Ingga berkata dengan tersenyum, “Cukup orangnya saja yang kemari. Mengenai hadiah pertemuan, semua itu tidak usah.”Moris dan Ingga mengajak Levin ke ruang tamu. Bagaimanapun, Levin sengaja meluangkan waktu syutingnya untuk ke rumah. Jadi, mereka segera menyuruh pelayan untuk mempersiapkan makan siang.Makan siang hari ini harus sangat mewah.Ingga bertanya film apa yang sedang disyuting Levin. Levin pun menjawab satu per satu. Ingga menyadari Levin sangat gampang untuk diajak bicara, anaknya juga merendah, dia pun semakin menyukainya. “Apa syuting itu melelahkan?”Jari tangan Levin saling bertautan. Dia pun tersenyum. “Jadwalnya cukup padat, tapi apa ada pekerjaan yang tidak melelahkan?”“Tidak apa-apa. Kami mengerti profesi kalian yang berasal dari dunia hiburan. Tapi, kamu tetap jangan lupa untuk jaga kesehatan.” Sikap Ingga sangat lembut.Entah kenapa ketika dihadapkan dengan sikap baik kedua orang tua Yunita, Levin pun merasa bersalah. Sebab, sebenarnya dia dan Yunita bukanlah pas
Pengasuh melanjutkan omongannya, “Bagaimanapun, kebanyakan pria beranggapan menjaga anak itu adalah tugas wanita. Kalau ada pria yang terkadang bantu menjaga anak, para wanita sudah cukup bersyukur. Ada juga pria yang tidak bersedia untuk menjaga anaknya sama sekali. Tuan juga tahu betapa menderitanya kamu saat melahirkan. Jadi, aku percaya dia akan menjadi ayah yang baik.”Jessie merasa kaget. Setelah mendengar ucapan itu, ternyata dia memang begitu beruntung. Setidaknya orang yang lebih banyak menjaga anak-anak adalah Jules.Terkadang saat anak-anak menangis di tengah malam, Jules juga yang menyeduhkan susu dan menghibur mereka.Jessie menatap ketiga anak-anaknya dengan tersenyum. “Dia memang adalah seorang ayah yang baik.”Sore harinya, setelah Jules pulang, dia pun ke lantai atas untuk melihat istrinya. Istrinya tidak sedang berada di kamar. Dia pun bergegas ke kamar anak. Kali ini, dia baru menyadari Jessie sedang tidur terlelap bersama ketiga anak-anaknya.Jules meletakkan jas di
"Ugh ...."Claire Adhitama yang perlahan pulih kesadarannya merasakan sakit kepala yang menusuk. Tubuhnya terasa seperti digilas oleh mobil, ketidaknyamanan pada tubuhnya membuatnya mengernyit. Dia ingin mendorong tubuh yang menimpanya itu, tetapi tidak bertenaga sama sekali.Dalam kegelapan, dia tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Claire hanya mencium wangi parfum Gucci yang khas dari tubuh pria itu.Pria itu tidak bersuara sama sekali. Dia hanya mencumbu leher Claire dengan perlahan ....Pagi harinya.Claire tiba-tiba terbangun.Dia terkejut saat menyadari dirinya sedang berbaring di tempat tidur tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuhnya. Di sampingnya, terbaring seorang pria asing yang membelakanginya.Wajah Claire pucat seketika. Adegan semalam makin jelas dalam benaknya. Ternyata semua itu bukan mimpi!Apa yang telah terjadi?Dia hanya ingat, malam sebelumnya adalah ulang tahunnya. Dia merayakannya bersama Kayla, kemudian setelah minum minuman yang diberikan oleh K
Di bandara ibu kota.Di antara kerumunan orang yang berlalu-lalang, muncul seorang ibu dan anak yang menarik perhatian banyak orang.Lebih tepatnya, seorang ibu yang membawa tiga orang anak kecil yang imut dan cantik.Wanita itu tampak dingin dan anggun. Dia menggendong seorang anak perempuan yang cantik dengan satu tangan. Anak itu memiliki rambut yang lebat dan bergelombang bagaikan boneka.Di belakang mereka diikuti oleh dua orang anak laki-laki berwajah mirip yang tampan. Sepasang mata mereka berwarna coklat dengan kulit yang putih mulus, mereka benar-benar tidak terlihat seperti manusia sungguhan!Wanita yang berdiri di depan mobil BMW itu melepas kacamata hitamnya. Melihat Claire yang sedang menggendong anaknya dan diikuti oleh dua bocah di belakangnya, dia menarik napas dalam-dalam."Buset, Claire, kamu sekali melahirkan tiga anak sekaligus?!"Hal ini benar-benar mengagetkannya!Yang lebih penting lagi, paras ketiga anaknya ini benar-benar mencengangkan.Dia benar-benar penasara
Claire menoleh dan bertemu dengan tatapan tajam pria itu. Ketika melihat penampilan pria itu, Claire sontak terkejut.Kulit pria itu tampak putih halus dengan wajah yang tampan. Terutama sepasang matanya yang berwarna kecoklatan, seakan-akan menyimpan rahasia yang sangat mendalam. Bibirnya yang terkatup erat tampak tipis dan menawan.Wajah ini mirip sekali dengan Jerry dan Jody, bahkan warna mata mereka juga sama!Saat melahirkan di Negara Sahara, Claire baru tahu bahwa ternyata anaknya adalah kembar tiga. Anak pertama dan kedua, Jody dan Jerry, sama sekali tidak mirip dengan ibunya.Hanya anak terakhir, Jessie yang terlihat agak mirip dengannya. Namun, warna rambutnya yang hitam mengilap tampak mirip dengan pria di hadapannya ini.Melihat pria ini, Claire langsung menundukkan pandangannya.Siapa dia? Apa hubungannya dengan Kayla?Javier menatap wajah Claire dengan alis yang berkerut. Wanita ini ....Melihat Javier menatap Claire lekat-lekat, Kayla langsung menggertakkan gigi. Dia memb
Semua orang tahu bahwa Javier adalah tamu kehormatan keluarga kerajaan Negara Sahara. Dia juga merupakan teman dari putri Negara Sahara. Tentu saja, dia pernah melihat lencana dari keluarga kerajaan.Kalaupun Claire memalsukannya, tetap saja akan ketahuan!Claire tertawa sambil berkata, "Mana mungkin kutunjukkan benda berharga seperti itu kepadamu?"Dengan kata lain, Kayla tidak pantas melihatnya!Kayla kesal hingga tubuhnya gemetar, tetapi wajahnya tetap menunjukkan senyuman. "Bilang saja kamu nggak berani?""Javier, lihat saja, dia itu pembohong. Jelas sekali, dia tahu kamu adalah tamu kehormatan keluarga kerajaan dan bisa mengenali lencana yang asli. Makanya, dia nggak berani menunjukkannya."Sikap Kayla sangat berbeda ketika berhadapan dengan Javier.Javier mengerucutkan bibirnya dengan dingin dan berkata, "Dua triliun itu memang uangku. Aku juga yang mengusulkan untuk merekrut desainer bernama Zora. Kalau kamu bisa membuktikan bahwa kamu adalah Zora, aku nggak akan mempermasalahka
Claire berjalan ke arah balkon dengan ponselnya dan menjawab, "Ada apa? Apa Direktur Kayla sudah menyesal sekarang?"Mendengar ucapannya, Kayla menggertakkan gigi sambil berkata, "Claire, kamu jangan keterlaluan. Kami sudah cukup menghargaimu dengan menawarkan harga 2 triliun!""Oh ya? Kenapa kedengarannya seolah-olah aku sangat membutuhkan 2 triliun kalian ini?" Claire bersandar di pegangan balkon dan berkata dengan tersenyum, "Kalau kamu nggak tulus mau kerja sama, nggak usah telepon aku lagi.""Tunggu!" teriak Kayla.Dia duduk di belakang meja kerjanya dan berkata dengan sudut bibir terangkat, "Claire, jangan lupa kamu masih ada video itu di tanganku."Ketika mengungkit masalah "video", ekspresi Claire langsung menjadi muram.Lantaran tidak mendengar respons apa pun dari ujung telepon, Kayla berkata sambil tertawa, "Kalau kamu nggak mau aku membocorkan kejadian 6 tahun lalu, sebaiknya kamu datang ke sini besok pagi."Claire menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. "Oke, aku ke sana
Minta maaf? Dia mau Claire meminta maaf kepada Kayla?Claire mencibir, lalu menatapnya lekat-lekat sambil berkata, "Nggak mungkin."Javier tidak menyangka wanita ini tidak hanya sombong, tetapi juga sangat keras kepala. Wajahnya menjadi kaku saat berkata, "Kalau kamu nggak mau minta maaf, nama Zora besok akan hilang dari dunia mode perhiasan."Awalnya, Javier tidak mau mempersulit Claire. Hanya saja, Kayla bisa dianggap "penyelamat" baginya. Enam tahun lalu, jika bukan karena Kayla, dia sudah masuk dalam perangkap.Meskipun dia tidak punya perasaan apa pun terhadap Kayla, selama beberapa tahun ini Javier tetap memenuhi kebutuhan materi Kayla tanpa syarat.Bisnis Vienna sedang menghadapi kesulitan dalam beberapa tahun terakhir, jadi dia mengeluarkan biaya 2 triliun untuk merekrut Zora ke dalam negeri.Javier memang tahu bahwa Kayla yang duluan memukulnya dan bersalah. Dia bisa menyuruh Kayla untuk meminta maaf.Javier tidak akan peduli bagaimana mereka menyelesaikan masalah ini secara p
Pengasuh melanjutkan omongannya, “Bagaimanapun, kebanyakan pria beranggapan menjaga anak itu adalah tugas wanita. Kalau ada pria yang terkadang bantu menjaga anak, para wanita sudah cukup bersyukur. Ada juga pria yang tidak bersedia untuk menjaga anaknya sama sekali. Tuan juga tahu betapa menderitanya kamu saat melahirkan. Jadi, aku percaya dia akan menjadi ayah yang baik.”Jessie merasa kaget. Setelah mendengar ucapan itu, ternyata dia memang begitu beruntung. Setidaknya orang yang lebih banyak menjaga anak-anak adalah Jules.Terkadang saat anak-anak menangis di tengah malam, Jules juga yang menyeduhkan susu dan menghibur mereka.Jessie menatap ketiga anak-anaknya dengan tersenyum. “Dia memang adalah seorang ayah yang baik.”Sore harinya, setelah Jules pulang, dia pun ke lantai atas untuk melihat istrinya. Istrinya tidak sedang berada di kamar. Dia pun bergegas ke kamar anak. Kali ini, dia baru menyadari Jessie sedang tidur terlelap bersama ketiga anak-anaknya.Jules meletakkan jas di
Ingga berkata dengan tersenyum, “Cukup orangnya saja yang kemari. Mengenai hadiah pertemuan, semua itu tidak usah.”Moris dan Ingga mengajak Levin ke ruang tamu. Bagaimanapun, Levin sengaja meluangkan waktu syutingnya untuk ke rumah. Jadi, mereka segera menyuruh pelayan untuk mempersiapkan makan siang.Makan siang hari ini harus sangat mewah.Ingga bertanya film apa yang sedang disyuting Levin. Levin pun menjawab satu per satu. Ingga menyadari Levin sangat gampang untuk diajak bicara, anaknya juga merendah, dia pun semakin menyukainya. “Apa syuting itu melelahkan?”Jari tangan Levin saling bertautan. Dia pun tersenyum. “Jadwalnya cukup padat, tapi apa ada pekerjaan yang tidak melelahkan?”“Tidak apa-apa. Kami mengerti profesi kalian yang berasal dari dunia hiburan. Tapi, kamu tetap jangan lupa untuk jaga kesehatan.” Sikap Ingga sangat lembut.Entah kenapa ketika dihadapkan dengan sikap baik kedua orang tua Yunita, Levin pun merasa bersalah. Sebab, sebenarnya dia dan Yunita bukanlah pas
Masa kontrak selama tiga tahun itu sudah lebih dari cukup. Setidaknya dia tidak perlu berkencan buta dengan pria lainnya lagi.Seandainya pada masa kontrak mereka, mereka menemukan kandidat yang lebih cocok atau menemukan pujaan hati mereka, kontrak itu pun akan dibatalkan. Intinya, mereka berdua bersama demi saling memanfaatkan menjadi tameng.“Ayah, Ibu, kalian sudah berpikir kebanyakan. Kami bersedia mencoba untuk berpacaran. Kami juga masih butuh waktu untuk mengenal satu sama lagi. Seandainya kalian suruh kami untuk menikah sekarang, gimana kalau ternyata kami nggak cocok? Aku mesti cerai, dong?”Ucapan Yunita memang masuk akal. Moris dan Ingga pun tidak curiga lagi.Yunita berdiri. “Sudahlah, kalian nggak usah khawatir dengan masalah kami.”Kemudian, Yunita berjalan ke lantai atas.Ingga dan suaminya saling bertukar pandang. Mereka pun kelihatan tidak berdaya.…Di dalam lokasi syuting, Levin mencari Proto di ruang istirahatnya. “Emm, Pak Proto ….”Ketika melihat Levin yang terba
Setelah memasuki mobil, Yura memasang sabuk pengaman. Bastian juga memasuki mobil, lalu mengendarainya meninggalkan bandara.Sepanjang perjalanan, Yura tidak berbicara sama sekali, hanya memandang pemandangan di luar jendela.Bastian menatapnya sekilas. “Kamu gampang percaya sama orang lain? Apa kamu tidak takut akan kujual?”Yura memalingkan kepala untuk menatap Bastian. “Kamu nggak akan melakukannya.”“Kenapa kamu tahu aku tidak akan melakukannya? Jangan terlalu gampang percaya sama cowok.”“Termasuk kamu?” tanya Yura.Bastian berdeham. “Termasuk aku juga tidak masalah.”Tiba-tiba Yura tertawa. “Kamu bisa berteman dengan Jody, berarti kamu itu punya etika yang baik. Lagi pula, malam itu kamu juga nggak mencari kesempatan dalam kesempitan, makanya aku berani percaya sama kamu.”Bastian tertegun sejenak. Dia berkata dengan ketus, “Kamu masih berani ungkit masalah malam itu.”Seumur hidupnya, penghinaan terbesar yang pernah Bastian terima, sepertinya adalah kejadian di malam hari itu!S
Grace menimpali, “Tadi saja ayahku kupas kulit udang buat Ibu. Kalian orang dewasa memangnya nggak tahu malu?”Cherry terdiam.Candice dan Claire langsung tertawa.Rembulan menggantung di atas langit. Lampu jalan terang benderang. Semua orang larut dalam suasana gembira.…Setelah pernikahan berakhir, Dacia membawa putrinya dan Jerremy ke lokasi syuting di Area Homa. Mereka berdua juga sekalian berlibur.Jodhiva dan Ariel belajar merawat anak di Kompleks Amara. Jadi setelah anak mereka lahir, mereka pun tidak akan kewalahan.Sekarang Jules sedang magang menjadi ayah yang teladan, sedangkan Jodhiva sudah menjadi ayah yang profesional. Mereka berdua bahkan sempat berlomba satu sama lain. Jessie dan Ariel yang berada di samping sampai kehabisan kata-kata.Ariel bertanya padanya, “Apa kalian masih belum memikirkan nama anak kalian?”Jessie menggeleng, lalu berkata, “Aku ingin panggil Satu Dolar, Dua Dolar, dan Tiga Dolar.”Ujung bibir Ariel langsung berkedut. “Asal-asalan sekali?”Jessie m
“Oke.” Grace mengambil remote. “Clara, aku belajar dulu. Nanti aku baru ajari kamu.”Clara mengangguk. “Oke.”Ariel dan Jodhiva berjalan keluar. “Dengar-dengar malam ini ada pesta BBQ. Kenapa aku hamil pada saat seperti ini? Aku jadi nggak bisa makan apa-apa.”Ariel sungguh menginginkannya.Jessie berkata dengan tersenyum, “Kamu bisa makan daging panggang yang nggak terlalu gosong, biar Kak Jody panggang buat kamu, dijamin bersih dan sehat. Tapi, kamu jangan makan kebanyakan, nanti kamu malah panas dalam.”Begitu mendengar, Ariel langsung merasa gembira. “Serius?” Kemudian, dia melihat ke sisi Jodhiva. “Malam ini kamu masak buat aku!”Jodhiva sungguh kehabisan kata-kata. Ketika melihat Ariel begitu menginginkannya, dia pun mengangguk. “Oke, malam ini aku akan masak buat kamu.”Langit semakin gelap. Lampu di balkon sudah terang benderang. Ada panggangan, makanan lezat, minuman beralkohol di sana. Terlihat juga anak-anak sedang bermain dengan gembira.Jodhiva berubah profesi menjadi koki
Candice pun tertawa. “Ayo, kita tebak sekali lagi. Kita tebak anaknya Jody.”“Aku nggak percaya aku bakal kalah lagi. Aku tetap taruhan kembar dua!”“Kalau begitu, aku tetap kembar tiga!”Cherry berkata, “Kali ini 20 juta!”Kedua mata Candice langsung berkilauan. “Royal sekali?” Usai berbicara, dia berjalan ke hadapan Cahya. “Kak Cahya, istrimu lagi hambur-hamburin uang. Kamu nggak atur dia?”Cahya pun tersenyum. “Aku taruhan 200 juta.”Candice terdiam membisu.Louis bertatapan dengan Cahya. “Aku ikut apa kata istriku. Aku juga taruhan 200 juta.”Cahya berkata, “Berhubung taruhannya lumayan banyak, sekalian saja taruhan jenis kelaminnya.”Louis dan Candice tertegun sejenak. Mereka berdua pun sepakat. “Setuju.”Setelah mereka berdua selesai berdiskusi, mereka berdua bertarih duanya anak laki-laki dan satunya lagi anak perempuan. Sementara, Cahya dan Cherry bertaruh dua-duanya anak laki-laki.Ketika melihat taruhan para senior, Jodhiva dan Ariel melihat ke sisi perut buncit sembari terse
Di lorong pintu masuk menuju acara, meja-meja yang tertata rapi menggantikan pilar bunga yang menciptakan suasana unik. Di area pendaftaran, lukisan cat minyak dipajang selaras dengan tema warna acara, memberikan sentuhan kreatif dan menarik.Bahkan papan penyambutan pun terbuat dari kulit, kelihatan berbeda dari biasa, tetapi memancarkan kesan mewah dan elegan.Setiap tamu yang memasuki acara sungguh terpukau oleh dekorasi yang luar biasa.Anggota Keluarga Fernando dan Herbert berdiri di area pendaftaran untuk menyambut para tamu.Sementara itu, Jerremy, sang mempelai pria sebagai pemeran utama hari ini, tampil memukau dalam setelan jas putih yang sempurna membingkai postur tubuhnya yang tinggi dan proporsional.“Mempelai pria hari ini ganteng sekali.”Jessie dan Jules berjalan mendekat.Jerremy pun tertawa, lalu menyerahkan satu kantongan suvenir pernikahan kepadanya. “Mulutmu manis sekali.”Jessie yang menerima suvenir pernikahan tersenyum. “Aku pergi lihat kakak iparku dulu.”Kemud
Setelah berpikir sejenak, terlintas kilauan di dalam mata Levin. Dia mencondongkan tubuhnya. “Kalau menikahnya palsu, apa perlu … aku beri nafkah batin?”Yunita terdiam sejenak. “Nggak usah.”Levin pun tersenyum, lalu mengambil pena. “Oke! Aku hanya khawatir suatu hari kamu menagihnya dariku. Aku itu seorang tokoh publik, nanti aku bisa curhat sama siapa?”Yunita terdiam. Sepertinya Levin sudah berpikir kebanyakan?Setelah Levin tanda tangan surat perjanjian, Yunita baru menandatanganinya.Levin melihatnya. “Kalau tidak pakai cap sidik jari, hanya tanda tangan saja, sepertinya ….”Belum sempat Levin menyelesaikan omongannya, Levin melihat Yunita mengeluarkan lipstik, lalu menempelkan jari tangannya di atas lipstik, lalu menempelkannya di atas kertas.Setelah itu, lipstik diserahkan kepada Levin. Levin menarik napas dalam-dalam sembari mengangguk. Dia juga mencap sidik jarinya.Kemudian, lipstik itu pun dipatahkan oleh Yunita.Kening Levin pun berkerut.Yunita merapikan lembaran surat p