Share

Bab 2715

Penulis: Daun Jahe
Yura yang sedang merapikan pakaiannya merasa syok. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap si pria, kemudian dia pun tersenyum. “Kamu nggak usah ganti rugi. Terima kasih.”

Usai berbicara, Yura pun meninggalkan tempat.

Hanson melihat bayangan punggung Yura yang semakin menjauh.

Yura pergi ke toilet, lalu melepaskan jasnya. Noda kopi itu tidak bisa dibersihkan. Sepertinya dia hanya bisa mencucinya sewaktu pulang nanti.

Hanya saja, sepertinya pria yang bernama Hanson tadi terlampau ramah? Apa semua pria di Negara Shawana seramah ini?

Sore harinya, Yura menggantung jasnya di lengan sembari berjalan keluar gedung. Sebuah mobil berhenti di hadapannya. Jendela mobil diturunkan, ternyata … si Hanson lagi.

“Aku benar-benar merasa bersalah sudah mengotori pakaianmu. Aku benar-benar tidak bermaksud jahat. Aku hanya ingin minta maaf dan menebus kesalahanmu saja.”

Yura merasa ragu. Bagaimanapun, mereka berdua adalah rekan kerja. Seandainya Hanson memang berbaik hati, tetapi Yura malah tidak memberi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2716

    Yura tertegun. Jangan-jangan Bastian?Yura berjalan ke belakang pintu. Saat dia hendak membuka pintu, tiba-tiba terdengar suara Bastian. “Siapa kamu?”Disusul, terdengar suara di dalam koridor. Yura segera membuka pintu kamar, lalu berjalan keluar kamar. Dia menyadari sepertinya Bastian hendak menangkap seseorang, tetapi orang itu sudah melarikan diri dengan cepat.“Bastian!” jerit Yura.Bastian berjalan kembali dari ujung koridor, lalu menjerit dengan amarah tinggi, “Apa kamu tidak lihat ponselmu!”Yura yang dijerit pun tertegun di tempat. Ekspresinya kelihatan muram. “Kenapa?”Bastian menarik napas dalam-dalam. “Kalau ponselmu tidak dipakai lagi, kamu bisa membuangnya. Tadi aku kirim pesan kepadamu, kalau ada yang mengetuk pintu kamarmu, jangan buka pintu. Sepertinya kamu memang tidak peduli dengan keselamatan dirimu sendiri?”Seandainya Bastian tidak datang tepat pada waktunya, entah bagaimana nasib Yura saat ini.Yura terdiam sejenak sembari menatapnya. “Terima kasih. Aku sudah men

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2717

    Yura memasukkan koper ke bagasi mobil, lalu memalingkan kepala melihat ke sisi manajer. “Terima kasih, tapi aku rasa aku nggak butuh lagi.”“Nona Yura ….”“Apa yang terjadi?”Terdengar suara seseorang. Yura memalingkan kepalanya, lalu tampak Hanson sedang menuruni mobil, lalu berjalan ke sisinya.Manajer mengangguk dengan perlahan. “Tuan Hanson.”Yura menyipitkan matanya. “Kalian kenal?”Hanson menjelaskan dengan tersenyum, “Aku pemilik hotel ini. Maaf, aku tidak menyangka kamu akan berada di sini.”Yura merasa agak syok. “Oh, begitu ….”“Apa yang terjadi?” tanya Hanson kepada manajer. Manajer menjawab dengan terus terang. Kening Hanson langsung berkerut. “Kenapa bisa ada kejadian seperti ini? Pecat karyawan itu!”“Tapi … tapi sekarang hotel lagi kekurangan pekerja. Kalau dipecat, aku takut akan kesulitan untuk merekrut pekerja.”Manajer merasa usulan Hanson tidaklah tepat.Hanson menatap manajer dengan tatapan dingin. “Dia sudah membuat tamu merasa takut dan tidak aman dengan hotel ki

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2718

    Yura menoleh untuk melihat wanita itu. Keningnya spontan berkerut.Pada saat ini, Hanson berjalan keluar pantri dan bertemu dengan Yura. Dia pun kelihatan agak syok. “Kamu … kenapa kamu bisa ada di sini?”“Lewat. Kalian ….”Tiba-tiba Hanson tersenyum. “Oh, dia itu kekasihku. Kami lagi berantem karena dia selingkuh. Aku sangat marah, jadi kami bertengkar. Kamu sudah salah paham.”Yura tertegun sejenak, lalu memaksakan dirinya untuk tersenyum. “Itu masalah kalian, aku juga nggak salah paham. Aku masih ada urusan. Aku permisi dulu.”“Apa kamu sudah menemukan tempat tinggal?” Terdengar suara Hanson dari belakang.Langkah kaki Yura berhenti. Dia menoleh untuk menatap Hanson. “Kenapa kamu bisa tahu?”“Karena selama ini kamu terus tinggal di hotel, jadi aku tebak kamu masih belum menemukan tempat tinggal.” Hanson mendekatinya. “Aku ada apartemen kosong. Gimana kalau kamu tinggal di sana dulu, aku hanya perlu dibayar setengah dari harga sewa di pasaran saja.”Yura tertegun sejenak, lalu mengge

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2719

    Kening Bastian berkerut. “Kenapa kamu tidak mewaspadaiku sama sekali?”Yura meletakkan barang belanjaan ke ruang tamu, lalu menoleh untuk menatapnya. “Kamu juga nggak suka dengan tipe cewek sepertiku, ‘kan?”Bastian terdiam membisu.Saat Yura mengambil sabun mandi, dia pun terkejut, ternyata aroma wangi lavender. Aroma itu adalah aroma yang disukai wanita muda zaman sekarang. “Kenapa kamu bisa beli aroma ini?”Bastian berjalan ke sisi sofa. “Mana aku tahu kamu pakai yang bagaimana? Aku asal beli.”Bastian tidak mungkin beri tahu Yura bahwa perlengkapan mandi ini adalah hasil konsultasinya dengan pramuniaga. Dia meminta pramuniaga untuk merekomendasikannya.Saat menyadari bukan hanya ada sikat gigi, odol, dan gelas saja yang bermodel imut, bahkan handuk juga kelihatan sangat lucu, tiba-tiba Yura pun ingin tertawa.Sudahlah! Bastian juga sudah berbaik hati membelikan semua ini.“Kamu mau minum apa?”Bastian duduk dengan tegak. “Terserah.”Yura membongkar kulkasnya. Untung saja ada dua bo

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2720

    Chelsea mengusap kepala Chiara. “Iya, kelak mereka itu keponakan kecilmu.”Chiara memiringkan kepalanya. “Apa itu keponakan? Apa bisa dimakan?”Chelsea pun tertawa. “Kenapa kamu rakus sekali, sih? Keponakan itu nggak bisa dimakan.”Jessie menatap Chiara yang polos, lalu berkata dengan nada iri, “Alangkah bagusnya kalau aku punya anak perempuan.”Chelsea berkata dengan tersenyum, “Anak laki-laki imut juga, kok. Kelak mereka bisa jadi kesatria untuk melindungimu. Bisa dilindungi suami dan tiga anak laki-laki itu impianku, lho!”Pada saat ini, Benn dan Jules juga berjalan ke taman belakang.Ketika Chiara melihat ayahnya, dia pun tersenyum. “Ayah, aku lagi main sama adik!”Benn berhenti di samping Chiara, lalu mengusap kepalanya. “Oh, ya? Apa kamu suka sama adik laki-laki?”Chiara mengangguk. “Suka!”Chelsea mengusap pipi Chiara. “Kelak kamu boleh sering lihat adikmu.”Chiara memiringkan kepalanya. “Apa boleh?”“Tentu saja boleh. Kakak sepupumu juga begitu menyukaimu, ‘kan?”Saat ini, Jess

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2721

    “Yang penting dia senang saja.”…Beberapa hari kemudian, di Negara Shawana.Ada kumpul bersama para karyawan departemen luar negeri. Yura juga diajak untuk kumpul bersama. Tadinya Yura berencana untuk tidak menghadiri acara. Hanya saja, berhubung rekan kerja terlalu ramah, dia pun menyetujui ajakan mereka.Sepulang kerja, Yura bersama rekan kerja menuju ke restoran. Baru saja memasuki restoran, Yura menemukan keberadaan Hanson. Hari ini, dia mengenakan setelan jas santai berwarna biru. Yura mengikuti langkah kedua penerjemah lainnya ke sisi meja.Hanson yang sedang mengobrol itu mengangkat gelas anggurnya, lalu menggoyangnya. Pandangannya tertuju pada diri Yura. “Ini pertama kalinya Nona Yura mengikuti acara kumpul bersama kami, ya?”Seorang penerjemah yang duduk di samping tersenyum menyindir. “Sepertinya kamu terlalu perhatian sama Yura? Jangan-jangan ada sesuatu di antara kalian?”Hanson pun tersenyum. “Kalau diperbolehkan, aku pun bersedia.”Jawaban itu sangat terus terang.Kening

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2722

    Yura segera berdiri. “Aku pergi ke toilet sebentar.”Saat Yura pergi, tatapan Hanson tertuju pada dirinya.Yura pergi ke toilet. Saat dia membuka pintu, dia menyadari wanita itu sedang berada di dalam. Dia kelihatan syok, segera berjalan ke sisi wastafel.Yura pun bertanya padanya, “Apa kamu minum kebanyakan?”Si wanita menggeleng.“Baguslah kalau begitu. Kalau bisa, kamu jangan minum kebanyakan di tempat seperti ini.” Yura mengeluarkan tisu untuk menghapus lipstiknya. Beberapa saat kemudian, dia menyadari bekas di pergelangan tangan si wanita. Yura pun bertanya dengan syok, “Ada apa dengan tanganmu?”Wanita itu segera menurunkan lengan pakaiannya. “Nggak kenapa-napa.”Kemudian, si wanita bergegas keluar toilet. Namun saat dia berada di depan pintu, dia langsung menghentikan langkahnya, menoleh untuk melihat Yura. “Jangan percaya sama Hanson.”Usai berbicara, wanita itu segera meninggalkan tempat.Kening Yura spontan berkerut. Jangan percaya sama Hanson ….Sebenarnya apa yang terjadi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2723

    Yura terbengong sejenak. “Memangnya Raisa dari divisi Luar Negeri itu bukan kekasihnya?”Jadi, kenapa Hanson ….Sebentar! Penerjemah wanita pernah mengatakan bahwa Hanson sedang lajang, tidak memiliki kekasih, dan juga belum menikah. Seandainya kekasih Hanson adalah Raisa, kenapa dia tidak mempublikasikannya?Apa mereka yang bekerja di satu departemen tidak mengetahui masalah ini?Bastian langsung tertawa terbahak-bahak. “Ceweknya terlalu banyak hingga tidak terhitung lagi. Siapa tahu kamu lagi ngomongin yang mana. Tapi menurutku, sepertinya dia ingin menjadikanmu sebagai wanitanya.”Yura terbengong sejenak. Pandangannya tertuju pada wajah serius Bastian. “Apa kamu sangat memahaminya?”“Apa ada rahasia yang tidak bisa dibongkar Hunter? Rahasia di dunia ini tidak bisa disembunyikan.”Cahaya lampu di luar jendela memantul ke dalam mobil. Yura terdiam sejenak sebelum kembali berbicara, “Aku melihat bekas ikatan di tangan Raisa. Sepertinya dia sangat takut sama Hanson. Dia sempat bilang sa

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status