Samar-samar tercium wangi parfum Gucci dan rokok dari tubuh Javier yang basah akibat kehujanan. “Aku sudah membuatmu khawatir.”Claire mendorong pelukan Javier dengan perlahan. “Kalau kalian baik-baik saja, ngapain kalian ke rumah sakit?”Roger mengusap hidungnya, lalu membalas, “Kami memang baik-baik saja, tapi ada orang lain yang tidak sedang baik-baik saja.”Kali ini Claire tertegun. Dia spontan mengangkat kepalanya menatap Javier.Javier hanya mengangkat-angkat alisnya.“Javier!” panggil seseorang dari belakang.Claire spontan membalikkan kepalanya, lalu tampak Berwin dan Rosy berjalan ke sisi mereka dengan tergesa-gesa.Ketika Rosy melihat kondisi Javier baik-baik saja, dia terlihat agak kaget. Hanya saja, dia segera menyembunyikan rasa kagetnya.Suara Rosy terdengar sangat lembut. “Javier, kamu baik-baik saja, ‘kan? Kata Kakek, kalian mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit, makanya aku segera ke sini.”Javier tidak meliriknya sama sekali. Tatapannya tertuju pada diri kakek. “
Si lelaki membalas dengan lemas, “Aku nggak celakai kamu. Jelas-jelas kamu yang suruh.”“Jangan sembarangan bicara! Bukan aku!”Reaksi berlebihan Rosy memancing rasa curiga di hati Berwin. Dia mulai mengerutkan keningnya.Rosy meraih lengan Berwin. “Kakek, aku difitnah. Aku begitu menyukai Javier. Mana mungkin aku melakukan hal yang akan melukai Javier?”Nada bicara Javier terdengar dingin. “Siapa lagi kalau bukan kamu?”Rosy memegang dadanya sembari menjelaskan dengan mata merona, “Javier, kamu tahu sendiri betapa sukanya aku sama kamu. Mana mungkin aku melakukan hal yang akan membahayakan dirimu? Kalau ada yang ingin mencelakaimu, orang itu pasti adalah Keluarga Gufree!”Tiba-tiba Rosy berjalan mendekati sisi ranjang, lalu bertanya, “Sebenarnya kalian anggota siapa? Kenapa kalian malah ingin mencelakaiku!”Roger segera menarik Rosy. Sepertinya Rosy merasa sangat panik saat ini, itulah sebabnya reaksinya begitu berlebihan. Hanya saja, dia tetap bersikap layaknya seorang korban saja.T
Rencana Javier bukan ingin membongkar wajah asli Rosy di hadapan Kakek Berwin, melainkan mencari anggotanya untuk bersandiwara?Roger membalas dengan tersenyum, “Nona Claire, semua ini bukan skenario kami. Kami memang diintai di saat perjalanan pulang tadi. Jalanan di saat hujan sangatlah licin. Jika bukan karena teknik mengemudiku cukup bagus, sepertinya kami yang akan mengalami kecelakaan. Cedera orang-orang itu tidak serius. Mereka juga sudah dibawa ke kantor polisi.”“Apa benar seperti ini?” Claire melihat ke sisi Javier. “Tapi apa orang-orang itu benar adalah utusan Rosy?Bukankah Rosy menyukai Javier?Kenapa Rosy berbuat seperti itu?Javier tersenyum, lalu membalas sembari menatap Claire, “Orang-orang di penjara itu sudah mengaku. Ada yang mengutus mereka untuk mengambinghitamkan Keluarga Gufree.”Claire berpikir kembali ucapan Rosy tadi. Dia bersikeras merasa masalah ini erat berhubungan dengan Keluarga Gufree. Ternyata Rosy ingin melempar kesalahan kepada Keluarga Gufree untuk
Rasa panas di bagian perut si lelaki membuat wajah Claire menjadi sedikit panas. “Rambutmu masih belum kering!”Javier tersenyum. “Sebentar lagi juga kering.”Belum sempat Claire merespons, Javier langsung menunduk untuk mengecup bibirnya. Jubah tidur yang tipis merosot dari tubuh Claire. Kedua tubuh jatuh ke atas ranjang. Mereka sedang larut dalam keindahan dan kelembutan malam ini.Suara rintik hujan terdengar semakin mengecil. Bekas rintik air hujan di jendela menetes.Pagi harinya, cahaya matahari memancar dari celah gorden ke atas ranjang.Claire dibangunkan oleh bunyi dering ponsel. Dia mengulurkan tangan untuk mencari-cari keberadaan ponselnya. Sepertinya Claire masih belum membuka kedua matanya. Dia langsung mengangkatnya, “Halo?”“Ini aku.”Suara ini ….Claire langsung membangkitkan tubuhnya. Dia spontan melihat tampilan ponselnya. Meski itu adalah nomor tidak dikenal, Claire juga tahu siapa yang menelepon. “Tuan Louis, ada urusan apa?”“Kakek ingin bertemu sama kamu. Jam dela
Claire menunduk. “Kakek Buyut Javier memang hampir mati di tangan ayahmu, tapi bukankah ibunya Javier juga sudah jatuh ke tangan kalian? Semuanya impas, jadi kenapa mesti benci?”Semua itu adalah dendam dari generasi sebelumnya. Atas dasar apa generasi berikutnya mesti menanggungnya?Tatapan Wilson menjadi muram. “Impas?” Raut wajahnya sangatlah serius. Dia berkata, “Masalah keluargaku dan Keluarga Fernando masih belum berakhir. Apa kamu tahu apa yang telah dilakukan Keluarga Fernando terhadap Keluarga Gufree waktu itu?”Claire tidak berbicara. Dia hanya mengepal erat kedua tangan yang diletakkan di atas pahanya.Pada saat ini, tiba-tiba Wilson memiringkan tubuhnya, lalu mengangkat ujung celananya. Tidak terlihat kaki yang utuh di dalam celana itu, melainkan sebuah kaki palsu.Claire sungguh terkejut saat ini.“Kamu sudah lihat, ‘kan? Ini adalah hasil karya Armada. Demi mendesak ayahku mundur dari pemerintahan, dia menyuruh orang untuk mematahkan satu kakiku.”Nada bicara Wilson sangat
Tak peduli ucapan Wilson tadi adalah ancaman atau hanya sekadar peringatan. Claire tidak sedikit pun merasa takut.Claire tersenyum, lalu berkata, “Pak Wilson harap tenang. Meski semua orang di dunia ini adalah musuh Javier, setidaknya aku tidak akan menjadi musuhnya.”Claire tidak bermaksud untuk makan bersama. Dia berpamitan dengan kedua orang di dalam ruangan, lalu berjalan keluar ruangan. Siapa sangka, dia malah bertemu dengan Rosy dan Berwin.Sepertinya Rosy tidak peduli dengan masalah semalam. Tatapannya ketika melihat Claire masih sangat sinis. “Kebetulan sekali bisa ketemu Nona Claire di sini. Apa Nona Claire janjian sama orang di sini?”Claire tersenyum tipis. “Iya, aku sudah selesai makan. Aku pamit dulu.”Berwin sedang berada di sini. Jika Louis dan Wilson keluar dari ruangan, Rosy pasti akan menabur minyak di atas kobaran api. Pada saat itu, Claire juga tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini.Jadi, Claire menganggukkan sedikit kepalanya kepada Berwin dan hendak mening
“Sudahlah.” Berwin mengangkat tangannya memotong penjelasan Claire. “Bagus kalau kamu masih ingat dengan kata-kataku.”Kemudian, Berwin berjalan masuk ke dalam ruangan.Rosy menyadari ekspresi muram dan tidak puas dari wajah Claire. Dia pun mendekati Claire dengan senyum gembira. “Claire, ternyata Kakek lebih sayang sama aku. Kamu nggak usah buang-buang waktu lagi, deh.”Claire melihatnya, lalu mendengus dingin. “Iya, Nona Rosy bisa mendapat kasih sayang Pak Berwin juga karena memprovokasi hubungan kami. Kalau kamu ingin tinggal di Kediaman Fernando, gimana kalau kamu ganti namamu jadi Rosy Fernando saja? Dengan begitu, kamu resmi bisa jadi adiknya Javier.”Raut wajah Rosy langsung berubah. Dia menggertakkan giginya. “Claire, kamu jangan bangga dulu.”Rosy menabrak pundak Claire, lalu segera mengejar langkah Berwin.Claire berjalan keluar gedung, lalu tampak Yvonne sedang menunggunya di dalam mobil. Claire segera memasuki mobil. Suara tutup pintu terdengar agak kuat. Menyadari ekspresi
Meskipun tidak ada orang di dalam perusahaan, siapa tahu tiba-tiba Paman Fendra menampakkan diri. Jadi Claire segera mengalihkan pembicaraan, “Ngomong-ngomong, apa kalian sudah menemukan siapa orang yang ingin dilindungi lelaki itu?”Javier mengangkat kepalanya. Tatapannya seketika berubah dingin. “Anggota kamp pelatihan.”“Anggota kamp pelatihan. Jangan-jangan ….”“Kamu juga kenal.” Javier menundukkan kepalanya untuk mencium leher putih si wanita. Dia sengaja meninggalkan bekas merah di atasnya.Kedua tangan Claire diletakkan di atas pundaknya. Dia sedang larut dalam kelembutan ini. “Apa dia satu tingkatan sama Yvonne dan yang la … ergh.”“Ergh?” Gerakan Javier terhenti, sepertinya dia sedang sengaja.Claire menggigit bibirnya, lalu mengalihkan pandangannya dengan canggung. “Bisa nggak jawab pertanyaanku dengan baik!”Javier tersenyum. “Kamu jangan asal keluar suara aneh. Berbahaya sekali.”Claire hampir emosi setengah mati.Namun, Javier juga tidak berani bercanda lagi. Dia membalas,
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me