Sepertinya Yunita tidak menyangka Jessie akan bertanya dengan begitu terus terang. Dia terbengong sejenak, lalu tertawa. “Sepertinya semua orang juga suka dengan pria unggul seperti Jerry.”Jessie bertanya, “Apa kamu sudah kenal lama dengan Kak Jerry?” Jessie tidak tahu apa-apa mengenai hubungan mereka.Yunita menjawab, “Kami juga baru saling kenal pada belakangan waktu ini. Ayahku berharap aku bisa meneruskan bisnis Grup Linggara. Dia suruh aku untuk belajar dari Jerry.”Akhirnya Jessie mengerti. Dia pun mengangguk.Kebetulan Jerremy berjalan ke area parkiran. Dia bertemu dengan Levin yang berada di dalam mobil. Warna ungu pada mobil balapnya kelihatan sangat mencolok.Saat Levin hendak memajukan mobilnya, tiba-tiba ada yang mengetuk jendela mobilnya, mengisyaratkan Levin untuk berhenti.Levin terbengong sejenak, lalu menurunkan jendela mobil. Dia melihat ke sisi Jerremy. “Tuan Jerry, ada urusan apa?”Jerremy melirik ke dalam mobil. Hanya ada Levin seorang diri di dalam mobil. “Bukann
Dacia menegakkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Jerremy. “Aku nggak pantas? Kalau begitu, kamu nggak usah tiduri aku lagi.”Rasa gusar membaluti hati Jerremy. Dia pun tertawa. “Ternyata begitu cara kamu memandang dirimu sendiri.”Jerremy tidak pernah kepikiran untuk memelihara Dacia. Jika tidak, apa mungkin Jerremy akan membiarkan Dacia untuk menjadi asisten Jessie?Namun bagi Dacia, semua yang dilakukan Jerremy adalah untuk memeliharanya, bukan demi yang lain.Dacia menepis tangan Jerremy. “Semuanya nggak penting. Memangnya bagaimana kamu memandangku?”Jerremy menggigit erat bibirnya.Suasana di dalam kamar berubah serius. Jerremy mundur selangkah, lalu melembutkan sikapnya. “Apa kamu sudah menemukan tempat tinggal?”Dacia merasa kaget. Kenapa hari ini Jerremy malah sangat gampang diajak bicara?“Kalau belum, kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu.” Jerremy mengambil tas dari tangan Dacia, lalu meletakkannya di atas sofa. “Dua hari ini aku akan sibuk sekali, tidak ada waktu
Tommy merasa syok. “Calon istrimu?”Jules pun tersenyum. “Seingatku, hanya satu orang saja yang menerima penghargaan aktris terbaik di Agensi Solar.”Tommy sungguh kaget. Ternyata Jules melakukan semua ini demi Jessie.Jules berjalan meninggalkan ruangan, lalu segera pergi mencari Jessie.Studio dilengkapi dengan ruang ganti, ruang rias, studio, serta rak buku yang dipenuhi dengan majalah dan poster yang menampilkan foto-foto pribadi dan wawancara eksklusif Jessie.“Levin, kamu bisa serius, nggak!” Terdengar suara Jessie dari dalam ruangan.Langkah kaki Jules berhenti. Dia mengintip ke dalam ruangan. Tampak Jessie sedang duduk dengan melipat kedua kakinya dan memegang naskah.Pria yang duduk di seberangnya malah tersenyum cengengesan. “Jangan seserius ini! Bukannya masih ada waktu beberapa hari lagi? Kamu tenang saja, aku pasti akan menghafalnya.”“Apa kamu kira aku bisa percaya sama omonganmu!”Selama syuting bersama, Levin tidak pernah kelihatan serius sama sekali.Levin mengangkat k
Wajah Jules mendekati daun telinga Jessie. Embusan napasnya membuat daun telinga Jessie seketika merona. “Aku akan beri tahu kamu beberapa hari kemudian.”Jules juga tidak tinggal lama. Padahal mereka telah berhari-hari tidak berjumpa, Jules malah tidak kelihatan tidak merelakan Jessie sama sekali. Dia malah pergi dengan cepatnya. Alhasil, hati Jessie terasa hampa.Setelah Dacia kembali, Jessie memberi tahu apa yang dikatakan Jules tadi kepadanya. Dia juga menyuruh Dacia untuk membantunya menganalisis hubungan mereka. “Jangan-jangan Jules nggak suka sama aku lagi? Jangan-jangan cinta kami sudah pudar?”Dacia yang sedang menyesap kopi pun tersenyum. “Jessie, sepertinya kamu nggak bisa hidup tanpa dia.”“Nggak, ah!” Jessie masih menyangkal.Dacia meletakkan cangkir kopinya. “Jangan ngeyel lagi! Kamu sudah nggak bisa keluar dari genggamannya lagi.”Jules memang pintar dalam soal gombal, apalagi gombalannya tidak kelewatan batas. Jika dipikir-pikir, sepertinya mirip dengan taktik tarik ulu
Perbedaannya tak lain adalah Perusahaan Teknologi Yarnis memiliki dukungan bos besar, tidak seperti perusahaan baru yang tidak memiliki latar belakang apa-apa. Jadi, tidak ada yang perlu diragukan dengan Perusahaan Teknologi Yarnis.Asisten merasa bingung. “Ngomong-ngomong, sampai sekarang kita saja tidak tahu siapa perintis Perusahaan Teknologi Yarnis. Dia sangat misterius. Apa mungkin semua ini penipuan?”“Ada begitu banyak perusahaan besar yang menjamin Perusahaan Yarnis. Apa mungkin kita ditipu?”Jari tangan Jerremy mengetuk-ngetuk dokumen di atas meja. “Sepertinya dia memang berencana untuk menyembunyikan identitasnya. Tapi, memangnya sampai kapan dia bisa merahasiakannya?”Asisten merasa ucapan Jerremy cukup masuk akal. Dia pun mulai merasa lega. Saat dia hendak meninggalkan ruangan, tiba-tiba Jerremy memanggilnya, “Sebentar.”Asisten menoleh. “Tuan, apa ada urusan?”Jerremy memutar bola matanya. “Bantu aku pantau apa ada vila yang dijual dalam belakangan hari ini.”“Apa kamu ing
Moris berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, kamu belajar dengan baik di sana. Setelah kamu paham dengan cara kerja mengelola perusahaan, Ayah akan biarkan kamu ambil alih Grup Linggara.”Yunita juga tersenyum. Pandangannya tertuju pada luar jendela. “Ayah, terima kasih sudah memperkenalkanku dengan Tuan Jerry. Aku sangat puas terhadapnya.”Kalimat terakhir diucapkan dengan nada tersipu malu.Moris merasa kaget. “Kamu puas terhadapnya?” Sepertinya Moris mengerti maksud ucapan putrinya. Dia langsung tertawa. “Yunita memang sudah dewasa. Sudah saatnya untuk membahas soal pernikahan. Nanti, Ayah akan cari waktu untuk bahas masalah ini dengan Tuan Javier.”Wajah Yunita tampak merona. “Terima kasih, Ayah.”…Di lokasi syuting.Shinta terus menempel di sisi Jessie. Dia ingin meminta bimbingan dalam masalah syuting. Padahal waktu itu, Shinta terus melawan Jessie. Sekarang dia malah menempel di sisi Jessie. Shinta yang sekarang sungguh tidak mirip dengan Shinta yang dulu.“Jessie, semua ini
Tatapan Claire tertuju pada diri Dacia. “Bukannya kamu sudah janji akan memperkenalkan temanmu kepada Ibu? Ibu rasa kamu sudah melupakannya?”Tiba-tiba Jessie kepikiran. Dia segera membawa Dacia ke hadapan Claire. “Ibu, ini yang namanya Dacia.”Dacia merasa gugup. “Nyonya Claire.”Claire tersenyum. “Kamu nggak usah gugup. Aku juga nggak makan orang, kok. Dulu sewaktu Jessie di Negara Hyugana, dia selalu mengungkit namamu. Katanya, kamu sering membantunya. Jadi, aku ingin sekali bertemu denganmu.”Dacia menunduk. “Semua itu hanya masalah sepele saja. Nggak pantas untuk diungkit.”“Tapi nggak sepele bagiku.”Dacia merasa syok. Tatapannya berpapasan dengan tatapan Claire.Claire menatapnya. “Dulu Jessie masih nggak paham dengan realita dunia luar karena kami terlalu memanjakannya. Waktu itu, saat ingin menyekolahkan Jessie dan kakaknya ke luar negeri, aku selalu merasa nggak tenang. Aku takut sekali dia akan dimanfaatkan orang lain, seperti kejadian si Lisa.”“Tapi, kamu sudah banyak memb
Mulut Jerremy lebih parah daripada ayahnya. Setiap ucapan yang keluar dari mulut Jerremy membuat orang-orang ingin memukulnya. Hanya saja, dengan karakter Jerremy, Claire yakin dia tidak mungkin menyindir seorang gadis tanpa sebab.Waktu itu, Jerremy sangat membenci Lisa. Dia pun malas untuk menyindir, langsung mengabaikan Lisa. Kenyataan membuktikan Jerremy akan mengabaikan orang yang dibencinya. Sementara, beda cerita jika orang itu disindir oleh Jerremy.Dacia menyadari dirinya terus ditatap Claire. Seluruh bulu kuduknya berdiri. Dia merasa semakin tidak leluasa lagi.Awalnya hubungan Dacia dengan Jerremy boleh dikatakan tidak jelas. Mengenai masalah itu, Dacia juga tidak berharap ada yang mengetahuinya, terutama anggota Keluarga Fernando.Jessie memang berbaik hati ingin membantunya. Namun, bisa jadi nantinya Dacia dikira telah menyuruh Jessie untuk mengadu? Setidaknya Jerremy pasti akan beranggapan seperti itu.Setelah dipikir-pikir, sepertinya bagus juga seperti itu. Setidaknya D
Benn mengerti apa maksud ucapan Jerremy. Dia mengangkat gelas anggur, lalu menyesapnya dengan perlahan dan bertanya, “Apa kamu mencurigainya?”Jerremy tersenyum. “Dia menerima pukulan di saat mengetahui kabar penobatan. Apa mungkin aku tidak curiga?”Lidya telah mengetahui kabar kekuasaan jatuh ke tangan anggota Keluarga Tanzil. Apa mungkin dia akan merasa rela?Seorang wanita yang sudah kehilangan akal sehatnya bisa melakukan apa pun. Meskipun dia memiliki kesempatan untuk keluar dari penjara dan menerima pengobatan, apa dia benar-benar sedang fokus dalam pengobatannya atau dia sedang menyusun rencana selanjutnya? Siapa juga yang mengetahuinya?Benn menghela napas ringan. “Jerry, aturan di Negara Hyugana memang seperti itu. Seandainya narapidana mengidap penyakit mental, dia akan dibebaskan dari masa hukumannya untuk menerima pengobatan.”“Aku mengerti.” Tatapan Jerremy semakin serius. “Jadi, apa pun ceritanya, aku tidak boleh membiarkannya memiliki kesempatan itu.”Di sisi lain, di r
Dacia tersadar dari lamunannya, lalu menggeleng. “Nggak.”“Seandainya ada masalah, kamu mesti beri tahu Ayah. Jangan sampai mencemaskan Ayah.” Usai berbicara, tiba-tiba Daniel kepikiran sesuatu. “Ada panggilan dari penjara.”Gerakan tangan Dacia berhenti. Dia segera mengangkat kepalanya.Daniel berkata, “Katanya ibumu mengalami tekanan mental yang berat dan menunjukkan perilaku ekstrem di dalam penjara. Dua hari lagi, dia akan keluar dari penjara untuk menjalani pemeriksaan terkait masalah kejiwaannya ….”Tiba-tiba Daniel menghentikan omongannya. Dacia pun merasa syok. “Apa maksudmu?”Daniel menurunkan kelopak matanya. “Maksudnya, kalau benar ada masalah dengan kejiwaan ibunya, dia tidak akan dikurung di penjara lagi.”“Kejadian kapan?”Daniel membalas, “Kejadiannya saat upacara penobatan.”Kening Dacia berkerut. Lidya menerima pukulan di penjara karena Silvia menerima kekuasaan yang tidak diperolehnya, ‘kan?Hukum pidana di Negara Hyugana memang memiliki satu pasal yang menyatakan bah
Tiba-tiba Dacia kepikiran dengan Jerremy yang ngambek semalam. Sepertinya dia telah mendengar kabar itu. Itulah sebabnya dia bisa bersikap kesal.Pada saat ini, seorang wanita mendekat. “Dacia, kamu dicari Pak Diago.”Dacia pergi ke kantor profesor. Sepertinya Diago sudah membaca naskah yang dikirim Dacia semalam. “Metode menyusun kasus ini sangat sempurna. Apa semua ini idemu?”Dacia berterus terang. “Sebenarnya semua ini ide Kak Nordin. Dia yang memberiku inspirasi.”“Ternyata begitu. Pantas saja aku merasa tidak asing dengan metode penulisan ini. Hanya saja, ide ini memang bagus. Dacia, ada tugas yang ingin aku serahkan kepadamu.”Dacia bertanya, “Tugas apa?”“Usahakan untuk bisa mendapat kesempatan mewawancarai Sutradara Lance. Anggap saja sebagai skripsimu.” Usai berbicara, Diago menyerahkan data kepadanya.Dacia mengambil data tersebut. “Aku akan berusaha.”Saat Dacia hendak pergi, terdengar suara Diago lagi. “Persyaratannya, kamu tidak boleh minta bantuan apa pun dari Nordin. K
Jerremy berjalan ke sisi meja, lalu bersandar di sana sembari melipat kedua tangannya. “Kamu tidak makan?”Tanpa mengangkat kepalanya sama sekali, Dacia berkata, “Sekarang aku masih belum lapar juga.”“Apa kamu sudah makan di luar?”“Emm, tadi sempat makan sedikit sama Carly.”Sepertinya Dacia sedang fokus dalam naskahnya. Dia tidak menyadari raut wajah Jerremy. Jerremy juga tidak mengatakan apa pun, langsung membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat.Malam harinya, akhirnya Dacia berhasil menyusun metode kejahatan dengan jelas. Saat melihat jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia berjalan menuruni tangga, lalu membuka kulkas. Dia menyadari bahkan tidak tersisa sedikit pun sayuran sisa makan malam di dalam kulkas.Dacia merasa lapar hingga kehabisan tenaga. Pada akhirnya, dia hanya memasak mie saja. Sebenarnya Jerremy masih belum tidur. Dia berdiri di lantai atas mengintip gerak-gerik di bawah sana, lalu kembali ke kamar.Setelah Dacia selesai makan, dia pun
“Nona Mimosa ….” Dacia merasa familier dengan nama itu. Di atap? Bunuh diri? Bukannya itu cerita di dalam naskahnya?Nordin masih mondar-mandir tepi pagar atap. “Apa kamu sudah ingat?”Dacia langsung tersenyum. “Tentu saja Nona Mimosa di dalam naskahku bukan bunuh diri. Dalam semua kasus detektif, biasanya korban hanya bisa mati karena pembunuhan.”“Jadi, apa kamu sudah memikirkan cara untuk memalsukan tempat kejadian perkara?”Dacia terdiam, lalu menundukkan matanya. Saat ini, alur naskah berhenti pada bagaimana kematian Mimosa tampak seperti bunuh diri dan bagaimana pelaku berhasil melarikan diri.Hanya saja, Dacia tidak menyangka bahwa Nordin tertarik dengan naskah seperti ini.Carly semakin bingung lagi. “Apa yang lagi kalian bahas? Naskah?”Nordin menatapnya.Dacia berbisik di samping Carly, “Aku akan jelaskan nanti.” Usai berbicara, Dacia berjalan ke sisi Nordin. “Apa kamu berdiri di atas atap untuk merasakan apa yang dialami korban?”“Bukan, pelaku.”Dacia tertegun sejenak. “Pe
Tahanan wanita lainnya juga merasa aneh. Mereka merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya saja.Beberapa tahanan menekan pundak Lidya. Lidya semakin tidak puas lagi dan melawan dengan semakin kuat. “Atas dasar apa kalian selalu mendapatkan keuntungan? Aku sudah mengorbankan putraku, tapi aku malah tidak mendapatkan apa pun! Silvia dan semua anggota Keluarga Tanzil! Aku kutuk kalian sial tujuh turunan!”Lidya dibawa pergi secara paksa.Para tahanan wanita di kantin mulai bergosip. Mereka semua merasa Lidya sudah kehilangan kewarasannya karena ditahan kelamaan.Pada saat ini, di akademi perfilman.Dengan dianugerahkan kehormatan kepada Daniel, itu berarti dia memiliki kedudukan di Negara Hyugana.Carly dan teman-teman lainnya sungguh gembira dengan apa yang diperoleh Dacia. “Eh, keluarga bangsawan, lho. Bukannya itu berarti Dacia akan menjadi anak bangsawan?”“Tentu saja. Kelak siapa juga yang berani menggosip Dacia dari belakang?”“Dacia, kamu jangan melupakan kami, ya.”Dacia tersenyu
Di depan meja rias, Chelsea sedang membantu Jessie untuk menyanggul rambutnya. Benn menerima undangan dari kerajaan. Chelsea sebagai pasangan Benn juga wajib menghadirinya. Apalagi acara ini adalah acara penobatan, siapa juga yang tidak ingin hadir. Acara penobatan ini bukan hanya acara penobatan pertama yang pernah dihadiri Chelsea, bahkan ini juga pertama kalinya Jessie menghadiri acara sesakral ini.“Selesai! Bagaimana hasil sanggulan Tante?” Chelsea mengambil cermin untuk becermin bagian belakang tubuh Jessie. Dari cermin yang dipegang Chelsea, Jessie bisa melihat rambutnya sendiri. Dia pun tersenyum. “Cantik sekali.”“Tentu saja.” Chelsea menurunkan cerminnya. “Aku cukup percaya diri dengan bakatku.”Setelah Jessie selesai merias wajah dan mengganti gaunnya, dia pun berjalan ke aula. Ketika di koridor, dia menghentikan salah seorang pelayan. “Di mana Jules?”Pelayan menunjukkan arah kepada Jessie dengan ramah.Jessie berjalan ke ruang istirahat Jules. Ketika melihat pintu tidak di
Setelah dipikir-pikir kembali, biasanya Jane selalu memamerkan betapa baik kekasihnya terhadapnya. Ternyata semua itu hanya demi memenuhi ego Jane saja.Terdengar suara sirene mobil polisi di luar sana. Polisi mencari kemari. Mereka berdua bergegas melepaskan ikatan Dacia, lalu menghancurkan kamera CCTV.Pada saat ini, tiba-tiba pintu kamar didobrak. Orang itu tidak lain adalah Jerremy.Ketika melihat Dacia masih berpakaian rapi dan tidak ada tanda-tanda untuk terluka, dia baru menghela napas lega.Kekasih Jane maju, lalu berkata dengan tersenyum, “Semua ini hanya salah paham. Kita tidak melakukan apa-apa terhadap istrimu ….”Belum sempat kekasih Jane menyelesaikan omongannya, wajahnya langsung ditinju. Dia spontan jatuh terpelanting ke belakang.Jerremy langsung memeluk Dacia, lalu menoleh untuk menunjuk si pria. “Alangkah bagusnya kalau semua itu hanya salah paham. Kalau tidak, kamu akan mati dengan mengenaskan.”Kebetulan pihak kepolisian juga datang. Entah apa yang dikatakan Jerrem
Dacia sedang bertaruh. Dia bertaruh apakah kekasih Jane dan dua pria ini bodoh atau tidak? Sesuai dugaan, kekasih Jane menatapnya. “Jangan-jangan kamu sengaja bawa dia ke vilaku? Kalau terjadi apa-apa, kamu akan jadikan aku sebagai kambing hitam?”Jane meminta dicarikan teman pria untuk menghadapi seorang wanita. Dia pun memperkenalkan kedua teman prianya kepada Jane. Hanya saja, saat mereka menculik Dacia kemari, dia mengira Dacia akan bungkam.Namun, siapa sangka identitas suami wanita ini tidaklah sederhana. Ditambah lagi dengan ucapan Dacia tadi, dia mesti berpikir dua kali. Bagaimanapun, dia tidak ingin masa depannya hancur hanya karena seorang wanita.“Bukan. Sayang, kamu dengar penjelasanku. Dia sengaja lagi takuti kamu. Dia nggak berani ….”“Kalau kamu bodoh, kamu jangan anggap semua orang itu juga sama bodohnya dengan kamu. Apa kamu merasa kekasihmu bersedia mempertaruhkan nasibnya demi kamu? Keuntungan apa yang bisa kamu datangkan untuk kekasihmu?”Usai berbicara, Dacia meli