Levin melambaikan tangannya. “Tidak kenal. Aku hanya pernah mendengar namamu saja. Apa kamu kenal sama aku?”Yunita pun tersenyum. “Aku cukup memperhatikan berita di dunia hiburan. Nama Tuan Levin cukup terkenal.”Levin berdecak, tidak membalas lagi. Sepertinya berita yang dimaksud Yunita adalah rumor-rumor yang tidak benar itu.Hanya saja, Levin juga tidak memedulikannya. Lagi pula, dia juga tidak suka wanita lemah lembut seperti Yunita. Untuk apa Yunita mengetahui kenyataan?Kali ini, Yunita memalingkan kepala untuk menatap Jerremy. Dia bertanya dengan lembut, “Tuan Jerry, bukannya kita datang buat makan?”Jerremy melonggarkan dasi. “Apa kamu keberatan untuk makan di sini?”Yunita merasa kaget. Kemudian, dia juga ikut tersenyum. “Tentu saja nggak keberatan. Kebetulan aku juga ingin mengenali adikmu.”Jessie tersenyum.Jerremy pun duduk. Yunita duduk di sampingnya. Saat ini, suasana tiba-tiba terasa canggung.Dacia tidak berbicara sama sekali dan juga tidak menyantap makanan. Sedangka
Sepertinya Yunita tidak menyangka Jessie akan bertanya dengan begitu terus terang. Dia terbengong sejenak, lalu tertawa. “Sepertinya semua orang juga suka dengan pria unggul seperti Jerry.”Jessie bertanya, “Apa kamu sudah kenal lama dengan Kak Jerry?” Jessie tidak tahu apa-apa mengenai hubungan mereka.Yunita menjawab, “Kami juga baru saling kenal pada belakangan waktu ini. Ayahku berharap aku bisa meneruskan bisnis Grup Linggara. Dia suruh aku untuk belajar dari Jerry.”Akhirnya Jessie mengerti. Dia pun mengangguk.Kebetulan Jerremy berjalan ke area parkiran. Dia bertemu dengan Levin yang berada di dalam mobil. Warna ungu pada mobil balapnya kelihatan sangat mencolok.Saat Levin hendak memajukan mobilnya, tiba-tiba ada yang mengetuk jendela mobilnya, mengisyaratkan Levin untuk berhenti.Levin terbengong sejenak, lalu menurunkan jendela mobil. Dia melihat ke sisi Jerremy. “Tuan Jerry, ada urusan apa?”Jerremy melirik ke dalam mobil. Hanya ada Levin seorang diri di dalam mobil. “Bukann
Dacia menegakkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Jerremy. “Aku nggak pantas? Kalau begitu, kamu nggak usah tiduri aku lagi.”Rasa gusar membaluti hati Jerremy. Dia pun tertawa. “Ternyata begitu cara kamu memandang dirimu sendiri.”Jerremy tidak pernah kepikiran untuk memelihara Dacia. Jika tidak, apa mungkin Jerremy akan membiarkan Dacia untuk menjadi asisten Jessie?Namun bagi Dacia, semua yang dilakukan Jerremy adalah untuk memeliharanya, bukan demi yang lain.Dacia menepis tangan Jerremy. “Semuanya nggak penting. Memangnya bagaimana kamu memandangku?”Jerremy menggigit erat bibirnya.Suasana di dalam kamar berubah serius. Jerremy mundur selangkah, lalu melembutkan sikapnya. “Apa kamu sudah menemukan tempat tinggal?”Dacia merasa kaget. Kenapa hari ini Jerremy malah sangat gampang diajak bicara?“Kalau belum, kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu.” Jerremy mengambil tas dari tangan Dacia, lalu meletakkannya di atas sofa. “Dua hari ini aku akan sibuk sekali, tidak ada waktu
Tommy merasa syok. “Calon istrimu?”Jules pun tersenyum. “Seingatku, hanya satu orang saja yang menerima penghargaan aktris terbaik di Agensi Solar.”Tommy sungguh kaget. Ternyata Jules melakukan semua ini demi Jessie.Jules berjalan meninggalkan ruangan, lalu segera pergi mencari Jessie.Studio dilengkapi dengan ruang ganti, ruang rias, studio, serta rak buku yang dipenuhi dengan majalah dan poster yang menampilkan foto-foto pribadi dan wawancara eksklusif Jessie.“Levin, kamu bisa serius, nggak!” Terdengar suara Jessie dari dalam ruangan.Langkah kaki Jules berhenti. Dia mengintip ke dalam ruangan. Tampak Jessie sedang duduk dengan melipat kedua kakinya dan memegang naskah.Pria yang duduk di seberangnya malah tersenyum cengengesan. “Jangan seserius ini! Bukannya masih ada waktu beberapa hari lagi? Kamu tenang saja, aku pasti akan menghafalnya.”“Apa kamu kira aku bisa percaya sama omonganmu!”Selama syuting bersama, Levin tidak pernah kelihatan serius sama sekali.Levin mengangkat k
Wajah Jules mendekati daun telinga Jessie. Embusan napasnya membuat daun telinga Jessie seketika merona. “Aku akan beri tahu kamu beberapa hari kemudian.”Jules juga tidak tinggal lama. Padahal mereka telah berhari-hari tidak berjumpa, Jules malah tidak kelihatan tidak merelakan Jessie sama sekali. Dia malah pergi dengan cepatnya. Alhasil, hati Jessie terasa hampa.Setelah Dacia kembali, Jessie memberi tahu apa yang dikatakan Jules tadi kepadanya. Dia juga menyuruh Dacia untuk membantunya menganalisis hubungan mereka. “Jangan-jangan Jules nggak suka sama aku lagi? Jangan-jangan cinta kami sudah pudar?”Dacia yang sedang menyesap kopi pun tersenyum. “Jessie, sepertinya kamu nggak bisa hidup tanpa dia.”“Nggak, ah!” Jessie masih menyangkal.Dacia meletakkan cangkir kopinya. “Jangan ngeyel lagi! Kamu sudah nggak bisa keluar dari genggamannya lagi.”Jules memang pintar dalam soal gombal, apalagi gombalannya tidak kelewatan batas. Jika dipikir-pikir, sepertinya mirip dengan taktik tarik ulu
Perbedaannya tak lain adalah Perusahaan Teknologi Yarnis memiliki dukungan bos besar, tidak seperti perusahaan baru yang tidak memiliki latar belakang apa-apa. Jadi, tidak ada yang perlu diragukan dengan Perusahaan Teknologi Yarnis.Asisten merasa bingung. “Ngomong-ngomong, sampai sekarang kita saja tidak tahu siapa perintis Perusahaan Teknologi Yarnis. Dia sangat misterius. Apa mungkin semua ini penipuan?”“Ada begitu banyak perusahaan besar yang menjamin Perusahaan Yarnis. Apa mungkin kita ditipu?”Jari tangan Jerremy mengetuk-ngetuk dokumen di atas meja. “Sepertinya dia memang berencana untuk menyembunyikan identitasnya. Tapi, memangnya sampai kapan dia bisa merahasiakannya?”Asisten merasa ucapan Jerremy cukup masuk akal. Dia pun mulai merasa lega. Saat dia hendak meninggalkan ruangan, tiba-tiba Jerremy memanggilnya, “Sebentar.”Asisten menoleh. “Tuan, apa ada urusan?”Jerremy memutar bola matanya. “Bantu aku pantau apa ada vila yang dijual dalam belakangan hari ini.”“Apa kamu ing
Moris berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, kamu belajar dengan baik di sana. Setelah kamu paham dengan cara kerja mengelola perusahaan, Ayah akan biarkan kamu ambil alih Grup Linggara.”Yunita juga tersenyum. Pandangannya tertuju pada luar jendela. “Ayah, terima kasih sudah memperkenalkanku dengan Tuan Jerry. Aku sangat puas terhadapnya.”Kalimat terakhir diucapkan dengan nada tersipu malu.Moris merasa kaget. “Kamu puas terhadapnya?” Sepertinya Moris mengerti maksud ucapan putrinya. Dia langsung tertawa. “Yunita memang sudah dewasa. Sudah saatnya untuk membahas soal pernikahan. Nanti, Ayah akan cari waktu untuk bahas masalah ini dengan Tuan Javier.”Wajah Yunita tampak merona. “Terima kasih, Ayah.”…Di lokasi syuting.Shinta terus menempel di sisi Jessie. Dia ingin meminta bimbingan dalam masalah syuting. Padahal waktu itu, Shinta terus melawan Jessie. Sekarang dia malah menempel di sisi Jessie. Shinta yang sekarang sungguh tidak mirip dengan Shinta yang dulu.“Jessie, semua ini
Tatapan Claire tertuju pada diri Dacia. “Bukannya kamu sudah janji akan memperkenalkan temanmu kepada Ibu? Ibu rasa kamu sudah melupakannya?”Tiba-tiba Jessie kepikiran. Dia segera membawa Dacia ke hadapan Claire. “Ibu, ini yang namanya Dacia.”Dacia merasa gugup. “Nyonya Claire.”Claire tersenyum. “Kamu nggak usah gugup. Aku juga nggak makan orang, kok. Dulu sewaktu Jessie di Negara Hyugana, dia selalu mengungkit namamu. Katanya, kamu sering membantunya. Jadi, aku ingin sekali bertemu denganmu.”Dacia menunduk. “Semua itu hanya masalah sepele saja. Nggak pantas untuk diungkit.”“Tapi nggak sepele bagiku.”Dacia merasa syok. Tatapannya berpapasan dengan tatapan Claire.Claire menatapnya. “Dulu Jessie masih nggak paham dengan realita dunia luar karena kami terlalu memanjakannya. Waktu itu, saat ingin menyekolahkan Jessie dan kakaknya ke luar negeri, aku selalu merasa nggak tenang. Aku takut sekali dia akan dimanfaatkan orang lain, seperti kejadian si Lisa.”“Tapi, kamu sudah banyak memb