Satunya adalah pemimpin mafia di seluruh Europia yang bernama Puzo. Sementara yang satunya lagi adalah pemimpin mafia terbesar yang mendominasi dunia bisnis di benua Yasia Timur yang bernama Hublot.Jules menopang kepala dengan satu dagunya. Dia bersandar di sisi jendela. “Dia bahkan bisa bersembunyi sampai di Pulau Persia. Sepertinya ada yang membantunya dari belakang.”Derrick kepikiran sesuatu. “Oh ya, Nyonya Lidya datang ke ibu kota.”Tatapan Jules tertuju ke sisi jendela mobil. “Dengan karakter tanteku itu, dia pasti tidak akan tinggal diam. Beri tahu kabar ini kepada Jerry. Biarkan dia melindungi wanitanya sendiri.”…Di rumah sakit.Lantaran Dacia muntah parah, dia pun pergi ke rumah sakit untuk konsultasi. Saat ini, dia sedang memegang resep obat hendak pergi mengambil obat. Tiba-tiba dia menerima panggilan dari seseorang.Ketika melihat nama di tampilan ponselnya, keningnya spontan berkerut. Entah kenapa dia mulai memiliki firasat buruk.Dacia mengangkat panggilan. Terdengar s
Jerremy mendengus, lalu menyandarkan tubuhnya di bangku. “Kenapa? Peran kamu direbut? Jadi, kamu ingin minta bantuanku?”Jessie tertegun sejenak, kemudian mengangkat kepalanya. “Kata siapa? Apa aku perlu bantuanmu?”Jerremy menyipitkan matanya. “Kalau begitu, kenapa kamu berbaik hati datang mencariku? Apa mungkin kamu datang khusus mengantar makanan untuk kakakmu ini?”Sejak Jessie bergabung dalam dunia hiburan, dia sangat jarang mengunjungi Grup Angkasa. Bukankah wajar jika Jerremy mencurigai motif kedatangannya?Kali ini, Jessie pun tertawa. “Aku datang buat beri selamat kepada Kakak. Apa Kakak nggak merasa gembira?”Kening Jerremy berkerut. “Apa ada yang patut aku gembirakan?”Senyuman Jessie terkaku. Tiba-tiba dia membanting kotak makan ke atas meja dengan kuat. “Jerry, kenapa kamu bersikap seperti ini?”Padahal Dacia sudah mengandung, dia malah tidak gembira?Jerremy merasa kaget ketika melihat adiknya semarah ini. Keningnya semakin berkerut lagi. “Sebenarnya kamu lagi ngomong apa
Dacia merasa Clara yang berada di dalam pelukannya sedang gemetar. Dia menggigit bibirnya, lalu berdiri. “Ibu, sepertinya kamu yang mengabaikan Clara? Sejak dia dilahirkan, aku yang menjaganya. Kamu itu neneknya, apa pantas kamu mengatakan ucapan seperti ini?”Tiba-tiba Lidya berjalan maju, langsung menamparnya.“Plak!”Dacia memiringkan wajahnya, lalu tampak sebuah bekas merah di wajahnya.Clara langsung menangis. “Nenek, jangan pukul Tante.”Lidya menepis tangan Clara. Dia yang terjatuh di lantai pun tidak berani bersuara lagi.Dacia tidak menghiraukan rasa sakit di wajahnya, langsung memapah Clara. Aura dingin di dalam tatapannya seketika meluap. “Ibu, dia itu anaknya Kak Charles. Nggak seharusnya kamu bersikap seperti ini terhadapnya.”Masih terlihat ketidakpuasan di wajah Lidya. “Apa gunanya punya anak perempuan? Bukannya sama saja seperti kamu?”Ucapan itu membuat Dacia tertegun di tempat. Ternyata, sejak kecil Dacia dibenci oleh ibunya hanya karena … dia adalah seorang perempuan
Jerremy langsung menggendong Dacia. Saat dia hendak berjalan pergi, Lidya menghalanginya. “Dia itu putriku. Masalah hubungan darah tidak bisa diubah. Tuan Jerry, meski kamu tidak ingin mengakuiku, kamu juga mesti mengakuiku.”Tiba-tiba Jerremy tersenyum dingin. Dia melayangkan tatapan sinis ke diri Lidya. “Sepertinya Nyonya Lidya terlalu percaya diri? Masalah aku mengakuimu atau tidak, semuanya juga bukan tergantung keputusanmu.”Selesai berbicara, Jerremy langsung menggendong Dacia meninggalkan ruangan.Lidya menatap bayangan punggung yang semakin menjauh dengan wajah muram. Kemudian, dia menatap sosok Clara yang ketakutan itu. Clara spontan menunduk dan tidak berani berbicara lagi.Lidya berjalan maju, lalu mencubit pipinya. “Kalau kamu ingin bersamanya, kamu mesti patuh. Apa kamu mengerti?”Clara tidak berani mengatakan pipinya sangat sakit. Dia hanya mengangguk dengan gemetar saja.Di sisi lain, Jerremy menggendong Dacia ke dalam mobil. Dia menyadari wajah Dacia sangat pucat saat i
Namun pada saat ini, Jerremy bersikap layaknya seorang kekasih menemani Dacia di rumah. Dia khawatir Dacia kedinginan. Dia menyelimuti tubuh si wanita rapat-rapat. Kemudian, dia juga khawatir Dacia akan merasa tidak nyaman lantaran sedang mengandung. Semalaman ini Jerremy tidak berani tertidur sama sekali. Jerremy yang tidak terbiasa untuk melayani orang lain itu, malah mulai pintar dalam melayani orang lain.Beberapa saat kemudian, Dacia menyipitkan matanya untuk menatap Jerremy. “Kamu pergi sibuk sana. Aku nggak kenapa-napa, kok.”Telapak tangan Jerremy menutup mata Dacia. “Cerewet! Pejamkan matamu. Istirahat sana.”“Jerry.” Rasa kantuk mulai menyerang. Hanya saja, Dacia berusaha untuk melebarkan matanya. Dia berkata dengan perlahan, “Aku nggak pernah kepikiran untuk gugurin anak ini ….”Jerremy menundukkan kepalanya untuk menatap Dacia. Ketika melihat Dacia sengaja menjelaskan di saat dirinya merasa mengantuk, Jerremy pun tersenyum tidak berdaya. Dia membungkukkan tubuhnya, mengesa
Hanya saja, selama Jules tinggal di Negara Makronesia, Lidya juga tidak turun tangan terhadap Keluarga Tanzil.Jules melayangkan tatapan tajam. “Selama ada Kakek, dia tidak berani berbuat apa-apa terhadap Keluarga Tanzil. Justru karena aku sedang tidak berada di Negara Hyugana, akan lebih gampang baginya untuk menghabisiku daripada menghabisi anggota Keluarga Tanzil.”Kali ini, Derrick merasa ucapan Jules cukup masuk akal.Jules sedang berada di daerah kekuasaan orang lain. Jika terjadi sesuatu dengan Jules, Lidya dan Tom pasti akan merasa puas dengan hasil akhir itu.Intinya, tidak peduli apa pun motif yang disembunyikan Lidya, mereka mesti meningkatkan kewaspadaannya.Saat menjelang malam, seluruh kota dihiasi dengan lampu.Jerremy kembali ke rumahnya. Dia menuruni mobil, lalu bergegas ke dalam vila. Dari mulut pengurus rumah, diketahui bahwa Claire sedang berada di ruang baca. Jadi, Jerremy segera naik ke lantai atas.Claire sedang fokus dalam melukis desainnya. Tiba-tiba dia menden
Jerremy menunduk untuk menatap Dacia. Dari ekspresinya, dapat diketahui bahwa dia sangat mengkhawatirkan anak kecil itu. Itulah sebabnya Dacia kelihatan patah semangat dan tidak berdaya.Beberapa saat kemudian, Jerremy membalas, “Oke.”Jerremy paham, Clara memang adalah anaknya Charles, tetapi Dacia yang membesarkannya. Dalam soal finansial, Jerremy juga sanggup untuk membesarkan “keponakan” itu.Jujur saja, Dacia sungguh syok. “Kamu setuju?”Jerremy melepaskan jasnya, lalu menggantungnya di atas pegangan. “Tentu saja aku akan mengabulkan permintaanmu.”Dacia terbengong sejenak.Jerremy mendekat, lalu meletakkan telapak tangan di atas perut rata Dacia. “Tapi, kamu mesti janji satu hal sama aku. Jangan temui ibumu lagi.”…Keesokan harinya.Dacia baru bangun setelah pukul sepuluh pagi. Saat dia turun ke ruang tamu, dia menyadari kedatangan empat pelayan baru di rumah. Dacia merasa kaget. Ketika pelayan menyadari keberadaannya, mereka langsung menunjukkan sikap hormat mereka. “Nona Daci
“Edwin.” Jerremy mengangkat kelopak matanya. “Hubungi perusahaan majalah yang menerbitkan berita itu. Suruh mereka persiapkan uang untuk disetorkan ke Grup Angkasa.”“Persiapkan uang?” Edwin tertegun sejenak. Beberapa saat kemudian, dia baru merespons, “Apa Tuan ingin menggugat mereka?”Jerremy menutup penanya. “Gugat mereka dengan pasal pencemaran nama baik dan penyebaran berita tidak benar. Suruh mereka pilih sendiri, mau ganti rugi atau tutup perusahaan mereka.”Edwin mengangguk. “Aku mengerti.”Baru saja Edwin meninggalkan ruangan, tampak Jessie sedang buru-buru berjalan di koridor. Edwin terbengong sejenak. Belum sempat Edwin menyapanya, Jessie langsung membuka pintu ruangan. “Kak Jerry.”Jerremy mengangkat kepalanya. Tampak Jessie sedang menopang kedua tangannya di atas mejanya. “Apa Bu Lidya ke ibu kota?”Kening Jerremy berkerut. “Iya.”Jessie menarik napas dalam-dalam. “Sekarang dia sudah menyebar gosip nggak benar tentang Dacia di media sosial. Kalau sampai Dacia membacanya, d