Derrick yang sedang mengendarai mobil melirik kaca spion tengah sekilas. “Aku sudah menyelidiki latar belakang Hiro. Ibunya adalah artis yang sangat terkenal dulu, namanya Merry. Sebelum Merry melahirkan Hiro, dia memiliki seorang anak perempuan. Anak perempuan itu adalah istrinya Tuan Hardy, Nona Naomi. Kemudian, kakak sepupunya adalah istri dari Kepala Keluarga Ozara di Area Andes. Kepala Keluarga Ozara di Area Andes adalah kakeknya Tuan Javier.”Jules menekan-nekan tulang hidungnya. Ternyata bocah itu memiliki hubungan dengan Keluarga Fernando?Tiba-tiba Jessie mengangkat kepalanya. “Ngapain kamu selidiki dia?”Jules menyipitkan matanya. Dia membuka tutup bibirnya dengan perlahan. “Aku cemburu.”Jessie melingkari leher Jules, lalu meluruskan kakinya di atas paha Jules. “Untuk apa cemburu? Yang aku sukai dan cintai itu kamu!”Derrick berlagak tidak mendengar apa-apa.Jules langsung menggendong Jessie, memangku Jessie di atas pahanya. Dia mencubit dagu Jessie, lalu tertawa. “Coba kamu
“Betul juga.” Levin melipat kedua kakinya, lalu berdeham. “Bagaimanapun tidak banyak pria sepertiku. Meskipun aku punya wanita yang aku sukai, kalau dia sudah punya pasangan, aku pun tidak akan memiliki pemikiran lain lagi. Aku punya batasan dalam menjadi orang.”Jessie tersenyum. “Seperti kamu terhadap Dacia?”Levin kembali berbaring di tempat duduk dengan santai. “Aku akui aku memang merasa tidak rela. Tapi, aku kalah dalam soal urutan. Kalau aku bisa kenal dia lebih awal, mana mungkin Dacia akan menjadi milik kakakmu?”Mobil telah tiba di hotel Kota Jimbar. Jessie dan Levin berjalan menuruni mobil. Di bawah kawalan sekuriti, mereka pun masuk ke dalam lobi hotel.Kamar Jessie diatur bersebelahan dengan Levin. Dia mendorong koper berjalan ke dalam kamar. Tidak lama kemudian, terdengar suara bel pintu.Jessie membuka pintu. Pelayan berdiri di luar sembari berkata, “Nona Jessie, kamarmu ada di lantai paling atas.”Jessie sungguh merasa syok. “Aku nggak pesan suite.”Pelayan tersenyum. “
Hiro menurunkan tangannya sembari mengangguk. Dia menatap Jules sekilas, lalu meninggalkan tempat.Jules menatap bayangan punggungnya. Dia sangat pintar dalam menyembunyikan perasaannya. Sepertinya kali ini Jules bertemu dengan saingan “tangguh”.…Di Grup Angkasa.Kabar dua kepala departemen dan seorang manajer dipecat dari perusahaan telah tersebar luas di seluruh departemen perusahaan. Langkah ini sengaja dilakukan demi memberi contoh kepada yang lain.Ketika para karyawan yang pernah diam-diam menggosip soal Dacia mendengar kabar itu, wajah mereka menjadi pucat dalam seketika. Mereka sungguh takut mereka akan menjadi yang selanjutnya.Di dalam ruangan.Edwin sedang melaporkan hasil penyelidikan. “Anggota kita sudah mengikutinya selama dua hari. Kami menyadari hubungan wanita itu dengan suaminya tidaklah akur. Satu tahun lalu, suaminya memiliki simpanan di tempat dia bekerja. Jadi, wanita itu mengajukan cerai. Kebetulan wanita selingkuhan suaminya itu hamil. Dia mengatakan dia menye
Hanya saja, ponsel tidak berhenti berdering. Mellisa mengangkat dengan kesal. “Aku sudah bilang jangan hubungi aku lagi.”“Mellisa, aku benar-benar sangat merindukanmu. Biarkan aku menemuimu, ya. Aku jamin aku akan bercerai dengan wanita tua itu. Aku akan menikahimu.”Terlintas ekspresi galak di wajah Mellisa. “Kita ketemu lagi setelah kamu bercerai nanti. Aku nggak ingin dijuluki simpanan sama orang-orang.”Panggilan langsung diakhiri. Ekspresi Mellisa berubah muram. Dengan nyali ciutnya dia malah ingin menikahi Mellisa? Heh! Mellisa bisa bersamanya juga karena melihat dia rela menghabiskan uang untuk bermain bersamanya. Dia malah anggap serius. Lucu sekali!Jika Mellisa ingin menikah, tentu saja dia akan menikah dengan konglomerat.Kandidat yang paling cocok tak lain adalah anak kedua dari Javier Fernando. Memangnya kenapa kalau dia sudah memiliki calon istri? Asalkan dia masih belum menikah, masih belum melahirkan anak, dia pun masih ada kesempatan lagi.Selama setengah tahun ini, M
Jerremy tertegun beberapa detik. “Kenapa kamu bertanya seperti ini?”Tatapan Dacia kelihatan muram. “Apa kamu sangat memercayai psikiater yang bernama Mellisa itu?”Jerremy menatap ekspresi Dacia. Dia tersenyum, lalu mengusap wajah Dacia. “Kenapa kamu berpikir sembarangan? Aku percaya sama dia karena profesinya, bukan yang lain.”Usai berbicara, Jerremy pun terbengong sejenak. Apa yang dilakukannya tadi? Apa Jerremy sedang menjelaskan?“Aku ….”“Aku percaya sama kamu.” Tiba-tiba Dacia mengatakan dengan perlahan, “Jerry, aku memilih untuk percaya sama kamu.”Sepertinya Dacia memang sudah berpikir terlalu banyak. Bagaimanapun, dengan kondisi Clara sekarang, Dacia memang tidak memiliki bukti lain untuk mencurigai Mellisa.Dua hari kemudian, Jerremy membawa Dacia kembali ke Vila Kandara, sekalian menjemput Clara. Clara yang sekarang lebih diam daripada sebelumnya. Dia jadi tidak suka berbicara lagi. Setelah pulang, dia hanya terus mengurung diri di kamar.Dacia dan Jerremy berjalan ke kama
Dacia menyandarkan kepalanya di atas dada Jerremy. Jerremy tertegun sejenak. Dia dapat merasakan Dacia sedang merasa tegang. Jerremy pun spontan mengulurkan tangan untuk memeluk Dacia. “Ada apa sebenarnya?”“Bisa nggak kita ganti psikiater lain?” Setelah ragu dalam waktu yang sangat lama, akhirnya Dacia mengatakannya.Kondisi penyakit Clara memang parah saja. Bukannya Mellisa adalah seorang psikiater unggul? Dia tidak berhasil menyembuhkannya dalam waktu setengah tahun, yang ada kondisi penyakit Clara malah lebih parah lagi. Apa alasannya? Clara juga tidak mungkin menolak pengobatan, apalagi menolak konsumsi obat tanpa sebab.Tadi, Clara mengatakan efek samping yang dialaminya setelah mengonsumsi obat, seperti insomnia, sakit kepala, dan mimpi buruk. Tiba-tiba Dacia kepikiran dengan ucapan Clara saat bunuh diri setengah tahun lalu.Seorang anak yang lugu memang bisa berbohong, tetapi tidak mungkin akan mengambinghitamkan orang lain. Anak-anak hanya akan menuruti perintah tanpa berpikir
Jerremy menopang pipi Dacia, lalu mengecup air mata yang membasahi wajahnya. “Meskipun salah, kita cuma bisa melanjutkan kesalahan ini untuk selamanya. Dacia, aku tidak ada kebiasaan untuk gonta-ganti pasangan. Aku juga tidak akan menggantimu.”Setelah emosi Dacia stabil, dia pun ketiduran. Jerremy memanggil dokter pribadi untuk memeriksanya. Dokter berjalan keluar kamar. “Tuan Muda Jerry, emosi bumil memang tidak stabil. Kamu harus mengalihkan perhatiannya. Kalau bumil terlalu pesimis dan juga terlalu banyak pikiran, nantinya dia malah akan depresi.”Kedua tangan Jerremy dikepalkan dengan erat. Beberapa saat kemudian, dia melepaskan genggamannya, lalu mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah dokter meninggalkan rumah, Jerremy melihat ke sisi kamar. Tiba-tiba Jerremy kepikiran dengan ucapan Jodhiva waktu itu, hubungan mereka berdua bukan terpaut oleh seorang Clara. Sebelumnya, Jerremy memang sudah mengetahui keberadaan Clara.Berhubung Jerremy memilih untuk menerimanya, Clara pun bukan lagi
“Nona Dacia, aku tahu kamu sangat mencemaskannya. Tapi, aku ini psikiater. Kalau aku nggak punya keyakinan, aku juga nggak mungkin bercanda dengan nyawa pasien.” Mellisa tersenyum. “Aku memang sudah memberinya obat. Tapi, obat-obat itu untuk mengobati insomnia dan sakit kepala. Jadi, dia bukan insomnia setelah makan obat. Aku berani jamin nggak ada masalah dengan obatku. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa memeriksanya.”Usai berbicara, Mellisa mengeluarkan sebotol obat tidur untuknya. Namun, Dacia tidak mengambilnya. Dia memutar bola matanya, lalu berkata, “Aku percaya sama kamu.”Mellisa memasukkan obat ke dalam tas, lalu menatap bingkai foto di atas dinding. “Sebenarnya Clara tidak ingin diobati juga gara-gara kamu.”Dacia merasa bingung. “Gara-gara aku?”“Seandainya penyakit dia sudah sembuh, dia khawatir kamu akan mencampakkannya. Itulah alasannya dia menolak untuk berobat.” Mellisa menatapnya. “Apalagi kamu lagi mengandung sekarang. Bagi Clara, setelah anakmu dilahirkan, posisiny