Jodhiva menahan belakang kepala Ariel, lalu menciumnya. Kali ini, Ariel sungguh merasa gusar hendak menggigitnya. Sepertinya Jodhiva menyadarinya. Dia segera keluar dari bathtub.Ariel langsung mengambil sandal dan melemparnya ke sisi Jodhiva.Jodhiva menghindar. Sandal itu pun melayang ke sisi kakinya. Dia pun tertawa. “Kenapa kamu bahkan kelihatan imut ketika lagi marah?”“Jody, keluar sekarang!”Setelah Jodhiva pergi, Ariel baru berbaring di dalam bathtub. Wajahnya sudah sangat merona. Dia pasti sudah terkena sihir Jodhiva. Jika tidak, mana mungkin tadi … Ariel tidak bisa menahan dirinya?Di ruang baca, Jodhiva sedang membaca dokumen yang dikirim Edwin tadi. Pemilik balai seni bela diri yang bernama Yogi Amkasa tergolong tokoh berpengaruh di Yasia Tenggara.Keluarga Amkasa memulai usahanya di Yasia Tenggara. Setelah ayahnya Yogi, Darren Amkasa, pensiun dari militer, dia pernah berjasa ketika menjadi agen rahasia polisi dalam memberantas obat terlarang sehingga mendapatkan promosi. S
Ariel menyesap teh. “Nggak masalah. Kami ada waktu, kok.”Ketika melihat mereka tidak bermaksud untuk pergi, Devin menjulingkan matanya. “Sebenarnya apa yang ingin kalian lakukan? Bos kami sudah tidak perhitungan lagi sama kalian. Jangan tidak tahu batasan, ya!”Ariel menyilangkan kedua kakinya. “Aku datang buat melakukan transaksi dengan bos kalian. Kamu bilang aku nggak tahu batasan? Kenapa? Apa kalian merasa uang kalian sudah terlalu banyak? Meski kalian meremehkanku, nggak seharusnya kalian meremehkan uang, ‘kan?”Devin bertanya, “Apa maksudmu?”Ariel melambaikan tangannya. “Kamu juga nggak bakal ngerti. Pergi sana! Panggil Yogi untuk jumpai aku!”Saat Devin masih ingin mengatakan sesuatu, terdengar suara pria paruh baya dari lantai atas. “Devin, biarkan Nona Ariel ke atas.”Devin mencemberutkan bibirnya tanda dirinya merasa tidak puas. “Silakan.”Ariel berdiri dengan tersenyum. “Begini, dong.” Dia memalingkan kepala untuk melihat Jessie. “Kamu tunggu aku di sini.”Jessie pun menga
Yogi memalingkan kepala untuk menatap Ariel. “Sejak kapan kamu membela orang lain?’Ariel tertegun sejenak. “Yang aku katakan itu kenyataan.”Yogi tidak berbicara.Ariel menyipitkan matanya. “Jangan-jangan kamu masih dendam?”Kening Yogi berkerut. “Apa?”“Aku tahu, dulu sikapku memang keterlaluan. Aku minta maaf sama kamu. Waktu itu, aku masih muda, masih nggak tahu apa-apa.”Usai berbicara, Ariel pun tersenyum. Tiba-tiba dia mendekati Yogi. “Seni bela diri yang kamu ajari juga adalah teknik yang diajarkan Keluarga Oswaldo. Bukannya balai ini sangat cocok denganku? Aku akan biarkan kamu tetap jadi bos di balai ini. Aku … emm … aku jadi pemegang saham saja. Terkadang aku juga bisa jadi pelatih. Bagaimana menurutmu?”Beberapa saat kemudian, Ariel berjalan keluar ruang kerja. Ariel kelihatan sangat bingung. Dia menoleh dan menjerit, “Kenapa kamu malah mengusirku? Hei! Yogi! Sebenarnya kamu setuju atau nggak. Ngomong!”Padahal Ariel berbaik hati ingin menanam modal di balai seni bela dirin
Belum sempat ucapan selesai dilontarkan, tiba-tiba sebuah mobil menyerbu ke sisi mobilnya. Ariel segera memutar setir mobil dan lekas menginjak pedal rem hingga terdengar suara gesekan ban yang sangat kuat.Jessie memegang sabuk pengaman dengan erat. Dia merasa kaget spontan melindungi perut dan memejamkan matanya.Mobil akhirnya tidak dapat menghindar dan menabrak bagian belakang mobil di depannya.Hal ini kemudian menyebabkan kecelakaan beruntun yang melibatkan beberapa kendaraan.Ariel berusaha untuk menahan rasa sakit, mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Jessie, apa kamu baik-baik saja?”Kemudian, Ariel memalingkan kepalanya melihat ke sisi Jessie. Jessie sedang duduk di bangku samping pengemudi. Berhubung merasa syok, wajahnya kelihatan agak memucat. Dia berkata dengan suara gemetar, “Aku … aku baik-baik saja. Hanya saja, perutku terasa agak sakit.”Ariel melihat ada darah segar mengalir di antara kedua paha Jessie. Dia segera melepaskan sabuk pengaman, lalu berjalan menuruni m
Javier memasukkan Claire ke dalam pelukan. “Sudahlah, Jessie baik-baik saja. Kamu tidak usah terlalu khawatir.”Saat ini, Jodhiva dan Ariel berjalan ke ruangan. “Ayah, Ibu.”Claire melepaskan pelukan Javier, lalu menyeka sudut matanya sembari tersenyum. “Adikmu dan keponakanmu baik-baik saja.”Jodhiva pun tersenyum. “Baguslah kalau baik-baik saja.”Ariel melihat ke sisi ranjang pasien. Jessie dan anak-anak memang baik-baik saja, tetapi dia tetap saja merasa bersalah.…Jessie baru siuman pada jam satu siang. Ketika melihat Jules sedang menemaninya dengan duduk bersandar di samping ranjang, dia pun mengangkat tangan untuk mengusap wajah Jules.Jules melebarkan matanya, bertatapan dengan kedua mata Jessie. Dia menggenggam tangan Jessie yang mengusap wajahnya. “Kamu sudah bangun?”Jessie mengedipkan matanya.Jules mencium jari tangan Jessie. “Apa kamu tidak tahu betapa aku mencemaskanmu ….”Jessie membalikkan tubuh untuk berhadapan dengannya. Dia pun tersenyum. “Aku baik-baik saja.”“Kamu
Polisi terbengong sejenak, lalu mengangguk untuk mengiakan.Jodhiva berjalan ke dalam ruang interogasi, lalu menarik kursi untuk duduk. Orang itu sedang menunduk. Terlihat keringat dingin bercucuran di ujung keningnya.Jodhiva mengamati orang itu beberapa saat. “Dengar-dengar mobilmu rusak, jadi mobil jadi kehilangan kendali? Apa benar seperti itu?”Si pria mengangkat kepala dengan perlahan. “Iya.”Jodhiva menyipitkan matanya. “Apa kamu yakin?’Orang itu terlihat sangat gelisah. “Bukannya aku sudah bilang mobilnya rusak? Sebenarnya apa lagi yang ingin kamu lakukan? Apa kamu kira aku akan bercanda dengan nyawaku sendiri?”Jodhiva segera mengeluarkan ponsel, lalu memperlihatkan rekaman CCTV lalu lintas kepadanya. Dia langsung kelihatan gugup ketika menontonnya. “Apa maksudmu?”Jari-jari tangan Jodhiva saling bertautan. Tatapannya kelihatan sangat tajam bagai bisa membaca pikiran si pria saja. “Bagaimana kalau kamu tahu tidak akan terjadi apa-apa denganmu?”Tangan yang diletakkan di atas
“Jangan bandel. Yang patuh, habiskan!”“Tapi rasanya pahit sekali.”Jules tersenyum. “Apa perlu aku suapi kamu?”“Uhuk, uhuk.” Jodhiva memotong pembicaraan mereka dengan tersenyum. “Apa kalian tidak keberatan kalau ditonton oleh kami?”Jessie tertegun, lalu segera bersembunyi di dalam pelukan Jules. Dia sungguh malu. “Kak Jody!”Jodhiva tersenyum tidak berdaya. “Kalau kalian merasa tidak leluasa, kami bisa pergi.”Jules memalingkan kepala melihat mereka. “Kenapa kalian bisa ke sini?”Ariel berjalan ke samping ranjang pasien. “Tadi kami pergi selidiki rekaman CCTV?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat mereka. “Rekaman kecelakaan lalu lintas?”Ariel mengangguk. “Semua itu sudah direncanakan.” Dia terdiam beberapa saat, lalu menunduk. “Tapi … untung saja kamu baik-baik saja.”Jessie terdiam beberapa detik, lalu menunduk. “Tapi … untung saja kamu baik-baik saja.”Jessie menggandeng tangan Ariel, lalu berkata dengan tersenyum, “Kakak iparku, kamu jangan salahkan dirimu. Masalah ini juga
Ketika mendengar orang di ujung telepon meminta uang tambahan, Nora terpaksa mengangguk. “Oke, aku bisa transfer uangnya, tapi jangan sangat rahasia ini bocor.”Nora mengakhiri panggilan. Raut wajahnya kelihatan sangat serius.Kecelakaan kali ini memang tidak berhasil menghabisi Jessie, tapi anak di dalam kandungannya seharusnya tidak bisa dipertahankan lagi, ‘kan? Ketika kepikiran hal ini, ekspresinya berubah galak.Semua itu masih belum cukup. Jessie seharusnya lebih menderita lagi.Keesokan harinya, di Grup Angkasa.Edwin menyerahkan dokumen kepada Jodhiva. “Tuan Muda Jody, aku sudah berhasil menyelidiki informasi lengkap pemilik mobil itu. Semuanya ada di sini.”Jodhiva membaca dokumen itu. Edwin melanjutkan omongannya, “Herry adalah seorang mandor di Kota Sakura. Beberapa tahun lalu, dia dipecat karena melakukan kesalahan.”Jodhiva membalikkan halaman. Jari tangannya mengetuk-ngetuk meja. “Kesalahan apa?”“Dengar-dengar, dia membuat keributan dan berkelahi di lokasi proyek, meluka
Ariel mengangguk.“Bagus sekali. Aku mau beri tahu Tuan Tobias!” Dessy mengambil ponselnya untuk menghubungi Tobias.Saat Tobias mengetahui kabar kehamilan putrinya, dia langsung mengesampingkan mahyongnya. Firman mengangkat kepalanya untuk menatap Tobias. “Apa benar Ariel lagi mengandung?”Tobias tersenyum lebar. Meski dia kalah dalam permainan, dia juga merasa sangat gembira saat ini. “Tentu saja! Dia saja sudah periksa di rumah sakit. Astaga! Akhirnya aku jadi kakek!”Dua teman main mahyong lainnya mengucapkan selamat. “Hebat, Tuan Tobias! Kabar ini adalah kabar gembira. Ingat traktiran.”Tobias melambaikan tangannya. “Tenang saja.”Setelah Ariel kembali ke Vila Galatta, dia langsung pergi ke ruang baca Jodhiva. Saat Jodhiva sedang membaca buku, dia melihat Ariel melempar selembar kertas di atas meja. “Coba kamu lihat!”Gerakan tangan Jodhiva berhenti. Saat membaca tulisan “Laporan Kehamilan”, Jodhiva langsung mengangkat kepalanya.Ariel berkata, “Aku sudah hamil.”Jodhiva meletakka
Usai berbicara, Samuel hendak mengambil ponsel. Levin pun berdiri. “Oke, kalau begitu, aku akan mencobanya. Jangan sampai nanti dibilang, tidak ada yang bisa diandalkan dari Agensi Solar.”Samuel membawa Levin untuk ketemuan dengan Proto di restoran. Saat bertemu, Levin mengikuti persyaratan Samuel untuk mengenakan kacamata.Proto bisa memilih Levin karena melihat dia memiliki sikap sopan santun yang mirip dengan Firman. “Apa Tuan Levin pernah memerani peran antagonis?”Levin menjawab dengan terus terang, “Tidak pernah.”Jari tangan Proto saling bertautan. Dia meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan serius, “Bagus kalau tidak pernah. Aku sudah menonton serial ‘Embun’, Pak Samuel juga pernah bilang kalau aktingmu biasa-biasa saja. Tapi dalam filmku, aku tidak mencari yang jago dalam berakting, aku mengutamakan kepribadian aslimu.”Levin tertegun beberapa detik. "Tapi karakter ini tidak seperti aku. Kamu ingin aku memerankan seorang pria yang munafik, mungkin aku ….”“Semua itu s
Terdengar suara Yelena dari ujung telepon. “Apa Ayah dan Ibu nggak beri tahu kamu?”“Beri tahu apa?”Yelena tersenyum dingin. “Mereka minta uang sama kamu untuk mendaftarkanku ke akademi perfilman. Kebetulan, aku lolos ujian masuk.”Erin langsung berdiri. “Apa? Mereka daftarin kamu ke akademi perfilman? Kenapa kamu nggak beri tahu aku?”“Apa gunanya beri tahu kamu? Kamu selalu menuruti apa kata Ayah dan Ibu. Kalau diminta uang, kamu juga selalu memenuhi permintaan mereka. Uangmu itu seperti nggak ada nomor serinya. Gara-gara kamu, sekarang adik kita sudah tamat, tapi dia selalu saja tiduran di rumah, menunggu dikirim uang sama kamu. Kamu sudah seperti orang tuanya saja yang terus mengasuhnya. Semoga saat kamu tua nanti, dia bisa menjagamu.”“Yelena ….”Tanpa menunggu balasan dari Erin, Yelena langsung mengakhiri panggilan.Keesokan harinya, Yelena mendapatkan peran sebagai adik perempuannya Wilmar. Proto meminta Yelena untuk membaca naskah, lalu memintanya untuk menguasai peran dalam w
Samuel menjelaskan, “Pak Proto memiliki standar yang berbeda dalam memilih pemeran dibandingkan sutradara lain. Dia mencari artis yang benar-benar sesuai dengan kondisi karakter. Baginya, pengalaman pribadi artis yang mirip dengan karakter akan membantu mereka dalam menampilkan perasaan yang paling alami, sebab gadis berusia 20 tahun itu tidak memiliki banyak pengalaman akting.”Dacia merasa terkejut. Ternyata begitu alasannya.Bagaimanapun, dari enam karakter tersangka dalam cerita, ada dua karakter yang paling kompleks, yaitu abang dan adik perempuan dari Keluarga Martha.Adik perempuan dari “Tuan Wilmar” adalah karakter dengan latar belakang yang sangat khusus. Dalam Keluarga Martha, yang lebih mementingkan anak laki-laki dibandingkan perempuan, keberadaan gadis ini semata-mata adalah untuk menyelamatkan abangnya.Dia terpaksa berhenti sekolah di usia muda, bekerja di dunia malam, menghadapi berbagai macam orang dan gaya hidup mewah. Dia adalah karakter yang sangat rendah diri, teta
Ketika mendengar balasan Clara, Dacia spontan tersenyum. Sepertinya Jerremy menjalankan tanggung jawabnya sebagai paman dengan sangat baik.Tidak lama kemudian, Jerremy telah tiba di Vila Kandara. Dia berjalan ke dalam ruang tamu, lalu melihat Clara sedang bermain bersama Jennie di sana. Dacia menyuguhkan makan malam dari dapur, lalu mengangkat kepalanya. “Pulangnya cepat sekali?”Jerremy pun tersenyum. Dia melonggarkan dasinya, lalu berjalan mendekati Dacia. “Ini yang namanya kejutan? Kamu malah bawa putriku kabur dari rumah?”Dacia menyuapi sepotong daging ke mulut Jerremy. “Dicoba?”Jerremy memakannya. “Jam berapa sampainya?”Dacia membalas dengan serius, “Siang hari tadi. Tadi aku temani Jennie, lalu pergi ke Agensi Solar. Kemudian, aku bawa Jennie ke sini.”Tiba-tiba Jennie menangis.Clara menggendong Jennie. “Tante, sepertinya Adik lapar.”Hanya saat kelaparan saja, Jennie baru akan menangis.Dacia berjalan maju untuk menggendong Jennie. “Jennie sudah lapar. Kalau begitu, aku ma
Jessie bukan tipe orang yang mengejar ketenaran atau kekayaan. Meskipun persaingan di pasar sangat ketat, selalu ada naskah yang bagus, dia juga bisa memerankan karakter apa saja.Apalagi dalam naskahnya, ada karakter yang sesuai dengan usia Jessie. Sutradara Proto juga sudah menyiapkan beberapa kandidat untuk peran tersebut.Dua peran yang harus dipilih Dacia. Salah satunya adalah peran wanita yang diminta Sutradara Proto untuk diperankan oleh aktris muda berusia sekitar 20 tahun.Samuel mengangkat cangkir teh dan meminumnya dengan perlahan. “Ada Pak Proto sudah punya kandidat?”“Dia menginginkan sebagian besar artis dan peran pendukung berasal dari Area Homa. Empat pemeran utama masih dalam tahap seleksi. Dua peran lainnya, satu pria dan satu wanita, dia serahkan padaku. Peran pria harus memilih aktor sekitar 30 tahun, sedangkan peran wanita harus berusia 20 tahun.”Samuel mengusap dagunya, lalu berpikir sejenak, “Besok aku akan bantu lihatkan. Nanti aku ajak kamu ikut audisi.”Dacia
Fendra mengangguk. “Emm, berhubung kamu sudah punya pilihan, kamu bisa lakukan sesuai dengan keinginanmu. Ayah akan selalu mendukungmu.”Emiko merangkul lengan Fendra. “Terima kasih, Ayah.”…Satu bulan kemudian.Dacia duduk di pesawat menuju ke bandara ibu kota. Dia mendorong koper berjalan keluar bandara, kemudian dia menaiki taksi untuk menuju ke vila Keluarga Fernando.Dacia tidak ingin memberi tahu Jerremy karena ingin memberinya sebuah kejutan. Setelah mobil tiba di depan pintu vila Keluarga Fernando, Dacia mendorong koper ke dalam rumah.Baru saja memasuki rumah, terdengar suara tangis Jennie. Pengasuh pun sedang sibuk membujuknya. Saat melihat keberadaan Dacia, pengasuh merasa kaget. “Nyonya Dacia?”Dacia menyerahkan kopernya ke pelayan yang berdiri di samping, kemudian berjalan ke sisi pengasuh. “Biar aku gendong saja.”Pengasuh menyerahkan Jennie kepada Dacia. Saa Dacia menggendong Jennie ke dalam pelukannya, hatinya pun merasa luluh.Jennie sudah semakin besar. Dia memiliki
Setengah bulan kemudian, Jodhiva dan Ariel kembali dari Negara Shawana. Jodhiva menyerahkan wasiat kakek buyutnya kepada Claire.Claire terbengong ketika menerimanya.“Kakek Buyut meminta bantuan Paman Louis untuk menyerahkan wasiat ini kepadamu. Kata Paman Louis, dia berharap Keluarga Gufree masih bisa memiliki keturunan.”Claire mengusap wasiat di tangannya sembari tersenyum. “Aku mengerti. Jody, terima kasih.”“Ibu, aku pernah diskusi sama Ariel. Kelak kalau kami punya anak, tidak peduli anak kami laki-laki atau perempuan, kami bersedia membiarkan anak kami memikul tanggung jawab itu.”Claire menatap Jodhiva, lalu meletakkan tangannya di atas pundak Javier. “Ibu tahu kamu adalah putra sulung Keluarga Fernando. Kamu memikul tanggung jawab Keluarga Fernando. Jadi, tidak peduli apa pun pilihanmu, Ibu akan selalu mendukungmu.”Jodhiva pun tersenyum.Di sisi lain, ada banyak anak baru yang mendaftar kelas di balai seni bela diri. Ketika melihat banyak orang yang keluar masuk balai, tatap
Mobil melaju melewati hadapan Hiro.Di dalam mobil, Yura menyampaikan rasa minta maafnya kepada Bastian. Bastian hanya duduk tanpa berbicara sama sekali. Dia sendiri juga tidak mengerti kenapa dia mesti ikut campur dalam hubungan mereka. Mungkin Bastian sudah terbiasa untuk membantunya?Setelah terdiam selama beberapa saat, Bastian bertanya, “Kamu kerja di mana?”Yura juga terdiam sejenak, baru tersenyum. “Masih belum tahu. Mungkin di Negara Demar atau Negara Hyugana.”Bastian berdecak sembari melihat ke luar jendela. “Lebih baik ke Negara Shawana saja. Tentu saja, kalau kamu mau ke sana, aku bisa bantu kamu. Tapi aku bisa membantumu juga karena aku kenal sama kamu.”“Oke,” balas Yura dengan langsung, “Kalau aku memutuskan ke Negara Shawana, aku akan minta bantuan Tuan Bastian.”Beberapa hari kemudian, berita di Negara Shawana melaporkan kabar duka bahwa Wilson telah meninggal dunia. Para anggota keluarga kerajaan, bangsawan, serta tokoh-tokoh dari dunia politik menghadiri pemakamannya