Share

Bab 372

Author: Daun Jahe
Javier menjawab pertanyaan Claire, "Dia nggak akan melepaskan Pak Wilbert. Apa kamu ingin memancing dalangnya keluar?"

Claire tersenyum seraya berkata, "Apa kamu yakin dengan hal ini?" Kemudian, dia bisa merasakan kehangatan tangan Javier di pinggangnya. Pria itu menatapnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Layak untuk dicoba."

....

Di dalam ruang istirahat departemen administrasi, beberapa staf yang memesan makanan dari luar tengah berkumpul untuk bergosip.

"Apa kalian sudah mendengarnya? Beberapa hari lalu, pasangan suami istri yang mencari masalah dengan Nona Claire itu sudah meninggal dalam kecelakaan mobil."

"Tentu saja kami sudah mendengar. Orang-orang di lantai enam mengatakan bahwa pasangan suami istri itu sangat nggak tahu malu. Mereka menyalahkan Nona Claire atas kematian putri mereka sendiri, bahkan meminta kompensasi dari Nona Claire."

"Iya, semuanya sudah dijelaskan beberapa hari yang lalu. Rasanya aneh, Nona Claire benar-benar disalahkan tanpa alasan. Siapa nama wanita itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
semoga aja nanti tuan wilber bisa selamat dan bisa bantu claire untuk mengungkap kejahatan si rosy
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 373

    Claire meletakkan tangannya di bahu Javier sembari bertanya, "Apakah Roger sudah siap sekarang?" Javier mengangkat alisnya sambil bertanya balik, "Bagaimana menurutmu?"Malam harinya, di luar ruang ICU rumah sakit, sudah tidak ada yang berjaga. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan ke kamar pasien. Begitu melihat ada dokter yang mendekat, dia pun menyapanya. Dokter itu hanya menganggukkan kepala, lalu melangkah menuju ruang ICU.Saat berada di luar pintu, dia memandang perawat yang telah menjauh, lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Seiring dengan pencahayaan lampu samar yang masuk dari luar, dia melihat seseorang terbaring di ranjang pasien. Dokter itu mendekati ranjang dan mengeluarkan sebuah jarum suntik dari saku pakaiannya.Dokter itu menusukkan jarum tersebut ke dalam kantung infus dan hampir menekan jarum untuk menyuntikkan cairan obat. Namun, lampu di dalam ruangan tiba-tiba menyala. Begitu berbalik, Roger langsung menghajarnya hingga jatuh ke lantai.Roger segera mena

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 374

    Claire meliriknya dan berbisik pelan, "Kamu nggak usah mengkhawatirkanku, aku bisa menangani ini." Ada beberapa orang yang mungkin tidak tahan melihat kekerasan dan bisa merasa mual. Meskipun Claire merasa tidak nyaman, dia masih mampu menangani situasi ini.Javier hanya tersenyum. Roger berdeham, lalu sosok berpakaian hitam itu pun menghentikan aksinya. Pria yang telah dihajar hingga babak belur itu tersenyum dengan gigi yang berlumuran darah seraya berkata, "Nggak peduli bagaimana kalian menyiksaku ... semua itu dilakukan olehku. Kalau kalian sehebat itu, hajar saja aku sampai mati."Sosok berpakaian hitam itu mendekati Javier, lalu berkata dengan hormat, "Tuan, orang ini sangat keras kepala. Nggak peduli bagaimana kita menghajarnya, dia tetap nggak mau memberi tahu siapa rekannya."Javier menatap tajam ke arah pria yang terluka, lalu berkata dengan dingin, "Kalau dia masih ingin menderita, biarkan dia terus menderita." Javier mengajak istrinya untuk duduk di sofa sembari mengambil m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 375

    Claire tersenyum sambil berkata, "Ketika aku bertanya tadi, pupil matamu jelas melebar. Itu menunjukkan bahwa kamu sangat gugup dengan pertanyaan ini. Saat menjawab nggak punya, kamu sempat ragu-ragu sejenak.""Aku sudah mengatakan nggak punya!" bantah pria itu. Dia tiba-tiba panik, seolah-olah ingin melawan dengan segala tenaganya. Namun, dua sosok berpakaian hitam segera menahannya. Claire agak terkejut, tetapi segera kembali tenang.Wanita itu berdiri perlahan dan menatapnya tanpa ekspresi sambil berkata, "Aku memang nggak tahu apa yang sedang kamu sembunyikan, tapi kamu sebaiknya memikirkan baik-baik, apakah kamu punya kemampuan untuk menjaga keamanan mereka.""Kamu sudah melihat akhir yang dialami oleh Pak Wilbert dan Bu Winny. Bagaimanapun, kalian yang mencelakainya sendiri, jadi tentu paling paham," lanjut Claire. Pria itu terbaring di lantai tanpa bergerak, entah karena kehabisan tenaga atau menyerah. Matanya tampak kosong dan melihat ke arah yang lain.Javier berjalan mendekat

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 376

    Ekspresi Rosy sedikit berubah saat dia menyadari sesuatu. Rosy berujar, "Claire, kalau nggak ada bukti, jangan harap kamu bisa menuduhku!""Aku nggak menuduhmu," sahut Claire. Dia mengedipkan mata, lalu melanjutkan sambil tersenyum, "Kenapa kamu begitu yakin aku menuduhmu? Kalaupun pria itu yang melakukannya, dia bilang dia cuma kenal kamu. Jadi, aku hanya memastikan."Claire yang hendak membuka pintu berpura-pura teringat sesuatu, lalu berkata kepada Rosy, "Oh, ya. Pria itu punya bekas jerawat di wajahnya. Apa kamu tahu siapa dia?""Nggak mungkin ...," ucap Rosy. Dia tiba-tiba tercekat dan bahunya bergetar. Wajahnya menjadi pucat pasi.Claire membuka pintu dan berjalan masuk. Rosy segera menarik Claire dan mendesak, "Cepat jelaskan ...."Melihat Javier yang duduk di dalam kantor, firasat buruk Rosy pun makin jelas. Dia berucap, "Javier, aku ....""Sepertinya, dia memang anggotamu," kata Javier dengan acuh tak acuh. Wajah Rosy memucat dan dia tiba-tiba mengetahui sesuatu. Ternyata semu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 377

    Javier berkata, "Rosy, kamu tahu batasanku. Bisa-bisanya kamu memintaku memercayaimu setelah melanggar batasanku." Perkataan Javier membuat Rosy terdiam.Javier sama sekali tidak memberi Rosy kesempatan untuk membantah dan berucap, "Kamu bukan hanya berusaha merusak hubunganku dengan Claire, tapi juga menghasut kakekku. Sepertinya, aku tidak perlu mengungkapkan apa yang sudah kamu ucapkan pada Kakek."Wajah Rosy pucat pasi dan dia diam-diam mentertawakan diri sendiri. Ternyata, Javier sudah mengetahui semuanya. Rosy bertanya sembari mengepalkan tangannya, "Jadi, kenapa kamu nggak membeberkan perbuatanku kepada Kakek?"Javier mendengkus, lalu menyahut, "Bukannya Kakek memercayaimu? Kalau begitu, tentu saja aku ingin melihat tujuanmu." Saat ini, Rosy merasa lemas.Claire bertanya seraya memandang Rosy, "Kamu yang mencelakai Wanda, 'kan?"Rosy memelototi Claire dan menjawab, "Apa hubunganku dengan masalah Wanda?"Claire menjelaskan dengan santai, "Bukannya kamu tahu jelas seperti apa hubu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 378

    Claire mengatupkan bibirnya. Sejak dia dan Javier sengaja menyebarkan informasi itu kepada Rosy, mereka sudah bisa memastikan bahwa Rosy memang berkaitan dengan semua masalah-masalah itu. Ketika Claire menggunakan tampang pria di dalam foto untuk memperdaya Rosy, dia panik. Rosy pun menyangkal karena orang yang dia utus bukan orang yang disebutkan Claire. Rosy juga tidak yakin apakah orang itu sudah ditangkap atau belum. Selain itu, Berwin bisa muncul pada saat ini pasti karena Rosy.Berwin mengernyit dan berujar, "Bukannya hanya masalah kecil? Apa perlu dibesar-besarkan sampai seperti ini?" Dia tetap memercayai perkataan Rosy.Tatapan Javier menjadi muram. Dia mendengkus, lalu menyindir, "Membunuh orang termasuk masalah kecil."Ekspresi Berwin berubah. Dia memandang Rosy. Namun, Rosy berusaha menyangkal, "Kakek, aku nggak melakukan hal itu. Aku selalu mendampingimu dan kamu tahu sifatku!"Maksud dari perkataan Rosy adalah dia tidak akan melakukan hal yang keji.Berwin merasa ragu. Ak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 379

    Javier membalas perkataan Claire dengan tenang, "Dugaanmu tidak salah. Penyelidikan kami yang masih kurang menyeluruh. Kemungkinan orang yang ingin dilindunginya juga terlibat dalam masalah ini."Begitu Javier menyelesaikan perkataannya, Roger yang tiba-tiba teringat sesuatu berkata, "Oh, ya. Aku menemukan ada biaya hidup yang masuk ke rekeningnya dalam beberapa bulan sekali."Javier mengernyit dan memerintahkan, "Terus selidiki."Setelah meninggalkan rumah sakit, Claire meminta Javier mengantarnya ke Perusahaan Vienna. Mobil Javier berhenti di pintu masuk perusahaan. Ketika Claire hendak turun dari mobil, Javier menarik pergelangan tangan Claire dan menatapnya sambil bertanya, "Kamu benar-benar mau pindah ke sini?"Claire bertatapan dengan Javier dan terdiam sesaat, lalu menjawab sembari mengedipkan mata, "Iya. Kalau nggak, kelak aku harus bolak-balik di 2 tempat."Claire tertawa, lalu melanjutkan, "Nanti aku akan kelelahan karena terlalu sibuk."Setelah memastikan bahwa Claire pindah

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 380

    Claire melambaikan tangannya dan berucap, "Sudahlah, aku sudah bantu kamu bayar biaya listrik dan air selama setahun. Selain itu, kamu harus cari kerjaan. Kalau nggak mau jadi nona besar, kamu juga jangan menjadi gelandangan."Meskipun kata-kata Claire sedikit menusuk, Candice tetap berkata sambil tersenyum, "Aku memang merasa nggak enak hati dihidupi oleh Claire, tapi aku tahu Claire sangat menyayangiku. Tenang saja, aku pasti akan cari kerjaan dalam beberapa hari ini."Di vila Javier. Rosy berujar, "Kakek, percaya padaku. Aku nggak melakukan apa-apa." Rosy yang berdiri di belakang Berwin terus merendahkan dirinya dan menempatkan dirinya sebagai korban.Berwin memandang Rosy dan menimpali, "Rosy, kalau kamu memang nggak berhubungan dengan semua masalah ini, aku pasti akan memercayaimu. Tapi, kamu harus menjawab satu pertanyaanku dengan jujur."Rosy mengatupkan bibirnya dan mengangguk. Kemudian, Berwin bertanya, "Apa kecelakaan yang hampir menimpa kedua anak itu perbuatanmu?"Berwin ti

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status