Selama ini Levin hanya berpikir untuk melewati hari demi hari. Keluarga Winata hanya memiliki satu putra saja. Kalau bisnis ayahnya tidak diserahkan ke tangannya, ke siapa lagi bisnis keluarganya akan diserahkan?Hanya saja, ucapan Jessie bagai sebatang jarum yang menancap hati Levin. Benar apa kata Jessie. Ayahnya selalu memaksa Levin untuk melakukan semua hal yang tidak disukainya. Salah satunya adalah masuk ke dunia hiburan.Semua yang ingin Levin lakukan malah selalu ditentang ayahnya. Dia tidak bisa melakukan pilihan juga karena dia hidup dengan dibiayai ayahnya.Jessie menyadari Levin sedang merasa ragu. Dia pun berjalan maju untuk mengeluarkan jurus jitu. “Jangan-jangan kamu nggak ingin memerani tokoh hasil karya Dacia?”Wajah Levin seketika merona. Dia merasa kaget hingga melangkah mundur. “Apa yang lagi kamu katakan?”Jessie tidak menyangka wajah Levin malah akan merona. Dia langsung tertawa. “Aku nggak lagi sembarangan bicara, kok. Aku tahu kamu suka sama Dacia. Sekarang Daci
Jessie menghela napas lega. Baguslah jika Jules tidak percaya.Tiba-tiba Jules merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukan. Telapak tangan dingin mengusap pipi Jessie. “Tapi, apa kamu tidak berencana untuk menjelaskan masalah ini?”Jessie merasa canggung. Padahal tadi Jules mengatakan dia tidak percaya dengan berita itu, ternyata dia sedang marah!“Aku dan Kak Hiro hanya teman biasa saja.”“Kak Hiro ….” Jules menatap wajah Jessie lekat-lekat. Dia mengangkat dagunya. “Aku kira kamu hanya akan memanggilku seperti itu.”Padahal tidak terlihat ekspresi gusar di wajah Jules, Jessie tetap saja merasa takut. Dia menggenggam tangan Jules, lalu menjelaskan, “Beda, aku panggil dia ‘Kakak’ juga karena dia lebih besar daripada aku. Aku hanya menganggapnya sebagai kakakku saja.”Jules mendekati Jessie. “Sejak kapan kalian kenalnya?”Jessie memalingkan kepalanya. “Waktu itu, kamu saja sudah kembali ke Negara Hyugana. Apa aku nggak boleh kenalan sama orang lain?”Kepikiran dengan h
Jessie sudah kenyang. Dia meletakkan mangkuk supnya. “Kak Jules, apa kamu peduli dengan komentar di internet?”Jules mengangkat kepalanya. Beberapa saat kemudian, dia mengusap pipi Jessie, lalu membalas, “Aku tidak peduli. Lagi pula, sekarang orang yang berada di sisimu itu aku.”Semua tebakan itu juga hanyalah khayalan mereka saja. Namun, Jessie malah kelihatan kecewa. Sebenarnya dia berharap untuk memublikasikan hubungannya dengan Jules. Dia juga tidak takut dengan Tom. Setidaknya mereka bisa menghadapi suka dan duka bersama. Jessie tidak ingin Jules sendirian mengadang semua mara bahaya yang datang menerpa mereka.Sepertinya Jules dapat merasakan perubahan emosi Jessie. Dia mendekati Jessie, lalu mengusap kepalanya. “Kelak kita akan punya kesempatan untuk memublikasikan hubungan kita. Pada saat itu, semua orang di dunia ini juga akan tahu akulah pria di belakang artis terkenal yang bernama Jessie.”Jessie menatap mata Jules. “Kalau dipublikasikan, kamu malah mesti menghadapi Tom, ‘
Setelah Jules meninggalkan ibu kota, Jessie pun kembali tinggal bersama orang tuanya. Selama Jules pergi, Vila Amara kosong melompong. Jessie yang tinggal sendirian itu merasa kesepian dan … selalu mencemaskan keselamatan Jules.Dacia dapat merasakan Jessie sedang tidak fokus. Dia duduk di samping Jessie, kemudian menenangkannya, “Jules nggak bakal izinin dirinya kenapa-napa. Dia sangat pintar. Semuanya pasti di bawah kendalinya.”Jessie menyesap kopi, lalu bergumam, “Dia kira dia itu Superman, ya.”Dacia tersenyum. “Dia akan berhasil melakukan apa pun yang ingin dia lakukan. Semuanya sudah terbukti selama beberapa tahun ini, ‘kan?”Jessie menggigit bibirnya dan tidak berbicara. Pada saat ini, Dacia menerima sebuah panggilan. Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon, raut wajahnya berubah dan dia langsung berdiri di tempat. “Apa? Clara hilang?”Jessie dan Dacia bergegas menuju Vila Kandara. Para pembantu sudah mencari berkali-kali di setiap sudut ruangan dan juga halaman, teta
Jerremy segera memapah Dacia. Keningnya seketika berkerut. “Clara, kenapa kamu malah mendorong tantemu?”Sepertinya karena tatapan Jerremy terlalu galak, Clara merasa takut. Dia menggigit bibirnya dengan erat, berusaha untuk menahan tangisnya.Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan mendekati Clara. Nada bicaranya terdengar lebih lembut. “Clara, maaf, ya. Nggak seharusnya Tante galakin kamu. Tante hanya terlalu khawatir sama kamu ….”Clara mendorong tangan Dacia. Akhirnya dia mengeluarkan suara isak tangisnya. “Ayah dan Ibu nggak menginginkanku. Sekarang, bahkan Tante juga nggak menginginkanku.”Dacia terbengong. “Clara, sejak kapan Tante nggak menginginkanmu ….”“Bohong! Aku sudah mendengar ucapan Tante malam itu. Tante ingin mengusirku dari sini.” Clara duduk di lantai sembari menangis tersedu-sedu, seolah-olah sedang meluapkan rasa penat di hatinya.Hati Dacia sungguh merasa sakit. Ternyata Clara telah kedengaran masalah Dacia ingin mengantarnya pulang ke rumah. Jadi, Clara
Dacia memaksa dirinya untuk tersenyum. “Clara sudah tidur.”“Kenapa Kak Jerry malah pergi begitu saja? Jangan-jangan kalian lagi berantem?” tanya Jessie.Dacia menggigit bibir bawahnya dan tidak berbicara sama sekali.Mereka tidak sedang berantem. Hanya saja, kenapa Dacia begitu peduli dengan perubahan Jerremy?Jessie bertanya dengan penuh hati-hati, “Ngomong-ngomong, tadi Clara bilang kamu nggak menginginkannya lagi. Sebenarnya apa yang terjadi?”Dacia mengatakan dirinya hendak memulangkan Clara ke Kediaman Keluarga Ozara. Namun, Clara salah paham mengira Dacia tidak menginginkannya lagi. Mungkin Clara hanya ingin tinggal bersamanya. Namun, Dacia merasa masa depan Clara akan lebih cemerlang apabila dia kembali tinggal bersama Keluarga Ozara. Sepertinya Dacia terlalu egois tidak mempertimbangkan perasaan Clara. “Apa aku sangat egois?”Jessie terdiam sejenak, baru menjawab, “Kamu sudah cukup baik terhadap Clara. Kenapa kamu malah merasa dirimu egois?”Dacia tidak berbicara lagi.Saat J
Jessie spontan tertegun.Jarak Hiro sangat dekat dengannya. Saking dekatnya, Hiro dapat melihat bulu mata lentik dan juga wajah mulus Jessie. Hiro memang sedang menyeka sup di ujung bibirnya, tapi seolah-olah sedang mengusapnya dengan lembut.Dulu, mungkin Jessie mengira Hiro melakukannya hanya karena memendam niat baik atau menganggapnya sebagai adiknya saja. Namun sekarang, Jessie merasa ada yang aneh.Mungkin karena napas Hiro terlalu membara, Jessie mengambil tisu dari tangan Hiro dengan ekspresi tidak leluasa. Dia mencari cara untuk menjaga jarak dengan Hiro. “Aku sudah dewasa. Aku bisa lap sendiri.”Hiro juga tidak berkata lain, hanya tersenyum saja.Setelah selesai makan, mereka berdua meninggalkan restoran.Hiro mengendarai mobil ke hadapan Jessie. Setelah Jessie memasuki mobil, dia malah tidak mengendarai mobilnya. Tiba-tiba Hiro membungkukkan tubuhnya untuk mendekat. Jessie merasa kaget spontan mendorong pundak Hiro. “Kak Hiro ….”Hiro tersenyum. “Apa yang lagi kamu pikirkan?
Dacia menggigit erat bibirnya dan tidak berbicara.Sebenarnya semuanya tidak berhubungan dengan masalah hari ini. Jerremy berjongkok di hadapan Dacia, lalu menempelkan wajahnya di perut kecil Dacia. Seolah-olah bisa mendengar gerak-gerik di dalamnya, Jerremy pun tersenyum. “Apa anak berusia satu bulanan bisa bergerak?”Dacia terbengong sejenak. Ini pertama kalinya dia melihat Jerremy yang begitu hati-hati. Dacia menunduk dan berbicara dengan lembut, “Baru satu bulan saja. Mana mungkin secepat itu?”Jerremy mengangkat kepala untuk melihat Dacia. “Apa belakangan ini kamu masih ingin muntah?”Dacia menggeleng. “Aku sudah makan obat. Jadi, nggak muntah lagi.”Jerremy mengusap perut Dacia dengan perlahan. “Bagaimana kalau kita juga pergi mendaftarkan pernikahan kita?”Kali ini, Dacia merasa syok. Dia merasa dirinya sedang berkhayal. “Apa?”“Gimana kalau kita pergi mendaftarkan pernikahan kita?” Jerremy mengangkat kepalanya, lalu mengulangi ucapannya dengan serius.Semuanya terlalu mendadak