“Tutup mulutmu!” Kedua mata Kayla langsung memerah. “Waktu itu, kalau bukan karena kamu beruntung, kamu pun sudah hancur di tangan Gary ….”Tiba-tiba Kayla menyadari dirinya telah keceplosan. Sekujur tubuhnya langsung merinding. Sementara orang-orang di sekitar pun mendengus dingin.Claire mengangkat gelas anggur di atas meja, lalu menggoyangnya dengan perlahan sambil berjalan ke hadapan Kayla. “Iya, kalau bukan karena aku beruntung, sepertinya nasibku sudah dihancurkan olehmu. Bukankah kamu bilang kamu itu anaknya Vina? Bukankah kamu menginginkan identitas keturunan Keluarga Gufree?”“Bahkan ibuku sendiri juga nggak menginginkan identitas itu. Jadi, aku juga nggak menginginkannya. Aku mewakili ibuku yang sudah berada di langit untuk bersulang kepadamu.” Claire tersenyum, lalu menyiram anggur ke atas kepala Kayla. Anggur mengalir dari rambut ke pakaiannya.Kayla terpaku di tempat. Dapat ditebak betapa memalukan penampilannya saat ini.Setelah Candice merespons, dia pun baru menyindir,
Siapa pun diperbolehkan untuk menguasai identitasnya itu, kecuali Kayla! Kayla sungguh telah menghina ibunya.Sepasang tangan memeluk pinggang Claire dari belakang. “Kamu lagi pakai hak tinggi. Kenapa jalanmu malah lebih cepat daripada aku?”Apa wanita ini tidak takut jatuh?Melihat Claire tidak merespons, Javier langsung menggendongnya.Claire pun terbengong sejenak dan segera meronta. “Kamu lagi ngapain? Lepasin aku!”Javier menggendong Claire ke dalam mobil. Namun, dia masih tidak melepaskan Claire. Dia mencubit dagu Claire, lalu menatapnya. “Coba kamu panggil aku dengan sebutan tadi?”“Sebutan apa?”Melihat bola mata hitam si lelaki, Claire tiba-tiba kepikiran sesuatu. Dia menepis tangan Javier, lalu berkata, “Aku hanya lagi sembarangan bicara saja.”“Kamu lagi permainkan aku?”“Sejak kapan aku mempermainkanmu? Javier, kamu lepasin aku dulu … uhm, uhm!”Javier menahan belakang kepala si wanita, lalu menyumbat mulutnya. Claire hampir saja kehilangan napasnya dan tubuhnya terasa tega
Javier menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, “Biar aku saja.”Mana mungkin Javier mengizinkan lelaki lain untuk membeli barang seperti itu untuk wanitanya? Dia mengambil kunci mobil, lalu bergegas keluar rumah. Jujur, Claire sungguh kaget.Javier mencari minimarket terdekat. Ini adalah pertama kalinya Javier membeli barang keperluan wanita. Dia juga tidak tahu model apa yang biasanya dipakai Claire. Jadi, dia membeli setiap jenis pembalut.Saat hendak melakukan pembayaran di kasir, tante yang sedang tertidur itu dikagetkan dengan tumpukan pembalut di hadapannya. Dia pun menatap Javier dengan aneh. Padahal lelaki ini cukup tampan, malah punya hobi aneh?Menyadari dirinya terus ditatap, Javier pun berdeham. “Buat istriku.”“Oh, kamu sudah menikah. Bagus sekali.” Akhirnya ibu itu menyingkirkan pemikiran anehnya. Dia segera memasukkan pembalut ke dalam kantong plastik.Untung saja, tidak ada pengunjung di malam hari. Selesai membayar, Javier pun segera meninggalkan minimarket.Saat Javi
Javier mengeluarkan sebuah amplop yang diselipkan di dalam dokumen. “Coba kamu lihat.”Isi dari amplop itu adalah foto.Claire melihat satu per satu foto dengan saksama. Raut wajahnya pun semakin muram lagi. Foto itu memang diambil pada 20 tahun silam, tetapi isi dari foto itu sangatlah jelas. Wanita berpakaian seksi dengan riasan tebal di wajah yang sedang menemani para lelaki itu adalah … Imelda.Imelda mengecup para lelaki itu, bahkan menari di atas meja dalam keadaan tanpa busana. Bahkan ada juga foto mesra Imelda dengan banyak lelaki. Imelda yang berpakaian seksi dan bersikap genit ini tidak pernah dijumpai oleh Claire.Bagaimanapun, di dalam benaknya, Imelda memang adalah wanita bermuka dua, tapi tak disangka dia adalah seorang wanita murahan.Eits! Seandainya kehidupan pribadi Imelda dulu sangat kacau. Jangan-jangan ….Setelah melihat ekspresi Claire, Javier yakin dia telah berhasil menebaknya. Dia pun berkata, “Orang di dunia mafia sangatlah familier dengan Imelda. Bagaimanapun
“Kayla, ada apa … denganmu? Apa?”Identitas palsu Kayla telah terbongkar?Imelda sungguh kaget. “Kenapa bisa seperti ini? Bukankah semuanya sudah direncanakan dengan baik?”“Semuanya salah Claire si wanita jalang itu! Dia telah membongkar identitasku. Ibu, aku benci banget sama dia. Aku ingin menghabisinya!”Menyadari emosi putrinya sedang tidak stabil, Imelda pun berusaha untuk menenangkannya. “Kayla, kamu jangan marah dulu. Nanti setelah Ibu selesaikan masalahku, aku akan mencarimu.”Setelah panggilan diakhiri, Imelda melihat paket di tangannya dengan emosi. Sialan! Siapa yang mengirim paket ini? Foto-foto ini …. Semua itu berisi masa-masa suramnya!Orang-orang yang mengetahui masa lalu Imelda tak lain hanyalah orang-orang mafia saja. Jangan-jangan Lucas gagal dalam menjalankan aksinya, jadi dia ingin menggunakan foto-foto ini untuk mengancamnya?Tidak! Imelda tidak mungkin mengizinkan Lucas kesampaian! Dia juga tidak akan membiarkan Rendy mengetahui masalah ini.Di Studio Soul.Clai
“Cerai.”“A … apa?” Imelda terbengong di tempat, menatap Rendy dengan tatapan tidak percaya.Rendy menepis tangan dokter, lalu menatap Imelda dengan penuh kobaran api. “Wanita penipu sepertimu tidak pantas untuk menjadi istriku. Kamu juga tidak pantas untuk menjadi bagian dari Keluarga Adhitama.”Kali ini, Rendy langsung pergi meninggalkan kamar pasien.“Suamiku! Suamiku!” Imelda menuruni ranjang, tetapi berhubung kedua kakinya sedang tidak bertenaga, dia pun terjatuh.Tak peduli bagaimana Imelda menangis ataupun menjerit, Rendy juga tidak kembali. Dia duduk di lantai dan menangis dengan tersedu-sedu.Kondisi pasien membuat dokter merasa kasihan dengan semua yang menimpanya. “Bu, kamu berdiri dulu.”Dokter memapah Imelda untuk duduk di ranjang. Tiba-tiba Imelda meraih lengan dokter. “Dokter, bagaimana ceritanya aku bisa diantar ke rumah sakit?”“Kamu pun diantar ke rumah sakit. Katanya kamu pingsan karena dilecehkan. Tapi orang itu tidak tinggal lama. Dia suruh pihak rumah sakit untuk
Imelda tidak ingin hidup sengsara seperti dulu lagi. Setelah meninggalkan Keluarga Adhitama, dia pun tidak memiliki apa-apa.Asalkan Imelda bisa mendapatkan rasa iba dari Claire, asalkan Claire bersedia untuk memaafkannya, suatu hari nanti Imelda pasti bisa menyingkirkan wanita jalang ini.“Heh, nggak ada gunanya kamu memohon sama aku.” Claire berdiri. “Waktu itu kalian memaksaku untuk meninggalkan Kediaman Adhitama. Sekarang sudah saatnya kalian untuk meninggalkan rumahku.”Claire bahkan tidak ingin melihat Imelda lagi, langsung meninggalkan kamar pasien. Roger melepaskan Imelda, lalu mengikuti langkah Claire.Saat ini, Imelda terpaku di tempat dan raut wajahnya terlihat muram.…Roger kembali ke ruang departemen administrasi Grup Angkasa, lalu melaporkan semua yang terjadi di rumah sakit.Javier mengusap-usap dagunya, lalu meletakkan dokumen ke atas meja. Dia pun tersenyum. “Cara penyelesaiannya cukup bagus, sudah seharusnya diberi hadiah.”Roger pun mencemberutkan mulutnya. Kenapa d
Bekerja di Studio Soul bagai sangat terpaksa saja.Sebelumnya Claire juga tidak menghiraukannya. Dia mengira Lucy tidak mungkin bisa bertahan lama. Namun, tak disangka, dia malah bagai perangko yang terus menempel di perusahaan. Kebetulan hari ini Claire menemukan alasan yang tepat untuk mengusirnya.Lucy menyadari Claire sudah membulatkan tekadnya untuk mengusirnya. Dia pun menatap Javier, “Kak Javier, Kak Claire, dia ….”“Semua masalah studio nggak ada hubungannya sama dia. Jadi, nggak ada gunanya kamu meminta bantuannya.” Raut wajah Claire semakin muram lagi. Hanya Claire saja yang boleh bersikap tidak sopan terhadap Javier, yang lain tidak boleh!Javier pun tersenyum. “Iya, aku tidak ikut campur dalam masalah studio. Semua ikut apa kata Claire.”Semua orang kembali terkejut.Pada akhirnya, Lucy dengan terpaksa meninggalkan studio. Claire menyerahkan dokumen di tangan kepada resepsionis, lalu kembali ke ruangannya.Javier mengikuti Claire. Tiba-tiba wanita di depannya membalikkan tu
Jules merangkul Jessie di dalam dekapannya. “Apa benar kamu tidak takut?”Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kamu juga nggak pernah lukai aku.”Dagu Jules bersandar di atas kepala Jessie. Dia pun tersenyum. “Kamu sudah mempertaruhkan nyawamu demi menemaniku. Apa mungkin aku tega untuk melukaimu? Jessie, ada yang ingin aku tanyakan sama kamu. Waktu itu, saat mereka menculikku ke Area Andes, apa kamu tidak takut ketika mengikutiku?”Jessie mengangkat kepalanya untuk menatap Jules. Senyumannya sangat lebar. “Aku nggak takut. Karena aku tahu ayahku pasti akan datang untuk menyelamatkan kita. Lagi pula, kamu juga bakal lindungi aku.”Jules tertegun sejenak, lalu menurunkan kelopak mata untuk menatapnya. “Aku melindungimu? Jelas-jelas kamu yang melindungiku?”Jessie berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku juga nggak tahu kenapa aku bisa mengambil risiko untuk mengikutimu. Tapi setahuku, aku nggak menyesal.”Jules memeluk Jessie dengan erat, lalu menempelkan bibir di atas kening Jessie.
Yura tidak berbicara, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.Di sisi lain, Jules menghentikan mobilnya di depan Vila Laguna. Jessie menuruni mobil, lalu memandang vila dengan nuansa klasik dengan kaget. “Jangan-jangan vila ini ditinggalkan Kakek untuk kamu?”Jules mengangguk. “Vila ini tempat tinggal nenekku. Setelah dia meninggal, hak milik vila ini jatuh ke tangan kakekku. Kakekku tidak tega untuk melelangnya, makanya vila ini dibiarkan kosong.”Usai berbicara, Jules mengulurkan tangannya ke sisi Jessie. “Aku bawa kamu pergi jalan-jalan.”Jessie menggandeng tangan Jules dengan tersenyum, lalu bersamanya berjalan di taman bunga yang luas ini.Vila ini berjarak sangat dekat dengan istana. Dari sini, mereka bisa melihat jam di atas menara istana. Lokasi ini juga berada di pusat bisnis.Di dalam taman terdapat kolam buatan dan jembatan kecil, serta beberapa gazebo. Air mancur, patung, jalan setapak yang dikelilingi pohon phoenix, serta kebun mawar saling melengkapi di bawah sinar matah
Pintu diketuk. Hiro melihat dari celah jari tangannya. “Masuk.”Saat melihat Yura memasuki ruangan, Hiro pun merasa kaget. “Kenapa kamu ke sini?”Yura mengangkat kantongan plastik. Di dalamnya berisi camilan dan juga bir. “Aku khawatir kamu akan bosan. Jadi, aku datang untuk melihatmu.”Yura meletakkan botol bir di atas meja, lalu mengeluarkan camilan. “Pada saat seperti ini, kamu pasti ingin minum alkohol, ‘kan?”Hiro tersenyum datar. “Kamu sudah baca berita?”“Sepertinya selain orang buta, semuanya sudah membaca berita itu.” Yura membuka sekaleng bir, lalu menyerahkannya kepada Hiro.Hiro mengambil kaleng bir, lalu meminumnya.Yura duduk di seberang Hiro. “Apa lukamu sudah sembuh?”Hiro mengiakan dengan acuh tak acuh.Yura mengangkat kepala untuk menatap Hiro. Beberapa saat kemudian, dia pun berkata, “Jujur saja, aku merasa sudah seharusnya kamu melepaskan Jessie. Dia sudah menikah. Kamu juga nggak bisa mengubah kenyataan itu.”“Jadi?” Hiro memutar bola matanya. “Tujuan kamu kemari m
“Sebenarnya bukan, mungkin karena dia tidak ingin menambah rasa sedih setelah dia meninggal nanti. Meskipun kamu bertemu dia untuk yang terakhir kalinya, kamu juga tidak bisa mengubah apa pun. Kamu juga akan bersedih dan tidak bisa menerima kenyataan ini. Kalau dia melihatmu yang seperti itu, bisa jadi dia akan semakin merasa bersalah dan semakin tidak tenang lagi.”Dacia menurunkan kelopak matanya dan tidak berbicara. Beberapa saat kemudian, Dacia pun menunjukkan senyuman di wajahnya. “Terima kasih sudah menghiburku.”Di dalam vila, Daniel menyadari kepulangan mereka. Dia berdiri dengan perlahan. Saat dia menyadari kedua mata merah Dacia, dia yakin Dacia sudah mengetahui masalah kematian Raja Willie.“Dacia.”“Ayah, kamu nggak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”Usai berbicara, Dacia membalikkan tubuhnya untuk naik ke lantai atas.Daniel menatap bayangan punggung Dacia yang menaiki tangga dengan raut cemas. Jerremy memalingkan kepalanya untuk menatap Daniel. “Tadi dia pergi ke istana.
Carly berjalan ke sisi Dacia. “Dacia, kamu … apa kamu baik-baik saja?”Dacia menggeleng. Saat ini, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.Carly berusaha menenangkan Dacia di samping hingga kedatangan Jerremy. Jerremy menebak Dacia sudah mengetahui kabar itu. Itulah sebabnya dia bergegas ke akademi untuk mencari Dacia.Jerremy merangkul Dacia. “Terima kasih. Serahkan saja dia kepadaku.”Carly mengangguk.Jerremy membawa Dacia ke dalam mobil, lalu bergegas meninggalkan akademi. Dia membawa Dacia ke istana. Saat Dacia merasa bingung, kebetulan Jessie dan Jules berjalan keluar istana. “Dacia, beri penghormatan terakhir kepada kakekmu.”Dacia mengepal erat kedua tangannya, lalu bergegas berlari ke dalam istana.Saat ini, istana kedatangan banyak pejabat dan politikus dari seluruh penjuru. Jasad Raja Willie diletakkan di dalam kotak kaca. Raut wajahnya terlihat sangat santai, seolah-olah sedang tidur saja.Dacia muncul di depan aula, kemudian disusul dengan Jules. Dia melangkahkan kakinya p
Jules menatapnya. “Bagaimana kondisi tubuhmu?”Willie membalas dengan tersenyum, “Tidak apa-apa. Namanya juga sudah tua, wajar kalau sering sakit. Aku sudah bekerja selama bertahun-tahun. Aku selalu mendedikasikan diriku dalam urusan negara. Aku tidak merasa bersalah terhadap rakyatku, tapi aku merasa aku bersalah terhadap kalian.”Jules menggigit bibirnya dan tidak berbicara.Tatapan Raja Willie tertuju pada luar jendela. Tatapannya kelihatan datar. “Aku bersalah terhadap nenekmu, juga bersalah terhadap ibumu, kamu, dan juga Dacia.”Willie merasa sakit hati dengan perbuatan yang dilakukan ibunya Dacia. Bagaimanapun, Lidya juga adalah putrinya. Terlebih, sebenarnya Dacia juga tidak bersalah.Jessie memutar sedikit bola matanya. “Kakek, kamu mesti jaga kesehatanmu dengan baik. Jadi, kamu bakal punya kesempatan untuk menebus kesalahanmu. Dacia juga nggak bakal salahin kamu.”Ketika mendengar ucapan Jessie, Willie pun tersenyum. “Semoga saja seperti itu.”Willie mulai terbatuk-batuk. Jule
Jules merangkul pundak Jessie. Dia menggigit bagian yang sudah digigit Jessie tadi. “Emm, manis sekali, seperti aroma Jessie.”Wajah Jessie terasa panas. “Kamu … aku suruh kamu coba ubinya. Kenapa kamu sembarangan bicara, sih?”Senyuman di wajah Jules semakin lebar lagi. “Tadi kamu baru makan di rumah Kak Jerry. Sekarang kamu malah mau makan ubi.”“Putramu lagi lapar, bukan aku.”“Putra kita jago makan juga, sepertinya kelak dia akan menjadi bocah gendut.”Jessie mengusap perutnya sembari tersenyum. “Bisa jadi dia itu gadis gendut.”Jules mengesampingkan rambut Jessie. Dia melihat Jessie yang semakin rakus itu dengan tersenyum. “Tidak masalah. Aku suka dua-duanya.”Pada saat ini, ponsel Jessie tiba-tiba berdering. Dia mengambil ponsel, lalu melihat sekilas. Ternyata ada panggilan masuk dari Silvia.“Ibu?”Silvia berkata dengan tersenyum, “Sayangku, malam ini aku dan ayahmu tinggal di istana, tidak pulang ke rumah. Ingat bantu aku sampaikan kepada Jules. Oh, ya, kalau Jules berani menin
Jules tersenyum. “Mereka semua baik-baik saja. Bagaimana dengan Paman?”Daniel mengangguk sembari mengangkat gelas teh. “Aku juga baik-baik saja.”Jerremy berjalan menuruni tangga. Ketika melihat keberadaan Jules, dia pun berkata, “Pintar juga, datangnya saat jam makan.”Jessie mencondongkan kepalanya keluar dapur. “Jangan tindas suamiku!”Jerremy terdiam membisu.Daniel pun tersenyum, lalu mengalihkan topik pembicaraan. “Hari ini kita makan hotpot saja?”Jessie segera menimpali, “Iya, hotpot enak, kok!”Jules mengatakan, “Aku ikut istriku saja.”Saat Daniel hendak berbicara, Jerremy malah menunjukkan rasa tidak puasnya. “Masa makan ….”Dacia langsung berdeham.Jerremy berlagak merenung, lalu memiringkan kepalanya. “Iya, makan hotpot saja.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi.Pada jam lima sore, meja makan sudah dipenuhi dengan bahan makanan, seperti daging sapi, daging ayam, daging ikan, daging udang, dan berbagai jenis sayur hijau. Bukan hanya itu saja, ada juga camilan di s
Jodhiva berjalan keluar. “Apa kamu tidak pernah berendam?”“Nggak ada musim dingin di Pulau Persia. Siapa juga yang akan berendam?” Ariel menoleh. Ketika melihat Jodhiva hanya membungkus setengah tubuhnya dengan handuk, dia segera mengalihkan pandangannya.Jodhiva berjalan ke belakang Ariel, lalu mengulurkan tangan untuk memeluk Ariel. “Bukannya kamu mau berendam air panas?”Ariel menarik napas dalam-dalam. “Aku memang mau berendam, tapi kamu malah menggodaku.”Jodhiva pun tersenyum. “Sekalian.”Usai berbicara, Jodhiva langsung menggendong Ariel.Ariel memeluk leher Jodhiva sembari memejamkan matanya. “Jangan ceburin aku!”Jodhiva membawanya turun ke dalam pemandian air panas. Seiring dengan suara “byur”, air memercik ke segala arah. Ariel muncul ke permukaan. Rambut panjangnya yang basah menempel di punggungnya.Ariel mengusap air di wajahnya dan berteriak, “Dasar berengsek!”Jodhiva memeluk Ariel di dalam pelukannya. “Ariel.”Ariel hanya merasa jari tangannya terasa dingin. Dia pun t