Bagaimanapun, kekuatan mafia Europia hanya pandai dalam memamerkan keahlian, saja mereka mengandalkan senjata, kekerasan, dan kekayaan untuk menaklukkan orang-orang. Meskipun banyak yang bergabung dengan mereka, kekuatan mereka tetap tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Oswaldo. Orang-orang di bawah kendali Keluarga Oswaldo adalah pria sejati berjiwa kesatria dan sangat menjunjung tinggi nilai moralitas. Bahkan jika mereka melanggar satu aturan saja, mereka pun akan diusir. Inilah alasan mengapa Owl ingin bersekutu dengan Hublot.... Sebuah kapal besar berlayar di lautan tak berujung. Seorang pria membawa makan malam masuk ke dalam kabin, Jules duduk di samping tempat tidur. Dia mengganti perbannya sendiri. Aroma obat-obatan dan darah tercium di dalam ruangan.“Tuan, kamu sudah siuman.” Si pria meletakkan makan malam di atas nakas. Dia berdiri di samping dengan hormat. “Kamu kehilangan kesadaran selama beberapa hari karena demam tinggi. Bagaimana kondisimu sekarang?”Jules menggig
“Sepertinya bukan.” Claire meletakkan sendok garpunya. “Kalau begitu, aku naik ke atas dulu buat lihat Jessie.”Saat ini, Jessie sedang memeluk kedua kakinya duduk di atas ranjang. Gorden jendela tidak ditutup. Lampu juga tidak dinyalakan. Tiba-tiba ada cahaya terang menyinari ruangan. Jessie merasa tidak nyaman spontan menyipitkan matanya. Matanya kelihatan sangat bengkak.Claire berjalan ke sisi ranjang. “Masih menangis?”Jessie mengucek-ngucek matanya sembari memalingkan wajahnya. “Aku nggak menangis.””Claire duduk di samping ranjang. Dia mengusap pipi Jessie. “Kamu mau nangis sampai kapan lagi? Jules masih belum mati, kamu malah berduka duluan.”Jessie memutar bola matanya. “Apa ada bedanya?”“Gimana nggak ada bedanya? Jelas-jelas Jules masih nggak diketahui keberadaannya. Dia masih menghilang. Bahkan, hidup matinya juga masih belum diketahui. Bukannya semestinya kamu memeluk harapan?”Tatapan Jessie menjadi muram. “Semakin besar harapan, semakin besar juga rasa kecewa yang akan k
Si pria sedang membaca koran sembari menyesap tehnya.Pelayan berjalan ke sisi pria tersebut, lalu membungkukkan tubuhnya untuk melaporkan, “Tuan Hublot, Tuan Muda sudah tiba.”Si pria mengiakan, lalu kembali menyesap tehnya. Saat ini, pria berwajah cantik sedang berjalan memasuki pekarangan dengan mengangkat-angkat alisnya. “Pak Tua, apa kamu merindukanku?”Pria tersebut menutup cangkir tehnya. Keningnya tampak berkerut. “Setelah pulang melalak, kamu bahkan lupa cara memanggil ayahmu?”Pandangan Hublot seketika tertuju pada Jules yang berdiri di belakang si pemuda. Dia terbengong sejenak, lalu mengambil koran untuk memastikan sekali lagi. Hublot pun langsung berdiri. “Hei, bocah tengik, aku suruh kamu untuk berbisnis di luar sana. Kenapa kamu malah bawa orang yang tidak berhubungan ke rumah? Apa kamu ingin mendatangkan masalah lagi buat aku?”Jules menyipitkan matanya dan tidak berbicara.Pemuda itu berjalan ke belakang Hublot dengan santainya. Dia menekan-nekan pundak Hublot, lalu b
Mungkin masa lalu generasi sebelumnya sudah lama dilupakan oleh Organisasi Skelem. Ditambah lagi, Tom sangat murah hati dalam soal uang. Dia lebih mengutamakan kekuasaan. Demi mengumpulkan kekuatan para bangsawan, dia rela mengeluarkan banyak uang. Jika tidak, Tom tidak mungkin akan mengembangkan bisnis hiburan bawah tanahnya dengan begitu sukses. Lagi pula, mana mungkin Organisasi Skelem akan bermusuhan dengan uang?Dengan bantuan Organisasi Skelem, ditambah lagi dengan Tom melarikan diri ke Pulau Pesiar, tentu saja Tom mesti mengungkapkan identitasnya untuk mencari tempat berlindung. Sebab, selama dia tidak meninggalkan Pulau Pesiar, polisi juga tidak bisa menangkapnya.Jules tersenyum. “Kamu tidak membantunya.”Hublot meletakkan cangkir tehnya. “Aku bisa membantu ayahnya Tom juga karena selain mengambil keuntungan, dia juga tidak pernah melakukan hal yang membahayakan nyawa orang lain, selain ingin mengambil keuntungan.”“Mengenai Tom, aku pernah mendengar soal dia sebelumnya. Dia
Si pria memiringkan tubuhnya. “Kalau begitu, ayo naik ke dalam kapal. Kapal akan berangkat sekitar 15 menit kemudian.”Lidya menaiki kapal dengan gembira. Si pria membantu Lidya untuk mengatur tempat tidurnya. Kemudian, dia berkata, “Maaf, Nyonya Lidya, kamu mesti menyerahkan ponselmu.”Lidya merasa bingung. “Kenapa?”Si pria membalas, “Semua ini pesan Tuan Tom. Dia tidak berharap ada yang berhasil menemukanmu dari GPS ponselmu. Jadi, sebelum tiba di Pulau Pesiar, ponselmu mesti ditutup. Kami akan menjaganya.”Tadinya Lidya masih merasa ragu, tetapi dia merasa Tom memang adalah orang yang sangat teliti. Dia pun menutup ponselnya, lalu menyerahkannya kepada pria tersebut.Kapal mulai meninggalkan dermaga. Saat berjalan beberapa saat, Lidya pun berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Hatinya terasa tidak tenang.Lidya membuka pintu kamar. Tidak ditemukan siapa pun di dalam koridor. Dia pun berjalan ke sisi dek, lalu melihat ada dua pria sedang merokok sambil berbincang-bincang. Dua pri
Laut tidak terlihat ujungnya. Meski seseorang bisa berenang, dia juga tidak mungkin bisa menepi atau diselamatkan. Tenaganya pasti akan terkuras. Ditambah lagi, suhu tubuhnya akan cepat menurun karena berendam di dalam air. Tanpa peralatan atau pertolongan apa pun, orang itu hanya akan kehilangan nyawanya saja.Beberapa pengawal meraih tangannya, tetapi Lidya tidak mau bekerja sama. Dia berusaha mati-matian untuk melepaskan dirinya. Telapak tangannya semakin basah akibat berkeringat dan mulai terasa licin.Jerremy menerjang ke sisi pagar, lalu menjerit, “Apa kamu tidak menginginkan nyawamu lagi?”Lidya tersenyum dingin. “Iya, aku tidak terima! Tapi meski aku mati, aku juga tidak akan mengizinkan keinginan kalian tercapai!”Jerremy tertegun sejenak. “Sebentar!” Lidya masih berusaha untuk melepaskan tangannya dari tangan pengawal yang menariknya. Dia yang kehilangan kestabilannya langsung jatuh ke dalam laut. Air laut pun menenggelamkannya. Pada saat ini, beberapa kapal pelesir mendekat
“Sekarang Jules masih hidup. Dia sudah sia-sia menangis selama beberapa hari ini.”Jerremy berdiri. “Kak, aku pergi ke perusahaan dulu.”Jodhiva menatapnya. “Bagaimana kabar Dacia?”Langkah kaki Jerremy berhenti. Raut wajahnya kelihatan datar. “Apa kamu perhatian dengannya?”Jodhiva tersenyum. “Bukannya wajar seorang abang memperhatikan adik iparnya?”Jerremy membalas kabar Dacia baik-baik saja, lalu meninggalkan vila.Di sisi lain, di sebuah paviliun di dekat danau yang hening, Steven sedang menggenggam pancingnya sembari menyesap teh. Terlihat juga banyak camilan yang dihidangkan di samping meja.Pengawal menjaga dari kejauhan. Tidak ada satu orang pun diizinkan untuk mendekat.Jessie sedang bertopang dagu dengan kedua tangannya. Dia sudah duduk diam selama setengah jam. Bahkan, tangannya masih belum menyentuh pancingnya. “Aku benar-benar nggak tahu apa serunya dari memancing ikan.”Steven tertawa. “Mungkin kamu masih tidak bisa merasakannya. Ketika berada di tengah pemandangan yang
Namun ketika kepikiran sesuatu, Jessie mencemberutkan bibirnya. “Kalau dia baik-baik saja, kenapa dia nggak menghubungiku? Kenapa dia masih belum kembali?”Jangan-jangan Jules tidak tahu bahwa Jessie sangat mencemaskannya? Jessie mengira dia tidak akan bertemu dengan Jules lagi.Jodhiva menghela napas. “Sebelum berhasil menyingkirkan Tom, apa mungkin dia bisa bersamamu dengan tenang? Jessie, pemikiran Jules sangat banyak. Dia tidak akan mempertaruhkan nyawanya. Dia ingin bersamamu, jadi dia mesti menyingkirkan semua ancaman. Kamu mesti percaya sama dia.”Jessie menunduk. Mana mungkin Jessie tidak mengetahui pemikiran Jules? Dia selalu ingin mengadang semua masalah sendiri. Jessie menyukainya juga bukan karena Jules adalah seorang suami yang sangat sempurna, melainkan karena orang itu adalah Jules.Steven melempar umpan ke dalam air. Permukaan air sedikit bergejolak. Dia berkata dengan perlahan, “Bocah itu cukup beruntung.”Jodhiva tersenyum tipis. “Aku juga merasa seperti itu. Dia bahk