Yura terbengong sejenak. “Memangnya Raisa dari divisi Luar Negeri itu bukan kekasihnya?”Jadi, kenapa Hanson ….Sebentar! Penerjemah wanita pernah mengatakan bahwa Hanson sedang lajang, tidak memiliki kekasih, dan juga belum menikah. Seandainya kekasih Hanson adalah Raisa, kenapa dia tidak mempublikasikannya?Apa mereka yang bekerja di satu departemen tidak mengetahui masalah ini?Bastian langsung tertawa terbahak-bahak. “Ceweknya terlalu banyak hingga tidak terhitung lagi. Siapa tahu kamu lagi ngomongin yang mana. Tapi menurutku, sepertinya dia ingin menjadikanmu sebagai wanitanya.”Yura terbengong sejenak. Pandangannya tertuju pada wajah serius Bastian. “Apa kamu sangat memahaminya?”“Apa ada rahasia yang tidak bisa dibongkar Hunter? Rahasia di dunia ini tidak bisa disembunyikan.”Cahaya lampu di luar jendela memantul ke dalam mobil. Yura terdiam sejenak sebelum kembali berbicara, “Aku melihat bekas ikatan di tangan Raisa. Sepertinya dia sangat takut sama Hanson. Dia sempat bilang sa
“Aku merindukannya.”Bastian tahu siapa orang yang dimaksud Yura. Ekspresi di wajahnya seketika terkaku. “Sepertinya kamu memang ketagihan untuk disakiti lagi. Kamu rinduin orang lain saja!”Air mata mengaburkan pandangan Yura. Tidak dapat terlihat rasa lara atau gembira dari tatapannya. “Jadi, rinduin kamu?”Bastian pun terbengong. Beberapa saat kemudian, dia duduk bersila berhadapan dengan Yura. “Apa aku kelihatan seperti lagi mabuk?”“Mirip.”Yura menurunkan kelopak matanya. Sebenarnya ucapan yang dilontarkannya cukup mendadak. Yura lebih besar tiga tahun darinya. Apa semuanya memungkinkan? Yura sudah menghabiskan cinta sepihaknya di diri Hiro selama sepuluh tahun. Sekarang, dia juga tidak berani berharap terlalu banyak lagi.Beberapa saat kemudian, Yura pun tersenyum. Dia menunduk untuk menyembunyikan kilauan di dalam matanya. “Aku cuma bercanda. Kamu jangan masukin ke hati.”Yura mulai membersihkan sampah di depannya. “Sudahlah, aku sudah kenyang. Aku pergi istirahat dulu. Jangan
Keesokan harinya, Yura mengikuti kepala sekretaris untuk menghadiri rapat. Ketika melihat anggota rapat dari luar negeri, Yura mencatat seluruh isi percakapan mereka, juga melakukan terjemahan untuk kepala sekretaris.Perbincangan selama dua jam akhirnya berakhir. Dia baru bersama kepala sekretaris berjalan keluar gedung.Kepala sekretaris berjalan ke depan mobil, lalu memalingkan kepala untuk menatapnya. “Aku masih ada urusan lain lagi. Kamu nggak usah temani aku lagi.”Yura mengangguk. “Hati-hati di jalan.”Setelah kepala sekretaris pergi, Yura baru mengeluarkan ponselnya yang diatur mode diam. Dia melihat pesan singkat yang dikirim Bastian dengan tersenyum, lalu mengambil inisiatif untuk menghubungi Bastian. “Tadi aku lagi ada pekerjaan terjemahan. Apa kamu sudah selesai berpikir, Tuan Bastian?”Bastian berdeham, lalu berbicara dengan serius, “Hari ini kekasihku pulang kerja jam berapa?”Yura membalas dengan tersenyum, “Jam lima.”“Jadi, hari ini kekasihku mau makan apa?”“Aku ….” U
“Apa maksudmu?” Yura merasa kaget. “Wanita lain?”“Aku bukan orang pertama. Aku juga sudah dibohonginya.” Raisa menunduk, lalu menceritakan bagaimana dirinya dibohongi, lalu bagaimana perilaku kasar yang dilakukan Hanson terhadapnya.Setelah mendengar kronologis cerita, hati Yura mulai ketakutan. Dia sungguh tidak berani percaya Hanson akan menggunakan cara seperti itu. Cara yang Hanson gunakan kepada mereka semua sungguh mirip dengan caranya untuk mendekati Yura.Sengaja menciptakan kesalahpahaman yang indah. Setelah bertemu, Hanson akan bersikap baik menganggap wanita sebagai temannya.Hanson memanfaatkan wajah, persyaratan, dan juga kepribadiannya yang baik untuk membohongi hati para wanita.Pada akhirnya, Hanson menggunakan alasan berpacaran untuk berhubungan dengan para wanita. Saat semua wanita itu tenggelam dalam kolam cinta dan merasa beruntung bisa mendapatkan kekasih yang sempurna, Hanson pun mulai menunjukkan jati dirinya.Raisa dan Hanson tidak mempublikasikan hubungan mere
Raisa pun terbengong.Siapa sangka orang yang peduli dengan hidup matinya adalah seorang orang asing yang memiliki hubungan tidak terlalu dekat dengannya.“Yura, dia bukan orang yang gampang untuk dikelabui ….”“Aku tahu.” Yura melihat ke sisi Raisa, lalu berkata dengan serius, “Jadi, aku butuh kerja sama darimu. Berhubung sasaran selanjutnya itu aku, aku pun akan menjadi umpannya. Sementara, kamu hanya cukup membuatnya percaya kalau kamu sudah berhasil.”Usai berbicara, Yura menyerahkan ponselnya kepada Raisa, lalu memberi tahu Raisa kata sandinya. “Setelah itu, kamu bantu aku untuk telepon ke nomor yang kusimpan atas nama Bastian dan lapor polisi. Aku akan cari cara untuk mengulur waktu.”Raisa merasa bingung. “Kenapa kamu mesti percaya sama aku?”Jangan-jangan Yura tidak khawatir. Setelah tujuannya tercapai, Raisa tidak akan peduli dengan hidup matinya lagi?“Seandainya kamu benar-benar ingin mencelakaiku, kamu nggak usah kasih tahu aku tujuannya. Kamu bisa diam-diam menaruh obat ti
Rasa sakit mendadak itu membuat Hanson spontan mendorong Yura. Ketika melihat pena di tangan Yura, dia pun tertawa sinis. “Kamu malah bawa pena ke mana-mana, tapi semuanya juga bukan masalah.”Hanson membuka laci, lalu mengeluarkan borgol dari dalam sana. “Berhubung kamu tidak bisa tenang, kita main yang lain saja.”Raut wajah Yura kelihatan syok. Dia tidak boleh diborgol!Yura langsung mengambil lampu meja dan asbak di samping, kemudian membuangnya ke sisi Hanson. Kali ini, amarah Hanson terpancing oleh ulah Hanson. Tenaga wanita itu pada akhirnya tidak berhasil mengalahkan si pria. Yura pun ditindih di atas ranjang dan tangannya telah berhasil diborgol.Yura menjerit sekuat tenaga, terus melihat ke sisi pintu. Jangan-jangan mereka masih belum datang? Semua harapan Yura akan menjadi kosong?Saat kulitnya terpampang jelas di udara, Yura merasa merinding. Hanson yang sekarang kelihatan sangat mengerikan. Rasa risi yang kuat tumbuh di hati Yura. Yura tidak peduli dengan rasa sakit di pe
Yura membenamkan kepalanya di dalam pundak Bastian.Beberapa hari kemudian, Raisa memberikan barang bukti dan juga menceritakan apa yang dialaminya kepada polisi. Nama Hanson pun telah terjerat dalam kabar buruk.Seiring dengan kabar buruk yang tidak berhenti menyebar, para wanita yang “dinodai” sebelumnya berbondong-bondong keluar untuk bersuara.Bahkan hotel atas nama Hanson juga sedang dalam pemeriksaan. Setelah membaca kabar Hanson di internet, para karyawan yang mengetahui masalah itu baru berterus terang bahwa Hanson mengandalkan posisinya sebagai petinggi memaksa mereka untuk menutupi aibnya.Sementara, kebanyakan wanita dinodai di hotel dan di kamar yang sama. Kamar itu memang sengaja “disisakan” untuk menjadi tempat tinggal Hanson.Tanpa izin orang lain, siapa pun tidak diperbolehkan untuk masuk. Selain itu, kartu kamar itu hanya ada selembar saja dan hanya dimiliki oleh Hanson.Saat isi kamar digeledah, di dalamnya terdapat berbagai jenis mainan dewasa yang membuktikan tindak
Bastian terdiam.Pada saat ini, seorang ibu menghela napas. “Waktu itu, kami semua mengira kamu akan menikah sama Tuan Hiro. Kalian berdua sudah berteman sejak kecil ….”Entah siapa yang menghentikan omongan wanita tua itu. Ketika mengungkit soal Hiro, semua tetangga di sini juga tahu betapa Yura menempel dengan Hiro waktu itu. Hanya saja, tidak seharusnya mereka mengungkit masalah pria lain di hadapan kekasih Yura. Wanita itu menyadari dirinya telah keceplosan. Dia segera berkata, “Maaf, Tante bukan sengaja mau mengungkitnya. Kamu jangan berpikir kebanyakan. Masa lalu biarkanlah berlalu.”Yura tidak berbicara, hanya tersenyum saja.Setelah mereka berdua meninggalkan tempat, Bastian memasukkan tangan ke dalam saku celananya. “Kenapa? Apa kamu masih punya pemikiran terhadap teman masa kecilmu itu?”“Pemikiran apa?” Yura berjalan ke sisi Bastian, lalu memperlambat langkahnya. “Kamu berharap aku bisa punya pemikiran apa lagi? Jangan-jangan putus sama kamu, lalu pergi mencarinya?”Bastian
“Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d
Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m
Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik
Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.
Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak
Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi
Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba
Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan
Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me