenal sama aku?”Dacia sungguh merasa tidak berdaya. “Kalian itu anak SD, ya?”Mereka berdua selalu saja beradu mulut. Semuanya spontan tertawa.Resepsi pernikahan dimulai. Pencahayaan di dalam ruangan menjadi gelap, hanya tersisa kilauan bintang di atas langit.Pembawa acara berjalan ke atas panggung, lalu mulai mengucapkan doa restu kepada kedua mempelai. Disusul, sepasang pengantin berjalan memasuki aula.Semua orang menghadap ke belakang. Terlihat juga Dessy dan Bastian yang bertugas sebagai pengiring pengantin berjalan di belakang mereka.Ariel merangkul tangan Jodhiva dan buket bunga, berjalan ke hadapan semua orang. Ada yang berbisik, “Kenapa gaun pengantin istrinya Jody kelihatan familier sekali?”“Bukannya ga
Ariel menunduk melihat gaun pengantin di tubuhnya. “Aku sungguh nggak percaya dengan mataku.”“Coba kamu lihat.”Ariel berjalan ke depan cermin, lalu menatap dirinya yang sedang mengenakan gaun pengantin. Dia seolah-olah berbaur dalam era itu.Herla berjalan keluar ruang ganti, lalu berkata pada Jodhiva, “Coba kamu lihat pengantinmu.”Ariel membalikkan tubuhnya. Ketika melihat Jodhiva berdiri di depan pintu, tiba-tiba dia merasa tidak enak hati.Jodhiva menatapnya. Ujung bibirnya melengkung ke atas. “Kamu memang cantik sekali.”…Pada hari ini, seluruh kota sedang menyiarkan kabar pernikahan putra Javier. Resepsi pernikahan kali ini terbuka untuk umum. Bahkan, awak media juga diperbolehkan untuk menghadirinya. Jessie yang berperut besar itu berjalan ke dalam aula dengan dipapah oleh Jules. Dia menerima wawancara dari awak media, mereka menanyakan kapan Jessie akan kembali ke layar kaca. Pada saat ini, Jessie menjawab dengan tersenyum, “Aku nggak buru-buru. Aku masih ingin istirahat s
“Suka, aku bagai berdiri di bawah langit saja. Begitu mengulurkan tanganku, aku sudah bisa menggapai bintang.” Ariel mengangkat tangannya, seolah-olah hendak meraihnya.Tiba-tiba Ariel kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya. “Berapa banyak uang yang sudah kamu habiskan?”Jodhiva berjalan di sisi Ariel, kemudian menghentikan langkahnya. “Aku tidak peduli. Yang penting kamu menyukainya.”“Hanya sebuah resepsi pernikahan saja, jangan menghamburkan uang yang terlalu banyak. Kalau sampai ayahku tahu, dia pasti akan memarahiku boros.”Jodhiva tersenyum, lalu merangkul Ariel ke dalam pelukannya. “Kalau Tuan Tobias tahu aku menghabiskan banyak uang untuk menyewa sepotong gaun pengantin, sepertinya dia bakal emosi hingga pingsan?”Ariel tertegun dan tidak berbicara lagi.Jodhiva mengusap kepalanya. “Pernikahan hanya sehidup sekali. Aku tidak ingin meninggalkan penyesalan untukmu.”Pada saat ini, direktur dekorasi pernikahan datang. Dia bertanya dengan tersenyum, “Tuan Jody, apa kamu suda