Share

Bab 2439

Author: Daun Jahe
Ariel menyesap teh. “Nggak masalah. Kami ada waktu, kok.”

Ketika melihat mereka tidak bermaksud untuk pergi, Devin menjulingkan matanya. “Sebenarnya apa yang ingin kalian lakukan? Bos kami sudah tidak perhitungan lagi sama kalian. Jangan tidak tahu batasan, ya!”

Ariel menyilangkan kedua kakinya. “Aku datang buat melakukan transaksi dengan bos kalian. Kamu bilang aku nggak tahu batasan? Kenapa? Apa kalian merasa uang kalian sudah terlalu banyak? Meski kalian meremehkanku, nggak seharusnya kalian meremehkan uang, ‘kan?”

Devin bertanya, “Apa maksudmu?”

Ariel melambaikan tangannya. “Kamu juga nggak bakal ngerti. Pergi sana! Panggil Yogi untuk jumpai aku!”

Saat Devin masih ingin mengatakan sesuatu, terdengar suara pria paruh baya dari lantai atas. “Devin, biarkan Nona Ariel ke atas.”

Devin mencemberutkan bibirnya tanda dirinya merasa tidak puas. “Silakan.”

Ariel berdiri dengan tersenyum. “Begini, dong.” Dia memalingkan kepala untuk melihat Jessie. “Kamu tunggu aku di sini.”

Jessie pun menga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2440

    Yogi memalingkan kepala untuk menatap Ariel. “Sejak kapan kamu membela orang lain?’Ariel tertegun sejenak. “Yang aku katakan itu kenyataan.”Yogi tidak berbicara.Ariel menyipitkan matanya. “Jangan-jangan kamu masih dendam?”Kening Yogi berkerut. “Apa?”“Aku tahu, dulu sikapku memang keterlaluan. Aku minta maaf sama kamu. Waktu itu, aku masih muda, masih nggak tahu apa-apa.”Usai berbicara, Ariel pun tersenyum. Tiba-tiba dia mendekati Yogi. “Seni bela diri yang kamu ajari juga adalah teknik yang diajarkan Keluarga Oswaldo. Bukannya balai ini sangat cocok denganku? Aku akan biarkan kamu tetap jadi bos di balai ini. Aku … emm … aku jadi pemegang saham saja. Terkadang aku juga bisa jadi pelatih. Bagaimana menurutmu?”Beberapa saat kemudian, Ariel berjalan keluar ruang kerja. Ariel kelihatan sangat bingung. Dia menoleh dan menjerit, “Kenapa kamu malah mengusirku? Hei! Yogi! Sebenarnya kamu setuju atau nggak. Ngomong!”Padahal Ariel berbaik hati ingin menanam modal di balai seni bela dirin

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2441

    Belum sempat ucapan selesai dilontarkan, tiba-tiba sebuah mobil menyerbu ke sisi mobilnya. Ariel segera memutar setir mobil dan lekas menginjak pedal rem hingga terdengar suara gesekan ban yang sangat kuat.Jessie memegang sabuk pengaman dengan erat. Dia merasa kaget spontan melindungi perut dan memejamkan matanya.Mobil akhirnya tidak dapat menghindar dan menabrak bagian belakang mobil di depannya.Hal ini kemudian menyebabkan kecelakaan beruntun yang melibatkan beberapa kendaraan.Ariel berusaha untuk menahan rasa sakit, mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Jessie, apa kamu baik-baik saja?”Kemudian, Ariel memalingkan kepalanya melihat ke sisi Jessie. Jessie sedang duduk di bangku samping pengemudi. Berhubung merasa syok, wajahnya kelihatan agak memucat. Dia berkata dengan suara gemetar, “Aku … aku baik-baik saja. Hanya saja, perutku terasa agak sakit.”Ariel melihat ada darah segar mengalir di antara kedua paha Jessie. Dia segera melepaskan sabuk pengaman, lalu berjalan menuruni m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2442

    Javier memasukkan Claire ke dalam pelukan. “Sudahlah, Jessie baik-baik saja. Kamu tidak usah terlalu khawatir.”Saat ini, Jodhiva dan Ariel berjalan ke ruangan. “Ayah, Ibu.”Claire melepaskan pelukan Javier, lalu menyeka sudut matanya sembari tersenyum. “Adikmu dan keponakanmu baik-baik saja.”Jodhiva pun tersenyum. “Baguslah kalau baik-baik saja.”Ariel melihat ke sisi ranjang pasien. Jessie dan anak-anak memang baik-baik saja, tetapi dia tetap saja merasa bersalah.…Jessie baru siuman pada jam satu siang. Ketika melihat Jules sedang menemaninya dengan duduk bersandar di samping ranjang, dia pun mengangkat tangan untuk mengusap wajah Jules.Jules melebarkan matanya, bertatapan dengan kedua mata Jessie. Dia menggenggam tangan Jessie yang mengusap wajahnya. “Kamu sudah bangun?”Jessie mengedipkan matanya.Jules mencium jari tangan Jessie. “Apa kamu tidak tahu betapa aku mencemaskanmu ….”Jessie membalikkan tubuh untuk berhadapan dengannya. Dia pun tersenyum. “Aku baik-baik saja.”“Kamu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2443

    Polisi terbengong sejenak, lalu mengangguk untuk mengiakan.Jodhiva berjalan ke dalam ruang interogasi, lalu menarik kursi untuk duduk. Orang itu sedang menunduk. Terlihat keringat dingin bercucuran di ujung keningnya.Jodhiva mengamati orang itu beberapa saat. “Dengar-dengar mobilmu rusak, jadi mobil jadi kehilangan kendali? Apa benar seperti itu?”Si pria mengangkat kepala dengan perlahan. “Iya.”Jodhiva menyipitkan matanya. “Apa kamu yakin?’Orang itu terlihat sangat gelisah. “Bukannya aku sudah bilang mobilnya rusak? Sebenarnya apa lagi yang ingin kamu lakukan? Apa kamu kira aku akan bercanda dengan nyawaku sendiri?”Jodhiva segera mengeluarkan ponsel, lalu memperlihatkan rekaman CCTV lalu lintas kepadanya. Dia langsung kelihatan gugup ketika menontonnya. “Apa maksudmu?”Jari-jari tangan Jodhiva saling bertautan. Tatapannya kelihatan sangat tajam bagai bisa membaca pikiran si pria saja. “Bagaimana kalau kamu tahu tidak akan terjadi apa-apa denganmu?”Tangan yang diletakkan di atas

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2444

    “Jangan bandel. Yang patuh, habiskan!”“Tapi rasanya pahit sekali.”Jules tersenyum. “Apa perlu aku suapi kamu?”“Uhuk, uhuk.” Jodhiva memotong pembicaraan mereka dengan tersenyum. “Apa kalian tidak keberatan kalau ditonton oleh kami?”Jessie tertegun, lalu segera bersembunyi di dalam pelukan Jules. Dia sungguh malu. “Kak Jody!”Jodhiva tersenyum tidak berdaya. “Kalau kalian merasa tidak leluasa, kami bisa pergi.”Jules memalingkan kepala melihat mereka. “Kenapa kalian bisa ke sini?”Ariel berjalan ke samping ranjang pasien. “Tadi kami pergi selidiki rekaman CCTV?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat mereka. “Rekaman kecelakaan lalu lintas?”Ariel mengangguk. “Semua itu sudah direncanakan.” Dia terdiam beberapa saat, lalu menunduk. “Tapi … untung saja kamu baik-baik saja.”Jessie terdiam beberapa detik, lalu menunduk. “Tapi … untung saja kamu baik-baik saja.”Jessie menggandeng tangan Ariel, lalu berkata dengan tersenyum, “Kakak iparku, kamu jangan salahkan dirimu. Masalah ini juga

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2445

    Ketika mendengar orang di ujung telepon meminta uang tambahan, Nora terpaksa mengangguk. “Oke, aku bisa transfer uangnya, tapi jangan sangat rahasia ini bocor.”Nora mengakhiri panggilan. Raut wajahnya kelihatan sangat serius.Kecelakaan kali ini memang tidak berhasil menghabisi Jessie, tapi anak di dalam kandungannya seharusnya tidak bisa dipertahankan lagi, ‘kan? Ketika kepikiran hal ini, ekspresinya berubah galak.Semua itu masih belum cukup. Jessie seharusnya lebih menderita lagi.Keesokan harinya, di Grup Angkasa.Edwin menyerahkan dokumen kepada Jodhiva. “Tuan Muda Jody, aku sudah berhasil menyelidiki informasi lengkap pemilik mobil itu. Semuanya ada di sini.”Jodhiva membaca dokumen itu. Edwin melanjutkan omongannya, “Herry adalah seorang mandor di Kota Sakura. Beberapa tahun lalu, dia dipecat karena melakukan kesalahan.”Jodhiva membalikkan halaman. Jari tangannya mengetuk-ngetuk meja. “Kesalahan apa?”“Dengar-dengar, dia membuat keributan dan berkelahi di lokasi proyek, meluka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2446

    Herry menerima botol air tanpa ragu sama sekali. Dia membuka tutup botol, lalu meminumnya. Setelah minum hampir setengah botol, dia spontan melihat ke luar jendela. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu. “Ini bukan arah ke Jalan Aksara?”Sopir taksi tersenyum. “Iya.”Herry menyadari sesuatu, lalu menunduk melihat botol air di tangannya. Pandangannya mulai buram. Tubuhnya juga mulai lemas. “Kamu … kamu ….”Belum selesai Herry melontarkan ucapannya, dia sudah jatuh di atas tempat duduk.Saat Herry bangun, dia pun menyipitkan matanya lantaran cahaya yang menusuk mata. Dia refleks memiringkan kepala untuk menghindar. Samar-samar dia menyadari ada dua orang sedang berdiri di hadapannya sembari menatapnya.Ariel mengesampingkan senter. “Lho, kamu sudah bangun?”Herry melihat orang di hadapannya. Salah satunya adalah “sopir taksi” yang mengenakan topi tadi. Dia segera berdiri. “Siapa … siapa kalian? Apa yang mau kalian lakukan?”Ariel menekan pundak Herry untuk duduk kembali. “Jangan panik, kami cu

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2447

    Herry berpikir sejenak. Sembari menggertakkan giginya, dia sembari mengatakan bahwa semua itu perintah Nora.Ariel mengusap dagunya. “Oh, ternyata artis yang dibekukan itu?”Herry mengatakan dirinya berutang banyak uang, terpaksa melewati hidupnya dengan bersembunyi. Demi melunasi utang, dia terpaksa bekerja di kasino yang dibuka temannya di sebuah kota kecil. Dulu adik sepupu dari temannya adalah seorang aktris. Dia juga dibekukan setelah menyinggung Keluarga Fernando, pada akhirnya wanita itu hanya bisa menjadi wanita pendamping di kasino.Berhubung wanita itu muda, cantik, memiliki tubuh indah, pintar mendapatkan hati pria, kebanyakan pria kaya di kota itu datang berjudi deminya. Tidak peduli mereka menang atau kalah dalam permainan, mereka juga tidak peduli, sebab mereka hanya ingin tidur dengan wanita itu.Ariel merasa bingung. “Apa aktris yang kamu katakan itu Nora?”Herry menggeleng. “Bukan, Nora juga ikut wanita itu. Wanita itu namanya Mutya.”Jodhiva merasa familier dengan nam

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2760

    Menjelang malam, di Kompleks Amara.Jessie sedang berkemas di kamarnya, menyiapkan barang-barang untuk perjalanan, termasuk panduan perjalanan darat serta berbagai perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.Jules baru saja selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Melihat Jessie yang begitu serius mencari informasi tentang perjalanan, dia tidak bisa menahan tawanya. “Kita hanya pergi jalan-jalan, kenapa seperti mau pindah rumah saja?”“Barang cewek memang banyak! Mulai dari kosmetik, perawatan wajah, perlengkapan sehari-hari, camilan, oh ya, juga kamera, drone, dan payung. Semua sudah aku bawa!”Jules menyipitkan mata. “Bawa payung juga?”Jessie mengangkat kepala untuk melihat Jules, lalu berkata dengan serius, “Bagaimana kalau turun hujan? Bukannya akan terasa canggung?”Jules merasa tidak berdaya.Dua koper besar dan satu koper kecil sudah selesai dikemas. Jessie berdiri dan menatap barang bawaannya. Sepertinya memang agak berlebihan. Dia pun menggaruk pipinya sambil berkata, “Sepertinya

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2759

    Jodhiva menggenggam tangannya. “Kita bicarakan nanti.”Claire melihat ke sisi Jessie dan Jules. “Jody dan Jerry sudah mengadakan resepsi pernikahan. Bagaimana dengan kalian?”Jessie membalas, “Kata Kak Jules, cocoknya di tanggal 9 September. Karena cuaca di awal bulan September nggak tergolong dingin, cuaca di siang hari tergolong hangat. Kalau malam, cuaca akan terasa dingin.”Ariel merasa syok. “Cuaca bulan September di sini masih panas? Nggak, biasanya di Pulau Persia, bulan September itu musim panas.”Jessie tersenyum. “Musim dingin di Pulau Persia sama seperti musim gugur di sini. Kalau kamu tidak suka musim salju, kamu bisa kembali ke Pulau Persia.”Steven meletakkan cangkir tehnya sembari berpikir sejenak. “Tanggal 9 September. Bukannya hanya tersisa 13 hari saja? Cepat juga.”Claire mengangguk dengan tersenyum. “Cukup cepat juga.”Jodhiva melihat ke sisi Jules. “Pernikahan keluarga kerajaan pasti meriah?”Jules merangkul pundak Jessie. “Tentu saja. Pada saat itu, pernikahan aka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status