Malam harinya, di Vila Blue Canyon, Claire telah menyiapkan makan malam. Kemudian, dia merenungkan percakapannya dengan River pada siang tadi selama beberapa saat. Ketika tersadar kembali, dia masih belum melihat Javier yang turun sehingga dia pun pergi ke ruang kerja. Namun, saat akan mengetuk pintu, Claire malah mendengar suara Javier. "Apakah itu karena kerusakan mesin? Apa kamu yakin?" Claire menarik kembali tangannya yang terangkat untuk mengetuk pintu. Kerusakan mesin apa yang sedang dibicarakan?Javier berkata, "Apakah Pak Wilbert masih belum bangun? Baiklah, aku mengerti. Kalian harus bekerja sama dengan penyelidikan polisi dulu untuk memeriksa apakah mereka berdua menghubungi seseorang sebelum kecelakaan itu terjadi atau apakah ada jejak transaksi di rekening mereka."Javier mengakhiri panggilannya. Saat berbalik, dia mendapati Claire telah membuka pintu. Melihat ekspresi di wajah istrinya, dia pun mengerucutkan bibir tipisnya dan perlahan berkata, "Claire, kamu ...." Claire
Javier menjawab pertanyaan Claire, "Dia nggak akan melepaskan Pak Wilbert. Apa kamu ingin memancing dalangnya keluar?"Claire tersenyum seraya berkata, "Apa kamu yakin dengan hal ini?" Kemudian, dia bisa merasakan kehangatan tangan Javier di pinggangnya. Pria itu menatapnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Layak untuk dicoba."....Di dalam ruang istirahat departemen administrasi, beberapa staf yang memesan makanan dari luar tengah berkumpul untuk bergosip."Apa kalian sudah mendengarnya? Beberapa hari lalu, pasangan suami istri yang mencari masalah dengan Nona Claire itu sudah meninggal dalam kecelakaan mobil.""Tentu saja kami sudah mendengar. Orang-orang di lantai enam mengatakan bahwa pasangan suami istri itu sangat nggak tahu malu. Mereka menyalahkan Nona Claire atas kematian putri mereka sendiri, bahkan meminta kompensasi dari Nona Claire.""Iya, semuanya sudah dijelaskan beberapa hari yang lalu. Rasanya aneh, Nona Claire benar-benar disalahkan tanpa alasan. Siapa nama wanita itu
Claire meletakkan tangannya di bahu Javier sembari bertanya, "Apakah Roger sudah siap sekarang?" Javier mengangkat alisnya sambil bertanya balik, "Bagaimana menurutmu?"Malam harinya, di luar ruang ICU rumah sakit, sudah tidak ada yang berjaga. Seorang perawat sedang melakukan pemeriksaan ke kamar pasien. Begitu melihat ada dokter yang mendekat, dia pun menyapanya. Dokter itu hanya menganggukkan kepala, lalu melangkah menuju ruang ICU.Saat berada di luar pintu, dia memandang perawat yang telah menjauh, lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Seiring dengan pencahayaan lampu samar yang masuk dari luar, dia melihat seseorang terbaring di ranjang pasien. Dokter itu mendekati ranjang dan mengeluarkan sebuah jarum suntik dari saku pakaiannya.Dokter itu menusukkan jarum tersebut ke dalam kantung infus dan hampir menekan jarum untuk menyuntikkan cairan obat. Namun, lampu di dalam ruangan tiba-tiba menyala. Begitu berbalik, Roger langsung menghajarnya hingga jatuh ke lantai.Roger segera mena
Claire meliriknya dan berbisik pelan, "Kamu nggak usah mengkhawatirkanku, aku bisa menangani ini." Ada beberapa orang yang mungkin tidak tahan melihat kekerasan dan bisa merasa mual. Meskipun Claire merasa tidak nyaman, dia masih mampu menangani situasi ini.Javier hanya tersenyum. Roger berdeham, lalu sosok berpakaian hitam itu pun menghentikan aksinya. Pria yang telah dihajar hingga babak belur itu tersenyum dengan gigi yang berlumuran darah seraya berkata, "Nggak peduli bagaimana kalian menyiksaku ... semua itu dilakukan olehku. Kalau kalian sehebat itu, hajar saja aku sampai mati."Sosok berpakaian hitam itu mendekati Javier, lalu berkata dengan hormat, "Tuan, orang ini sangat keras kepala. Nggak peduli bagaimana kita menghajarnya, dia tetap nggak mau memberi tahu siapa rekannya."Javier menatap tajam ke arah pria yang terluka, lalu berkata dengan dingin, "Kalau dia masih ingin menderita, biarkan dia terus menderita." Javier mengajak istrinya untuk duduk di sofa sembari mengambil m
Claire tersenyum sambil berkata, "Ketika aku bertanya tadi, pupil matamu jelas melebar. Itu menunjukkan bahwa kamu sangat gugup dengan pertanyaan ini. Saat menjawab nggak punya, kamu sempat ragu-ragu sejenak.""Aku sudah mengatakan nggak punya!" bantah pria itu. Dia tiba-tiba panik, seolah-olah ingin melawan dengan segala tenaganya. Namun, dua sosok berpakaian hitam segera menahannya. Claire agak terkejut, tetapi segera kembali tenang.Wanita itu berdiri perlahan dan menatapnya tanpa ekspresi sambil berkata, "Aku memang nggak tahu apa yang sedang kamu sembunyikan, tapi kamu sebaiknya memikirkan baik-baik, apakah kamu punya kemampuan untuk menjaga keamanan mereka.""Kamu sudah melihat akhir yang dialami oleh Pak Wilbert dan Bu Winny. Bagaimanapun, kalian yang mencelakainya sendiri, jadi tentu paling paham," lanjut Claire. Pria itu terbaring di lantai tanpa bergerak, entah karena kehabisan tenaga atau menyerah. Matanya tampak kosong dan melihat ke arah yang lain.Javier berjalan mendekat
Ekspresi Rosy sedikit berubah saat dia menyadari sesuatu. Rosy berujar, "Claire, kalau nggak ada bukti, jangan harap kamu bisa menuduhku!""Aku nggak menuduhmu," sahut Claire. Dia mengedipkan mata, lalu melanjutkan sambil tersenyum, "Kenapa kamu begitu yakin aku menuduhmu? Kalaupun pria itu yang melakukannya, dia bilang dia cuma kenal kamu. Jadi, aku hanya memastikan."Claire yang hendak membuka pintu berpura-pura teringat sesuatu, lalu berkata kepada Rosy, "Oh, ya. Pria itu punya bekas jerawat di wajahnya. Apa kamu tahu siapa dia?""Nggak mungkin ...," ucap Rosy. Dia tiba-tiba tercekat dan bahunya bergetar. Wajahnya menjadi pucat pasi.Claire membuka pintu dan berjalan masuk. Rosy segera menarik Claire dan mendesak, "Cepat jelaskan ...."Melihat Javier yang duduk di dalam kantor, firasat buruk Rosy pun makin jelas. Dia berucap, "Javier, aku ....""Sepertinya, dia memang anggotamu," kata Javier dengan acuh tak acuh. Wajah Rosy memucat dan dia tiba-tiba mengetahui sesuatu. Ternyata semu
Javier berkata, "Rosy, kamu tahu batasanku. Bisa-bisanya kamu memintaku memercayaimu setelah melanggar batasanku." Perkataan Javier membuat Rosy terdiam.Javier sama sekali tidak memberi Rosy kesempatan untuk membantah dan berucap, "Kamu bukan hanya berusaha merusak hubunganku dengan Claire, tapi juga menghasut kakekku. Sepertinya, aku tidak perlu mengungkapkan apa yang sudah kamu ucapkan pada Kakek."Wajah Rosy pucat pasi dan dia diam-diam mentertawakan diri sendiri. Ternyata, Javier sudah mengetahui semuanya. Rosy bertanya sembari mengepalkan tangannya, "Jadi, kenapa kamu nggak membeberkan perbuatanku kepada Kakek?"Javier mendengkus, lalu menyahut, "Bukannya Kakek memercayaimu? Kalau begitu, tentu saja aku ingin melihat tujuanmu." Saat ini, Rosy merasa lemas.Claire bertanya seraya memandang Rosy, "Kamu yang mencelakai Wanda, 'kan?"Rosy memelototi Claire dan menjawab, "Apa hubunganku dengan masalah Wanda?"Claire menjelaskan dengan santai, "Bukannya kamu tahu jelas seperti apa hubu
Claire mengatupkan bibirnya. Sejak dia dan Javier sengaja menyebarkan informasi itu kepada Rosy, mereka sudah bisa memastikan bahwa Rosy memang berkaitan dengan semua masalah-masalah itu. Ketika Claire menggunakan tampang pria di dalam foto untuk memperdaya Rosy, dia panik. Rosy pun menyangkal karena orang yang dia utus bukan orang yang disebutkan Claire. Rosy juga tidak yakin apakah orang itu sudah ditangkap atau belum. Selain itu, Berwin bisa muncul pada saat ini pasti karena Rosy.Berwin mengernyit dan berujar, "Bukannya hanya masalah kecil? Apa perlu dibesar-besarkan sampai seperti ini?" Dia tetap memercayai perkataan Rosy.Tatapan Javier menjadi muram. Dia mendengkus, lalu menyindir, "Membunuh orang termasuk masalah kecil."Ekspresi Berwin berubah. Dia memandang Rosy. Namun, Rosy berusaha menyangkal, "Kakek, aku nggak melakukan hal itu. Aku selalu mendampingimu dan kamu tahu sifatku!"Maksud dari perkataan Rosy adalah dia tidak akan melakukan hal yang keji.Berwin merasa ragu. Ak
“Meskipun dia adalah anggota keluarga kerajaan, dia juga mesti dihukum kalau dia melakukan hal yang melanggar hukum. Kalau dia mengidap penyakit mental, seharusnya kalian mengutus lebih banyak orang lagi untuk mengawasinya. Jangan sampai dia bunuh diri di dalam sel. Nantinya reputasimu malah akan menjadi buruk.”Kepala penjara menunduk. “Benar apa kata Yang Mulia.”Silvia memasuki mobil. Mobil kerajaan melaju kencang.Satu minggu kemudian, Jules menyuruh pelayan untuk membersihkan Vila Laguna. Berhubung vila ini didirikan pada era 60-an, interior di dalam vila ini tergolong kuno.Kimin mengikuti Jules berjalan menuruni tangga. “Tuan Muda, aku sudah unggah lowongan pekerjaan itu. Sekarang sudah ada sepuluh orang yang melamar. Apa kamu ingin menyortirnya?”Jules duduk di sofa. “Coba aku lihat.”Kimin mengeluarkan tablet yang diambilnya. Di atasnya terdapat CV dari semua pelamar pekerja.Jules membaca CV dan keningnya seketika berkerut. “Semuanya anak muda?”Kimin sungguh tidak berdaya. “
Orang yang duduk di dalam ruangan memalingkan kepala melihat ke sisi Silvia. Silvia yang berpakaian rapi dan mewah itu sungguh tidak cocok dengan lingkungan di dalam penjara. Berbeda dengan Lidya, dia sedang mengenakan seragam tahanan. Dibandingkan dengan dulu, Lidya yang sekarang tidak kelihatan sombong lagi. Dia kelihatan bagai sudah kehilangan semangat hidupnya saja.“Adik kesayanganku. Aku sungguh gembira kamu masih mengingatku.” Silvia tersenyum, seolah-olah sedang mengenang masa lalu saja.Tatapan Lidya kelihatan muram. “Selamat! Setelah Ayah meninggal, kamu pun berhasil menjadi Ratu.” Lidya tidak memberi selamat dengan tulus.Silvia juga menganggap Lidya sedang memberi selamat untuknya saja. “Terima kasih.” Kepala penjara membawa kursi mempersilakan Silvia untuk duduk.Setelah Silvia duduk, dia berkata kepada kepala penjara dengan tersenyum, “Aku ingin ngobrol berdua sama dia.”Kepala penjara mengangguk. Dia memerintah anak buahnya untuk mundur. Setelah mereka menjauh, Silvia b
Akhirnya Lidya merespons. Dia memalingkan kepala untuk menatap Daniel dengan tatapan menyindir. “Apa kamu lupa? Sekarang wanita itu bisa memberimu kedudukan juga berkat aku?”Daniel tertegun.Lidya tersenyum sinis. “Ada darah keluarga kerajaan yang mengalir di dalam tubuhku. Siapa kamu? Kalau waktu itu aku tidak menikah sama kamu, apa mungkin kamu dan anak sialan itu akan dianugerahkan kedudukan? Hahaha.”Lidya tertawa histeris. Polisi langsung melihat ke dalam kamar.Daniel menurunkan kelopak matanya. “Apa kamu begitu membenci putri kandungmu?”Lidya langsung berdiri. Polisi khawatir dia akan menyerang anggota keluarganya. Mereka pun sudah siap siaga.“Apa aku bersedia untuk melahirkannya?” Lidya menjerit dengan mata merah. “Kamu yang mohon sama aku untuk melahirkannya. Anak perempuan itu tidak berguna. Dia bisa hidup sampai sekarang juga karena beruntung saja.”Raut wajah Daniel berubah tegang. “Putraku sudah mati. Dia dicelakai oleh anggota Keluarga Tanzil. Sekarang, suami dan putr
Nordin merasa bingung. “Terima kasih sama aku?”Dacia tersenyum. “Kalau bukan karena ucapanmu di atap waktu itu, aku nggak bakal kepikiran metode pembunuhan yang begitu sempurna.”Carly tersenyum, lalu menarik tangan Dacia. “Metode apa?”Baru saja Dacia ingin menjawab, suara dering ponsel memotong ucapannya. Dia mengeluarkan ponselnya. Ternyata ada panggilan masuk dari Jerremy.…Di sisi lain, di pusat penilaian forensik.Jules duduk di mobil baris belakang. Tatapannya tertuju pada pintu gedung pusat penilaian forensik. Tidak lama kemudian, Derrick berjalan ke sisi mobil, lalu mengetuk kaca jendelanya.Jendela mobil diturunkan secara perlahan. Derrick membungkukkan sedikit tubuhnya, lalu berkata, “Hasil penilaian sudah keluar. Dia bukan menderita gangguan mental, tapi dia didiagnosis mengidap depresi berat.”Jules menyipitkan matanya. “Apa ada yang aneh?”“Tidak ada. Anggota di pusat penilaian forensik tidak pernah ikut campur dalam masalah di penjara. Hanya saja … selain diawasi oleh
”Mengenai bagaimana pelaku bisa menghindar dari kamera CCTV, dia hanya bisa melewati tangga darurat saja. Karena nggak ada kamera CCTV di sana. Dia bisa bersembunyi hingga keesokan paginya, hingga ada yang menyadari jenazah, kemudian berpura-pura menjadi pemilik apartemen. Dia turun dari salah satu lantai melalui jalur darurat dan meninggalkan tempat.”Asisten terlihat bingung, “Kenapa harus menunggu sampai pagi?”Lance berdiri dengan perlahan. “Karena siang hari adalah waktu semua penghuni beraktivitas keluar masuk rumah. Kalau dia pergi malam itu juga, justru akan menambah kecurigaan. Jadi, demi nggak menimbulkan kecurigaan, dia menunggu hingga pagi, lalu bersama penghuni lainnya keluar gedung di pagi hari.”Asisten pun merespons.Dacia tersenyum melihat ekspresi mereka yang terkejut dan tersenyum. “Tentu saja, setiap metode pembunuhan yang sempurna di dunia nyata pasti memiliki celah. Bagaimana menurut Tuan Lance, apa Tuan Lance menganggap metode pembunuhan ini masuk akal?”Lance me
Asisten merasa kaget. “Korban digantung di luar?”“Sebenarnya semua ini adalah inspirasi dari Tuan Muda Nordin. Di bagian luar atap terdapat satu anak tangga yang menonjol. Kalaupun ada kamera CCTV di atap, saat pelaku melompat, dia pun akan jatuh di anak tangga itu. Kalau seperti itu, pelaku tindak kriminal ini mesti dijalankan dua orang.”“Pembantu pelaku berada di balkon rumah korban untuk menarik pelaku yang meluncur turun dengan tali. Pembantu pelaku pasti adalah orang yang sangat dekat dengan korban. Dia bisa menggunakan alasan terlalu emosi ketika melihat orang yang dicintainya bunuh diri, lalu menghancurkan rekaman CCTV itu. Jadi, pelaku utama bisa melarikan diri dengan kesempatan itu.”Lance tersenyum dengan puas dan tertawa. “Bagus, memang lebih cocok kalau metode kejahatan yang dilakukan oleh dua orang.”Dacia menjentikkan jarinya. ”Jadi, berbeda kalau tindak kriminal hanya dilakukan oleh satu orang saja. Pelaku utama mengikat satu ujung tali di anak tangga bagian luar atap,
“Kebetulan nggak ada kamera CCTV di lantai atas. Di dalam rekaman kamera CCTV lift hanya terlihat pelaku yang menyamar sebagai korban. Setelah itu, nggak ada siapa pun yang tertangkap kamera lagi. Mengenai bagaimana pelaku menghindari kamera CCTV dan melarikan diri, atau korban sebenarnya didorong dari lantai atas atau bukan, aku rasa semua itu adalah teka-teki yang ingin diketahui oleh semua penonton,” kata Dacia.Asisten itu tersenyum lagi. “Biasanya untuk skenario seperti ini, pelaku pasti bekerja sama dengan seseorang. Pelaku utama menyamar sebagai korban dan pergi ke atap, sedangkan korban yang sebenarnya dilempar dari balkon rumahnya oleh kaki tangan pelaku. Tentu saja kaki tangan pelaku bisa jadi adalah suami atau pacar korban.”Dacia menggeleng. “Di dalam naskahku, Nona Mimosa tinggal sendiri.”Asisten tertegun sejenak, lalu melirik ke ujung. Terlihat Lance sedang memberi isyarat mata. Kemudian, dia baru bertanya, “Pelakunya satu orang saja? Jadi, pelaku sudah lebih dulu melem
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu berdiri dengan perlahan. “Kalau begitu, aku akan datang lagi besok.”Resepsionis menatap bayangan punggung Dacia sembari menggeleng. Padahal wanita ini sudah ditolak dua kali, dia masih saja datang ke perusahaan. Sebenarnya, tidak peduli dia datang berapa kali, Sutradara Lance juga tidak akan menemuinya.Dacia berdiri di depan pintu. Ketika melihat mobil dan pejalan kaki yang hilir mudik di jalan raya, dia berusaha untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia segera menghalangi taksi untuk meninggalkan tempat.Carly sedang duduk di lapangan basket akademi. Ketika melihat Dacia sudah kembali, dia bergegas ke hadapan Dacia. “Bagaimana?”Dacia menggeleng.Sebenarnya Carly juga sudah menduganya. Dacia masih belum berhasil untuk menemuinya.Bukan hanya mahasiswa seperti mereka saja yang ditolak, bahkan selebritas papan atas yang pernah memenangkan penghargaan di ajang Goldwood juga belum pasti bisa mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan Lance.Dacia mena
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r